Choco Love

Choco Love

Cokelat

COKELAT! Cokelat! Cokelat!!! Hmmm... pasti ada yang ngiler deh denger kata ini. Cokelat itu ๐‘ ๐‘–๐‘š๐‘๐‘™๐‘’... tetapi kalau kita mau menelitinya, rumit juga. Tidak peduli bentuknya rumit atau ๐‘ ๐‘–๐‘š๐‘๐‘™๐‘’, semua cokelat itu sama. Dalam arti memiliki suatu misteri. Anehnya, tidak semua orang mau peduli sama rahasia di balik cokelat. Bahkan, seorang ๐ถโ„Ž๐‘œ๐‘๐‘œโ„Ž๐‘œ๐‘™๐‘–๐‘ sekalipun.

Di dunia ini, ada 3 macam orang yang mandang cokelat itu beda. Pertama, pecinta cokelat yang biasa disebut "๐‘ช๐’‰๐’๐’„๐’๐’‰๐’๐’๐’Š๐’„". Kedua, orang yang menganggap cokelat itu makanan biasa. Ketiga, orang yang benci banget sama cokelat! Nah, lo termasuk yang mana nih? Hehehe. . . jawab saja dalam hati.

Sebentar lagi lo akan menemukan banyak sekali kata cokelat. Wah, lo bakal salah tebak deh kalau mengira gue akan menjelaskan sejarahnya sampai munculnya cokelat batangan yang sekarang banyak kita makan. Gue nggak bakal cerita asal-muasal atau sejarah cokelat. Gue juga nggak bakal nyebutin berbagai merek cokelat terkenal atau juga resep bikin cokelat. Kalau itu sih lo bisa baca sendiri di buku atau browsing aja di internet. Lagipula, itu bukan keahlian gue! Disini hanya akan ada sebuah kisah yang nantinya akan mengantar lo belajar cinta hanya dari cokelat. Nggak percaya? Buruan baca deh!

O... iya satu lagi! Nikmati setiap kata dalam novel ini seperti menikmati sepotong cokelat. Perlahan dan perlahan, tetapi pasti... supaya lo lebih bisa memahaminya....

"OOUUUWAMPFZZZZ...!" Kochi menguap dengan mulut yang sangat lebar sambil menggeliat didalam selimutnya yang bermotif cokelat.

"Mana cokelatnya? Katanya kesini mo bawa cokelat?! So... mana???" Kochi membuka tangannya lebar-lebar dengan muka baru bangun tidur sekaligus penuh harap. Yang diajak ngomong cuma diem aja, malahan ikut tiduran di ranjang Kochi.

"Heh Tiaaarr...!! Jangan bobok disini dong!! Badan lo kan masih bau?! Masa baru pulang, nggak mandi dulu dirumah lo. Malah kesini, trus mi bobok lagi" Kochi berusaha menggusur badan Tiar yang sudah hampir terlelap dan dia berhasil karena Tiar akhirnya terguling dari ranjang.

"Aduh, Chi!!! Jahat banget sih lo?! Temen sendiri didorong-dorong. Sadis lo!"

Tiar berusaha berdiri. Badannya benar-benar lelah sekali. Baru 2 jam yang lalu dia turun dari pesawat dan langsung ke rumah sobatnya ini. Hampir 2 minggu Tiar liburan di Swiss. Karena kebetulan bertepatan dengan liburam semester, jadi agak lama disana.

"Kalo bisa pulang sih, gue mending ke rumah. Tetapi bonyok nggak ikut pulang dari Swiss, mereka balik minggu depan. Gue disuruh nginep disini, ya.... Karena lusa kita juga udah masuk, jadi boleh ya, gue nginep disini?" Gantian Tiar yang mukanya memelas sekali. Jarang-jarang juga si Tomboy satu ini memperlihatkan muka memelas.

"Boleh-boleh aja sih. Tetapi mana cokelatnya??" Kochi melotot, "jangan bilang kalo lo lupa bawa!" Kochi menyipitkan mata kanannya, memperlihatkan tampang curiga.

"Chi, dimana-mana tuh kalo temennya baru pulang dari negeri nun jauh disono, dia bakal nanya gimana kabarnya atau gimana suasana kota disana, banyak salju nggak?! Gitu tauu! Bukannya cokelaaattt mulu!! Lagian juga cokelat dirumah lo udah segudang!"

"Iya deh. Gimana rasa cokelat di Swiss? Sama enak nggak sama yang disini? Atau mungkin ada rasa saljunya?" Kochi membongkar-bongkar ๐š๐š›๐šŠ๐šŸ๐šŽ๐š• ๐š‹๐šŠ๐š punya Tiar, tetapi barang yang dicari nggak ketemu juga. Kochi jadi putus asa.

"Nanya yang bener dong! Rasa cokelat buat gue mah sama aja. Ya gitu-gitu aja. Nggak peduli dari mana atau harganya berapa. Kenapa? Nggak ketemu cokelatnya ya?" Tiar menahan tawanya melihat ekspresi Kochi yang kecewa karena yakin tidak dibawakan cokelat.

Kochi ngambek dan buang muka, lalu langsung menjatuhkan dirinya diatas ranjang.

"Yee... jangan ngambek gitu dong!" Tiar membuka tas selempangnya dan mengeluarkan sebuah kantong berwarna biru, lalu menyerahkannya ke Kochi.

"Ah, Tiar... lo emang slalu inget ama gue. Thanks ya, Ti!!" Kochi langsung melompat dari ranjangnya dan memeluk Tiar. Tiar cuma bisa geleng-geleng kepala ngeliat Kochi. Sobatnya satu ini memang tidak akan ingat apa-apa kalau sudah melihat cokelat.

"Tetapi lo udah berhasil bikin gue kesel! jadi... harus dihukum!!" Kochi tiba-tiba menatap Tiar dengan licik dan mengambil sebuah kotak yang dibungkus kertas kado bermotif kue-kue cokelat dari meja riasnya.

"Dihukum apaan? Aduh jangan bilang kita mau kesana lagi?? ๐‘ƒ๐‘™๐‘’๐‘Ž๐‘ ๐‘’, Chi! Jangan ajak gue lagi. Hari ini gue bener-bener capek. Eh chi! Masa lo mau pergi sama orang yang bau kayak gue?? Tadi kan lo bilang gue harus mandi dulu..." Tiar bener-bener memohon ketika ditarik Kochi keluar dari kamarnya, tetapi Kochi sama sekali tidak menggubris rengekan sobatnya itu.

_________

DI SEBUAH sudut jalan, ada 2 orang anak manusia sedang mengendap-endap dibalik sebuah pohon mangga yang berdiri kokoh. Salah satunya Kochi dan satunya lagi sudah pasti Tiar. Tetapi ngapain yaa mereka disitu? Sebenarnya nggak cuma hari itu mereka, terutama Kochi, ada disana. Kochi bahkan sering sekali kesana secara rutin. Tujuannya cuma satu, yaitu "Membuntuti seorang cowok". Bukan membuntuti seperti ๐‘ ๐‘๐‘ฆ, tetapi lebih mirip seorang ๐‘ ๐‘’๐‘๐‘Ÿ๐‘’๐‘ก ๐‘Ž๐‘‘๐‘š๐‘–๐‘Ÿ๐‘’๐‘Ÿ.

"Kochi!! Kita udah lama banget disini, mending pulang aja yuuk?! Udah itu ditaro disana aja langsung." Tiar yang lelah plus ngantuk sudah nggak tahan lagi sama teriknya matahari siang. Walaupun mereka ada dibawah pohon mangga yang besar sekali, tetali tetep aja panaaasss banget. Manalagi badan Tiar lengket semua, ditambah mulai gatal-gatal pula. Hiii... ada semut di lengannya sekarang. Tetapi pantang buat Tiar teriak-teriak kayak cewek cengeng!

"Aduh, Tiar kok lo jadi cerewet gini sih? Tadi siapa yang suruh lo bikin kesel gue? Kalo mau pulang, pulang aja sendiri. Tau deh, lo emang tega ama gue. Lagian kan masih rame." Kochi masih fokus melakukan aksinya sambil sesekali memperhatikan jam tangannya.

"Ya udah, gue balik dulu ke rumah gue, sekalian ambil mobil. Ntar gue kesini lagi jemput lo." Tiar menggaruk-garuk punggungnya yang gatal. Tega-teganya deh Tiar ninggalin Kochi. Habisnya sih kadang-kadang Kochi emang suka keterlaluan. Kochi yang lagi jatuh cinta ehh... Tiar malah ikut sengsara.

"Yaah... Tiar gue kan bercanda. Bentaaar aja ya? Eh... tuh kan udah sepi. Tunggu disini, gue mau taro ini dulu." Kochi langsung lari ke seberang, tepatnya sebuah rumah kost yang cukup besar. Orang mungkin tidak menyangka itu rumah kost karena seperti rumah mewah. Kochi langsung buru-buru meletakkan kotak yang sudah disiapkan dari rumahnya tadi.

____________

DI DALAM TAKSI...

"Chi... lo tuh cinta mati ya ama Lexi? Tiap minggu ngendap-ngendap ke rumahnya cuma buat ngasih cokelat doang. Mending kalo Lexi tau yang ngasi itu lo!" Tiar jadi emosi ngeliat Kochi yang sudah melakukan tindakan konyol hanya karena seorang cowok.

"Biarin aja, yang penting kan gue suka ngelakuinnya. ๐š‚๐š˜ ๐š†๐š‘๐šŠ๐š gitu?! Tetapi...lo ada benernya juga..." Tiba-tiba Kochi punya ide yang menurutnya sangat brilian.

"Bagus deh kalo lo ngerti maksud gue. Cowok itu nggak pantes dibaekin apalagi dia nggak kenal sama lo." Tiar merasa sedikit senang karena untuk pertama kalinya mereka sependapat hari itu.

"Karena itu, Ti... Gue bakal nunjukin jati diri gue didepan Lexi. Akhirnya setelah sekian lama, gue bisa nunjukin diri gue yang sebenernya." Ujar Kochi dengan mata berbinar-binar.

"Gile ye lo, Chi! Lo tuh cewek!!! Nggak pantes kalo lo itu ngejer-ngejer cowok!! Kalo lo bilang ini jaman emansipasi pun, tetep aja buat gue itu nggak pantes." Tiar emosi banget kali denger ada cewek yang mau-maunya bertindak konyol hanya demi cowok. Tiar memang punya pengalaman buruk soal ๐‘Ÿ๐‘’๐‘™๐‘Ž๐‘ก๐‘–๐‘œ๐‘›๐‘ โ„Ž๐‘–๐‘ sama makhluk yang bernama laki-laki. Makanya dia selalu tidak suka kalau Kochi sampai tergila-gila sama Lexi!!!

"Ye... itu kan lo. Lagian gue nggak ngejer-ngejer dia kok, gue cuma pengen dia tau, bahwa Kochi yang selama ini selalu ngasih cokelat ke dia. Itu aja nggak lebih!!! Lagian kalo gini terus gue juga capek, kan lebih enak kalo gue ngasih langsung cokelatjya ke dia. Gue juga nggak mau bohongi diri sendiri. Kalo suk ya suka!" Sifat manja Kochi keluar. Maksudnya, sifat keras kepala yang berasal dari sifat manjanya itu. Kochi adalah anak satu-satunya. Jadi, dia sangat amat dimanjakan sama mamanya. Jadi kalau dia maunya A, ya dia akan berjuang untuk mendapatkan A. Itulah beda manjanya Kochi sama cewek pada umumnya yang bergantung pada orang lain.

Apalagi kalau Kochi lagi suka sama cowok seperti sekarang ini! Akan banyak hal yang akan dia lakukan hanya demi melihar cowok itu. Tetapi, dia bukan tipe cewek pengejar cowok. Kochi bukan cewek agresif, pantang buat dia maksain kehendak ke cowok. Dia nggak akan muncul didepan cowok yang dia suka dan langsung merayunya atau berusaha mencari simpatu dari cowok itu. Kochi lebih suka bersikap apa adanya.

Tiar lebih memilih diam saja. Susah deh kalau harus berdebat sama anak manja seperti Kochi. Terkadang Tiar suka heran kenap dia betah temenan sama Kochi si "๐‘ช๐’‰๐’๐’„๐’๐’‰๐’๐’๐’Š๐’„ ๐‘ฎ๐’Š๐’“๐’" selalu memulai harinya dengan ceria. Walaupun terkenal manja dan keras kepala, Kochi kalau ngambek nggak pernah lama, mungkin itu karena dibarengi sifat ๐‘โ„Ž๐‘–๐‘™๐‘–๐‘‘๐‘–๐‘ โ„Ž-nya yang suka banget tertawa dan main. Kochi tipe remaja yang nggak mau ambil pusing dalam hal apapun, apa yang terlintas dipikirannya, itu yang langsung dikerjakan. Makanya, semua yang dia kerjakan selalu spontan dan kadang nggak pernah terlintas di pikiran remaja pada umumnya. Semua harinya hanya ada ceria! Ceria! Dan Ceria! Semua orang suka sama sifat Kochi yang ini, termasuk sahabat-sahabatbya. ๐‘ฒ๐’๐’„๐’‰๐’Š ๐‘บ๐’ ๐‘ณ๐’๐’—๐’‚๐’ƒ๐’๐’†.

Kochi-Tiar sudah bersahabat sejak di bangku kelas 2 SMP karena mereka sekelas saat itu. Sifat dan pendapat mereka yang berlawanan sama sekali nggak pernah bisa merusak persahabatan mereka. Mereka sering banget berantem. Tetapi karena sifat Kochi yang selalu 'nggak' mau ambil pusing itu, setelah mereka berantem adu mulut, Kochi biasanya selalu memulai pembicaraan dengan manja dan merajuk tentunya, sampai membuat luluh hati Tiar. Jurus itu selalu ampuh dan jitu banget.

"TERSERAH lo, Chi. Tetapi inget ya, kalo nanti sampe lo sakit hati, patah hati, atau... pokoknya terjadi sesuatu yang buruk gara-gara lo deketin Lexi, jangan bilang kali gue nggak nasehatin lo! Cuihh... apa bagusnya juga su Lexi itu!" lama-lama Tiar jadi enegh setiap menyebutkan atau mendengar nama Lexi.

"Tiar...Tiar. Gue emang bener-bener cinta sama dia. Tetapi gue nggak terlalu pedulu dia juga cinta sama gue atau nggak. Gue cuma pengen dia tau, itu doang!!! ๐‘†๐‘œ... ๐ท๐‘œ๐‘›'๐‘ก ๐‘ค๐‘œ๐‘Ÿ๐‘Ÿ๐‘ฆ... ๐ต๐‘’ โ„Ž๐‘Ž๐‘๐‘๐‘ฆ... OK!" Kochi mengedipkan matanya ke arah Tiar. Tiar hanya bisa menggelengkan kepalanya saat mendengar tanggapan Kochi.

๐ˆ๐ง๐ข ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ค๐š๐ซ๐ฒ๐š ๐ฉ๐ž๐ซ๐ญ๐š๐ฆ๐š๐ค๐ฎ, ๐š๐ค๐ฎ ๐ก๐š๐ซ๐š๐ฉ ๐ค๐š๐ฅ๐ข๐š๐ง ๐ฌ๐ฎ๐ค๐š๐Ÿ™ƒ

Terpopuler

Comments

call me "KANJENG RATU"

call me "KANJENG RATU"

ini novel mengingatkan aku waktu SMP tau gak sih.....
aku pernah baca dulu novelnya,eeehh sekarang udah nongol di manga..
kangen si Kochi....
๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š

2021-01-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!