Memang sebuah mimpi buruk bagiku saat itu, kenyataan pahit yang harus ku terima dikala kami harus bercerai saat putri kami berusia 5 bulan. Ada ego dan pemikiran yang sudah tak sejalan, kehadiran orang ketiga termasuk dari anggota keluarga sendiri yang membuat rumah tangga kami hancur.
Walau dalam hati aku tak menginginkan semua ini tapi keputusan yang dibuat Fahri sudah bulat, sekuat apapun aku mempertahankannya tapi pengaruh dari luar terlalu besar menguasai suamiku. Ku relakan rumah tanggaku yang baru seumur jagung ini hancur.
Apalah daya aku hanyak seorang wanita yang tak punya kuasa. Walau kami berpisah tapi dalam hal mengurus Shella kami sepakat untuk merawatnya bersama, memberikan cinta kasih yang punuh untuknya meskin harus berbagi waktu.
Seminggu berlalu, putriku tak kunjung datang. Mungkin ayahnya belum ada waktu untuk mengantar pulang. Ku tunggu sampai sore tapi tak ada juga.
Keesokan harinya aku memutuskan untuk menjemputnya sendiri. Sengaja aku berangkat pagi sekali agar nanti pas ku bawa pulang anak ku tidak kepanasan.
"Assalamualikum assalamualikum" ku ucapkan salam.
Tapi tak ada seorangpun yang menjawab salamku.
"Assalamualikum a ini saya mau jemput Shella" ku coba memanggil dari luar tapi tak kunjung ada yang keluar.
Aku menunggu beberapa saat, fikiran ku cemas namu masih ku arahkan untuk terus berfikir positif setelah melihat bekas mandi anak masih ada di luar, sabun dan air yang masih baru, mungkin Shella lagi diajak main setelah selesai dimandikan.
###
Tak lama kemudian teh Mirna membukakan pintu.
"Eh udah kesini rupanya, mau jemput Shella ya? " tanya teh Mirna.
"Iya teh, kayanya baru selesai mandi ya, terus dimana Shellanya sekarang teh?" aku balik bertanya.
"Tadi dibawa ayahnya main, mungkin kewarung pak Mahruk," jawabnya.
"Oh gitu, saya coba susul ya."
Aku bergegas menyusulnya kewarung bapak Mahruk, memang dulu kami sering nongkrong disana.
"Assalamualaikum."
"Waalaimussalam," jawab seseorang didalam warung.
"Ki, ada neng shella gak main kesini sama ayahnya?" tanyaku.
"Gak ada neng, emang tadi g ada di rumahnya gitu ? belum ada kesini neng Shella mah."
"Oh iya ki, makasih ya biar dicari lagi saja" ujarku.
"Iya coba cari di warung teh Manah mungkin di ajak main kesana" ujarnya memberikan masukan.
"Iya makasih infonya ki."
Ku coba cari dibeberapa warung yang tidak jauh dari rumah Fahri tapi ternyata tidak ada juga. Aku memutuskan untuk kembali kerumah Fahri, barangkali sudah dibawa pulang hanya berbeda jalan, fikirku.
"Teh, udah saya cari kewarung-warung sekitar sini tapi gak ada juga, emangnya tadi gak bilang mau kemana?" tanyaku pada teh Mirna yang sedang duduk diteras rumah.
"Oh kalau gak ada diwarung mungkin dirumah mak Oneng, kalau gak ada juga coba cari kerumah-rumah tetangga kali aja ada" kata teh Mirna.
Aku kembali bergegas pergi, ku susuri satu persatu rumah tetangga tapi tak ada satupun dari mereka yang melihat puteri kecilku ataupun ayahnya.
Hari menjelang sore, rasa putus asapun mulai mempengaruhiku. Tekadku hanya satu, ingin dia kembali kepelukanku.
"Ya Allah pertemukan aku dengan anakku, jangan pisahkan kami ya Allah" gumamku dalam hati.
###
Ku coba sekali lagi untuk kembali kerumah mantan suamiku, setibanya disana ku lihat beberapa saudara termasuk teh Mirna sedang berkumpul bersama.
"Teh, yang benernya dimana Shella teh?" tanyaku terkekeh.
"Kan tadi udah dibilangin kalau gak diwarung ya dirumah tetangga. kalau gak ada juga mana teteh tahu" jawab teh Mirna jutek.
"Tapi saya sudah keliling kesemua rumah yang ada disini gak ada satu orangpun yang lihat Shella dan ayahnya, tolong teh jangan coba sembunyikan sesuatu dari saya. kesepakatan kita hanya satu minggu dan setelah itu saya berhak menjemput anak saya kembali" tegasku kesal dengan nada tinggi.
"Eh apa-apaan jadi nyolot gitu, ya kalau teteh bilang gak tahu ya gak tahu gak usah maksa" jawab Lala mantan adik iparku membantu.
"Gimana saya gak kesel La, dari pagi saya nyari anak gak ada yang ngasih tau dimana mananya. bahkan belum ada tetangga yang lihat Shella keluar rumah. saya hanya ingin jemput anak saya aja."
Tak lama kemudian ku dengar suara tangisan anak kecil dari arah kamar yang paling ujung. ternyata oh ternyata anakku dikurung disana bersama ayahnya. Mereka membohongiku seharian ini. rupanya mereka telah bekerjasama untuk memisahkan kami.
" Dari ujung kamar ada anak nangis itu pasti anakku, kalian apakan anakku para pembohong" aku berteriak sambil menerobos masuk.
"Nak kamu dimana nak ini mama ayo kita pulang, " sambil terisak kubuka pintu kamar itu dan ternyata iya anakku ada disana bersama ayahnya.
"Nak jangan nangis ayo kita pulang" ku coba menggendongnya tapi Fahri menepis tanganku, dia enggan memberikan Shella padaku.
"Tidak! dia akan saya rawat dan saya besarkan disini bukan sama kamu," bentaknya melotot.
"Tidak a jangan lakukan itu, saya punya hak atas Shella. saya ibunya, tolong jangan coba pisahkan kami. kumohon! bukankah dari awal kita sudah sepakat untuk berbagi dalam hal mengurus anak? lalu kenapa sekarang kamu malah egois seperti ini a" pintaku sambil menangis tersedu-sedu.
"Udah-udah berisik mending pulang sana biar Shella kami yang urus" kata teh Mirna.
Tangisku semakin menjadi dirumah itu, kami memperebutkan Shella sementara anak kami menangis kencang. Aku tahu dia ingin bersamaku, aku tahu dia ingin berada dipelukan ibunya.
Sementara sodara yang lain membantu untuk melepaskan genggamanku dari tangan shella. Aku diseret keluar rumah dan diusir tanpa hasil.
"Prakkkkkkk" seseorang menggebrak tembok disebelahku.
"Ada apa ribut-ribut dirumah orang gak tahu malu" bentaknya padaku yang sedang menangis, dia adalah kak Heru mantan kakak iparku.
"Saya hanya ingin Shella a," jawabku sambil menangis.
"Alah Shella Shella sore gini ngerebutin anak malu sama orang, pergi sana pergi!" dia menendang sebuah wadah berisi air bekas mandi Shella, air itu tumpah keseluruh tubuhku.
###
Tangisku semakin menjadi.
"Shella kembalikan shellaku saya gak akan pulang kalau gak sama Shella " aku berteriak kencang, menangis sejadi-jadinya. Mereka telah merencanakan ini sedari awal, jika tahu akan seperti ini, aku tak akan mengizinkan teh mirna membawa anakku. ah sesal aku menyesal.
Para tetangga melihatku yang tengah gila, gila karena tengah didzolimi. Aku tahu diantara mereka banyak yang merasa iba namun tak berani membantu.
Sakit begitu sakit, patah hati terbesar yang kurasakan saat itu. dihina dan dilecehkan, hak aku sebagai seorang ibu telah dirampasnya.
"Oh tuhan penghukuman macam apa ini, sampai aku harus menerima semua sakit ini," umpatku dalam hati.
Tiba-tiba ayahku datang bersama kakek ku, dia berusaha membangunkanku yang tengah lemah dan basah kuyup.
"Ada apa nak, kenapa bisa kaya gini. mana shella? tadi bapak khawatir karena kamu pamit dari pagi jemput anak tapi sampai sesore ini kamu belum kembali juga " tanya ayahku.
Aku hanya bisa menangis dipelukannya.
"Shella pak,shella" jawabku.
"Udah biarkan saja, ayo kita pulang saja nak, kamu gak pantas diperlakukan seperti ini. dari pagi belum makan, datang kesini malah dipermalukan. ayo pulang! biar Shella kita jemput lagi nanti" ajak ayahku kesal.
Ayah dan kakek mencoba membopongku tapi aku bersikeras untuk tetap tinggal dan hanya pulang setelah mendapatkan Shella. mereka memaksaku untuk pulang dan aku meronta.
"Nak jangan tinggalkan mama nak! ikut mama pulang nak."
Aku terus berteriak, semakin jauh ku dengar tangisan anakkupun semakin menjadi.
Tepat dibawah pohon bambu yang penuh lumpur kulampiaskan kekesalanku disana. aku meronta berguling-guling bermandikan lumpur, aku menangis segila mungkin. ayah dan kakeku tak bisa berbuat banyak mereka hanya bisa melihatku dan menangisi nasibku.
Tak apa jika aku harus menerima berbagai macam fitnah yang berakhir perceraian, tapi jika harus kehilangan anak juga, aku tak sanggup.
Melihat kepiluan yang terus ada, pak Slamet salah satu tetangga yang baik hati mengajak ayah dan kakekku untuk menggendongku sampai rumah. Akhirnya kami pulang, ibuku yang menyambut kepulanganku tak banyak bertanya apa-apa. Seolah dia tau apa yang telah terjadi.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
sry rahayu
sedih nya 😭
2022-03-01
1
Fira Ummu Arfi
lanjuuuttt kakkk
salam ASIYAH AKHIR ZAMAN 💃💃💃💃💃
2021-03-21
0
Fira Ummu Arfi
hadirrrrrr
2021-03-21
0