-5- Pria Posessif

Matahari bergulir turun, perlahan-lahan mendatangkan kelam yang semakin lama semakin pekat. Ruangan itu tertutup rapat. Sunyi yang sesaat lalu menghiasi gendang telinga kini terisi oleh suara tawa menggelegar yang mengerikan.

Yuzen mengusap wajahnya kesal. Membiarkan tetesan darah yang menempel pada tangannya menghiasi wajahnya. Membuat senyum miring yang pria itu ukir semakin terlihat mengerikan. Dan kemudian..... Pria itu tertawa lagi.

Dia kesal.

Dia senang.

Dia ingin melampiaskan segala perasaannya yang kini sedang meluap-luap.

BUGH!

1 Pukulan.

BUGHHHH!

2 Pukulan.

BUGHHHH!

3 Pukulan.

Wajah pria itu benar-benar hancur sekarang. Yuzen kesal pada pria yang sudah tergeletak tak sadarkan diri dengan banyak darah itu. Pria itu sudah tak bergerak lagi, membuat Yuzen kesal setengah mati karena dia belum puas mendengar teriakan kesakitan maupun permohonan ampun pria itu. Hah! Tidak ada pria yang akan lolos darinya jika berani menyentuh gadisnya.

Sialan.

"Kau lemah sekali." Desis Yuzen lalu menampar keras bolak-balik pipi pria itu. Bahkan ada beberapa gigi yang lepas karena pukulan - pukulan yang dilayangkan Yuzen. "Lemah begini dan berani menyentuh gadisku? Yang benar saja. Aku bahkan berbelas kasih padamu dan tak menggunakan pisau kesayanganku yang ada disaku."

Yuzen kembali tertawa.

Tapi kemudian wajah itu kembali datar. Perhatiannya teralih pada Wanda yang telanjang dan hanya menyisakan ****** ***** saja.

"BRENGSEK!" Dan dia kembali marah.

Pukulan demi pukulan terus dilayangkan nya pada sang dosen hingga wajah itu sudah tak bisa dikenali. Pria malang itu bahkan sudah tak bernyawa. Darahnya keluar terlalu banyak dan beberapa kali Yuzen membuat pria itu terlempar ke dinding dengan kepala yang menghantam terlebih dahulu.

Setelah merasa puas, Yuzen langsung berdiri. Meraih ponselnya dan menekan sebuah nomor yang dihafal nya diluar kepala.

"Suruh seseorang membersihkan kekacauan yang kubuat. Bersihkan salah satu ruang dosen di kampusku. Jangan tinggalkan jejak." Ujarnya santai dan segera mematikan telpon itu tanpa peduli balasan dari seberang.

Yuzen menendang mayat itu menjauh dari jalurnya. Pria itu melangkah mendekati sofa dan kemudian duduk disebelah gadis itu. Mengusap rambut panjang gadis itu dan mengecup dahi itu dalam. Pria itu mengangkat gadisnya dan mendudukkan nya sejenak di pangkuannya. Dia perlu mendekap gadisnya untuk beberapa saat. Emosinya benar-benar tidak teratur. Dia kesal. Dia ingin melampiaskan kekesalannya pada siapapun agar dia puas. Dan dia juga marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi gadisnya. Tapi jauh disisi lain hatinya, dia juga merasa senang karena telah membunuh pria kurang ajar itu dengan tangannya.

Itu.... Normal kan?

Tentu saja. Yuzen berbisik pada dirinya. Hal yang wajar jika kita membunuh orang yang membuat kita kesal.

Yuzen melepaskan dekapannya pada Wanda setelah merasa cukup untuk menenangkan dirinya. Pria itu melepaskan kemeja yang dikenakannya dan memasangkannya pada tubuh Wanda. Kemudian, Pria itu berdiri dan membopong Wanda tak peduli dengan tubuh atasnya yang kini telanjang. Membuka pintu dan berjalan melewati lorong sepi dengan penerangan lampu seadanya.

Yuzen berjalan menuju parkiran mobil dan kemudian memasukkan gadis itu ke kursi penumpang disamping pengemudi. Yuzen sejenak memasang sabuk pengaman gadisnya dan menurunkan sandaran kursi agar badan gadis itu tak sakit setelah sadar nanti.

Ah gadis kesayangannya.

"Akan ku lindungi kau selamanya. Bahkan jika aku sendiri yang berbuat salah, aku akan menghukum diriku sendiri."

Lalu Yuzen terkekeh.

Semua tentang kejadian tadi sudah dianggapnya angin lalu. Kini yang dipikirkannya adalah bersenang-senang dengan gadisnya. Pria itu tak sabar menantikan Wanda terkurung dikamarnya dan mereka menghabiskan hari bersama-sama.

Ide yang bagus.

...✾n-o-t✾...

Wanda terbangun dengan tubuh yang basah kuyup. Kepalanya sejenak pusing, tapi pikirannya segera fokus saat merasa aneh dengan keadaannya.  Tubuhnya basah dengan air hangat. Dan tubuhnya terendam hingga sebatas leher. Yang lebih parah adalah  seseorang mendekapnya dari belakang.

Wanda mengerjap. Gadis itu mengucek matanya dan akhirnya sadar dia berada dikamar mandi dan sedang terendam didalam Bath-up.

"Kau sudah sadar?"

Horor.

Suara itu bagai lantunan musik kematian bagi Wanda. Perlahan-lahan kepalanya menoleh kebelakang. Dan....

"ARGHHHHHHH.... "

Sebaliknya, Yuzen justru terkekeh kecil mendengar kepanikan gadisnya. Ah... Dia sudah sering menghadapi situasi ini, tak peduli dulu maupun sebulan lalu.

"Anjing kecil, berhenti menggonggong, oke?" Sahut Yuzen dan mendekap erat tubuh Wanda saat gadis itu memberontak.

"ARRRGGHHHHH!!! A-APA YANG KAU... KAU LAKUKAN?!"

Wanda panik setengah mati tubuhnya telanjang dan tubuh pria itu telanjang dibelakangnya. Mereka sedang berendam bersama dengan dia yang didekap pria itu. Apa yang terjadi? Apa dia... Dia diperkosa?

Dan Wanda kembali berteriak kencang. "AAAAAARGHHHH."

Kekehan Yuzen terhenti. Pria itu meringis dan merasa bersalah karena telah membuat histeris gadisnya.

"***, tenang saja aku tidak melakukan apapun. Aku hanya sedang memandikanmu." Memandikanmu agar bekas pria brengsek itu menghilang.

"Hiks... Hiks.... Kenapa kau melakukan ini." Teriakan Wanda menghilang, gadis itu berganti menangis tersedu-sedu. Tubuhnya lunglai dan punggungnya jatuh bersandar pada dada bidang pria dibelakangnya.

Dia ingin pingsan lagi.

Tapi Yuzen yang sadar segera mengguncang tubuh Wanda. Dengan cepat di gendongnya Wanda keluar dari Bath-up. Yuzen mendudukkan gadis itu di Closet dan mulai mengelap tubuh gadisnya dengan handuk.

"Jangan pingsan sayang. Kupastikan akan memperkosamu jika kau pingsan." Tutur Yuzen sembari berjongkok dihadapan Wanda dan terus mengelap tubuh itu.

Wanda baru sadar jika Yuzen mengenakan celana pendek. Pria itu tak benar-benar telanjang. Hanya Wanda yang telanjang dan dia begitu malu saat Yuzen menatap tubuhnya biasa saja.

"Bukankah kau sudah melakukannya." Wanda bergumam. Nyaris Yuzen tak dapat mendengarnya. Tapi kemudian pria itu terkekeh.

"Jadi, kau sebegitu inginnya ku tiduri?" Yuzen mengangkat alisnya dengan jenaka. "Oh sayangku, aku lebih suka istilah bercinta. Kita akan melakukannya saat sama-sama sadar. Aku tidak suka saat kau tidak sadar. Aku ingin kau aktif saat melakukannya."

Wanda membelalak karena merasa salah berbicara.

"Aman. Kau masih perawan." Lanjut Yuzen.

Tatapannya menggelap saat mengingat kejadian tadi. Kali ini dia berhasil menjaga gadisnya lagi. Hal seperti ini tentu saja tidak hanya terjadi sekali. Wanda terlalu cantik bahkan dengan penampilan urakan seperti itu. Yuzen tak bisa membayangkan bagaimana jika Wanda berdandan. Tapi yang pasti Yuzen akan terus menjaga Wanda.

"Pakailah." Yuzen memakaikan jubah mandi pada Wanda. "Bertahan dan jangan pingsan. Fokuskan pikiranmu dan jangan biarkan kepanikan menguasaimu. Aku akan benar-benar menidurimu kali ini jika kau pingsan."

Wanda bergidik ngeri mendengar keseriusan dalam nada suara Yuzen. Gadis itu secara reflek mengangguk kecil dan sebuah usapan di kepala diberikan pria itu kepadanya.

Entah kenapa Wanda merasa dejavu. Rasa - rasanya dia rindu perhatian seperti ini.

Tunggu...

Apa yang kau pikirkan Wanda? Ini bukan perhatian! Ini ancaman, ya kan?

"Sekarang kau tidurlah. Aku harus melanjutkan mandi."

Yuzen mengecup dahi Wanda dan mulai berlalu memasuki area Shower yang ditutupi sebuh tirai berwarna putih. Bayangan Yuzen tercetak jelas dibalik tirai itu. Bahkan Wanda bisa melihat Yuzen yang perlahan membuka celana pendek nya. Wajah Wanda seketika memerah.

Gadis itu bangkit, Buru-buru keluar dari kamar mandi dengan bantingan pada pintu.

...✾n-o-t✾...

Yuzen menuntun Wanda menuruni tangga. Menggandeng tangan itu sembari mengoceh panjang kali Lebar tentang seluk beluk rumahnya. Pria itu berusaha mengalihkan perhatian Wanda agar tidak terus menarik tangannya yang kini digenggam. Dia harus membiasakan Wanda dengan sentuhannya.

Mereka sampai dimeja makan.

Yuzen mendudukkan Wanda disalah satu kursinya dan dia sendiri duduk dikursi samping Wanda.

Ngomong-ngomong, orangtuanya sudah kembali ke Macau dan entah kapan pulang. Tentang kejadian penusukan itu, orangtuanya tidak tahu. Semua kamar dirumah ini kedap suara, dan saat Ambulance datang orangtuanya tidak tahu. Sedangkan kepala pelayannya yang tahu kejadian itu buru-buru membereskan kamar agar tidak meninggalkan jejak apapun. Dan memberikan alasan bahwa Yuzen pergi ke luar kota bersama temannya untuk urusan riset kuliahnya pada orangtuanya.

Masalah selesai.

Dihari ke-tiga, orangtuanya sudah berangkat ke Macau tanpa tahu kondisi Yuzen. Dan Yuzen cukup berbangga diri mempunyai kepala pelayan yang luar biasa seperti itu.

"Kau harus banyak makan. Tubuhmu kurus sekali."

Yuzen menatap sedih tubuh Wanda. Pria itu tahu Wanda makan sangat tidak teratur. Gadis itu akan makan saat punya makanan. Saat tidak ada makanan, gadis itu bisa tidak makan selama sehari penuh atau bahkan dua hari. Dia tahu betapa kesusahannya gadis itu. Baju-baju lusuh yang dikenakannya saat kuliah memberitahukan dengan jelas bahwa keuangan gadis itu sangat kritis.

Yuzen ingin membantu.

Tapi janjinya menghalangi semua itu. Dia sudah berjanji untuk tidak mengusik Wanda hingga waktunya tiba. Janji adalah janji.

Dan kini, Yuzen berjanji akan membahagiakan gadis itu.

Wanda terpaku pada banyaknya jenis makanan dihadapannya. Gadis itu meneguk air ludahnya susah payah. Dan seketika perutnya berbunyi. Gadis itu malu setengah mati, apalagi saat mendengar kekehan pria disebelahnya.

Gadis itu mencebikkan bibirnya dan menatap Yuzen kesal. "Kau... Bisa duduk diseberang saja? Jangan dekat-dekat!"

Wanda masih ngeri dengan keberadaan Yuzen disebelahnya. Tapi entah kenapa perlahan-lahan dia merasa terbiasa. Padahal Wanda tak benar-benar kenal pria itu. Yuzen pun terlihat berbahaya, tapi disatu sisi Wanda merasa aman. Aneh sekali bukan?

"Kenapa?" Yuzen mengangkat bahunya acuh. Tangannya mulai meletakkan nasi dan banyak lauk di piring Wanda. "Jika kau pindah tempat duduk, kita akan naik ke atas dan tidak jadi makan."

Wanda yang sudah berdiri dan berniat pindah, duduk kembali. Gadis itu terlalu kelaparan hingga memilih menurut. Gadis itu sedikit kesal.

Tapi matanya berubah berbinar saat menatap piringnya yang penuh dengan makanan. Dia menatap Yuzen sedetik lalu kembali fokus pada makanannya.

"Aku boleh memakan semua ini?" Tanya gadis itu. Dia tak bisa percaya. Kapan terakhir kali dia makan semewah ini?

"Makanlah yang banyak, hm." Dan Yuzen memilih mengambil makanannya sendiri. Membiarkan gadisnya makan dengan lahap.

Tapi pria itu tersadar akan sesuatu di piring Wanda, dan segera mengambil sendok. Pria itu mengambil satu per satu wortel yang ada di piring Wanda. Memindahkannya ke piringnya dengan telaten.

Sadar diperhatikan Wanda, Yuzen menoleh menatap gadis itu. "Kenapa?"

"Apa yang kau lakukan?"

"Menyingkirkan Wortel dari piringmu. Kau tidak suka wortel, kan."

Wanda perlahan mengangguk. Memilih bungkam dan fokus kembali pada makanannya. Meskipun sejenak dirinya bertanya - tanya, bagaimana pria itu bisa tahu?

"Wanda...."

Wanda mendongak menatap Yuzen saat pria itu memanggil namanya. Pria itu menatapnya intens. Lalu senyuman manis dilayangkan pria itu.

"Mulai hari ini kau tinggal disini."

...✾n-o-t✾...

Terpopuler

Comments

nami

nami

😀👍

2020-11-22

0

Allessha Nayyaka

Allessha Nayyaka

babang yuzen mah gitu

2020-04-03

2

Gege Chen

Gege Chen

nahhh posesifenya muncul. udah ngajak tinggal bareng ae lu bang ;)

2020-01-30

7

lihat semua
Episodes
1 -1- Dibalik Senyuman
2 -2- Tangkap Aku Kalau Bisa
3 -3- Kepribadian Lain
4 -4- Jangan Sentuh Milikku
5 -5- Pria Posessif
6 -6- Hiburan Malam
7 -7- Menempel Padamu
8 -8- Pria Romantis?
9 -9- Pembalasan
10 -10- Wendy
11 -11- Wendy (2)
12 -12- Kecantikan Tersembunyi
13 -13- Kecantikan Tersembunyi (2)
14 -14- Akan Kerengkuh selalu
15 -15- Mesum
16 -16- Kau Mencintaiku?
17 -17- Kabar Tak Terduga
18 -18- Trending Topic
19 -19- Sah!
20 -20- Ketahuan
21 -21- Bisikan
22 -22- Ciuman Nakal
23 -23- Tertangkap
24 -24- Panas Membara
25 -25- Gangguan Pagi Hari
26 -26- Sang Pangeran dan Putri
27 -27- Sang Pangeran dan Putri (2)
28 -28- sakit
29 -29- Sakit (2)
30 -30- Pagi yang Cerah
31 -31- Memasak
32 -32- Mertua
33 -33- Insiden Kecil
34 -34- Sekeping Masa Lalu dan Lamaran
35 -35- Sekeping Masa Lalu dan Lamaran (2)
36 -36- Pembantaian
37 -37- Pantulan
38 -Secret Chapter- Pertemuan Pertama
39 -Secret Chapter- Pertemuan Pertama (2)
40 -38- Rumah Sakit
41 -39- Bertemu
42 -40- Histeris
43 -41- Pembunuh Bayaran
44 -42- Dalam Lingkup Air Mata
45 -43- Kembali Ke Kampus
46 -44- Sahabat?
47 -45- Misi Hanzel
48 -46- Tersingkapnya Tirai Kebenaran
49 -Secret Chapter- Tabir Masa Lalu
50 -Secret Chapter- Tabir Masa Lalu (2)
51 -Secret Chapter- Tabir Masa Lalu (3)
52 -47- Kenyataan Pahit
53 -48- Ketakutan Yuzen
54 -49- Ayo Menikah!
55 -50- Kamar Mandi
56 -51- Sesi Pertanyaan
57 -52- Ayo Jadi Cantik!
58 -53- Peringatan
59 -54- Hanzel dan Targetnya
60 -55- Wendy dan Flo
61 -56- Hadiah Balasan dari Yuzen
62 -57- Perhatian Yuzen
63 -58- Gaun Pengantin
64 -59- Nominasi Pemilihan
65 -60- Kartu Undangan
Episodes

Updated 65 Episodes

1
-1- Dibalik Senyuman
2
-2- Tangkap Aku Kalau Bisa
3
-3- Kepribadian Lain
4
-4- Jangan Sentuh Milikku
5
-5- Pria Posessif
6
-6- Hiburan Malam
7
-7- Menempel Padamu
8
-8- Pria Romantis?
9
-9- Pembalasan
10
-10- Wendy
11
-11- Wendy (2)
12
-12- Kecantikan Tersembunyi
13
-13- Kecantikan Tersembunyi (2)
14
-14- Akan Kerengkuh selalu
15
-15- Mesum
16
-16- Kau Mencintaiku?
17
-17- Kabar Tak Terduga
18
-18- Trending Topic
19
-19- Sah!
20
-20- Ketahuan
21
-21- Bisikan
22
-22- Ciuman Nakal
23
-23- Tertangkap
24
-24- Panas Membara
25
-25- Gangguan Pagi Hari
26
-26- Sang Pangeran dan Putri
27
-27- Sang Pangeran dan Putri (2)
28
-28- sakit
29
-29- Sakit (2)
30
-30- Pagi yang Cerah
31
-31- Memasak
32
-32- Mertua
33
-33- Insiden Kecil
34
-34- Sekeping Masa Lalu dan Lamaran
35
-35- Sekeping Masa Lalu dan Lamaran (2)
36
-36- Pembantaian
37
-37- Pantulan
38
-Secret Chapter- Pertemuan Pertama
39
-Secret Chapter- Pertemuan Pertama (2)
40
-38- Rumah Sakit
41
-39- Bertemu
42
-40- Histeris
43
-41- Pembunuh Bayaran
44
-42- Dalam Lingkup Air Mata
45
-43- Kembali Ke Kampus
46
-44- Sahabat?
47
-45- Misi Hanzel
48
-46- Tersingkapnya Tirai Kebenaran
49
-Secret Chapter- Tabir Masa Lalu
50
-Secret Chapter- Tabir Masa Lalu (2)
51
-Secret Chapter- Tabir Masa Lalu (3)
52
-47- Kenyataan Pahit
53
-48- Ketakutan Yuzen
54
-49- Ayo Menikah!
55
-50- Kamar Mandi
56
-51- Sesi Pertanyaan
57
-52- Ayo Jadi Cantik!
58
-53- Peringatan
59
-54- Hanzel dan Targetnya
60
-55- Wendy dan Flo
61
-56- Hadiah Balasan dari Yuzen
62
-57- Perhatian Yuzen
63
-58- Gaun Pengantin
64
-59- Nominasi Pemilihan
65
-60- Kartu Undangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!