Andai Cinta Bisa Memilih

Andai Cinta Bisa Memilih

Perjodohan

Wisnu melangkah pelan mengitari ruangan demi ruangan rumah yang dulu sangat akrab dengannya. Tidak banyak yang berubah. Yang sangat terlihat perubahannya adalah Yunia... Ditandai oleh foto-foto yang terpajang di dinding. Mulai dari sosok bocah kecil lucu hingga berubah menjelma menjadi seorang gadis yang cantik.

Tanpa sadar Wisnu senyum tertahan. Matanya menatap sebuah foto tiga orang anak yang sedang asik bermain Lego. Anak yang paling besar itu dirinya, anak laki-laki yang satunya adalah adiknya Bayu, dan anak perempuan satu-satunya itu adalah Yunia.

Dia ingat, selepas berfoto, Yunia menangis sampai berguling-guling, karena Lego mainannya tidak sengaja terinjak Wisnu hingga pecah.

Ah, kejadian itu seperti baru beberapa hari berlalu.... Sekarang Yunia sudah mau Lulus SMA, Bayu sudah akan menyelesaikan S1 dan dirinya sudah bisa mengelola perusahaan milik ayahnya.

Ya, ayah sudah harus istirahat sekarang. Sudah waktunya, dia, sebagai anak sulung mengambil alih tanggung jawab ayah atas keluarganya. Dan kini, bapak, begitu dia biasa memanggil ayahnya Yunia memberi tanggung jawab tambahan padanya. Wisnu diminta menikahi Yunia.

Mengingat permintaan bapak, membuat Wisnu harus menarik nafas panjang. Sungguh permintaan yang rumit.

"Assalamualaikum...." Salam seseorang dari arah depan. Walaupun belum melihat orangnya, tapi Wisnu masih hapal dengan suara itu. Itu suara Yunia. Dia sudah pulang dari sekolahnya.

Terdengar jawaban salam dari beberapa orang yang duduk di ruang depan.

"Wah... Sedang banyak orang ya... Maaf salamannya nanti aja ya... Aku mau pipis dulu..." Terdengar suara Yunia dengan nada yang heboh, disusul suara derap langkah cepat mendekat ke arah Wisnu.

"Hai, mas... Sorry. Salamannya nanti aja..." Kata Yunia sambil nyengir, saat melihat Wisnu. Setelah itu dia bergegas ke kamar mandi di bagian belakang rumah. Wisnu sampai melongo tidak sempat berkata apa-apa saking cepatnya Yunia berlari.

Tak lama kemudian, Yunia kembali. Masih memakai seragamnya. Tapi tas sekolah sudah dia lempar ke bangku panjang di depan kamar mandi.

"Sudah lama, mas?" Sapa Yunia sambil mengulurkan tangannya hendak menyalami Wisnu. Sesaat Wisnu menatap tangan Yunia yang terulur.

"Udah cuci tangan, belum?" Tanyanya yang seketika membuat Yunia mendelik kesal.

"Sembarangan! Mas pikir aku orang yang jorok apa! Udah aku cuci bersih, pakai sabun wangi! Enak aja...." Omel Yunia ketus, Wisnu tertawa melihat kemarahan Yunia.

"Dah, ah!" Ujar Yunia kesal, dia engga jadi salaman dengan Wisnu, ditinggalkannya Wisnu yang masih tertawa untuk menemui orang-orang yang tadi ia lalui di ruang depan.

Di sana ada orang tua Wisnu bersama adiknya. Ada juga tetangga yang tinggal di kanan, kiri, depan dan belakang rumah Yunia...

"Eh?! Ada apa ini. Kok rame amet ya...?" Pikir Yunia. Apa mereka ini hendak menyalami keluarga Wisnu? Ya, keluarga Wisnu kan dulu pernah tinggal di depan rumah Yunia. Malah beberapa tahun, Wisnu dan Bayu menjadi anak angkat orang tua Yunia, sebelum Yunia lahir.

"Kok engga ganti baju, Yun?" Tanya Bik Sumi, adik ibu Yunia. Rumah Bik Sumi selang dua rumah ke kanan dari rumah Yunia, tapi sejak ibu Yunia meninggal saat gadis itu berusia delapan tahun, Bik Sumi lebih sering berada di rumah Yunia. Membantu bapak mengurus Yunia dan keperluan rumah.

"Sebentar, Bik." Jawab Yunia. Ia lalu menyalami para tetangga dan mencium tangan semua orang yang lebih tua.

"Sama aku engga cium tangan, Yun?" Tanya Wisnu yang ternyata mengikuti Yunia ke ruang depan. Bibirnya bergerak-gerak menahan tawa. Melihat ekspresi Wisnu membuat Yunia urung menyalami.

"Enggak!" Sahutnya ketus sambil membuang muka. Wisnu kembali tertawa. Orang-orang yang melihat Wisnu menggoda Yunia jadi ikutan tertawa. Bibir Yunia mengerucut. Ia membanting tubuhnya ke kursi di samping bapak.

Bapak membelai puncak kepala Yunia penuh sayang.

"Yun.... Ada yang mau bapak sampaikan ..." Ujar bapak saat keadaan sudah mulai tenang.

"Ada apa, pak?" Tanya Yunia sambil menatap bapak penuh perhatian. Dari nada bicara bapak tadi, Yunia bisa menebak kalau yang mau bapaknya sampaikan itu adalah sesuatu yang penting.

"Kamu masih ingat yang bapak sampaikan kemarin malam?" Tanya bapak sebelum menjawab pertanyaan Yunia. Yunia terdiam sejenak. Pandangan matanya menyapu semua orang yang hadir di ruangan itu.

Yunia ingat, kemarin malam bapak bilang, kalau bapak berniat menjodohkan Yunia segera, karena kesehatan bapak yang kurang baik beberapa bulan terakhir. Sebenarnya bukan cuma kemarin malam bapak menyinggung masalah itu. Tapi sejak berbulan-bulan yang lalu. Justru karena kelamaan, Yunia sampai lupa soal itu, hingga kemarin malam bapak kembali menyinggungnya.

"Soal itu..." Yunia mendadak grogi karenanya. Pandangan matanya kembali menyapu orang-orang di sekitarnya. Di sini ada banyak sekali orang. Bahkan para tetangga dekat juga ada. Masa mau ngebahas soal itu sekarang? Kan malu...

Bapak tersenyum lembut memahami perasaan anak gadisnya.

"Yang bapak mau tanyakan... Apakah jawaban mu tetap? Tidak berubah?" Tanya bapak sambil kembali membelai kepala Yunia. Sesaat Yunia menatap wajah bapak. Wajah orang yang begitu mengasihinya.

Bapak dalam sakitnya, masih terus memikirkan keselamatan Yunia. Kemarin malam bapak bilang, kalau sebelum bapak pergi, bapak akan mencari orang yang bisa melanjutkan tanggung jawabnya mengurus Yunia. Karena itu bapak bertanya, maukah dirinya di jodohkan? Saat itu Yunia berkata, kalau bapak hanya merasa terlalu khawatir.

"Bapak pasti sembuh..." Katanya berulang kali. Tapi bapak bersikukuh.

"Umur orang engga ada yang tahu, sayang.... Bapak hanya tidak ingin meninggalkanmu sendiri tanpa ada menemani...." Jawaban bapak seketika membobol bendungan air di mata Yunia.

"Yunia manut (\=nurut) apa kata bapak..." Jawab Yunia akhirnya. Bapak tersenyum.

"Sekarang.... " Ujar bapak kemudian sambil memandang keluarga Wisnu bergantian. " ... Di sini ada keluarga Pak Winoto. Keluarganya juga sudah kau kenal dengan baik..."

Sampai sini perasaan Yunia langsung engga nyaman. Pandangan matanya terarah pada Bayu dan Wisnu bergantian. Jangan-jangan ....

DAR!

"... Bapak mau kau menikah dengan Wisnu..." Kalimat bapak bagai petir disiang hari.

Kan?! Bener kan, dugaan Yunia?! Dia mau dijodohkan dengan salah satu dari anak pak Winoto. Seketika pandangan Yunia terkunci pada mata Wisnu yang juga sedang menatapnya.

"... bagaimana? Ada yang akan kamu sampaikan?" Tanya bapak. Tapi kali ini terasa begitu jauh di telinga Yunia. Seluruh nalarnya mendadak macet. Dia sibuk berfikir sendiri ... Ini beneran?

"... Wisnu.... Kau sudah mendengar ucapan Yunia... Apa ada yang ingin kau sampaikan?" Tanya bapak lagi kini tertuju pada Wisnu.

"Tidak ada, Pak." Jawab Wisnu sambil memutuskan kontak mata dengan Yunia, dia beralih menghadap bapak.

"Kalau begitu, mumpung disini sudah cukup banyak yang bisa menjadi saksi, mari kita selesaikan sekarang..." Ujar bapak.

Mendengar perkataan bapak, seperti suatu komando untuk mereka yang duduk di sana. Segera saja mereka bangkit mengambil posisi.

Paman duduk di samping bapak. Wisnu duduk dihadapan bapak diapit oleh ayah dan adiknya. Beberapa tamu pria lain duduk agak menepi tak jauh dari mereka. Bik Sumi bangkit mendekati Yunia dan membimbingnya untuk masuk ke dalam kamar disertai ibu Wisnu dan beberapa tetangga perempuan lain. Sisanya mundur kebelakang.

Yunia masih belum konek dengan apa yang terjadi. Dia dijodohkan dengan Wisnu? Oke sampai sini dia masih bisa mengikuti. Tapi perubahan formasi duduk itu mencurigakan....

Mendadak perut Yunia terasa mules tanpa sebab pasti, sementara keringat dingin mulai keluar dari tengkuk dan telapak tangannya......

Terpopuler

Comments

.

.

aq mampir

2022-07-20

1

R. Yani aja

R. Yani aja

tengkyu... 🤭😅

2021-12-21

2

Ahmadchoirul Firmansyah

Ahmadchoirul Firmansyah

keren bet dah ceritanya

2021-12-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!