Luka Hati Bunga

Luka Hati Bunga

1 ( Bunga )

Seperti namanya, Bunga memang gadis yang cantik. Kecantikan yang alami bukan karena polesan. Namun sayang Bunga tak bisa mengekspos kecantikannya itu. Selain karena ketiadaan uang untuk membeli make up yang bisa menunjang kecantikannya, Bunga memang gadis yang tak pandai berdandan.

Penampilannya memang terkesan urakan.

Setiap hari Bunga hanya mengenakan baju casual berupa T-shirt lengan pendek dan celana panjang. Bunga memiliki rambut panjang yang indah. Namun karena jarang disisir dan sengaja dibiarkan tergerai, kadang digulung sembarangan, membuat mahkota kepalanya itu terlihat kusut. Sebuah topi yang juga kadang lusuh, nangkring di atas kepalanya menjadi pelengkap penampilan Bunga. Out fit yang Bunga kenakan itu lah yang membuatnya jauh dari kata menarik.

Penampilan Bunga berbanding terbalik dengan saudari tirinya yang bernama Melati. Konon katanya Melati adalah anak ayah Bunga dari istri yang lain.

Usia Melati dan Bunga hanya terpaut tiga bulan saja. Itu karena saat Bunga berada dalam kandungan ibunya yang bernama Sonia, ayah Bunga yang bernama Johan menikahi wanita selingkuhannya bernama Alin.

Saat pernikahan Johan dan Alin terjadi Sonia sedang hamil lima bulan, sedangkan Alin hamil dua bulan.

Karena sakit hati dan kecewa atas penghianatan suaminya, Sonia pun jatuh sakit lalu meninggal dunia dua hari setelah melahirkan Bunga.

Sebulan lebih bayi kecil yang dilahirkan Sonia dibiarkan terlantar di Rumah Sakit. Beruntung, dokter Maya yang membantu persalinan Sonia mau mengurus bayinya. Dan kemudian dokter baik hati itu memberi nama Bunga untuk bayi Sonia.

Dokter Maya sangat menyayangi Bunga. Jika tidak terikat peraturan Rumah Sakit, rasanya dokter Maya ingin membawa Bunga tinggal bersamanya.

Saat usia Bunga empat puluh tiga hari, Johan datang ke Rumah Sakit. Johan bermaksud menjemput Bunga untuk dibawa pulang ke rumah. Dokter Maya yang merawat Bunga pun menanyakan alasan Johan memaksa membawa Bunga pergi setelah sebulan lebih menelantarkannya di Rumah Sakit.

Alasan yang dilontarkan Johan sangat menyakitkan untuk didengar. Ayah Bunga beralasan, warisan ibu Bunga hanya bisa dinikmati jika Bunga tinggal bersamanya.

Dokter Maya tak bisa berbuat apa-apa saat itu, dan hanya bisa memandangi kepergian Bunga dengan perasaan sedih luar biasa.

Selama bertahun-tahun Bunga dibesarkan dalam lingkungan yang tak sehat karena tak seorang pun menginginkan kehadirannya. Meski pun Bunga ada dalam pengawasan ayahnya, tapi hidupnya sama sekali tak bahagia.

Johan sangat berbeda membagi kasih sayang pada kedua putrinya itu. Johan sangat memanjakan Melati dengan harta kekayaan milik Bunga yang diwariskan almarhumah Sonia. Tapi Johan akan bersikap pelit dan mempersulit pengeluaran jika itu berkaitan dengan Bunga.

Ibu tiri Bunga yang bernama Alin, juga wanita yang sangat serakah. Dia menguasai harta milik Bunga dan menggunakannya untuk kesenangan pribadi.

Jadi, meskipun kaya raya karena warisan ibu kandungnya, tapi Bunga tak pernah bisa menikmati kekayaan yang memang miliknya itu sejak lahir hingga dewasa.

\=\=\=\=\=

Siang itu Bunga sedang berjalan di atas trotoar sambil memainkan kayu yang ada di genggaman tangannya. Bunga terkejut saat sebuah mobil tiba-tiba berhenti tepat di sampingnya.

" Bunga. Kamu Bunga kan ...?" sapa seorang wanita cantik dari dalam mobil.

" Iya. Maaf, Ibu ini siapa ya. Kok bisa kenal sama Saya ...?" tanya Bunga heran.

" Saya Sandra, adik kembar Ibumu Bunga ...," sahut wanita itu dengan mata berkaca-kaca.

Kemudian Sandra turun dari mobil lalu segera memeluk Bunga. Bunga pun hanya diam mematung dalam pelukan Sandra. Ada perasaan nyaman yang aneh yang membuat Bunga betah berada di dalam pelukan wanita itu.

Beberapa saat kemudian Sandra mengurai pelukannya lalu mengamati penampilan Bunga dari atas kepala hingga ujung kaki. Kening Sandra berkerut seolah memperlihatkan kemarahan di wajahnya.

" Jadi ini yang Johan lakukan padamu dan Ibumu ...?!" tanya Sandra.

" Maaf Bu. Saya ga kenal sama Ibu, jadi tolong jangan sok tau. Apalagi ngaku-ngaku kenal sama Ayah dan Ibu Saya !" kata Bunga dengan nada suara agak tinggi hingga membuat Sandra tertegun.

Setelahnya Bunga berlari cepat meninggalkan Sandra yang masih terkejut karena baru saja 'dibentak' oleh gadis yang dia akui sebagai keponakannya itu.

Sandra melepas kepergian Bunga dalam diam. Dia sengaja tak mengejar Bunga karena ingin memberi ruang pada gadis itu agar bisa menerimanya nanti.

Tak lama kemudian Sandra kembali masuk ke dalam mobil lalu bergegas meninggalkan tempat itu.

Sementara itu Bunga masih terus berlari tanpa sekali pun menoleh. Setelah lelah berlari, akhirnya Bunga berhenti di sebuah tanah kosong. la melangkah ke sebuah pohon yang tak jauh dari trotoar lalu duduk di sana.

Bunga nampak menyandarkan tubuhnya ke batang pohon sambil memejamkan mata. Bunga pun teringat pelukan hangat yang baru saja diterimanya dari Sandra. Bunga meraba kedua lengannya, mencoba meresapi hangat yang tersisa di sana.

Sesaat kemudian Bunga menutup wajahnya lalu menangis. Saat itu Bunga tak tahu untuk apa dia menangis dan kenapa.

Setelah puas menangis, Bunga pun bangkit berdiri lalu bergegas meninggalkan tempat itu.

\=\=\=\=\=

Setengah jam kemudian Bunga tiba di halaman rumah milik almarhumah ibu kandungnya. Setelah menutup pintu gerbang, Bunga pun melangkah ke dalam rumah melalui pintu samping. Bunga memang selalu lewat pintu samping karena pintu utama terlarang untuknya. Alin lah yang membuat peraturan itu dan Bunga hanya mengikuti.

Belum sempurna langkah Bunga memasuki rumah, tiba-tiba suara klakson mobil yang saling bersahutan terdengar memekakkan telinga. Bunga tahu itu adalah suara mobil teman Melati. Bunga pun menyingkir lalu bersembunyi di balik pintu.

Dari balik pintu Bunga mencoba mencari tahu kegaduhan apa lagi yang akan dibuat oleh Melati dan teman-temannya kali ini.

Melati yang setengah mabuk pun turun dari mobil diantar pacarnya. Pakaiannya terlihat acak-acakan dan tubuhnya sempoyongan. Sesaat setelah kaki Melati berhasil menjejak lantai, mobil teman Melati pun segera melaju meninggalkan tempat itu diiringi lambaian tangan Melati.

Dengan tubuh sempoyongan, Melati berbalik lalu melangkah menuju pintu. Setelahnya Melati menggedor pintu rumah sambil berteriak memanggil asisten rumah tangga.

" Mbookk ..., buka pintunya cepetan ...!" kata Melati lantang.

Tapi bukan Mbok Min yang keluar, melainkan Johan.

" Eh Papa. Kok ada di rumah jam segini ...?!" tanya Melati sambil berusaha berdiri tegak.

Melihat Melati dengan penampilan kusut dan tubuh sempoyongan membuat Johan murka lalu melayangkan tamparan keras di wajah gadis itu.

" Plaaakk ...!"

Akibat tamparan Johan, Melati pun terpelanting jatuh ke lantai. Melati masih berusaha mencerna apa yang terjadi dan bahkan belum sempat mengaduh saat Johan menarik rambutnya dengan kasar. Ya, Johan menjambak rambut Melati lalu menariknya ke dalam rumah. Melati pun meraung kesakitan karena mendapat perlakuan tak biasa dari sang papa.

" Aduuhh ... sakiitt. Ampun Paaa ...," rintih Melati sambil menangis.

Johan mengabaikan rengekan Melati dan terus menarik rambut gadis itu hingga ke ruang tamu. Bisa dibayangkan sakit yang dirasakan Melati saat itu mengingat jarak teras rumah ke ruang tamu cukup jauh. Apalagi semua ruangan di dalam rumah itu berukuran lumayan besar.

Rasa sakit dipipi ditambah jambakan sang papa pada rambutnya, membuat Melati tersadar seketika dari mabuknya. Dia mencoba mendongakkan wajahnya untuk bertanya kenapa sang papa memukulnya.

Namun belum sempat Melati bertanya, Johan mulai memukulinya tanpa rasa iba dan tanpa sepatah kata pun. Jerit kesakitan bercampur tangis pun membahana di ruangan itu. Kulit Melati yang putih bersih kini berubah menjadi lebam kebiruan akibat pukulan Johan yang membabi buta.

Setelah puas memukuli Melati, Johan masuk ke kamar sambil membanting pintu. Di dalam kamarnya, Johan kembali mengamuk dan menghancurkan isi kamar. Suara benda berjatuhan yang terdengar ke seantero rumah membuat semua orang membeku ketakutan.

Bunga yang masih sembunyi di balik pintu pun nampak berdiri dengan tubuh gemetar. Bunga sangat takut karena baru kali ini menyaksikan kemarahan Johan. Bunga merasa baru saja melihat monster menyeramkan yang selama ini sembunyi di dalam tubuh Johan.

Bunga pun tersentak saat sebuah tangan menepuk bahunya. Bunga menoleh dan menghela nafas lega saat melihat Mbok Min berdiri cemas di belakangnya.

" Mbookkk ...," panggil Bunga lirih sambil menghambur ke pelukan Mbok Min.

" Iya Mbak. Tenang ya, ada Mbok di sini," kata mbok Min sambil mengusap punggung Bunga yang gemetar ketakutan itu dengan lembut.

" A ... Aku baru liat dia semarah itu Mbok. Serem dan menakutkan sekali ...," kata Bunga.

Mbok Min mengangguk tanpa bicara apa pun lagi. Dia senang karena bukan Bunga yang menjadi sasaran kemarahan tuannya.

Sebelumnya mbok Min dibuat terkejut melihat kemarahan Johan. Dia cemas sekaligus bingung. Apalagi saat melihat Bunga sembunyi di balik pintu dengan tubuh gemetar.

Meski pun hubungan Bunga dan Melati tidak baik, namun mbok Min yakin Bunga sangat terpukul menyaksikan Johan memukuli adik tirinya itu dengan cara yang brutal.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

aku mampir disini .. penasaran

2023-12-11

0

uutarum

uutarum

hmmmm br liat.... kog tanggalnya udh lama bgt

2022-11-09

1

Nady Mulya

Nady Mulya

menarik

2021-05-31

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!