4 ( Tak diakui )

Johan masih berdiri di dekat jendela sambil sedekali meremas rambutnya. Tak terasa air matanya jatuh mengalir dipipinya yang mulai keriput itu.

" Apa yang sudah kulakukan ?. Sonia ..., maafkan Aku. Bunga ..., maafkan Ayah ...," gumam Johan sambil menangis dalam diam.

\=\=\=\=\=

Bunga sedang menyirami tanaman di halaman belakang rumahnya saat Johan datang dan menghentikannya.

" Tinggalkan itu, Kamu bukan pelayan di sini. Kemari, dan isi formulir ini !" perintah Johan.

Bunga pura-pura tak mendengar ucapan ayahnya dan masih terus menyirami tanaman dengan asyik.

"Sekarang ...!" kata Johan lantang.

Ucapan lantang Johan mau tak mau membuat Bunga menghentikan aksinya. Gadis itu melirik ke meja dimana Johan meletakkan sebuah map di sana lalu bergerak perlahan mendekatinya.

Bunga meraih map lalu melihat isinya. Alisnya berkerut saat membaca logo sebuah universitas swasta terkenal di kota itu yang tertera di depan map. Bunga tak percaya impiannya untuk melanjutkan sekolah hampir terwujud.

Selama ini Bunga dibuat kesal sekaligus iri karena tak bisa melanjutkan pendidikannya seperti Melati. Alasannya karena Bunga tak layak. Padahal nilai akademik Bunga lumayan bagus dan berada jauh di atas nilai Melati.

Bunga ingat saat Alin mengatakan jika uang Johan hanya cukup untuk membiayai pendidikan Melati dan bukan dirinya.

"Saya harus pandai mengolah uang Johan karena suasana bisnis kan ga menentu. Kita ga bisa gegabah ngambil keputusan yang bakal bikin Kita susah nanti. Jujur Saya ga suka hidup miskin, makanya Saya putuskan hanya Melati yang kuliah karena uang Johan hanya cukup membiayai satu orang. Dan Kamu, tinggal lah di rumah sambil bantu-bantu Mbok Min. Ingat, jangan malas !. Karena ga ada yang gratis di dunia ini ...!" kata Alin kala itu.

Saat itu Bunga ingin marah. Dia ingin mengatakan dia bisa kuliah di kampus negeri yang murah sambil bekerja paruh waktu. Tapi Alin mengabaikannya dan pergi begitu saja sambil menenteng paper bag berisi barang branded yang baru saja dibelinya.

Kini Bunga bisa menghela nafas lega karena keinginannya hampir terwujud. Tanpa membuang waktu Bunga mengeringkan tangannya yang basah dengan baju yang dipakainya. Setelahnya ia mengisi formulir pendaftaran mahasiswa baru itu dengan antusias.

Johan mengintip reaksi Bunga dari balik jendela karena berharap bisa melihat senyum Bunga saat mengetahui dirinya didaftarkan masuk ke kampus elit di kota itu. Tapi sia-sia, Bunga hanya memperlihatkan wajah datar yang membuat Johan mwnggeleng kecewa.

" Bahkan Aku ga tau gimana cara membuatmu tersenyum apalagi tertawa...," gumam Johan sedih.

Jihan pun membalikkan tubuhnya lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sedangkan Bunga meminta bi Encum mengembalikan formulir yang telah diisinya tadi pada Johan.

" Kenapa bukan dia sendiri yang mengantarkannya ...?" tanya Johan sambil melihat apa saja yang ditulis oleh Bunga.

" Saya ga tau Tuan. Mbak Bunga langsung masuk ke kamarnya setelah ngisi formulir itu," sahut Encum.

Johan mengangguk namun sesaat kemudian dia terkejut saat melihat kolom nama ayah di kertas itu kosong. Bukankah Bunga tahu bahwa Johan adalah ayahnya ?. Johan kecewa dan memanggil Bunga ke ruang kerjanya.

" Kenapa Kamu tak menulis namaku di sini ?" tanya Johan to the point.

" Saya tak tahu siapa namanya. Saya juga takut mengakui orang lain sebagai Ayah Saya karena jangan-jangan orang itu memang bukan Ayah saya...," kata Bunga datar.

"Duarrr ...!"

Johan merasa ada sambaran petir di atas kepalanya usai mendengar jawaban Bunga.

Ia terduduk di kursi dengan jantung berdegup kencang.

" Kamu ga salah. Aku Ayahmu, Ayah kandungmu," kata Johan dengan suara serak.

"Ayah ?. Tapi Saya ga pernah merasakan kehadiran Anda di hidup Saya ...," sahut Bunga dingin.

"Ya ya, Aku minta maaf. Sekarang isilah formulir ini dan tulis namaku dengan pulpen ini ...," kata Johan sambil menyodorkan pulpen agar Bunga mau menuliskan namanya di formulir itu.

Bunga menggeleng lalu meninggalkan Johan di ruang kerjanya begitu saja. Johan hanya bisa memandangi Bunga hingga menghilang di balik pintu. Kwmudoan Johan menghela nafas berat lalu mulai menulis namanya di kolom ayah.

Nampaknya Johan masih harus berjuang keras mendapatkan hati Bunga. Bertahun-tahun ia mengabaikan darah dagingnya itu, hingga tak heran jika kini dia menjadi orang asing bagi Bunga.

Johan mengingat kembali kebersamaannya dengan keluarga kecilnya yang dianggap kebahagiaannya itu.

" Papa, Aku mau boneka besar yang di toko itu ya ...," rengek Melati saat itu.

" Masih mau beli lagi ?, kita aja baru sampe rumah dan mainan yang dibeli tadi juga belum semua terbuka bungkusnya Sayang ...," kata Johan lembut.

" Kasih aja sih Pa. Bukannya uang Papa masih banyak. Ga bakal habis kalo cuma dibuat beli boneka," sela Alin manja hingga membuat Johan luluh.

" Ok deh. kita kesana besok ya ...," janji Johan yang sambut tawa Alin dan Melati.

Saat itu Johan sempat melirik ke arah Bunga yang duduk dekat pintu samping dan sedang menatap kearahnya. Johan tahu Bunga juga tengah meminta perhatiannya juga. Tapi Johan mengacuhkannya dan justru memamerkan kasih sayangnya pada Melati dihadapan Bunga.

Bayangan itupun berakhir. Johan menutup map yang telah dilengkapi namanya lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Sambil menatap langit-langit ruangan Johan kembali mengingat wajah Bunga yang selama ini tak pernah dia akui sebagai anak. Sekarang giliran Johan yang merasakan pedihnya tak diakui sebagai ayah oleh Bunga.

\=\=\=\=\=

Bunga masih duduk di lantai kamarnya sambil memilah pakaiannya yang bisa dan layak dipakainya ke kampus.

Bunga menghela nafas. Ia kesal, karena tak ada satu pun pakaian yang pantas dipakai ke kampus. Bunga berjalan ke jendela kamar memandangi tanaman bunga di halaman belakang.

Bunga bingung bagaimana bisa ia membeli pakaian yang bagus. Selama ini Bunga hanya dapat jatah membeli pakaian setahun dua kali, yaitu saat hari raya Idul Fitri dan saat ulang tahunnya yang memang tak pernah dirayakan.

Biasanya Bunga akan membeli pakaian dengan harga murah agar bisa memperoleh beberapa lembar sekaligus. Itu karena uang yang diberikan oleh ibu tirinya terbatas. Bunga harus pintar memilih agar jumlah pakaian yang dibelinya sedikit bervariasi meski pun dengan budget terbatas.

Tiba-tiba Bunga teringat Mbok Min. Bunga pun berlari menemui Mbok Min yang sedang merapikan meja makan.

" Mbok...," panggil Bunga manja.

" Kenapa Mbak Bungaku yang cantik...," jawab Mbok Min sambil mencubit dagu Bunga.

" Bunga pinjem duit dong. Mau buat beli baju untuk ke kampus. Mbok Min punya ga ...?" tanya Bunga ragu.

" Ok, bentar Mbok ambilin dulu ya...," sahut Mbok Min sambil melangkah ke kamarnya.

Tak lama kemudian Mbok Min kembali dengan membawa beberapa lembar uang.

" Cuma ada segini Mbak, pake aja. Ga usah diganti. Mbok cuma mau, Mbak Bunga belajar yang pinter dan lulus dengan baik," kata Mbok Min sambil menepuk punggung tangan Bunga dengan sayang.

Mendengar ucapan Mbok Min membuat Bunga terharu.

" Makasih Mbok, Bunga janji bakal serius belajar supaya bisa lulus dengan baik...," kata Bunga sambil memeluk mbok Min dengan erat.

"Aamiin ...," sahut mbok Min sambil mengusap punggung Bunga dengan lembut.

Pembicaraan Bunga dan Mbok Min tak sengaja didengar oleh Johan.

Sebelumnya Johan berhenti melangkah ke ruang makan saat mendengar permintaan manja Bunga pada Mbok Min tadi. Hatinya bergetar mengetahui anaknya bersikap manja kepada mbok Min daripada dirinya. Bunga juga berani meminta uang pada mbok Min padahal Johan sangat mampu memenuhi kebutuhannya.

Dengan cepat Johan membalikkan tubuhnya lalu kembali melangkah. Niatnya untuk makan urung. Johan harus kembali menerima kenyataan bahwa dirinya tak diakui sebagai seorang ayah, tempat dimana seorang anak biasanya meminta dan bermanja.

bersambung

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

emang enak g di akuin mampuss bapak dajjal

2024-04-23

1

neng ade

neng ade

gimana mau di akui sedangkan selama ini aja ga pernah mau akui Bunga sebagai anak nya

2023-12-11

0

uutarum

uutarum

telattttt

2022-11-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!