Pesona Om Aldrick
Violita turun dari mobil dengan wajah berminyak dan rambut kusut. 5 Jam perjalanan lewat jalur darat membuat tubuhnya terasa remuk.
Amira sahabatnya sibuk menurunkan barang bawaan mereka, Pak Joko tukang kebun di rumah Om Aldrick sigap mengangkati semua perlengkapan itu.
"Pak Yanto istirahat aja dulu hari ini nanti capek. besok aja kalo mau pulang lagi. ini juga uda sore"
Amira berbicara pada sopir keluarganya.
"Bapak langsung pulang neng. Besok Tuan ada pertemuan di luar kota jadi bapak harus standbye"
"Minimal istirahat bentar lah pak"
Pak Yanto menganggukkan kepalanya.
"Amira aku capek banget"
Keluh Violita dengan wajah kuyu dan mata yang hampir terpejam. Amira tergelak melihat tampang kusut sahabatnya.
"Jelek banget kamu Ta, ya ampun muka kamu berminyak gitu. cukup buat goreng pisang saking banyaknya"
"Bodo, buruan mana kamarnya aku cuma mau tidur aku capek badan aku remuk"
Violita menutup mulutnya saat menguap. ia benar-benar diserang kantuk.
"Bik, Om Aldricknya ada?"
Tanya Amira saat memasuki rumah milik adik ibunya tersebut. rumah sederhana khas pedesaan namun asri.
Om Aldrick adik dari ibunya Amira tinggal di sebuah desa, rumahnya berada di perkebunan teh yang jauh dari rumah penduduk. Om Aldrick memiliki asisten rumah tangga yang datang hanya di pagi hari sampai sore. dan seorang tukang kebun yang merawat halaman rumahnya.
"Tuan sedang mengawasi para pekerja non tadi tuan sudah berpesan pada bibi supaya melayani kebutuhan non Amira"
"Oh yaudah,sahabat aku uda kecapean bik. anterin ke kamar ya?"
"Ayo non bibi antar"
Bi Minah melangkah menuntun dua gadis itu menuju sebuah kamar. tidak terlalu luas namun tampak rapi dan nyaman. ada sebuah ranjang berukuran besar dan 2 lemari. sepertinya baru disiapkan ketika Amira dan Violita mengabarkan untuk datang.
Tanpa bicara lagi Violita langsung merebahkan tubuhnya di ranjang.
"Nggak mau mandi dulu ta? ikh jorok kamu"
Amira menggoyang-goyangkan tubuh Violita. namun gadis itu tak menggubris. ini perjalan pertamanya yang memakan waktu berjam-jam dengan mengendarai mobil.
"Bibi permisi non. kalau mau makan semua sudah siap di meja makan"
Bi Minah menundukkan wajahnya.
"Iya bi makasih ya."
Amira tersenyum ramah.
*****
Violita menggosok rambutnya yang basah dengan handuk. Gadis itu melirik jam di dinding. waktu sudah menunjukkan angka 17.50 menit. Sudah hampir maghrib namun hari masih cukup terang meski mentari di ufuk sudah mulai beranjak meninggalkan cahaya kemilau.
Sebelumnya setelah tertidur hampir 2 jam Violita terbangun dan tidak melihat keberadaan Amira. Mungkin sedang keluar hingga Violita memutuskan untuk mandi.
setelah rambutnya cukup kering Violita berjalan menuju jendela yang menghadap ke sebuah kolam ikan yang dikelilingi bunga-bunga.
Mata Violita berhenti pada sosok tinggi yang sedang menghadap ke kolam dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam kantong celana hitam selutut dengan kaos yang juga berwarna sama. Violita hanya dapat melihat punggungnya karena posisi laki-laki itu berdiri membelakangi.
Dilihat dari posturnya laki-laki itu nampak gagah. Violita penasaran ingin melihat wajahnya. Seolah mampu merasakan ada yang mengamatinya tiba-tiba laki-laki itu berbalik menghadap kepada Violita.
Gadis itu tersenyum kaku dengan pergerakan yang tiba-tiba itu. Jantung Violita berdetak kencang saat melihat tatapannya yang terasa menusuk dengan ekspresi tak bersahabat. tak ada senyum ataupun sapaan, namun
Violita tak bisa mengelak laki-laki itu sungguh tampan. Alis yang hitam dengan hidung mancung dan rahang yang kokoh. nampak misterius namun tak menyurutkan pesonanya.
Laki-laki itu membuang muka kemudian berjalan masuk ke dalam rumahnya.
"Uda bangun Ta"
Amira yang masuk ke kamar langsung menyapa sahabatnya saat melihat gadis itu sedang terpaku di dekat jendela.
"Aku masih tidur"
Jawab Violita setelah mereda dari keterkejutannya. Amira terkekeh mendengar jawaban sewot sahabatnya.
"Aku mandi dulu yah. kamu uda mandi kan?"
"Uda dong. nggak lihat kecantikan aku uda paripurna gini?"
Amira mendengus mendengar ucapan Violita yang sangat percaya diri itu.
"Cantik banget si enggak, tapi seenggaknya uda nggak ada lagi minyak tu di muka"
Amira segera berlari ke kamar mandi sambil tergelak saat dilihatnya Violita akan melemparkan handuk padanya
****
"Kamu ngga bilang ajak teman kemari"
Suara laki-laki yang Violita lihat sore itu terdengar dingin. mereka bertiga sedang menikmati makan malam.
"Aku uda bilang kok Om kalo aku sama teman"
"Tapi nggak bilang kalau teman kamu itu perempuan"
Masih dengan nada yang sama, datar dan dingin dengan ekspresi kakunya. jujur Violita sedikit tersinggung dengan ucapan laki-laki itu.
"Masa sich om, kayaknya aku uda bilang dech. lagian Violita anak baik kok. nggak rese orangnya. cuma kalo tidur suka ngorok itu aja"
Violita mendelik pada Amira.
"Fitnah siapa yang ngorok sich"
Bisik Violita dengan tatapan membunuh
"Kamu mana nyadar Ta, kamu lagi tidur."
Violita semakin melotot,
"Oh iya kalian belum kenalan. kenalin Om ini Violita sahabat aku, Ta ini Om Aldrick om aku sekaligus pemilik rumah dan perkebunan tempat kita magang nanti"
"Violita tersenyum manis"
"Hallo om, salam kenal Aku Violita"
Om Aldrick menatap tajam pada Violita, tanpa menjawab ia kemudian kembali fokus pada makanannya. Amira tersenyum pada Violita yang langsung menatap penuh tanya. Jika saja tempat ini bukan berada di pedesaan yang jauh atau magang ini begitu penting untuk kuliahnya Violita sangat ingin pergi meninggalkan tempat itu. sikap Om Aldrick melukai harga dirinya.
"Om duluan, Ingatkan teman kamu untuk menjaga sikap selama di sini"
Laki-laki itu meninggalkan meja makan.
"Om kamu kenapa gitu sich sama aku"
Violita langsung menunjukkan wajah tidak suka pada Amira.
"Om aku emang kayak gitu Ta. aslinya baik kok"
Amira tersenyum meyakinkan Violita bahwa semua akan baik-baik aja.
"Kayaknya nggak suka banget sama aku ra, kayak mau nelan tau nggak. Kalo tau Om kamu kayak gini mending aku nggak usah ikut kamu"
lagi-lagi Violita menggerutu.
"Uda dong ta, uda kejadian ini"
Dengan cuek Amira melanjutkan maknnya yang tinggal tersisah sedikit.
"Om aku nggak doyan manusia kok tenang aja. dia cuma nggak suka sama perempuan aja. setiap wanita emang dijutekin, sama keluarga aja dia nggak ramah. Tapi itu tadi aslinya om Aldrick baik kok,dia emang tertutup sich"
"Yaudalah mau gimana lagi. mau batal magang di sini juga uda nggak bisa"
Ucap Violita dengan lesu.
"Tapi ra, Om Aldrick ganteng banget, aku suka"
Ucap Violita lagi dengan bibir manyun. Amira terbelalak mendengar ucapan Violita.
"Biasa aja nggak usah melotot matanya ra. Aku masih normal jadi tau mana yang ganteng mana yang enggak. yah walaupun agak sadis gitu tampangnya."
"Ckckck. mending jauhin dech fikiran itu. sebelum kecewa"
Kedua gadis itu membereskan meja makan dan mencuci piring kotor.
setelah itu menuju teras rumah untuk melanjutkan obrolan. hari masih terlalu petang untuk tidur.
"Om Aldrick belum menikah kan Ra"
Violita melanjutkan obrolan yang sempat terjeda
"Om Aldrick duda"
Bisik Amira, seolah hal itu aib yang tidak boleh diketahui oleh siapapun.
"Cerai atau ditinggal mati?"
"Kejam amat si ta, kayak ayam aja mati. meninggal kalau manusia mah"
Amira memukul kening Violita pelan,
"Iya-iya maaf. kamu belum jawab pertanyaan aku"
Violita terkekeh.
"Cerai, Uda ah jangan ngomongin om Aldrick. dia paling nggak suka diomongin. apalagi terkait masalalu dia"
Violita akan menjawab namun mulutnya belum berhasil mengeluarkan kalimat Karen sebuah suara menjeda obrolan dua gadis itu.
"Saya dan kehidupn pribadi saya bukan bagian dari tugas kuliah kalian jadi jangan pernah lancang untuk bertanya tentang diri saya"
Tatapan tajam Om Aldrick yang berdiri di dekat pintu membekukan tubuh Violita. bibirnya tercekat dengan wajah pucat
"Amira ayo masuk.ini desa, bahaya di luar malam-malam"
Om Aldrick berbalik dan masuk ke rumah tanpa mendengar jawaban.
"Ayok ta masuk"
"Aku gemeteran Ra, Om kamu serem tapi tetep ganteng"
Amira menepuk keningnya. tak habis fikir saat suasana seperti ini Violita masih membahas kegantengan om nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
Kk aku mampir yaaaah
2022-12-18
0
Anugrah Galuh Fitriana
tulisannya bagus ,kata2nya jg bagus ,pas semua gk lebay..semoga crita selanjutnya jg bagus ya thor
2021-12-06
2
Rona Merah
baru baca udah suka nih cetita... hai thor rona merah mampir nih. ditunggu feedbacknya ya di new novel. ex( tak terbatas waktu) dan the secret of my eyes
2021-11-23
1