3 bulan kemudian.......
Sudah lama sekali semenjak kejadian itu aku tak begitu banyak bergaul dengan lingkungan sekitar. Aku lebih sering melakukan aktifitas didalam rumah dan kudengar kata tetangga, aku sering melamun dan tidak jarang jawabanku tidak nyambung jika ditanya orang. Badanku yang semakin kurus dan tidak terawat karena terlalu memikirkan keadaan membuat ibuku khawatir.
"Lis, Allah itu maha kaya, maha pemberi namun Allah juga maha berkehendak atas apa yang iya kehendaki. Memang terkadang sulit menerima hal buruk yang menimpa kita, tapi hidup harus terus berjalan. Ibu gak tega lihat kamu seperti ini terus, kita harus ingat bahwa yang terbaik menurut kita belum tentu baik menurut Allah" ibu menasihatiku yang terduduk lemas diruang tamu.
"Iya bu, tapi kenapa sulit sekali untuk bisa berdamai dengan keadaan? semuanya pergi dalam waktu yang sesingkat ini" jawabku.
"Jika memang semua ini sudah menjadi takdir kamu, terima saja dengan lapang dada, Allah tak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya. Ibu yakin jika sudah besar nanti Shella akan tahu mana yang benar dan salah."
"Ku harap dia tidak membenciku suatu saat nanti."
"Mana mungkin, kita do'akan saja semoga Fahri benar-benar memberikan kasih sayang yang tulus dan mendidik Shella dengan baik sehingga dia tumbuh jadi anak yang cerdas dan penyayang."
"Semoga saja ya bu," aku memeluknya.
"Ibu punya ide, gimana kalau kamu kerja aja, kebetulan kata teman ibu ada lowongan ditoko kue yang dipasar pelita, lumayankan dari pada dirumah malah kefikiran terus," bujuk ibu memberikan tawaran.
"Biar Lis fikir-fikir lagi ya bu, kalau Lisna mau nanti Lis kabarin" jawabku.
Singkat cerita aku menerima tawaran ibu, aku pergi kekota untuk bekerja disebuah toko kue milik seorang warna negara Cina.
Toko itu menjual sembako,bahan kue,hingga berbagai macam kue yang telah jadi.
"Lis, sini coba sebentar biar saya tunjukin kerjaan kamu selama disini ya. Pertama, kamu timbang terigu,minyak dan kue ini (sembari menunjukan kue mari kecil dikantong besar) nanti kamu buat ukuran 1/4 sampai 1kg ya, ini timbangannya" ujarnya sambil menunjukan cara-cara menggunakan kiloan sampai pelastik yang akan di pakainya.
"Iya ci, mohon bimbingannya ci" jawabku.
Ditoko itu aku banyak menemukan ilmu untuk berjualan. Mulai dari cara mendapatkan untung sampai melayani pembeli. Dari sini aku mulai melangkah kembali, mengumpulkan sedikit kepingan harapan yang telah hancur dan secara perlahan aku terbiasa dengan kegiatan baruku.
Aku dengar ayah Shella telah menikah lagi dengan Mira, adik kelas ku saat sekolah dulu.
Waktu yang cukup singkat bagi seseorang yang baru berpisah dan sudah menemukan pendamping yang baru lagi.
Tapi biarlah, itu sudah pilihan Fahri. Sekarang aku hanya mantan istrinya dan aku gak berhak mencampuri urusan pribadinya.
Aku menikmati pekerjaan ku sampai tak terasa satu bulan telah berlalu, kuterima upah pertamaku. Senang sekali rasanya, dengan uang ini aku bisa membelikan sesuatu untuk Shella.
"Lis, ini gaji buat kamu, banyak-banyak menabung mumpung masih muda" kata majikanku sambil memberikan amplop coklat.
"Iya ci makasih ya ci semoga kerjaan saya tidak mengecewakan," jawabku sambil tersenyum.
Bu Linlin namanya, majikanku yang sangat baik. Dia dipanggil ci karena keturunan tiong hoa, selama bekerja disana dia membimbingku banyak hal agar bisa maju.
Aku diberi libur selama 3 hari untuk bertemu keluarga. Sebelum pulang aku mampir kesebuah toko baju dan jajanan untuk Shella. Sebelum sampai kerumah aku mampir kerumah Fahri untuk menemui putri kecilku.
"Assalamualikum, nak ini ibu datang" ku memanggil dari luar.
"Waalaikumsalam, oh mama Shella ya. silahkan masuk teh lis" Mira mempersilahkanku untuk masuk.
Shella mencium tanganku dan sudah bisa memanggilku mama. Senang rasanya melihat pertumbuhan dan perkembangan anakku saat ini. Dia tumbuh menjadi balita yang cantik dan menggemaskan. Usianya kini menginjak 11 bulan dan Shella sudah mulai bisa berjalan.
"Sudah berapa lama pindah kesini?" tanyaku pada ibu barunya Shella.
"Ah baru satu minggu teh, nikah juga gak undang-undang hanya dihadiri keluarga aja " jawab Mira padaku sambil menyuguhkan segela teh hangat.
"Oh gitu, semoga langgeng ya sama a Fahri. saya harap kamu bisa merawat anak saya dengan baik, nitip Shella ya" pintaku lembut.
"Iya insyaallah teh, saya mau anggap Shella sebagai anak saya sendiri" ujar Mira.
"Sini sayang, duduk sama mama. ini mama bawakan oleh-oleh untuk Shella" ku berikan makanan bayi yang tadi kubeli dan ku coba pakaikan bajunya, sangat cocok dan cantik.
Kami ngobrol bersama sampai Fahri datang lalu aku pamit untuk pulang. Aku tak ingin berlama-lama disana apalagi didekat Fahri. Sesekali terasa sesak didadaku tat kala melihat dia telah bersanding dengan yang lain, biar bagaimanapun dulu kami pernah saling mencintai.
"A, Selamat ya! dan jaga Shella baik-baik," pintaku sebelum pulang.
Sejak saat itu setiap libur bekerja aku selalu membawakan oleh-oleh untuk Shella, ku berikan uang juga untuk menambah bekalnya disana.
Pada akhirnya semua akan bersama pasangannya masing-masing. Sekuat apapun kita pertahankan kalau memang bukan milik kita akhirnya akan lepas juga. Selamat menempuh hidup baru, semoga bahagia.
Bersambung...
~ Terimakasih kepada para reader yang telah bersedia membaca tulisan ini. Semoga ada hikmahnya dan jangan lupa sertakan like, vote, rate dan komen untuk mendukung author biar lebih semangat ya.. 💕🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Anisnikmah
keluarga mantan kenapa benci Lisna kenapa anak jadi korban
2022-02-21
1
Cahaya
Terus berkarya 🔥
2021-09-10
0
Jujuk
semoga kamu dapat jodoh yang baik lisa
2021-05-02
0