"Tapi kepala mu tidak apa apakan?" tanya Andini yang kembali menatap Naisa yang juga kembali menundukkan kepala nya. Aldi yang mendengar itu langsung naik darah akan ibunya yang malah menanyakan Naisa bukan menanyakan dirinya yang sudah jelas jelas terluka.
"Mama apa apaan malah menanyakan Naisa, Anakmu ini lihat hidungnya mengeluarkan darah" protes Aldi kepada ibunya itu dan tidak terima ibunya malah bertanya kepada Naisa, Andini menoleh ke arah Aldi begitupun dengan Naisa yang juga ikut menoleh ke arah nya.
"Kau cemburu?" tanya Andini dengan menatap lekat anaknya itu.
"B-Bukan" elak Aldi yang tidak terima akan ucapan ibunya itu dan matanya malah teralih kepada Naisa.
"Shtt lelaki ini, Sudah cemburu tidak ingin mengaku" guman Naisa dan tersenyum mengejek menatap Naisa.
"Apa kau melihatku?" tanya Aldi dengan melototkan matanya kepada Naisa.
"Apa?" tanya balik Naisa yang juga ikut melototkan matanya menatap Aldi.
"Shtt" umpat Aldi dan mengalihkan pandangannya.
"Sudah sudah, Kalian tidak ingin ke butik?" tanya Andini yang menghentikan tatapan tajam di antara Naisa dan juga Aldi.
"Untuk apa ma?" tanya Naisa dengan menatap heran ke arah ibu Aldi begitupun dengan Aldi yang juga menatap heran ke arah ibunya itu.
"Lusakan pernikahan kalian akan dilaksanakan" jawab Andini dengan menatap kedua orang itu. Aldi menoleh ke arah Naisa begitupun dengan Naisa karna mereka tidak tau jika lusa adalah pernikahan mereka karna yang mengurus masalah itu bukan mereka yang mengurusnya.
"Kenapa malah saling tatap? bersiaplah, Kalian harus mencoba baju yang sudah di buat oleh mami Rita (Ibu Azlan)" ucap Andini kepada kedua insan itu dan mendorong Aldi. Aldi masih saling tatap dengan Naisa dengan tatapan heran nya.
"Sudah, Pergi" ketus Andini kepada Aldi, Aldi tidak menjawab nya dan langsung berlalu dari sana dan menuju ke kamar nya.
"Kau juga, Bersiaplah" ucap Andini kepada Naisa.
"Baik ma" jawab Naisa dan beranjak berdiri dari duduk nya, Andini langsung keluar dari kamar Naisa itu dan menuju ke bawah dan Naisa pun langsung mengunci pintu kamar nya itu dan setelah itu baru dia langsung berlalu masuk ke dalam kamar mandi.
Di dalam kamar Aldi.
"Lusa aku menikah dengan nya?" ucap Aldi dengan pandangan entah kemana.
"Yes, Aku akan menikah dengan Naisa" teriak Aldi girang dan meloncat tidak jelas sama seperti Asma saat di lamar oleh Angga.
"Yes, Aku menikah dengan Naisa" ucap Aldi dan berjakan masuk ke dalam kamar mandi dengan berjoget kegirangan akan dirinya yang ingin menikah dengan Naisa lusa, Sama persisi seperti yang di lakukan Asma dan yang membedakannya Asma waktu itu terjungkal dari ranjang tapi dirinya tidak. Aldi membersihkan tubuh nya dengan terus berjoget kegirangan akan kabar yang di beritahu Andini.
"Aku akan menikah dengan Naisa" ucap Aldi lagi sambil keluar dari kamar mandi dengan masih berjoget sambil berjalan menuju ruang ganti. Hati lelaki itu sungguh gembira sekali saat ini, Dia langsung memilih baju dan dengan cepat dia mengenakan nya dan setelah itu dia langsung berlalu keluar dari kamar nya itu. Seperti biasa saat keluar dari kamar dia selalu menuju ke kamar Naisa terlebih dahulu.
Tok..tok..tok
Aldi mengetuk pintu kamar Naisa. "Nai" panggil Aldi dan menghentikan ketukan pintunya itu.
"Sebentar" teriak Naisa dari dalam dan berjalan menuju ke dekat pintu dengan mengenakan celana pendek dan baju kaos nya sungguh sangat simpel.
Ckleeek
Pintu kamar Naisa terbuka dan Aldi langsung menatap ke arah Naisa yang baru saja keluar. "Kenapa mengenakan celana itu?" tanya Aldi dan menatap lekat kaki jenjang dan putih calon istrinya itu.
"Kenapa memangnya?" tanya balik Naisa kepada Aldi.
"Tukarlah, Kita ini ingin keluar dan aku tidak mau semua orang melihat hakku itu" ucap Aldi dan membuang pandangnya menandakan jika dia tidak ingin melihat itu sebelum sah meskipun hanya kaki. Dahi Naisa mengerut tapi dia mengikuti ucapan Aldi, Dia kembali masuk ke dalam kamar nya dan mengambil rok dan langsung mengenakannya tanpa melepaskan celananya Tadi.
"Ayo" ajak Naisa yang sudah menggunakan rok tutu panjang. Aldi menoleh kembali ke arah nya dan melihat Naisa sudah mengenakan rok.
"Ayo" ajak Aldi balik dan langsung membimbing wanita itu berjalan menuju lift. Sesampai mereka di bawah langsung melihat Erdin dan Andini di meja makan.
"Kalian langsung pergi nak?" tanya Erdin kepada Aldi dan juga Naisa.
"Iya pa" jawab Naisa sedangkan Aldi hanya menatap ayah nya itu.
"Kalian tidak sarapan terlebih dahulu?" tanya Erdin lagi.
"Kami akan makan di luar saja nanti, Ayo" ajak Aldi kepada Naisa, Sifat Aldi tidak terlalu berubah tapi setidaknya dia tidak sesombong dulu dengan kedua orang tuanya itu. Aldi dan Naisa langsung berlalu keluar dari rumah dan masuk ke dalam mobil.
"Kau ini selalu saja datar kepada papamu" ucap Naisa saat Aldi masuk ke dalam mobil.
"Aku sudah biasa saja perasaan ku" jawab Aldi dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke tujuan nya dan juga Naisa.
"Tapi kau tidak boleh datar seperti itu, Kau tidak kasihan melihat papa selalu memasang wajah sedih saat kau menjawab ucapannya dengan wajah datar? coba sesekali kau jawab dengan baik dan di iringi dengan senyum pasti dia akan senang akan itu" jelas Naisa yang mencoba mengajarkan Aldi.
"Aku tidak biasa tersenyum dengannya, Wajahnya saja selalu datar saat melihatku" jawab Aldi akan penjelasan Naisa itu.
"Itu karna kau yang selalu datar kepada nya dan tidak pernah tersenyum kepadanya makanya dia juga melakukan hal yang sama, Coba kau tersenyum saat berbicara dengannya pasti dia juga akan tersenyum melihatmu, Bukankah langka bagimu melihat senyum papa?" tanya Naisa dengan menatap lekat wajah Aldi.
"Senyum papa? aku memang sudah lama tidak melihatnya, Bahkan aku lupa bagaimana bentuk wajah papa saat tersenyum" guman Aldi yang baru sadar akan dirinya yang tidak pernah melihat senyum ayahnya.
"Hey" ucap Naisa yang menyadarkan lamunan Aldi itu.
Aldi langsung menoleh sekilas ke arah wanita itu dan setelah itu kembali fokus ke kemudi. "Hem, Aku memang jarang melihat senyum papa, Bisa di bilang tidak pernah" jawab Aldi akan pertanyaan Naisa yang tadi dan menatap ke depan.
Naisa menatap lekat wajah lelaki yang ada di sampingnya itu dan nampak sekli wajah lelaki itu sedikit sedih. "Nanti cobalah untuk berbicara sopan dan keluarkan senyummu saat di dekat papa dan aku yakin jika kau tersenyum kepadanya dia juga akan tersenyum kepadamu" jelas Naisa dengan senyumannya menatap Aldi. Aldi menoleh ke arah nya dan melihat senyum tulus di wajah wanita itu.
"Em" jawab Aldi mengangguk mengiyakannya dengan senyum tak kalah tulus dari senyum Naisa.
"Yasudah ayo" ajak Naisa untuk turun karna mereka sudah sampai di butik. Aldi mengiyakannya dan turun terlebih dahulu tapi Naisa juga ikut turun, Aldi mengambil tongkat Naisa dan memebrikannya kepada Naisa, Naisa menerimanya dan mereka pun berjalan masuk ke dalam butik.
"Mami" sapa Aldi saat masuk ke dalam butik dan melihat Rita. Rita menoleh ke arah Aldi dan juga Naisa yang baru saja sampai.
"Eh kamu sudah sampai" ucap Rita dan menghampiri Aldi dan juga Naisa, Aldi tidak menjawab sedangkan Naisa hanya membalasnya dengan senyuman.
"Kau memang cantik nak, Pantas saja Aldi sangat menyukaimu" ucap Rita saat melihat Naisa, Aldi tidak suka akan ucapan Rita itu dan menatap tajam ke arah Rita karna dia menyukai Naisa bukan karna Naisa cantik tapi karna baiknya Naisa.
"Mami hanya bergurau" ucap Rita saat melihat tatapan tajam dari Aldi. Naisa menoleh ke arah Aldi dan Aldi langsung melebarkan senyumannya kepada Naisa.
"Ayo nak ikut mami, Aini kau urus Aldi" ucap Rita kepada salah satu pelayan.
"Baik mam" jawab Aini akan ucapan Rita dan langsung berlalu dari sana dan mengajak Aldi menuju ke ruang baju pria.
"Ayo nak" ajak Rita kepada Naisa dengan membimbing Naisa masuk ke dalam ruangan gaun wanita. Naisa hanya mengangguk mengiyakannya dan mengikuti Rita.
"Pilihlah mana yang kau suka sayang" ucap Rita menyuruh Naisa memilih mana baju yang dia suka. Naisa melihat lihat gaun itu dan dia menemukannya.
"Ini saja tante" ucap Naisa saat melihat gaun yang sangat cantik itu.
"Cobalah" ucap Rita kepada Naisa. Naisa mengangguk mengiyakannya dan langsung masuk ke dalam ruang ganti dan mengenakan pakaian itu. Naisa keluar dari ruang ganti saat mengenakan pakaian itu dan Rita bisa melihat jelas Naisa yang sangat cantik mengenakan itu.
"Cantik sekali kau sayang" ucap Rita yang kagum akan kecantikan Naisa. Naisa hanya bisa membalas senyuman dari pujian Rita itu.
"Ayo kita tunjukkan kepada Al" ajak Rita kepada Naisa Naisa mengiyakannya dan kembali mengenakan tongkat nya dan menuju kelur, Aldi yang baru saja mengenakan dasi pun menoleh ke arah Naisa dan juga terpana eh kecantikan wanita itu.
"Bagaimana Al? bukankah cantik calon istrimu ini?" tanya Rita kepada Aldi, Sedangkan Naisa masih menatap Aldi yang juga nampak Tampan dan gagah menggunakan stelan jas berwarna hitam itu.
"Itu terlalu terbuka" jawab Aldi yang tidak setuju akan gaun itu yang menurutnya terbuka. Naisa menoleh ke tubuh nya dan melihat biasa saja gaunnya itu begitupun dengan Rita.
"Ini sangat cocok dengannya Al" ucap Rita dengan menatap Naisa.
"Tapi lihat dadanya terbuka, Aku tidak mau orang melihat itu" jawab Aldi akan ucapan Rita. Naisa masih diam dan mematung di tempatnya.
"Ayo, Biar aku saja yang memilihkan baju untukmu" ajak Aldi dan membuang dasi yang ingin ia kenakan tadi dan membimbing Naisa masuk ke dalam ruang gaun tadi lagi. Naisa hanya mengikutinya sedangkan Rita menunggu di luar. Aldi menatap lekat wajah Naisa dan setelah itu melihat tubuh Naisa yang kini berbalut tahun itu dan matanya terhenti saat melihat bagian dada Naisa sangat terbuka dan itu membuat diri nya langsung menggelengkan kepala, Aldi dengan segera mengalihkan pandang nya dari sana dan berjalan melihat lihat banyaknya gaun di dalam sana.
.
.
Mari mampir ke novel baru Author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Cahaya mata
Cantik sekali gaunnya
2021-02-26
0
ANAA K
semangat thorr
2021-02-25
0
jung jepri
semangat
2021-01-28
0