Cinta Ibu Untuk Shella
Namaku Lisna seorang ibu satu anak yang berprofesi sebagai penjahit. Aku tinggal bersama orang tuaku disebuah pedesaan yang sejuk dan indah, jika pagi hari kita bisa menikmati suasana pegunungan yang asri dan memanjakan mata, jauh dari polusi perkotaan yang semakin berjubel dengan banyaknya kendaraan.
Pagi itu dikala mentari mulai bersinar, seperti biasa aku memandikan putri sematawayangku yang masih bayi. Usianya baru menginjak 7bulan, namanya Shella.
Ku pilihkan baju berwarna merah dengan bando yang cantik. Matanya berbinar menatap wajahku. ku usap kepalanya dan ku kecup manja seraya berdo'a dalam hati semoga tumbuh menjadi anak yang sholehah dan diberkahi banyak rizki serta kasih sayang.
"Assalamualaikum" tiba tiba terdengar seseorang mengucap salam.
"Waalaikumussalam, tunggu sebentar," jawabku.
Aku menidurkan Shella diatas ranjang dan ku beri mainan kecil untuk menemaninya sebentar. Ku bukakan pintu ternyata teteh Mirna mantan kakak iparku.
"Silahkan masuk teh, sama siapa kesini" tanyaku.
"Sendiri aja kebetulan lagi kangen aja sama sicantik" jawabnya dengan ramah.
"Oh gitu iya baru selesai mandi ini juga, silahkan masuk" ajakku padanya.
Aku mengambil beberapa makanan dan air untuk suguhan beliau.
"Sebentar ya teh, Shella sekarang lagi main dikamar biar saya gendong dulu," aku masuk kekamar dan membawanya menemui teh Mirna.
"Duh cantik banget... tante kangen sama neng padahal baru berapa bulan gak ketemu tapi bikin rindu luar biasa," ujar tantenya sambil berusaha menggendong Shella.
"Gimana kabar keluarga disana teh, sehat?" tanyaku membuka pembicaraan.
"Alhamdulillah semuanya sehat cuma ayahnya nanyain Shella terus jadi teteh kesini buat nemuin Shella" ucapnya sambil meminum segelas air putih yang kusuguhkan.
"kalau Shella teteh ajak nginep dirumah ayahnya boleh gak? katanya Fahri gak bisa kesini jadi minta teteh buat jemput Shella seminggu aja boleh ya?" beliau berusaha membujuk.
"Aduh gimana ya teh, boleh-boleh aja si tapi cuma seminggu aja kan teh?" aku bertanya memastikan.
"Iya, seminggu aja kok nanti ayahnya yang nganterin kesini, kalau lewat dari seminggu nanti boleh jemput aja kerumah ayahnya ya," ujarnya meyakinkan.
"Ya udah teh gak apa-apa kalau cuma seminggu tapi saya ikut nganterin kesana ya teh" pintaku.
"Iya boleh, berangkat sekarang aja ya takut keburu hujan" jawabnya.
Rasanya berat sekali membiarkan Shella menginap di rumah ayahnya, tapi ku fikir dia juga berhak untuk bertemu anaknya, ah biar saja toh cuma sebentar ini.
Akhirnya aku mengizinkannya untuk membawa Shella menginap. Ku bereskan semua perlengkapan mulai dari baju, popok, susu dan semua kebutuhan shella selama disana, ku antarkan sampai kedepan rumah ayahnya.
Sesampainya dirumah aku bertemu dengan Fahri (nama mantan suamiku) kami bertegur sapa satu sama lain. Hanya saja aku enggan untuk masuk dan hanya mengantar sampai depan pintu.
"A, gimana sehat?" tanyaku.
"Alhamdulillah sehat, makasih ya udah ngizinin Shella buat nginep disini" kata Fahri sambil menatapku.
"Iya sama-sama a, kalau ada apa-apa kabarin saya ya, setelah satu minggu saya harap kamu mengantarkan Shella tepat waktu."
"Iya nanti di anterin ya, jangan takut" jawabnya dengan muka datar.
"Teh, nitip ya!! susu sama perlengkapannya udah saya siapin ditas" ucapku menujukan tas hitam.
"Nak, yang anteng ya jangan bikin ayah kesal, baik-baik disini, nanti ibu jemput kalau udah waktunya tiba" ku usap kepalanya dan ku ciumi pipi putri kecilku sebelum kami berpisah.
"Iya tenang, Shella pasti anteng kok sama ayahnya" jawab teteh Mirna.
Aku bergegas pulang, kulangkahkan kakiku dari pelataran rumah Fahri dan sesekali ku tengok kebelakang. Putri kecilku masih ada didepan pintu dengan polosnya menatap ku pergi seakan meminta untuk tidak membiarkannya disana. Berat rasa hati ini tapi, aku harus melakukannya, biarlah.
Setelah agak jauh aku mendengar Shella menangis, pasti dia ingin ikut denganku tapi kulanjutkan langkah kaki ini dan menghiraukannya.
Setibanya dirumah kulihat tumpukan baju Shella, kurapihkan dan kupeluk erat. Entah kenapa, seolah ada yang mengganjal padahal Shella hanya menginap dirumah ayahnya, bukan bersama orang lain. Aku mencoba mengalihkan kesendirianku dengan membaca beberapa buku cerita.
Buku cerita yang kusiapkan untuk Shella nanti. Aku ingin dia gemar membaca, alangkah senangnya jika aku bisa melihatnya tumbuh menjadi wanita cerdas dan cantik. aku semakin tak sabar untuk menyambutnya kembali kepelukanku. Ibu mana yang ingin tinggal berjauhan dengan anaknya, saat ini aku akan belajar menahan rindu walau seminggu.
"Lis, kok sendiri? Shella mana?" tanya ibuku.
"Tadi dibawa teh Mirna kerumah Fahri, bu" jawabku sambil membaca buku.
"Kenapa kamu kasih?" tanya ibu penasaran.
"Katanya cuma seminggu ini kok bu, nanti juga dianterin sama a Fahri" ucapku menjelaskan.
"Ohhh... semoga aja benar ya!" perkataan ibu mengisyaratkan bahwa dia tidak percaya pada perkataan teh Mirna.
"Kalau ada apa-apa kasih tau ibu ya," ibu pergi dan menutup pintu.
Aku terheran mengapa ibu berbicara seperti itu...
Bersambung....
Terimakasih kepada para reader yang telah bersedia membaca tulisan ini 💕
Jangan lupa sertakan like, vote dan komen yang mendukung untuk author ya, terimakasih.😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Susanti Ibrahim
bawa like n favorit , di tunggu feedbacknya Thor
2021-09-27
0
Cahaya
Mampir Thor
2021-09-10
0
Mia Bie
Hai Kak aku mampir bawa Like🤗👍
Semangat trz yah💪💪
Salam hangat dri "Love at the first sight"😘
2021-03-27
0