I HATE EVERYONE 2
Season sebelum nya.
"Ehem, Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Azlan dengan deheman nya sedangkan Fany hanya diam. Naisa dan juga Aldi menoleh ke arah Azlan dan Fany yang baru saja sampai di ruang itu.
"Buta? tidak melihat?" ketus Aldi sedangkan Naisa kembali mengobat wajah Aldi.
"Shht kau ini selalu saja marah" ketus Azlan lagi. Aldi tidak menjawab nya lagi dan menatap lekat wajah Naisa yang sedang berada di hadapan nya.
"Shht, Percuma saja kita di sini, Ayo sayang kita pergi saja menikmati waktu berdua" ucap Azlan yang kesal dan keceplosan memanggil Fany dengan panggilan sayang sedangkan tangan nya sedang memegang tangan Fany sekarang.
Naisa dan Aldi yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Fany dan Azlan. "Hah? sayang?" ucap Aldi dan Naisa bersamaan dengan mata membulat kaget mendengar itu.
SEASON 2
"Astaga aku kelepasan" guman Azlan yang baru sadar akan ucapan nya.
"Apa maksud sayang yang kau ucapkan?" tanya Aldi dan menatap lekat wajah Azlan.
"Ah tidak apa, Ayo Fan" ajak Azlan lagi dan menarik tangan Fany, Naisa dan juga Aldi menatap kepergian mereka berdua dengan tatapan bingung nya.
"Aku curiga dengan mereka berdua" ucap Aldi saat melihat kepergian Azlan dan juga Fany.
"Hem, Aku juga, Mereka berdua seperti memiliki hubungan bukan?" tanya Naisa dengan menatap lekat wajah Aldi.
"Kau ini hampir saja ketahuan" ketus Fany dan melepaskan tangan nya itu dari tangan suami nya.
"Maaf, Aku kelepasan tadi" jawab Azlan dan menggaruk tengkuk nya yang tidak gayal itu. Fany tidak menjawab nya dan langsung berlalu dari sana sedangkan di dalam UKS Naisa sedang mengobati Wajah Aldi yang memar itu.
Satu tahun kemudian
Tibalah di mana saat nya Naisa dan teman teman seperjuangan nya wisuda sedangkan Aldi dan Azlan sudah terlebih dahulu wisuda. Kaki Naisa belum betul betul sembuh tapi setidak nya dia sudah tidak menggunakan kursi roda dan sekarang dia menggunakan tongkat makanya dia Sekarang sudah tidak terlalu merepotkan orang orang sekitar nya. Hidup Naisa dan Aldi berjalan lancar satu tahun belakangan ini begitupun dengan rumah tangga Azlan dan Fany yang masih tertutup rapat dan tidak ada satupun teman kampus mereka yang mengetahui tentang pernikahan itu termasuk Aldi dan Naisa.
"Happy graduation" ucap Aldi dengan memberikan buket bunga yang ia buat sendiri kepada Naisa, Naisa menoleh ke belakang dan melihat Aldi yang menghampiri nya. Naisa menoleh ke bawah dan melihat Aldi membawa buket bunga yang lumayan besar untuk nya.
Naisa menerima bunga itu. "Terima kasih" ucap Naisa dengan tersenyum lebar menatap Aldi.
"Happy graduation sayang" ucap Erdin dan Andini secara bersamaan kepada Naisa, Naisa menatap ke arah Andini dan juga Erdin.
"Terima kasih ma, Pa" jawab Naisa yang sudah di ajarkan untuk memanggil mereka dengan sebutan itu.
"Hey menatap lah ke sini" ucap salah satu siswa bawahan mereka dengan memegang kamera dan itu membuat Naisa dan Aldi menoleh ke depan dan berpose begitupun dengan Erdin dan juga Andini.
Setelah acara selesai semua nya nampak bubar dan kembali ke rumah masing masing begitupun dengan Aldi dan Naisa yang masih tinggal satu rumah sedangkan Asma tidak hadir karna dia baru saja melahirkan dan masih berada di soul korea selatan bersama suami nya karna ibunda Angga berasal dari sana. Aldi meletakkan tongkat milik Naisa itu ke dalam mobil bagian belakang dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang sedangkan kedua orang tua Aldi mereka berbeda mobil dengan Aldi.
"Nilai mu tertinggi, Selamat ya" ucap Aldi saat tengah mengemudi.
"Hem, Terima kasih" jawab Naisa dan melebarkan senyuman nya menatap Aldi, Aldi membalas senyuman wanita itu dan kembali pokus akan kemudi nya.
"Em, Al" panggil Naisa yang sedikit ragu, Aldi menoleh ke arah wanita itu.
"Hem, Ada apa?" tanya Aldi dan menatap lekat wanita itu.
"Kita ke makam ibu dan ayah mau?" tanya Naisa yang sedikit ragu kepada Aldi.
Dahi Aldi mengerut saat Naisa seperti takut berbicara kepada nya. "Tentu saja boleh, Wajah mu kenapa seperti orang takut hem?" tanya Aldi dan meminggirkan mobil nya di tepi jalan untuk menatap lekat wanita yang ada di samping nya itu. Naisa segera menggelengkan kepala nya dengan pandangan yang masih menunduk ke bawah. Aldi masih menatap aneh ke arah wanita itu dan mendekat ke arah nya, Aldi mengangkat wajah wanita itu hingga menatap ke arah nya.
"Hey katakan kepadaku, Kenapa kau seperti ketakutan dan nampak sedih hem?" tanya Aldi dengan nada lembutnya menatap Naisa.
Naisa menatap lekat wajah Aldi. "Jawablah pertanyaan ku dengan jujur, Aku tidak akan memakan mu" ucap Aldi lagi dengan menatap manik mata wanita yang ada di hadapan nya itu nampak bersedih.
"Aku bahagia karna nilaiku tinggi" jawab Naisa yang terpotong oleh Aldi.
"Jadi kenapa raut wajah mu seperti nya nampak sedih?" tanya Aldi lagi dengan menatap lekat wajah Naisa.
"Aku belum selesai berbicara" jawab Naisa dengan mengerutkan bibirnya karna dia belum selesai berbicara Aldi sudah bertanya.
"Oh, Lanjutkan" ucap Aldi dan menurunkan tangan nya dari kedua pipi Naisa.
"Tapi di saat kebahagiaan ku, Ayah dan ibu tidak ada sama seperti saat aku lulus SMA mereka juga tidak ada" jawab Naisa dengan menundukkan kepala nya. Sungguh dia sangat sedih dan menginginkan kehadiran kedua orang tua nya saat ini dan tanpa di sadari air matanya sudah mengalir di wajah cantik nya itu. Aldi sangat tidak bisa melihat wanita itu bersedih apa lagi menangis, Tangan nya dengan sigap menghapus air mata yang menetes itu hingga tak tersisa tapi kesedihan hati Naisa itu tidak menghentikan air mata yang ingin jatuh itu dan terus menerus membuat air mata nya itu jatuh.
"Astaga, Aku tidak bisa membujuk jika dia menangis karna hal ini" guman Aldi yang sama sekali tidak bisa membujuk Naisa yang sedang menangis karna merindukan orang tua nya.
"Hey sudah lah jangan menangi, Nanti kita akan ke tempat mereka, Nanati mereka sedih melihat kau menangis jadi jangan menangis lagi" ucap Aldi yang mencoba membujuk Naisa dan mengusap wajah wanita itu dengan nya lembut nya. Naisa mengehntikan tangis nya dan menatap lekat wajah Aldi.
"Sudahlah jangan menangis lagi, Mau peluk?" tanya Aldi dengan menatap lekat wajah Naisa. Naisa menggelengkan kepala nya karna dia tidak mau di peluk dan diapun kembali memposisikan duduk nya seperti tadi.
"Shhttt wanita ini, Sedang menangis saja menyebalkan" guman Aldi yang kesal akan Naisa yang menolak untuk di peluk dan itu pertama kali untuk nya di tolak. Aldi tidak ingin membahas nya dan langsung mengambil ponsel nya yang ada di dalam saku celana nya dan mengirimkan pesan kepada ibu nya.
"Mah, Aku dan Naisa pergi ke makam ayah Adam dan ibu Naura, Jadi kami akan pulang telat nanti" isi pesan yang di kirimkan oleh Aldi kepada ibu nya dan setelah itu kembali meletakkan ponsel nya ke dalam saku celena nya, Setelah selesai meletakkan ponsel nya Aldi langsung melajukan kembali mobil nya dengan kecepatan sedang menuju ke makam. Aldi juga sudah memanggil kedua orang tua Naisa dengan panggilan sama seperti Naisa karna memang mereka berdua sudah bertunangan dan hanya menunggu hari pernikahan yang beberapa hari ini akan di laksanakan.
Aldi menoleh sekilas ke arah Naisa yang ada di samping nya itu dan melihat Naisa yang masih sedikit terisak. "Sudahlah jangan menangis, Nanti make up mu luntur" ucap Aldi yang kembali pokus ke kemudi. Naisa yang sedikit terisak itu menoleh ke arah Aldi.
"Diam kau" ketus Naisa dengan suara rendah karna ucapan Aldi tidak lucu di pendengaran nya.
"Iya aku akan diam" jawab Aldi dan diam di tempat Naisa menghapus air mata nya dan menghembus ingusan nya.
"Jorok sekali kau ini" ketus Aldi saat mendengar Naisa yang menghembus ingus.
"Banyak bicara sekali kau ini, kau mau?" tanya Naisa dengan menyodorkan tisyu bekas ingusnya tadi kepada Aldi.
"Ih, Tidak terima kasih" jawab Aldi dan sedikit menjauh karna dia jijik akan itu. Naisa tidak menjawab nya dan langsung membuang bekas tisyu itu keluar mobil.
"Wanita ini sedang sedih saja dia masih bisa membuat orang kesal?" guman Aldi dengan menatap lekat wajah Naisa. Beberapa menit mereka menempuh jalan akhirnya mereka sampai di kuburan. Aldi dan Naisa langsung beranjak turun dari mobil dan masuk ke dalam area pemakaman.
Naisa berjalan cepat untuk menuju ke makam kedua orang tuanya itu dengan membawa hasil nilai nya dan masih menggunakan topi wisuda nya. Sedangkan Aldi dia berjalan biasa saja karna langkah kaki nya jika di banding dengan langkah kaki Naisa jauh lebih besar langkah kaki nya. Setelah sampai di makam kedua orang tuanya Naisa langsung berjongkok di antara kedua makam itu dan terlebih dahulu mengirimkan doa kepada kedua orang tua nya itu begitupun dengan Aldi yang juga baru saja sampai dan berjongkok di samping Naisa.
"Ayah, Ibu, Nai mendapatkan nilai bagus di kampus lihatlah" ucap Naisa dan membuka hasil nilai nya kepada kedua makam orang tua nya itu. Naisa memperlihatkan nilai nya yang bagus semua itu kepada kedua makam itu.
"Lihatlah tinggi bukan nilai nya?" tanya Naisa lagi dengan menatap lekat kedua makam orang tua nya itu sedangkan Aldi dia masih diam dan melihat apa yang di lakukan oleh Naisa.
"Naisa juga sudah mengabulkan salah satu keinginan ayah yaitu jadi sarjana, Lihatlah Naisa sekarang mengenakan toga" ucap Naisa dan beranjak berdiri dan berputar untuk melihatkan tubuh nya yang sedang mengenakan toga dengan senyum yang mengembang, Aldi ikut tersenyum melihat senyum itu dengan senyum tulus nya setelah itu Naisa kembali berjongkok di antara kedua makam itu.
"Naisa merindukan kalian" ucap Naisa dan langsung mengeluarkan air mata nya saat mengatakan itu. Aldi tidak bisa mencegah ataupun membujuk nya untuk saat ini karna itu kemauan Naisa dan dia juga mengerti akan Naisa yang suasana hati nya saat ini sedang naik turun kdang bahagia kadang sedih.
"Hikss" Naisa terisak di antara kedua makam itu dengan wajah yang menunduk.
"Ayah, Ibu, Aldi mau meminta izin untuk menikahkan anak kalian dan menjadikan nya ibu untuk anak anak Al nanti, Al hanya meminta doa restu dan dukungan dari kalian di sana dan Aldi akan menjaga anak kalian dengan baik" ucap Aldi dengan menatap lekeat kedua makam itu secara bergantian sedangkan Naisa masih menangis di makam itu dan hanya mendengar ucapan Aldi.
"Aldi berterima kasih kepada kalian karna sudah menjaga Naisa dengan baik dan menjadi anak sebaik ini dan penurut pula, Jujur Aldi sangat beruntung bertemu dengan nya, Aldi mohon doa restu dari ayah dan ibu untuk niat Al ini" ucap Aldi dan membungkukkan sedikit tubuh nya seperti memberi salam. Naisa menoleh ke arah Aldi dengan wajah sedikit bakup dan basah, Aldi tersenyum melihat wanita itu dan menghapus air mata yang masih ada di wajah wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
🍃CINCIN💍PUCAT🍃
salken
2021-02-25
1
ANAA K
semangat thorr
2021-02-25
1
Tini Muskananfola
👍🏻
2021-02-24
0