-3- Kepribadian Lain

Yuzen berjalan tenang menaiki tangga rumahnya. Sepanjang dia berjalan, dia bisa melihat beberapa pelayan berlalu-lalang sambil merapikan beberapa perabotan rumah. Pria itu menaikkan sebelah alisnya, yakin sekali para pelayan itu mencari gadisnya bahkan ditempat bersembunyi sekecil apapun dirumah ini.

Sampai dilantai 2, Yuzen berjalan kearah perpustakaan dirumah itu. Memasukinya dan menghampiri sebuah rak besar yang terdapat dipojok. Dengan sedikit tenaga, Yuzen menggeser rak itu hingga memberikan celah kecil yang bisa memuat tubuhnya. Yuzen melangkah masuk dan membuka sebuah pintu yang berada dibalik rak itu.

Saat masuk, lampu langsung menyala. Hanya penerangan minim, tapi mampu membuat seringaian pria itu terukir saat matanya menangkap 3 buah layar komputer yang kini ikut menyala saat lampu menyala.

“Jadi, dimana kau sayang?”

Yuzen memberikan fokus pada salah satu layar komputer. Mengklik sebuah ikon disana dan muncullah banyak rekaman CCTV dilayar. Ada 20 CCTV. Yah, rumah ini punya 20 CCTV super kecil yang dipasang Yuzen diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun, tidak termasuk 4 CCTV dihalaman dan ruang tamu yang dipasang oleh orang tuanya.

Pria itu memperhatikan dengan intens layar komputernya. Pasti gadisnya terekam oleh salah satu CCTV, tapi dimana?

Matanya jeli melihat satu-satu rekaman CCTV.

Pria itu menyeringai saat melihat seorang gadis yang mengendap-endap dibelakang seorang pelayan. Yuzen memperbesar rekaman CCTV itu. Tapi kemudian matanya membelalak saat melihat gadisnya memukul tengkuk pelayan itu dengan pajangan rumah yang cukup berat.

Sial.

Apa yang dilakukan gadisnya?

Yuzen terus memperhatikan. Dan melihat gadisnya menyeret masuk pelayan itu ke kamar mandi terdekat. Lalu… tak ada apapun yang bisa dilihat Yuzen.

Pria itu mengernyit. Mungkin dia akan mulai memasang CCTV dikamar mandi.

Gadis itu tak bisa diprediksi.

Lalu tak lama gadisnya keluar dari kamar mandi dengan seragam pelayan. Yuzen terkekeh melihatnya. Gadis itu ingin menyamar?

Pria itu menyandarkan punggungnya pada kursi. Menaikkan kakinya ke meja dan mulai dengan santai menonton aksi gadisnya.

Mata pria itu terus mengikuti hingga kemudian dia tersentak dan langsung berdiri saat melihat gadisnya mengetuk kamar orangtuanya. Pria itu meneguk ludahnya susah payah. Wanda tidak boleh bertemu orangtuanya. Tidak boleh.

Tapi saat melihat orangtuanya tampak santai dan tak mengenali Wanda, Yuzen bernafas lega. Dia melihat gadisnya berlalu dan bersembunyi dibalik tangga, lalu orangtuanya pergi kearah halaman belakang.

Dan Yuzen tertawa.

Tak menyangka bahwa gadisnya masuk kedalam kamar orangtuanya. Apa yang dilakukannya didalam? Ah sayang sekali Yuzen tak memasang CCTV dikamar orangtuanya. Lagipula itu privasi orangtuanya.

Lalu, tak lama ponselnya berdering.

Dari ayahnya….

“Ya, Pa?”

“Yuzen kau dimana? Katanya ingin berbicara dengan kita berdua dihalaman belakang?”

Yuzen memiringkan kepalanya, sejenak dia berpikir. “Ah… maaf Pa. Aku ketiduran. Aku ngantuk sekali.”

Terdengar ******* diseberang sana. “Yah sudah katakan langsung saja apa yang mau kau katakan. Tidak usah turun menemui kita, kau pasti lelah.”

Yuzen tersenyum dan mulai menyusun kalimat. “itu, Papa dan Mama kan pulang mendadak hari ini. Kamar Papa dan Mama belum sempat dibersihkan. Lebih baik Papa dan Mama tidur dikamar tamu dulu, besok pagi-pagi sekali akan ku suruh pelayan membersihkan.”

“Tapi, Papa pikir cukup bersih…”

Yuzen segera memotong perkataan sang Papa, “Ayolah Pa, daripada kalian gatal-gatal nanti. Apalagi jika sampai Mama sakit. Debu tidak baik untuk kesehatan Mama.”

SKAK MAT.

Yuzen tahu kelemahan sangat Papa. Mama-nya.

“Baiklah.” Yuzen bisa melihat Papa-nya yang berjalan bersama sangat Mama, masuk kembali ke dalam rumah dan menuju salah satu kamar tamu. “Jangan lupa suruh pelayan membersihkan kamar Papa dan Mama sampai bersih. Kau tahu Mama mu punya asma kan. Jangan sampai ada debu.”

“Oke, pa.”

Lalu sambungan itu dimatikan oleh Papanya.

Yuzen memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Pria itu menatap sejak CCTV di dekat kamar orangtuanya sebelum kemudian berbalik keluar dari ruang rahasianya.

Ayo temui gadis kesayangannya.

✾n-o-t✾

Wanda meringkuk dibawah ranjang. Untung ranjang itu cukup tinggi dan sisi-sisi sampingnya ditutupi bed cover yang membentang hingga lantai. Hingga membuat Wanda bisa tidur dengan santai dibawah sana.

Gadis itu mulai menguap. Dia tidak terbiasa tidur diatas jam 10 dan sekarang sudah jam 9 lewat. Meskipun tadi dia sudah pingsan cukup lama, entah kenapa dia tetap saja mengantuk.

CKLEK!

Badan Wanda menjadi kaku saat mendengar pintu itu terbuka. Langkah kaki itu terdengar keras. Orangtua kak Yuzen kah? Tapi yang didengar Wanda hanya ada suara sepasang kaki. Berarti hanya 1 orang.

Wanda terbaring kaku. Bahkan gadis itu berusaha bernafas tanpa suara.

Gadis itu mendengar suara lemari dibuka beberapa kali. Lalu langkah kaki itu terus berjalan dan suara pintu kembali dibuka dan ditutup kembali sesaat kemudian, gadis itu menduga bahwa itu pintu kamar mandi. Terdengar lagi suara langkah kaki yang tampak berkeliling. Lalu ada suara sibakan tirai dan kemudian hening. Tidak ada suara apapun. Gadis itu meneguk ludahnya susah payah. Kenapa terasa janggal sekali?

“Wanda sayang, jika kau tidak keluar aku akan memperkosamu.”

Wanda berkedip cepat mendengar suara itu. Tubuhnya bergetar hebat sekarang, dia ketahuan. Bagaimana bisa pria itu tahu dia disini?

“Kuhitung sampai 3, jika tidak keluar aku benar-benar akan memperkosamu.” Yuzen menyeringai menatap bawah ranjang yang tertutupi bed cover. Dia sudah memeriksa seluruh kamar ini, dan satu-satunya tempat yang tersisa untuk sembunyi hanya dibawah tempat tidur. “Sa… tu.”

Wanda menggigit bibirnya. Tidak tahu harus melakukan apa.

“Dua,  tiga….” Yuzen terkekeh saat menghitung angka dua dan tiga dengan sangat cepat. Lalu pria itu berjongkok disisi ranjang dan menyingkap bed cover itu. “Hallo sayang. Sudah selesai main petak umpetnya, bagaimana jika kita ganti main kuda-kudaan karena kau sangat bandel tidak mau menurutiku.”

“AHHHHHHHKKKKKKK.” Reflek Wanda berteriak karena kaget melihat wajah Yuzen yang baginya mengerikan. Lalu tak lama kakinya diseret pria itu dan ditarik keluar dari bawah ranjang.

“Berteriak lah sekeras-kerasnya sayang. Kebetulan kamar ini kedap suara.” Yuzen mengangkat Wanda yang masih terbaring. Merengkuh gadis itu erat dan tak berhenti menciumi sisi samping rambut gadis itu. “Ah, aku merindukan aromamu.”

Wanda kembali meracau. Yuzen merengkuh nya dengan seenak jidat. Wanda takut dengan Yuzen. Pria itu sungguh asing. Gadis itu berteriak-teriak minta dilepaskan dan tangannya tak berhenti memukul bahu pria itu.

“Agresif sekali sayang.” Bisik pria itu. Lalu mengulum telinga kanan Wanda.

“AAARGGHHHHHHHHH.” Wanda tersentak dan berteriak sekuat tenaga. Sebelum kemudian terkulai lemas dibahu Yuzen. Okey, rasanya dia mau pingsan. Dia benar-benar tidak bisa disentuh se intim ini oleh orang asing.

“Jika kau pingsan aku akan memperkosamu sayang. Ah…. Membuatmu hamil sepertinya hal yang bagus.”

“Bajingan…” Bisik Wanda lemah.

“Aku tak peduli menjadi hal terlaknat didunia ini asal bisa memilikimu.” Yuzen menjauhkan wajahnya dan tersenyum sayang kearah Wanda.

Pria itu menjatuhkan gadisnya keatas ranjang dan langsung sigap menindih gadis itu agar tak kabur. Lalu dengan lembut dikecup nya dahi gadisnya. “Kenapa kau tidak mengingatku, hm?”

Wanda tak mendengarkan pertanyaan Yuzen, gadis itu mulai menangis tak karuan dan sesekali berteriak kesetanan. Tubuhnya bergetar hebat dan matanya tak fokus lagi. Tapi gadis itu berusaha menahan kesadarannya tetap ada, dia tak mau diperkosa pria itu. Sungguh tidak mau.

Yuzen menatap Wanda penuh sesal. Dia tak suka melihat gadisnya menangis tapi dia perlu gadis itu berada didekatnya. Yuzen tahu sejak dulu Wanda tak suka orang asing. Dulu Yuzen bahkan perlu waktu sebulan penuh untuk membuat Wanda nyaman dengan sentuhan-sentuhan kecilnya. Hanya sentuhan kecil. Yuzen tak tahu apa yang membuat Wanda melupakannya bahkan sentuhannya. Tapi yang pasti, Yuzen akan membuat Wanda terbiasa dengan sentuhannya lagi. Tapi dengan cara yang sedikit brutal. Dia tak sabar menunggu lagi selama berbulan-bulan untuk kedua kalinya. Yuzen terlalu jatuh cinta dengan gadis itu. Dan dia merindukan sentuhan gadisnya.

Yuzen mengukir senyuman lembut penuh kasih sayang. Dielus nya rambut sang gadis. Mungkin setelah ini dia akan mencambuk dirinya sendiri karena membuat gadis itu menangis.

“Jangan menangis…” Lalu pria itu mendekatkan bibirnya dan mengecup bibir sang gadis.

Wanda sendiri tersentak dan langsung menggeliat seperti cacing kepanasan, minta dilepaskan.

“Lepas… Shhkan….” Isak Wanda. Yuzen melepaskan ciumannya lalu menggeleng.

“Kau milikku.” Bisiknya dan kembali mencium Wanda dengan lebih dalam.

Wanda semakin tenggelam dalam kegelapan. Ciuman itu merenggut kesadarannya. Tubuhnya melemah dan kemudian semuanya gelap.

Dia kembali pingsan.

✾n-o-t✾

Yuzen membuka matanya saat merasakan ada yang mengelus-elus dadanya. Lalu kecupan-kecupan kecil diterimanya di seluruh wajah. Rambutnya pun dielus dengan sayang oleh sebuah tangan. Yuzen membelalakkan matanya, merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Tapi dia tahu apa yang terjadi.

Gadis yang kini duduk diatas perutnya benar-benar berbeda dengan gadis yang tak suka disentuh dan menangis meraung-raung tadi malam. Yuzen melirik jam yang terpasang didinding.

Jam 4 pagi.

Dan mereka masih dikamar orangtuanya.

“Kau mengenaliku?” Suara itu serak khas bangun tidur. Yuzen mengerang kecil saat melihat betapa menggodanya gadis itu di atasnya. Sialan sekali.

Dengan cepat pria itu berbalik dan berganti menindih Gadisnya. Lalu menerjang dengan ciuman panas dibibir gadis itu. Astaga dia merindukan rasa sensual ini.

“Wendy, kaukah itu?” Yuzen melepaskan ciumannya dan menyatukan dahinya dengan gadis di bawahnya. Seringaian muncul dibibir gadis itu. Membuat Yuzen semakin yakin bahwa dia benar-benar Wendy.

“Menurutmu?”

Yuzen terkekeh dan mengangkat sebelah alisnya dengan ekspresi senang. “Wanda tak akan seberani dirimu.”

“Tentu, dia terlalu lemah…” Seringaian gadis itu memudar, lalu ekspresinya berubah dingin. “... Hingga bisa kau tindas seperti itu.” Dan Wendy dengan cepat kembali membalikkan tubuh mereka hingga dia kembali berada diatas pria itu. Sebuah pisau lipat sudah teracung menempel dileher pria itu.

Yuzen sejenak tegang sebelum kemudian berubah santai dan menatap gadisnya dengan tatapan memuja.

“Kau benar-benar melindungi Wanda. Aku senang.”

“Termasuk melindunginya dari bajingan sepertimu.” Wendy menatap Yuzen dingin. Dia mencintai pria itu tapi dia sungguh benci pada orang yang menyakiti Wanda. “Berani sekali kau menyakitinya lagi!”

“Karena aku mencintainya….. Dan juga mencintai dirimu.”

“Pembohong!” Wendy menyentak Yuzen dan membuat pisau yang berada dileher pria itu menggores tipis dan mengeluarkan darah seketika.

“Wanda masih tidak tahu keberadaanmu?” Yuzen bertanya lembut. Tangannya terangkat ingin mengelus rambut gadis itu, tapi gadis itu menepis nya kasar.

Yuzen tahu betapa Wendy menyayangi Wanda. Wendy…. Dia selalu menjaga Wanda. Meskipun sifatnya berbanding terbalik.

“Aku tidak peduli dia tahu apa tidak. Aku tidak Terima kau menyakitinya!”

“Aku hanya menagih janjinya saja. Dia bilang akan menerimaku kembali saat aku mengejarnya setelah dia lulus SMA. Tapi apa, dia tak mengingatku!” Yuzen menarik rambutnya frustasi.

Wendy memutar matanya jengah dan kembali menatap dingin pria idiot dibawahnya. “Kau tahu…. Wanda membencimu. Terlalu benci dan traumatik padamu hingga bisa melupakanmu.” Gadis itu menarik nafasnya kasar. “Asal kau tahu saja, 2 tahun lalu aku berpura-pura menyamar menjadi Wanda dan bersikap seperti gadis itu. Aku yang membuat janji itu padamu. Kau tahu kenapa? Karena keberadaanmu semakin memperburuk keadaan jiwa Wanda. Aku ingin kau menyingkir, tapi tidak tahu caranya selain membuat janji itu.”

Yuzen terdiam. Terlalu terkejut. Tapi kemudian pria itu menyeringai pahit. “Kenapa? Aku hanya melakukan tugasku. Aku melakukan hal yang benar. Kau sebagai kepribadian lain Wanda seharusnya tahu!”

Ya.

Wendy adalah kepribadian lain yang dimiliki gadis itu. Bisa dibilang Wanda memiliki kepribadian ganda, Alter ego. Namun sayangnya, gadis itu tak menyadari keberadaan Wendy didalam dirinya. Hanya Yuzen seorang yang tahu.

“Aku tak bersalah. Dan sekarang aku akan menagih janjiku dan memiliki kalian.”

Wendy terbelalak mendengar ucapan Yuzen. Gadis itu tersenyum sinis. “Aku memang membenci ibuku. Tapi Wanda sungguh menyayanginya. Dan kau menyakiti gadis itu dengan membunuh ibunya sendiri! BAGAIMANA BISA KAU BILANG TIDAK BERSALAH?!”

“Aku hanya membunuh ibu tak bergunanya itu. Wanita tua itu selalu menyakiti kalian.”

Wendy menggeram marah. Sebenarnya dia berterimakasih pada Yuzen karena membunuh wanita itu. Tapi Wanda terlalu terpukul hingga nyaris gila karena ibunya dibunuh kekasihnya sendiri 2 tahun lalu. Membuat Wendy ikut geram dengan Yuzen yang seenaknya membunuh wanita tua itu. Ayolah prioritas utama Wendy adalah Wanda. Jika Wanda mati, dia juga tidak akan ada.

Gadis itu menatap marah Yuzen. Lalu digerakkan nya pisau lipat itu menyusuri leher Yuzen. Dia ingin menyelamatkan Wanda dari pria menyeramkan itu.

“Kau tidak berubah. Selalu membawa pisau lipat didalam saku celanamu. Kau benar-benar ingin membunuh setiap orang yang membuatmu marah ya?”

Yuzen hanya mengangkat alisnya tak peduli. Dia tahu pisau lipat itu didapatkan Wendy dari sakunya. Memangnya darimana lagi. Tidak ada benda tajam didalam kamar ini.

Lalu dalam sekejap….

JLEB!

Yuzen terbelalak tak percaya. Lalu terkekeh kecil dan merasakan sebuah pisau menancap di perutnya. Gadisnya yang ini benar-benar mirip dengannya. Wendy, memang bisa melakukan segala hal nekat. Gadis itu lebih beringas dari Wanda.

“Kita impas.” Desis Wendy tajam. “Kau membunuh ibuku dan aku membunuhmu. Jika kau selamat, akan ku izinkan kau meraih kami lagi. Aku tidak akan menghalangimu mendekati Wanda. Saat Wanda setuju akupun setuju.”

Lalu Wendy bangkit dari ranjang. “Aku ambil ini.” Ucapnya menunjukkan kunci kamar yang didapatkannya dari saku celana Yuzen.

Lalu berlalu keluar dari kamar itu dengan santai.

Pengawal?

Gampang. Tinggal dia pukul saja. Dia berbeda dengan Wanda. Dia jago berkelahi. Dia hanya perlu menjatuhkan satu pengawal disalah satu sisi yang dijaga dan langsung memanjat dinding pagar.

“Selamat tinggal Yuzen.”

...✾n-o-t✾...

Terpopuler

Comments

Sept September

Sept September

3 like mendarat syantiekkkkkk

2020-09-15

0

manusia

manusia

bagus banget novelnya 😍😍 apalagi kesan psikopat nya si yuzen dapet bangettt, lebih ke yandere sih :v

2020-06-12

1

cutegirl

cutegirl

kesel gitu pas si yuzen bilang suka maumdua cewek taunya kepribadian nya si Wanda owla kampret

2020-06-11

0

lihat semua
Episodes
1 -1- Dibalik Senyuman
2 -2- Tangkap Aku Kalau Bisa
3 -3- Kepribadian Lain
4 -4- Jangan Sentuh Milikku
5 -5- Pria Posessif
6 -6- Hiburan Malam
7 -7- Menempel Padamu
8 -8- Pria Romantis?
9 -9- Pembalasan
10 -10- Wendy
11 -11- Wendy (2)
12 -12- Kecantikan Tersembunyi
13 -13- Kecantikan Tersembunyi (2)
14 -14- Akan Kerengkuh selalu
15 -15- Mesum
16 -16- Kau Mencintaiku?
17 -17- Kabar Tak Terduga
18 -18- Trending Topic
19 -19- Sah!
20 -20- Ketahuan
21 -21- Bisikan
22 -22- Ciuman Nakal
23 -23- Tertangkap
24 -24- Panas Membara
25 -25- Gangguan Pagi Hari
26 -26- Sang Pangeran dan Putri
27 -27- Sang Pangeran dan Putri (2)
28 -28- sakit
29 -29- Sakit (2)
30 -30- Pagi yang Cerah
31 -31- Memasak
32 -32- Mertua
33 -33- Insiden Kecil
34 -34- Sekeping Masa Lalu dan Lamaran
35 -35- Sekeping Masa Lalu dan Lamaran (2)
36 -36- Pembantaian
37 -37- Pantulan
38 -Secret Chapter- Pertemuan Pertama
39 -Secret Chapter- Pertemuan Pertama (2)
40 -38- Rumah Sakit
41 -39- Bertemu
42 -40- Histeris
43 -41- Pembunuh Bayaran
44 -42- Dalam Lingkup Air Mata
45 -43- Kembali Ke Kampus
46 -44- Sahabat?
47 -45- Misi Hanzel
48 -46- Tersingkapnya Tirai Kebenaran
49 -Secret Chapter- Tabir Masa Lalu
50 -Secret Chapter- Tabir Masa Lalu (2)
51 -Secret Chapter- Tabir Masa Lalu (3)
52 -47- Kenyataan Pahit
53 -48- Ketakutan Yuzen
54 -49- Ayo Menikah!
55 -50- Kamar Mandi
56 -51- Sesi Pertanyaan
57 -52- Ayo Jadi Cantik!
58 -53- Peringatan
59 -54- Hanzel dan Targetnya
60 -55- Wendy dan Flo
61 -56- Hadiah Balasan dari Yuzen
62 -57- Perhatian Yuzen
63 -58- Gaun Pengantin
64 -59- Nominasi Pemilihan
65 -60- Kartu Undangan
Episodes

Updated 65 Episodes

1
-1- Dibalik Senyuman
2
-2- Tangkap Aku Kalau Bisa
3
-3- Kepribadian Lain
4
-4- Jangan Sentuh Milikku
5
-5- Pria Posessif
6
-6- Hiburan Malam
7
-7- Menempel Padamu
8
-8- Pria Romantis?
9
-9- Pembalasan
10
-10- Wendy
11
-11- Wendy (2)
12
-12- Kecantikan Tersembunyi
13
-13- Kecantikan Tersembunyi (2)
14
-14- Akan Kerengkuh selalu
15
-15- Mesum
16
-16- Kau Mencintaiku?
17
-17- Kabar Tak Terduga
18
-18- Trending Topic
19
-19- Sah!
20
-20- Ketahuan
21
-21- Bisikan
22
-22- Ciuman Nakal
23
-23- Tertangkap
24
-24- Panas Membara
25
-25- Gangguan Pagi Hari
26
-26- Sang Pangeran dan Putri
27
-27- Sang Pangeran dan Putri (2)
28
-28- sakit
29
-29- Sakit (2)
30
-30- Pagi yang Cerah
31
-31- Memasak
32
-32- Mertua
33
-33- Insiden Kecil
34
-34- Sekeping Masa Lalu dan Lamaran
35
-35- Sekeping Masa Lalu dan Lamaran (2)
36
-36- Pembantaian
37
-37- Pantulan
38
-Secret Chapter- Pertemuan Pertama
39
-Secret Chapter- Pertemuan Pertama (2)
40
-38- Rumah Sakit
41
-39- Bertemu
42
-40- Histeris
43
-41- Pembunuh Bayaran
44
-42- Dalam Lingkup Air Mata
45
-43- Kembali Ke Kampus
46
-44- Sahabat?
47
-45- Misi Hanzel
48
-46- Tersingkapnya Tirai Kebenaran
49
-Secret Chapter- Tabir Masa Lalu
50
-Secret Chapter- Tabir Masa Lalu (2)
51
-Secret Chapter- Tabir Masa Lalu (3)
52
-47- Kenyataan Pahit
53
-48- Ketakutan Yuzen
54
-49- Ayo Menikah!
55
-50- Kamar Mandi
56
-51- Sesi Pertanyaan
57
-52- Ayo Jadi Cantik!
58
-53- Peringatan
59
-54- Hanzel dan Targetnya
60
-55- Wendy dan Flo
61
-56- Hadiah Balasan dari Yuzen
62
-57- Perhatian Yuzen
63
-58- Gaun Pengantin
64
-59- Nominasi Pemilihan
65
-60- Kartu Undangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!