-4- Jangan Sentuh Milikku

Yuzen masih terkekeh kecil setelah menatap kepergian gadisnya. Dengan hati-hati pria itu menggerakkan tangannya kearah pisau yang masih menancap di perutnya, dan kemudian mencabutnya dengan perlahan. Cepat-cepat pria itu menekan lukanya agar darah tidak keluar semakin banyak, meski percuma karena darah itu terus mengalir keluar.

Pria itu menatap langit - langit kamar dengan tatapan kosong. Kekehannya sudah berhenti dan kini rasanya dia sangat mengantuk. Ingin sekali dia menutup matanya, tapi dia takut tidak akan terbangun lagi.

Yuzen masih berusaha sekuat tenaga mempertahankan kesadarannya. Dibayangkan nya wajah cantik gadisnya yang dulu selalu tertawa bersamanya. Dia ingin masa lalu itu kembali.

Dia tidak marah pada gadisnya. Dia malah bersyukur diberi kesempatan. Yang pasti dia akan bertahan dan merebut kembali hati kekasihnya.

Yuzen menyeringai.

Lihat saja, Wanda dan Wendy tak akan pernah bisa lepas darinya selama dia masih hidup.

...✾n-o-t✾...

Wendy terdiam.

Setelah berhasil lolos dari rumah itu, entah kenapa kakinya tak bisa melangkah. Dia selalu ingin berbalik dan melihat keadaan pria gila itu. Bagaimanapun, Wendy masih mencintai pria itu. Tak peduli seberapa gilanya pria itu. Oh Wendy pun tak lupa jika dia juga gila karena menusuk orang yang dicintainya. Tapi salah pria itu sendiri yang membuatnya sangat-sangat marah. Pria itu keterlaluan.

Wendy berteriak kesal dan memukul kakinya yang tak mau digerakkan itu.

Gadis itu mendesah kesal. Lalu meraih ponsel di saku celananya. Mengetik sederet nomor dan kemudian menempelkannya ke telinga.

“Tolong kirim ambulance segera kemari. Ada seseorang terluka karena ditusuk pisau, darahnya banyak sekali. Tolong cepat!Alamatnya di komplek Puri Permata Blok A16!”

Tut….

Wendy mematikan telponnya. Hanya berdiam sejenak karena kakinya tetap tak mau bergerak.

Wendy memejamkan matanya. Membayangkan betapa kesakitan nya pria itu. Akhirnya gadis itu mengikuti apa kemauan kakinya, dia akan disana. Menunggu, paling tidak hingga ambulance datang dan membawa pria itu.

...✾n-o-t✾...

1 Bulan Kemudian

Seorang gadis berlari dengan sangat cepat. Celana jeans warna biru yang dikenakannya tampak lusuh membalut kakinya, tidak lupa kaos warna pink pudar dimasukkannya kedalam celana. Gadis itu masih terus berlari.

Wajahnya yang tanpa make-up terus dibanjiri keringat. Hey, dia sudah berlari selama hampir 10 menit dengan kekuatan penuh. Rambutnya bahkan dibiarkan nya saja sejak bangun tidur tadi. Belum dia sisir sama sekali. Bahkan dia tidak mandi dan hanya mencuci wajahnya serta gosok gigi. Tidak ada cukup waktu untuk mandi. Dia sudah terlambat ke kelas pagi.

Memasuki gerbang universitas, Anak-anak mulai memperhatikannya. Tidak sedikit yang mencibir penampilannya. Tapi dominan para pria menoleh 2 kali padanya dan menatap kagum. Gadis itu sendiri tak mengerti kenapa semua orang tampaknya mengenalnya. Dia bahkan masih semester satu.

Gadis itu tak mempedulikannya dan terus berlari menuju gedung universitasnya.

Sampai di depan kelas, gadis itu meneguk ludahnya. Dosennya sudah masuk dan mengajar didalam. Dia yakin sekali absennya akan dikosongkan biarpun dia diijinkan masuk. Gadis itu menjadi lemas seketika. Meski dia tak pernah terlambat di pelajaran dosen ini, tapi tetap saja pasti seperti yang dirumorkan. Bahwa dosen ini terkenal sangat disiplin dan tak akan mecatat kehadirannya dikelas jika terlambat.

Gadis itu pasrah.

Toh yang penting pelajarannya. Tak dicatat kehadirannya sekali tak apa-apa. Dia akan berusaha untuk tak mengulanginya.

“Permisi…” Gadis itu masuk dengan wajah tertunduk. Sang dosen yang sebelumnya berbicara berhenti dan tampak memandangnya. “Maaf saya terlambat.”

“Siapa namamu?” Sang dosen berdehem. Tampak salah tingkah saat gadis itu mendongak dan menatap matanya.

Dosen berusia awal 30-an itu terpaku saat menatap gadis yang berdiri didepannya. Ah, gadis itu adalah gadis yang selalu diperhatikan nya saat dia mengajar di kelas ini. Gadis yang sejak awal menarik perhatiannya.

“Wanda Sharenia, pak.”

Sang dosen mengangkat alisnya, geli sendiri mendengar panggilan ‘pak’ dari orang yang dapat menarik perhatiannya.

“Kau tahu peraturan kelasku kan? Terlambat berarti dianggap membolos. Abesensimu tetap kukosongi, tapi kau boleh mendengarkan kelas ini.”

Wanda mendesah lega. Mengangguk hormat pada dosennya dan mengucapkan terimakasih sebelum kemudian duduk dikursi yang masih kosong.

Sang dosen yang bernama Farhan itu menunduk menatap daftar absensi nya dan menemukan nama Wanda di barisan paling akhir. Pria itu terdiam sejenak dan mendongak menatap Wanda yang duduk di deretan bangku belakang. Hmm… dia harus memiliki gadis itu.

...✾n-o-t✾...

Wanda terdiam. Hari sudah sore, dan dia justru terjebak diruangan itu dengan orang asing.

Ruangan itu dingin dengan AC yang disetel cukup rendah. Serba putih dan hanya terdapat beberapa perabotan disana. Gadis itu mendongak sejenak menatap orang di depannya, tapi buru-buru menunduk saat sadar orang di depannya tengah memandangnya dengan intens. Astaga, dia tak nyaman berada disini. Kakinya bahkan sudah bergetar.

“Jadi, ada apa bapak memanggil saya?” Wanda memulai percakapan. Dia ingin ini semua segera selesai. Tapi pria di hadapannya bahkan tak membuka mulut untuk mulai berbicara. Padahal mereka sudah duduk disana kurang lebih 5 menit.

“Ah begini Wanda…” Farhan, Sang dosen menatap Wanda lekat. Tiba-tiba dia merasa sangat gugup tapi rasa antusiasnya benar-benar membuat dia mampu menghadapi rasa gugupnya. Sial. Semakin lama diamati, Wanda terlihat semakin cantik. Membuat sesuatu dibawah sana mulai menegang. “Ini masalah absensi tadi pagi. Sayang sekali jika aku mengosongi kehadiranmu dimata kuliahku minggu ini begitu saja, apalagi kau anak yang pintar. Jadi aku ingin memberimu penawaran.”

Wanda mengernyit. “Penawaran?”

Farhan merasa bersemangat seketika. “Iya, bagaimana jika kau menjadi asistenku selama seminggu? Aku akan pertimbangkan untuk mengisi absenmu tadi pagi.”

“Tapi saya hanyalah mahasiswa baru, pak.” Wanda menjawab pelan. Dia ingin absensi nya diisi. Tapi masalahnya dia tak ingin berdekatan dengan orang asing dihadapannya. “Kurasa tak apa jika absen ku tidak diisi sekali. Aku tidak ingin tambah menyusahkan anda karena tidak becus menjadi asisten dosen.”

Farhan menggeleng cepat. “Tidak sulit kok. Aku tahu kau anak semester satu, jadi aku hanya ingin kau membantuku dibeberapa hal sepele.”

Wanda menggeleng. Gadis itu tetap menunduk dan meremas celananya dengan erat. Dia ingin segera keluar dari sini.

“Maaf Pak, saja rasa saya tidak bisa.” Wanda berdiri. Dia sudah tak tahan, padahal belum sampai 10 menit dia duduk diruangan itu berdua dengan dosennya. “Tidak masalah jika anda ingin mengosongkan absen saya tadi pagi. Lagipula saya yang salah.”

Farhan membelalak tak percaya. Rahangnya mengeras. Rencananya hancur ingin berdekatan dengan gadis itu dan memilikinya. Pria awal 30-an itu membuka laci di sampingnya pelan saat melihat Wanda mulai berdiri, lalu mengambil sebuah sapu tangan yang sudah diolesi obat bius dari sana. Dia harus beralih ke rencana lain.

“Kalau begitu saya permisi pak.”

Wanda berbalik dan hendak membuka pintu. tapi belum sempat dia meraih gagang pintu, mulut dan hidungnya dibekap erat. Kepalanya terasa pusing dan kemudian perlahan kesadarannya mulai menghilang.

Dia dibius….

Farhan yang melihat Wanda sudah tak sadarkan diri segera menggendong gadis itu dan diletakkan keatas sofa. Tangannya terulur dan mengelus pipi gadis itu yang mulus. Tiba-tiba dirinya semakin terangsang.

Padahal dia sudah sekuat tenaga menjaga image-nya menjadi dosen yang baik disini. Tidak seperti reputasinya diluar sana yang merupakan pria brengsek penjelajah wanita. Tapi sayangnya gadis muda itu terlalu menggoda iman. Farhan tidak tahan. Salah gadis itu juga yang keras kepala. Jika menurut dia tak akan melakukannya dengan kasar.

Tapi kini Pria itu tak menolak jika harus melakukannya dengan paksaan. Sedikit tantangan dari gadis cantik adalah bonus yang cukup menyenangkan.

...✾n-o-t✾...

“kak yuzen, astaga tampan sekali.”

“Kak Yuzen sudah sembuh ya? Kudengar kakak masuk rumah sakit.”

“Sht, Kak Yuzen senyumnya manis banget sih.”

“Kak Yuzen boleh minta nomornya gak?”

“Kak Yuzen….”

Pria itu terus melangkah. Hanya tersenyum sesekali untuk menyapa para gadis berisik yang sejak tadi mengekorinya bak anak ayam. Pria itu mendesah kesal. Ini hari pertamanya menginjak kampus setelah berhasil keluar dari rumah sakit sebulan lamanya. Astaga, gadisnya memang luar biasa. Menusuknya hingga berhasil dirawat selama sebulan penuh.

Yuzen menatap langit. Hari sudah sore tapi dari CCTV didekat rumah Wanda yang bisa langsung tersambung ke ponselnya tak memperlihatkan Wanda sudah pulang. Pria itu jadi cemas dan memilih menyusul ke kampus. Para bodyguard yang dibayar Yuzen untuk selalu mengikuti gadis itupun kehilangan jejak gadis itu didalam kampus. Sialan sekali. Kemana gadis itu? Tidak mungkin raib begitu saja,  kan?

Seketika Yuzen berhenti. Lalu berbalik menatap para gerombolan gadis yang sejak tadi mengikutinya.

“Kalian!” Nada tajam Yuzen membuat kerumunan itu tersentak. Namun saat melihat Yuzen mengembangkan senyumnya lagi, semua gadis langsung terpesona begitu saja. “Tahu Wanda anak baru yang cantik itu, kan?”

Seketika ekspresi antusias diwajah para gadis itu berubah menjadi kesal dan sedih. Membuat Yuzen mengernyit masa bodoh.

“Akan kuberikan nomorku, jika ada yang bisa menunjukkan padaku dimana gadis itu berada. Ada yang melihat Wanda?”

Seketika hening.

Para gadis itu berpikir keras berusaha mengingat-ingat apakah tadi mereka melihat Wanda. Demi nomor ponsel Yuzen, mereka akan berusaha mengorek ingatan sekuat tenaga. Seketika seseorang dari barisan tengah berceletuk. “Aku melihatnya berjalan disekitar ruangan para dosen. Mungkin dia ada urusan dengan salah satu dosen.”

Yuzen mengangguk. “Kapan kau melihatnya?”

“Setengah jam yang lalu saat aku baru selesai salah satu mata kuliah.”

Yuzen seketika memasang senyum manisnya. Membuat gerombolan gadis itu berteriak histeris.

“Aku akan membuktikan omonganmu. Jika aku menemukan Wanda disana kau bisa minta nomorku. Temui aku saja besok. Dan kalian jangan ikuti aku lagi. Awas saja.”

Lalu Yuzen segera berlari dengan cepat agar gadis - gadis itu tak bisa mengikutinya.

Pria itu mulai menjelajah ruang-ruang yang berdampingan dilantai 1, ruangan masing-masing dosen. Melihat di setiap sudut dan mengintip masing-masing ruangan. Tapi kebanyakan tirainya tertutup karena para dosen sudah pulang.

Pria itu terus berjalan sembari menatap sekitarnya.

Lalu tatapannya jatuh pada ruangan yang tirainya terbuka setengah dan lampu dalam ruangan yang masih menyala. Berarti disana masih ada dosennya.

Yuzen mengintip. Apakah ada gadisnya didalam sana dan sedang menemui salah satu dosen.

Tapi yang dilihatnya justru membuatnya membelalakkan mata.

Seorang dosen sedang menindih seorang mahasiswa dalam keadaan nyaris telanjang dan hanya menyisahkan dalaman yang menutupi daerah bawah saja!

Keparat!

Seketika api membara melingkupi diri Yuzen. Dia teramat marah. Sangat marah. Tangannya terkepal erat dan dirinya benar-benar kalap.

Dengan sekali tendang, pintu yang sebelumnya terkunci terbuka begitu saja. Membuat ekspresi terkejut diwajah sang dosen yang kalap.

Yuzen tak akan semarah itu. Bahkan tak akan marah, mau siapapun yang dilecehkan oleh dosen itu. Pria itu tidak peduli pada mahasiswi lainnya. Tidak, asal bukan….

“APA YANG KAU LAKUKAN PADA WANDA BRENGSEK! KEPARAT KAU!”

sang dosen yang naas. Dia justru menjemput kematiannya sendiri.

...^^^✾n-o-t✾^^^...

Terpopuler

Comments

vhiit widianti s 💕

vhiit widianti s 💕

seru banget thor 😄

2020-09-08

0

💢💞lee__sali💓💢

💢💞lee__sali💓💢

keren

2020-07-30

1

cutegirl

cutegirl

mati kao asw

2020-06-11

2

lihat semua
Episodes
1 -1- Dibalik Senyuman
2 -2- Tangkap Aku Kalau Bisa
3 -3- Kepribadian Lain
4 -4- Jangan Sentuh Milikku
5 -5- Pria Posessif
6 -6- Hiburan Malam
7 -7- Menempel Padamu
8 -8- Pria Romantis?
9 -9- Pembalasan
10 -10- Wendy
11 -11- Wendy (2)
12 -12- Kecantikan Tersembunyi
13 -13- Kecantikan Tersembunyi (2)
14 -14- Akan Kerengkuh selalu
15 -15- Mesum
16 -16- Kau Mencintaiku?
17 -17- Kabar Tak Terduga
18 -18- Trending Topic
19 -19- Sah!
20 -20- Ketahuan
21 -21- Bisikan
22 -22- Ciuman Nakal
23 -23- Tertangkap
24 -24- Panas Membara
25 -25- Gangguan Pagi Hari
26 -26- Sang Pangeran dan Putri
27 -27- Sang Pangeran dan Putri (2)
28 -28- sakit
29 -29- Sakit (2)
30 -30- Pagi yang Cerah
31 -31- Memasak
32 -32- Mertua
33 -33- Insiden Kecil
34 -34- Sekeping Masa Lalu dan Lamaran
35 -35- Sekeping Masa Lalu dan Lamaran (2)
36 -36- Pembantaian
37 -37- Pantulan
38 -Secret Chapter- Pertemuan Pertama
39 -Secret Chapter- Pertemuan Pertama (2)
40 -38- Rumah Sakit
41 -39- Bertemu
42 -40- Histeris
43 -41- Pembunuh Bayaran
44 -42- Dalam Lingkup Air Mata
45 -43- Kembali Ke Kampus
46 -44- Sahabat?
47 -45- Misi Hanzel
48 -46- Tersingkapnya Tirai Kebenaran
49 -Secret Chapter- Tabir Masa Lalu
50 -Secret Chapter- Tabir Masa Lalu (2)
51 -Secret Chapter- Tabir Masa Lalu (3)
52 -47- Kenyataan Pahit
53 -48- Ketakutan Yuzen
54 -49- Ayo Menikah!
55 -50- Kamar Mandi
56 -51- Sesi Pertanyaan
57 -52- Ayo Jadi Cantik!
58 -53- Peringatan
59 -54- Hanzel dan Targetnya
60 -55- Wendy dan Flo
61 -56- Hadiah Balasan dari Yuzen
62 -57- Perhatian Yuzen
63 -58- Gaun Pengantin
64 -59- Nominasi Pemilihan
65 -60- Kartu Undangan
Episodes

Updated 65 Episodes

1
-1- Dibalik Senyuman
2
-2- Tangkap Aku Kalau Bisa
3
-3- Kepribadian Lain
4
-4- Jangan Sentuh Milikku
5
-5- Pria Posessif
6
-6- Hiburan Malam
7
-7- Menempel Padamu
8
-8- Pria Romantis?
9
-9- Pembalasan
10
-10- Wendy
11
-11- Wendy (2)
12
-12- Kecantikan Tersembunyi
13
-13- Kecantikan Tersembunyi (2)
14
-14- Akan Kerengkuh selalu
15
-15- Mesum
16
-16- Kau Mencintaiku?
17
-17- Kabar Tak Terduga
18
-18- Trending Topic
19
-19- Sah!
20
-20- Ketahuan
21
-21- Bisikan
22
-22- Ciuman Nakal
23
-23- Tertangkap
24
-24- Panas Membara
25
-25- Gangguan Pagi Hari
26
-26- Sang Pangeran dan Putri
27
-27- Sang Pangeran dan Putri (2)
28
-28- sakit
29
-29- Sakit (2)
30
-30- Pagi yang Cerah
31
-31- Memasak
32
-32- Mertua
33
-33- Insiden Kecil
34
-34- Sekeping Masa Lalu dan Lamaran
35
-35- Sekeping Masa Lalu dan Lamaran (2)
36
-36- Pembantaian
37
-37- Pantulan
38
-Secret Chapter- Pertemuan Pertama
39
-Secret Chapter- Pertemuan Pertama (2)
40
-38- Rumah Sakit
41
-39- Bertemu
42
-40- Histeris
43
-41- Pembunuh Bayaran
44
-42- Dalam Lingkup Air Mata
45
-43- Kembali Ke Kampus
46
-44- Sahabat?
47
-45- Misi Hanzel
48
-46- Tersingkapnya Tirai Kebenaran
49
-Secret Chapter- Tabir Masa Lalu
50
-Secret Chapter- Tabir Masa Lalu (2)
51
-Secret Chapter- Tabir Masa Lalu (3)
52
-47- Kenyataan Pahit
53
-48- Ketakutan Yuzen
54
-49- Ayo Menikah!
55
-50- Kamar Mandi
56
-51- Sesi Pertanyaan
57
-52- Ayo Jadi Cantik!
58
-53- Peringatan
59
-54- Hanzel dan Targetnya
60
-55- Wendy dan Flo
61
-56- Hadiah Balasan dari Yuzen
62
-57- Perhatian Yuzen
63
-58- Gaun Pengantin
64
-59- Nominasi Pemilihan
65
-60- Kartu Undangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!