Violita terbangun saat mendengar ayam berkokok. kehidupan di pedesaan sangat damai dengan alunan suara alam. Mata dengan bulu lentik itu mengerjap, sejenak terdiam untuk mengumpulkan nyawa sebelum menuju kamar mandi.
Ia mengambil ponselnya untuk melihat jam, angka 5 tertera di layar ponsel. masih sangat pagi untuk memulai aktivitas. namun matanya sudah enggan untuk kembali terpejam. Violita menoleh ke arah Amira. gadis itu masih setia dengan mimpinya.
Violita memutuskan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Ra bangun uda pagi nich"
Sambil menggosok rambutnya dengan handuk Violita membangunkan sahabatnya.
"Bentar lagi Ta, aku masih ngantuk banget"
Amira menjawab tanpa membuka mata.
"Ra, sarapan disiapkan bik Minah apa kita masak sendiri"
"Berisik banget sich Ta, masih pagi buta uda mikirin sarapan"
Amira terpaksa bangun dan menyandarkan tububnya di ranjang. matanya masih sulit terbuka.
"Ra kita numpang di sini. seenggaknya kita siapin sarapan kek buat om Aldrick. Jadi Om Aldrick tau setidaknya kita cukup tau diri"
Violita menyisir rambutnya kemudia memakai bedak dan lipstik tipis.
"Terserah kamu Ta, kalo mau masak silahkan. kita ke perkebunan juga jam 8 artinya aku masih bisa tidur 1 jam lagi"
Amira kembali merebahkan dirinya untuk bercumbu dengan lelap,Violita menggeleng pasrah.
Gadis itu berjalan menuju dapur, ia memeriksa persediaan bahan makanan di lemari Es. Violita sedikit berfikir akan memasak apa. Ia tidak tau kebiasaan Om Aldrick. untuk bertanya rasanya juga takut.
"Apa yang kamu lakukan di dapur saya sepagi ini" Violita terlonjak kaget mendengar suara yang tiba-tiba. ia membalikkan badannya, melihat Om Aldrick dengan penampilan santai namun cukup rapi.
"Ehmm mau bikin sarapan Om, Om Aldrick mau sarapan apa?"
Ucap Violita dengan jantung yang bergetar hebat.
"Tidak usah repot, silahkan masak untuk kalian sendiri"
Om Aldrick berjalan menuju lemari es kemudian mengambil sebuah Apel. Laki-laki itu juga menuangkan air hangat ke dalam gelas. setelah itu berjalan meninggalkan Violita yang masih terpaku.
"Lama-lama jadi es batu, dingin banget"
Violita mencebik. Tadinya ia ingin mengambil hati Om Aldrick dengan membuatkan sarapan. nyatanya belum memulai sudah di tolak
Violita dengan tidak bersemangat menuju kamarnya, Gadis itu berfikir untuk kembali tidur saja. hilang sudah semangatnya setelah mendapatkan penolakan.
langkahnya terhenti saat melihat Om Aldrick berdiri menghadap jendela yang terbuka. sepertinya ia sedang menikmati matahari yang perlahan terbit.
"Om cuma sarapan buah aja ya"
Violita memberanikan diri untuk mendekat dan mengajak Om Aldrick berbicara. Namun jangan kan menjawab, menoleh pun tidak. Violita menggerutu di dalam hati akan sikap Om sahabatnya itu.
"Om mau ke mana?"
Violita bertanya saat Om Aldrick bergerak membuka pintu, Laki-laki itu menoleh sekilas dan kembali berlalu tanpa menjawab.
"Ampun aku dicuekin mulu. Tapi makin penasaran"
Violita memanyunkan bibirnya.
****
Jam 8 tepat Violita dan Amira tiba diperkebunan teh milik Om Aldrick. Selain memiliki perkebunan teh puluhan hektar dengan ratusan pekerja yang merupakan penduduk lokal Om Aldrick juga mengembangkan pertanian sayuran organik.
Dengan Jeans berwarna pudar dan sedikit sobekan di dengkul dan kaos press body berwarna senada Ditambah rambut yang dikuncir kuda sebenarnya Violita terlihat manis. Namun entah apa yang difikirkan Laki-laki dingin itu hingga ia menatap Violita dengan tajam dan sedikit sinis.
"Ini memang perkebunan. sesekali kalian memang harus turun ke lapangan. tapi tetap saja fokus kalian di kantor mempelajari pengelolaan perkebunan ini. Jadi saya harap berpakaian lah yang pantas. tidak perlu formal yang penting rapi"
Violita menghela nafas perlahan. lagi-lagi dirinya melakukan kesalahan yang membuat Om Aldrick semakin tidak menyukai dirinya.
"Maaf Om, besok akan saya perbaiki"
Laki-laki itu tak menjawab, ia malah mengalihkan pandangannya ke arah Amira.
"Amira, selama disini pastikan kalian fokus belajar dan jaga sikap. Tanyakan apa yang memang kalian perlukan untuk materi perkuliahan kalian"
Om Aldrick mempersilahkan Violita dan Amira untuk keluar dan memulai pekerjaannya. Untuk dua minggu pertama dua gadis itu akan fokus mempelajari tentang pemasaran Produk dua minggu kemudian baru pindah divisi begitupun selanjutnya. Hingga tiga bulan kemudian mereka berharap sudah menguasai pengelolaan perkebunan dari setiap divisi.
"Duh Ra, aku dapat kutukan apa ya. Kayaknya Om Aldrick sebel banget sama aku. aku tu salah mulu di mata dia. jangan gitu dong bang, dedek jadi sedih"
Amira menggeleng-gelengkan kepala mendengar Violita yang tak henti menggerutu.
"Kan uda aku bilang jangan pake baju itu Ta, kamu sich ngeyel"
"Tadinya aku fikir kita mau bantuin metik teh Ra"
Amira tak bisa menahan tawanya mendengar ucapan ngawur sahabatnya.
"Bisa nggak sich Ta sekali-sekali otaknya di ajak berfikir waras.Ngawur aja dech bisanya"
Amira menoyor kepala Violita pelan.
"Sebenarnya Om kamu itu kenapa sich Ra, sejak awal sama aku kayak lihat musuh, di sini juga nggak ada pegawai cewek"
"Nggak usah nanya soal pribadinya Om aku Ta, nanti kena semprot kayak semalam mau?"
Violita menggelengkan kepalanya dengan cepat. ia tidak mau kejadian menakutkan semalam terulang lagi.
Amira dan Violita tiba diruangan Kepala divisi yang akan membimbing mereka. seorang lelaki yang juga tampan dengan wajah ramah yang bersahabat.
"Selamat pagi pak" sapa dua gadis itu sambil membungkukkan badan.
"Selamat pagi, jangan panggil pak ya, panggil kakak saja biar lebih akrab"
Lelaki yang bernama Raka itu tersenyum tulus.
"Oh baiklah kak, sebelumnya perkenalkan saya Amira dan ini sahabat saya Violita yang akan magang di sini selama 3 bulan ke depan.mohon bimbingannya"
"Ya, Kakak sudah diberitahu oleh pak Aldrick tentang kalian. kenalkan nama kakak Raka. Untuk hari ini kebetulan waktunya meyuplai sayuran organik ke supermarket-supermarket di kota. sekarang mari kita lihat kesiapan nya di gudang bagian pengemasan"
Raka memberi kode untuk mengikutinya menuju gudang pengemasan produk.
"Biasanya berapa minggu sekali kak menyuplai produk nya?" Tanya Amira
"Tergantung permintaan dari pihak supermarket tapi biasanya 3-4 hari sekali"
"ada berapa supermarket kak?"
"Kalo sayur Organik karena tidak bertahan terlalu lama jadi kita cuma bisa mengisi Supermarket di kota B ada sekitar 15 supermarket yang bekerja sama dengan kita, sementara untuk teh lumayan luas pemasarannya. hampir seluruh kota di Pulau S."
mereka tiba di gudang pengemasan. berbagai jenis sayuran organik sudah dikemas dengan rapi dan siap dikirim.
"Banyak juga ya kak. Eh Kak Om Aldrick judes nggak sama kakak?"
Raka mengernyitkan keningnya mendengar pertanyaan Violita yang menurutnya cukup aneh.
"Judes? Enggak kok. hanya saja pak Aldrick memang tegas dan tidak banyak bicara. tapi sangat baik dan care pada pegawainya."
Amira menyikut lengan Violita.
"Ta uda dibilangin jangan nanya yang bersifat pribadi. heran dech nggak kapok apa dimarahin om Aldrick"
"Biarin lah Ra, semakin dia kesel sama aku semakin melekat diingatannya tentang aku. lama-lama jatuh cinta, kami menikah, terus aku jadi tante kamu. harus nurut sama tante ya keponakan aku yang manis"
Amira kaget mendengar celotehan Violita yang absurd hingga membuatnya hanya menganga tak mampu mengucapkan kata-kata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Dewi Oktavia
capek deh punya sahabat agak gesrek...😁
2023-12-28
0
Anugrah Galuh Fitriana
hahaha lucu bnget si tantee...😂😂😂
2021-12-06
1
Noorhied
isssh gesreknya violeta
tapi emang Om Aldrick mah duda meresahkan dengan sikap dinginmya...😍
2021-11-22
2