Pukul 4 sore Violita dan Amira tiba di rumah, hari ini cukup melelahkan, Mengecek pengiriman sesuai data lumayan menguras tenaga.
"Aku mau berendam air hangat Ra, badan aku pegel semua"
"di kamar mandi dekat dapur ya, aku pake kamar mandi yang ini"
Amira menunjuk kamar mandi yang ada di dalam kamar tersebut.
"Iya, harus ngalah ya secara sama keponakan pemilik rumah"
"Bagus dech kalo tau diri"
Amira terkikik dan langsung lari ke kamar mandi saat melihat Violita yang sedang bersiap akan menjambak rambutnya.
Dengan langkah gontai dan mata sendu menahan kantuk Violita berjalan menuju Kamar mandi yang ada di dapur. Gadis itu sama sekali tidak mempedulikan sekitarnya. yang ada dalam fikirannya adalah merelaks kan tubuhnya dengan berendam air hangat karena Untuk tidur rasanya tanggung karena hari sudah beranjak petang.
beruntung meski di pedesaan dan rumah Om Aldrick cukup sederhana namun fasilitasnya lengkap. Dengan 2 kamar tidur yang masing-masing memiliki kamar mandi yang dilengkapi shower dan bathtub serta kamar mandi di dapur yang juga memiliki fasilitas seperti kamar mandi lainnya.
Setelah selesai mengisi bathtub dengan air hangat dan sabun cair Violita melepaskan pakainnya dan masuk ke dalam bathtub yang sudah dipenuhi busa.
Rasanya sungguh menenangkan, Violita memejamkan matanya menikmati sensasi air hangat yang mengenai kulitnya serta wangi sabun yang memanjakan hidungnya. Hingga tanpa sadar gadis itu terlelap.
****
Aldrick yang hari ini pulang lebih awal segera masuk ke dalam kamarnya. Ia harus menghindari Sahabat keponakannya yang sejak awal cukup mengganggu dirinya. Aldrick memutuskan untuk meminimalisir interaksi dirinya dengan gadis itu.
Aldrick menghempaskan tubuhnya di sofa yang terletak di kamar itu, untuk sekedar menghilangkan penat sejenak sebelum membersihkan tubuhnya.
Aldrick membuka Smartphonenya. Mengecek email untuk memastikan semuanya berjalan lancar dan tidak ada kendala apapun.
Setelah 15 menit berlalu Aldrick memutuskan untuk membersihkan tubuhnya. Laki-laki itu melangkah masuk ke dalam kamar mandi dan melepaskan pakaian yang melekat ditubuhnya, Ia menuju shower dan mulai menghidupkan keran.
Rasa segar mengaliri seluruh tubuhnya saat butiran air mulai menyusuri setiap lekuk tubuh kekar milik Aldrick namun Tiba-tiba mata Aldrick terbelalak saat mendapati sesuatu yang janggal di kamar mandi miliknya, ia dapat melihat seorang gadis yang tak lain adalah Violita meringkuk tengah tertidur di bathtub lebih parah lagi sudah tidak ada lagi busa yang menutupi tubuh gadis itu hingga semua tampak jelas di mata Aldrick. Pria itu membuang mukanya dan segera menyelesaikan mandinya.
'Brengs*k!!'
Aldrick mengumpat menahan kemarahan yang memenuhi hatinya. Ia segera keluar dan menutup pintu kamar mandi itu dengan kencang, berharap gadis yang dirasanya tak tau malu itu terbangun.
Benar saja Violita terkejut dan terbangun dari tidurnya saat mendengar suada hempasan pintu yang sangat kuat.
'Astaga kenapa bisa ketiduran'
Violita bergegas menyelesaikan mandinya. Ia membungkus kepalanya dengan handuk dan memakai kimono untuk menutupi tubuhnya.
Saat membuka pintu kamar mandi Violita mengernyit bingung, Yang tampak bukanlah dapur melainkan sebuah kamar.
"Perasaan dapurnya nggak kayak gini. kapan berubahnya?"
Violita mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan itu. gadis itu terlonjak kaget saat melihat Aldrick duduk di sofa dengan tatapan tajam penuh kemarahan.
"Om ngapain di sini?"
"Kamu yang ngapain di sini, ini kamar saya dan kamu sungguh lancang telah memakai kamar mandi saya tanpa sepengetahuan saya."
"Apa?!! ma-maaf om aku nggak sengaja aku kira ini kamar mandi dapur"
Violita mengutuki dirinya sendiri, ia merasa benar-benar bodoh bisa salah masuk kamar mandi.
"Cepat keluar!"
Violita berjalan tergesa menuju pintu dan keluar kamar itu dengan setengah berlari. Ia merasa sangat takut sekaligus malu.
Violita tak habis fikir kenapa bisa sebodoh ini. mungkin karena terlalu lelah seluruh akal sehatnya tengah melanglang buana hingga tidak menyadari bahwa ia berjalan ke arah yang salah, bukan menuju dapur melainkan kamar om Aldrick. Violita merutuki dirinya yang tidak menyadari kesalahannya itu.
"Lama banget Ta berendam nya. jangan-jangan ketiduran ya?"
Ucap Amira yang sedang asyik memainkan ponselnya.
"Iya aku ketiduran"
Jawab Violita dengan nada datar. ia kemudian menelungkupkan wajahnya ke bantal dan berteriak sambil memukul-mukul bantal tersebut
Amira melotot heran melihat kelakuan sahabatnya.
"Kamu kenapa Ta?"
Amira menggoyang-goyangkan tubuh sahabatnya. Violita mengangkat wajahnya yang memerah. ia menatap ke arah amira dengan bibir mencebik memohon belas kasihan.
"Aku malu Ra, huaaa aku bodoh banget"
Amira mngangkat alisnya, seolah meminta penjelasan lebih lanjut
"Bodoh banget aku Ra, aku bukan berendam di kamar mandi dapur tapi di kamar Om Aldrick. Huhuhu"
Violita menutup wajahnyanya kembali dengan bantal
"Ha?!! Kok bisa?"
"Aku ngga tau Ra, tau-tau aku terbangun pas dengar suara pintu dibanting. yaudah aku bilas, eh pas keluar kamar mandi bukannya di dapur malah kamarnya Om Aldrick"
"Ya ampun aneh banget kamu tuh. arah dapur sama kamar Om Aldrick aja uda beda masa bisa salah"
"Eh tunggu Ra, tadi pas aku keluar kamar mandi Om Aldrick uda duduk di sofa, mukanya marah banget, Om Aldrick pakai Kimono dan rambutnya basah. itu artinya.... huaaaaa aku bodoh! aku malu"
"Apaan sich ta aku nggak ngerti"
"Artinya Om Aldrick uda masuk ke kamar mandi itu, dia uda mandi dan... dan... Pas aku bangun busa di bathtub uda ilang itu artinya Om Aldrick uda lihat semuanya"
Saking kesal dan malu Violita mengeluarkan air mata. tak henti ia memaki dirinya sendiri atas kebodohannya.
Amira bingung harus bicara apa, di satu sisi ia kasihan atas kejadian naas sahabatnya. namun di sisi lain dirinya ingin tertawa atas apa yang menimpa Violita tersebut.
Sementara Aldrick masih mengepalkan tangannya dengan kuat, ia masih marah atas kelakuan Violita yang sangat lancang memakai kamar mandi miliknya. Gadis itu terlalu berani.
Aldrick terlihat mengotak atik ponselnya dan melakukan panggilan pada sebuah nomor.
"Setelah membersihkan kamar kenapa tidak dikunci kembali" Suara Aldrick terdengar menakutkan.
"Ma-maaf Tuan, tadi saya buru-buru karena ada telfon dari rumah bahwa anak saya di bawa ke rumah sakit karnea jatuh dati motor"
Suara bik Minah terbata antara takut akan kemarahan majikannya dan perasaan sedih karena anaknya masih dalam kondisi kritis.
Kemarahan yang memuncak di kepala Aldrick seketika menghilang mendengar musibah yang di alami bik Minah.
"Sekarang bagaimana kondisi anak bik Minah?"
Nada suara Aldrick sedikit melembut"
"Masih kritis tuan"
Bik Minah akhirnya terisak. tak mampu menahan beban berat yang sedang ia rasakan.
"Sebaiknya pindahkan ke rumah sakit di kota. Asisten saya akan segera ke sana untuk mengurusi semua nya"
"Terimakasih tuan, anda sungguh baik sekali. semoga Tuhan membalas semua kebaikan tuan" Bik Minah semakin terisak ia sangat bersyukur memiliki majikan yang
baik hati seperti malaikat, meski sang majikan tampak judes dan irit bicara.
Tanpa menjawab Aldrick mematikan telfonnya. ia segera menghubungi asistennya untuk mengurus semua keperluan kepindahan anak bik Minah ke rumah sakit di kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Dewa Dewi
hahahaha Vio kocak banget😂😂😂😂
2022-01-13
0
Anugrah Galuh Fitriana
hahahaa...ngakak tante..😂😂😂😂😂😂
2021-12-06
1
Noorhied
Isss Om Aldrick dapat jackpot...🤣🤣🤣🤣🤣
2021-11-22
2