Cinta Berjarak Lima Tahun

Cinta Berjarak Lima Tahun

Awal Jumpa

Seperti biasa, Bunga berangkat kerja naik angkutan umum. Pagi ini ia sengaja berangkat pagi-pagi sekali karena ada yang harus ia selesaikan di kantornya. Bunga bekerja sebagai staf administrasi di sebuah supermarket terbesar di kotanya.

Pagi itu angkot yang Bunga naiki masih lengang, sampai angkot itu berhenti di sebuah halte, Serombongan cowok berseragam putih abu-abu berebut naik dengan suara berisik mereka. Salah seorang dari cowok-cowok itu duduk di sebelah Bunga. Seperti kebiasaan angkot-angkot pada umumnya, meski sudah penuh masih saja menaikan penumpang. Akhirnya mereka duduk berhimpitan. Saat penumpang lain mendesak untuk mendapatkan tempat duduk, Faldi, nama cowok yang ada di sebelah Bunga ikutan tergeser. Tubuhnya menghimpit Bunga yang memang duduknya di pojok.

Faldi menoleh. "Maaf!" kata Faldi karena kepalanya berbenturan dengan kepala Bunga. Bunga tersenyum. Tanpa ia sadari, senyumnya itu sangat membekas dalam ingatan Faldi. Di pertigaan, Bunga turun. Faldi terus menatap kepergian gadis yang senyumnya sangat berkesan di hatinya itu.

Keesokan harinya, Faldi berangkat lebih awal. Tiap angkot yang berhenti di halte, ia amati. Ia mencari Bunga di antara para penumpang. Namun hingga jam menunjukkan pukul 06.45, Faldi tidak menemukan Bunga. Karena tidak ingin terlambat masuk sekolah, akhirnya ia naik juga ke angkot berikutnya.

"Pak Min, jangan tutup gerbangnya!" Faldi berlari saat melihat penjaga sekolahnya akan menutup gerbang.

"Tumben siangan, Den?"

"Angkot nya penuh terus pak," kata Faldi dan ia segera berlari ke ruang kelasnya.

Pak Min, sang penjaga sekolah itu geleng geleng kepala.

Kenapa harus naik angkot, bukankah Den Faldi anak orang kaya.

Selama tiga hari, Faldi mencoba menemukan Bunga di setiap angkot yang lewat halte, namun tak kunjung berjumpa. Ia sangat ingin melihat gadis itu lagi.

"Bro, besok bantuin aku ya! Buatkan surat ijin!" kata Faldi kepada Rian teman sekelasnya.

"Emang kau mau kemana?"

"Aku ada misi penting."

"Misi apaan? Paling balapan motor kan?"

"Nggak. Kali ini lebih mengasikkan daripada balapan."

Keesokan harinya, Faldi dengan sepeda motornya sengaja menunggu Bunga di gang tempat Bunga turun beberapa waktu yang lalu. Ia menunggu dengan penuh harap. Tepat pukul delapan, sebuah angkot berhenti. Mata Faldi berbinar saat ia melihat siapa yang turun dari angkot. Bunga.

"Pantas aku tidak pernah menjumpainya di angkot kalau pagi, ternyata dia naik angkot siang. "

Bunga menyeberang jalan lalu menyusuri trotoar. Diam diam Faldi mengikutinya. Ia melihat Bunga berbelok ke halaman sebuah supermarket dan masuk lewat pintu yang bertuliskan hanya untuk karyawan.

"Dia berkerja di sini rupanya," batin Faldi. Ia lalu menjalankan motornya meninggalkan tempat itu.

Siang harinya, Faldi sengaja ke supermarket itu. Ia berkeliling di area yang menjual barang-barang kebutuhan sehari hari yang ada di lantai satu. Ia mencari-cari keberadaan Bunga. Karena tak menemukannya, ia kemudian naik ke lantai dua.

Faldi berkeliling dan matanya masih terus mencari-cari. Akhirnya pencarian Faldi membuahkan hasil. Ia melihat Bunga sedang berbincang dengan penjaga counter kemeja pria.

"Kebetulan," batin Faldi.

Ia mendekat ke arah mereka. Berpura-pura memilih kemeja. Faldi memasang telinga mendengarkan percakapan mereka.

"Tolong kau pilih barang barang dari suplier C. Pilih barang yang masih terisi lebih dari limapuluh persen dan yang masih utuh belum terjual. Lihat sejak lima bulan lalu. Kalau itu barang baru, jangan kau ikutkan. "

"Baik, mbak Bunga!"

Setelah memberi instruksi, Bunga berpindah ke counter kaos. Ia melakukan hal yang sama, memberi instruksi ke penjaga.

"Maaf, ini size M ada nggak?" Faldi mendekat ke Bunga sambil menyodorkan sebuah kaos.

"Mbak Yati, ini masnya nyari yang size M."

"Mbak, kenapa mbak manggil pelayan lain. Kenapa bukan mbak aja yang cariin!"

"Maaf mas, itu bukan tugas saya."

"Terus tugas mbak apa?"

Bunga memandang cowok yang ada di depannya. Ia merasa tidak asing dengan wajah itu. Bunga berusaha mengingat dimana pernah bertemu dengannya.

Dia cowok putih abu-abu yang di angkot waktu itu.

"Tugas saya di bagian administrasi mas. Mbak Yati ini yang memahami tentang barang barang di counter ini. Ia bisa melayani mas dengan baik kok."

"Tapi aku maunya dilayani sama mbak Bunga, gimana donk?" Faldi menatap Bunga dengan tersenyum.

Walaupun bukan tugasnya, namun menjaga nama baik supermarket adalah kewajibannya. Akhirnya Bunga mengalah.

"Baiklah, mas tadi mau size M ya. Tunggu bentar! Saya carikan. "

Bunga meninggalkan Faldi dan berjalan ke arah Yati yang sedang melayani customer yang lain. Yati menunjuk ke tumpukan kaos dan Bunga mencari di tumpukan tersebut. Ia kembali ke Faldi dengan membawa tiga kaos size M dengan warna berbeda.

"Ini mas, silahkan di pilih."

"Mbak saja yang pilihkan buat saya!"

Bunga kaget mendengar jawaban Faldi. Baru kali ini ada customer minta dipilihkan baju.

"Tapi kan saya tidak tahu selera mas."

"Selera saya ya seperti mbak ini!" Faldi mulai menggoda Bunga.

Bunga menghela nafas. Ia mulai merasa kesal dengan sikap cowok ini. Ia tahu usia cowok ini lebih muda darinya. Ia memanggilnya mas untuk menghormatinya. Siapa sangka nih cowok malah menggodanya.

"Mas, kalau nggak niat beli, nggak papa kok!"

Bunga lalu pergi meninggalkan Faldi. Faldi cepat mencegah kepergian gadis itu dengan menarik tangannya.

"Jangan marah mbak. Nanti cantiknya hilang." Faldi tersenyum. Kesabaran Bunga habis. Ia menatap cowok itu.

"Mau anda apa!"

"Aku maunya kenalan sama mbak. Namaku Faldi. Tolong mbak rekam ya! Faldi!!" Ia mencengkram tangan Bunga saat mengucapkan kata itu. Wajahnya sangat serius. Matanya tajam mengintimidasi Bunga.

Bunga terkesima. Jika ia tidak ingat bahwa cowok di depannya ini adalah cowok putih abu-abu. Ia akan mengira dia seorang pemuda yang matang. Karena sikap yang ditunjukkan Faldi barusan tidak seperti sikap anak remaja seusianya.

Lama mereka saling menatap.

"Mbak, ini jadi yang mana yang diambil?"

Bunga langsung mengalihkan pandangannya dari Faldi.

"Tanya padanya saja!" Ia kembali akan pergi. Namun lagi-lagi Faldi mencegahnya.

"Pilihkan untukku dan jangan menolak!" suaranya tegas berwibawa.

Nih anak kenapa bisa bersikap sangat mengintimidasi begini.

'Yang biru saja!"

Faldi tersenyum.

"Thanks cantik," bisiknya ke telinga Bunga. Ia lalu melepaskan tangan Bunga.

Bunga cepat-cepat kabur meninggalkan tempat itu. Jantungnya berdebar dan mukanya terasa panas.

Gila. Dasar bocah gila.

Sementara itu Faldi masih berada di counter kaos.

Ia berusaha mencari informasi tentang Bunga pada pelayan yang bernama Yati.

"Mbak, kalau bagian administrasi itu jam kerjanya sampai jam berapa?"

"Sampai jam lima sore. Kecuali yang bagian lembur."

"Mbak, nama saya Faldi. Mbak mau nggak menolong saya? Nanti saya kasih imbalan deh!"

"Menolong apa mas? Kalau itu kejahatan, maaf saya tidak mau!"

"Bukan mbak. Masak tampang cakep kayak saya ini seorang penjahat. Saya ingin mbak cari info tentang mbak Bunga. Tapi jangan sampai ia tahu. Bisa nggak?"

"Mas Faldi menyukai mbak Bunga. "

"Tertarik, lebih tepatnya." kata Faldi.

"Tapi saingan mas akan banyak sekali lho!"

"Oh ya! Tapi saya yakin saya akan menang."

"Iya sih. Karena mas Faldi sangat tampan."

Faldi tersenyum dipuji tampan.

"Mas Faldi mau tahu tentang apa?"

"Tentang rutinitas mbak Bunga. Kapan ia pulang dan jadwal lemburnya."

"Setahu saya, mbak Bunga selalu pulang jam tiga sore. Sabtu ia lembur. Dan hari Minggu ke empat tiap bulan jadwalnya jaga malam."

Faldi mengangguk tanda paham.

"Mas kalau mau dekatin mbak Bunga, hati-hati ya!"

"Memang kenapa?"

"Saya dengar saat ini juga ada seorang polisi yang juga sedang berusaha mendekatinya. Ia sering menjemput mbak Bunga. Mereka sudah jadian apa belum, kami nggak tahu. "

"Makasih mbak," Faldi lalu menuju kasir dan membayar belanjaannya.

...🌹🌹🌹...

Terpopuler

Comments

Nurul S

Nurul S

aku mampir ....Ceritanya Menarik. Salam Literasi

2023-07-12

0

Ima Rosella

Ima Rosella

hey kak Thor salam kenal.
singgah juga di "Balas dendam" yuk kak, bila berkenan🙏🤗

2022-09-26

0

mrs.blue

mrs.blue

aaah....belok kesini krn mo nostalgia😄waktu dikintilin bocah putih biru😁boleh ya thor...

2021-02-14

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Jumpa
2 Ponsel Tanda Cinta
3 Kehilangan
4 Menemukannya
5 Janji Gerry
6 Panggil Aku Bang Gerry
7 Menikahlah denganku
8 Bagaimana jika aku bukan Faldi
9 Rencana Melamar
10 Kabar yang Menggelisahkan
11 Bawa Dia Pulang
12 Aku Merindu
13 Jika aku harus memilih
14 Pulang
15 Pertemuan
16 Kau sakit Bang..
17 Kepergian Bunga
18 Mencari Bunga
19 Kehamilan Bunga
20 Canggung.
21 Mencari cincin kawin
22 Ngidam
23 Mimpi Buruk Bunga
24 Bunga ingin bercerai
25 Minta Bantuan Tuan Firmandana
26 Kejutan Ulang Tahun Bunga
27 Jatuh Talak
28 Selamat datang Zidan.
29 Cemburu
30 Aduh Mas.. Googling aja.
31 Akhirnya terlaksana juga
32 Pulang ke Jakarta
33 Belum Seratus Persen.
34 Tawaran Kerjasama Dari Gerry
35 Semua akan baik baik saja
36 Pertemuan Kendra dan Gerry
37 Menepis Keraguan
38 Merebut Kembali
39 Kendra Mengerang Gerry Murka
40 Penguntit Gerry
41 Maafkan Aku Fal!
42 Temuilah Faldi
43 Lupakan Aku
44 Hasutan
45 Perubahan Sikap
46 Jumpa Calon Istri Gerry
47 Kedatangan Sepupu
48 Pesan Tengah Malam
49 Sadar dan Minta Maaf
50 Ingin Pulang
51 Was-was
52 Pesta Pernikahan Gerry part 1
53 Pesta Pernikahan Gerry Partai 2
54 Curhatan Kendra
55 Aku Ingin Kehidupan yang Lebih Baik.
56 Aku Ingin Menikahimu.
57 Riana Kabur
58 Menyerah
59 Pertolongan Tuan Firmandana.
60 Perjanjian Kendra dan Riana.
61 Tipu Daya Riana.
62 Dia Kekasihku
63 Siapa Cowok Gondrong Itu
64 Rekayasa Faldi dan Riana
65 Menyadarkan Kendra
66 Bunga ingin pulang.
67 Bunga Aku Datang!
68 Pertemuan setelah Perpisahan
69 Kena Cakar Kucing Binal
70 Mengulang Permintaan.
71 Nasehat Bu Rani
72 Kenangan Bunga dan tragedi Zidan
73 Bagai Orang Ketiga.
74 Kalah dan Bimbang
75 Melamar..
76 Cup....
77 Selamat Jalan
78 Wasiat
79 Pesan
80 Rencana ke Jepang
81 Pertemuan Pertama
82 Usaha Bunga
83 Melepas Kerinduan
84 Saling Mengobati
85 Paman, restui kami!
86 Mendapatkan Restu
87 Nyaris
88 Ciuman perpisahan.
89 Sah?!?
90 Talak Dua.
91 Tak Acuh
92 Akting
93 Kepastian yang Faldi Tunggu
94 Menikmati Kebersamaan
95 Kebahagiaan Bunga dan Tekad Kendra
96 Aku melakukannya untukmu
97 Permintaan Zidan
98 Memperoleh Ide
99 Menyusul ke Kantor
100 Tuan Faldi, istrimu butuh dinafkahi
101 Kalian Ngapain?
102 Akang Sayang...
103 Indahnya Honeymoon
104 Interogasi Gerry
105 Papa Sayang Zidan
106 Permintaan Gerry dan Keputusan Bunga
107 Setalah Zidane Pergi
108 Kebahagiaan yang sempurna.
109 Bahagia Selamanya
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Awal Jumpa
2
Ponsel Tanda Cinta
3
Kehilangan
4
Menemukannya
5
Janji Gerry
6
Panggil Aku Bang Gerry
7
Menikahlah denganku
8
Bagaimana jika aku bukan Faldi
9
Rencana Melamar
10
Kabar yang Menggelisahkan
11
Bawa Dia Pulang
12
Aku Merindu
13
Jika aku harus memilih
14
Pulang
15
Pertemuan
16
Kau sakit Bang..
17
Kepergian Bunga
18
Mencari Bunga
19
Kehamilan Bunga
20
Canggung.
21
Mencari cincin kawin
22
Ngidam
23
Mimpi Buruk Bunga
24
Bunga ingin bercerai
25
Minta Bantuan Tuan Firmandana
26
Kejutan Ulang Tahun Bunga
27
Jatuh Talak
28
Selamat datang Zidan.
29
Cemburu
30
Aduh Mas.. Googling aja.
31
Akhirnya terlaksana juga
32
Pulang ke Jakarta
33
Belum Seratus Persen.
34
Tawaran Kerjasama Dari Gerry
35
Semua akan baik baik saja
36
Pertemuan Kendra dan Gerry
37
Menepis Keraguan
38
Merebut Kembali
39
Kendra Mengerang Gerry Murka
40
Penguntit Gerry
41
Maafkan Aku Fal!
42
Temuilah Faldi
43
Lupakan Aku
44
Hasutan
45
Perubahan Sikap
46
Jumpa Calon Istri Gerry
47
Kedatangan Sepupu
48
Pesan Tengah Malam
49
Sadar dan Minta Maaf
50
Ingin Pulang
51
Was-was
52
Pesta Pernikahan Gerry part 1
53
Pesta Pernikahan Gerry Partai 2
54
Curhatan Kendra
55
Aku Ingin Kehidupan yang Lebih Baik.
56
Aku Ingin Menikahimu.
57
Riana Kabur
58
Menyerah
59
Pertolongan Tuan Firmandana.
60
Perjanjian Kendra dan Riana.
61
Tipu Daya Riana.
62
Dia Kekasihku
63
Siapa Cowok Gondrong Itu
64
Rekayasa Faldi dan Riana
65
Menyadarkan Kendra
66
Bunga ingin pulang.
67
Bunga Aku Datang!
68
Pertemuan setelah Perpisahan
69
Kena Cakar Kucing Binal
70
Mengulang Permintaan.
71
Nasehat Bu Rani
72
Kenangan Bunga dan tragedi Zidan
73
Bagai Orang Ketiga.
74
Kalah dan Bimbang
75
Melamar..
76
Cup....
77
Selamat Jalan
78
Wasiat
79
Pesan
80
Rencana ke Jepang
81
Pertemuan Pertama
82
Usaha Bunga
83
Melepas Kerinduan
84
Saling Mengobati
85
Paman, restui kami!
86
Mendapatkan Restu
87
Nyaris
88
Ciuman perpisahan.
89
Sah?!?
90
Talak Dua.
91
Tak Acuh
92
Akting
93
Kepastian yang Faldi Tunggu
94
Menikmati Kebersamaan
95
Kebahagiaan Bunga dan Tekad Kendra
96
Aku melakukannya untukmu
97
Permintaan Zidan
98
Memperoleh Ide
99
Menyusul ke Kantor
100
Tuan Faldi, istrimu butuh dinafkahi
101
Kalian Ngapain?
102
Akang Sayang...
103
Indahnya Honeymoon
104
Interogasi Gerry
105
Papa Sayang Zidan
106
Permintaan Gerry dan Keputusan Bunga
107
Setalah Zidane Pergi
108
Kebahagiaan yang sempurna.
109
Bahagia Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!