"Aldi berterima kasih kepada kalian karna sudah menjaga Naisa dengan baik dan menjadi anak sebaik ini dan penurut pula, Jujur Aldi sangat beruntung bertemu dengan nya, Aldi mohon doa restu dari ayah dan ibu untuk niat Al ini" ucap Aldi dan membungkukkan sedikit tubuh nya seperti memberi salam. Naisa menoleh ke arah Aldi dengan wajah sedikit bakup dan basah, Aldi tersenyum melihat wanita itu dan menghapus air mata yang masih ada di wajah wanita itu.
"Sudahlah jangan menangis nanti ayah dan ibu juga ikut menangis melihat mu menangis" ucap Aldi yanh masih tersenyum dan mengusap dari wanita itu yang juga basah. Naisa tersenyum menatap lelaki itu dan menghentikan tangis nya dan senyuman itu di balas senyuman tulus oleh Aldi.
"Sudahlah, Ayo hari juga sudah mulai sore" ajak Aldi kepada Naisa karna memang hari sudah mulai sore. Naisa mengangguk mengiyakan nya dan mereka berdua tidak lupa berpamitan kepada makam kedua orang tua Naisa dan setelah itu langsung berlalu dari sana.
Naisa masuk ke dalam mobil begitupun dengan Aldi yang juga masuk ke dalam mobil bagian kemudi. Aldi langsung melajukan mobil dengan kecepatan sedang meninggalkan pemakaman itu dan menuju ke kediaman nya. "Nanti malam kita makan malam berdua mau?" tanya Aldi yang meminta persetujuan Naisa terlebih dahulu. Naisa langsung menggelengkan kepala nya menandakan jika dia tidak ingin makan malam nanti.
"Kenapa tidak mau? apa kau sakit?" tanya Aldi lagi dengan menatap wanita itu.
"Tidak, Hanya saja aku malas keluar" jawab Naisa akan pertanyaan Aldi dengan menatap Aldi.
"Baiklah" jawab Aldi yang tidak bisa memaksa Naisa untuk makan malam nanti bersama nya. Naisa tidak menjawab nya dan memilih untuk menoleh ke luar jendela.
"Padahal aku ingin membahas pernikahan sekaligus merayakan wisuda nya yang mendapatkan nilai tinggi" guman Aldi yang sudah mempunyai rencana untuk Naisa tapi harus di batalkan karna Naisa tidak mau dan dia sama sekali tidak bisa memaksakan Naisa untuk tetap pergi bersama nya.
"Ah sudahlah" guman Aldi kembali dan kembali pokus ke kemudi, Beberapa menit menempuh perjalanan akhirnya mereka pun sampai di rumah, Aldi keluar terlebih dahulu untuk mengambil tongkat Naisa meskipun Naisa sudah bisa berjalan sendiri tapi jalan nya itu belum terlalu sempurna dan belum terlalu sehat. Naisa dan Aldi masuk ke dalam rumah bersamaan dan saat masuk mereka langsung di sambut oleh banyak orang di rumah itu termasuk para pelayan.
"Selamat nona Naisa" ucap semua pelayan kepada Naisa. Naisa tersenyum dan mengangguk mengiyakan nya dan sangat nampak jika wajah wanita itu bakup atau bengkak.
"Bibi Naisa kelelahan dia akan istirahat" ucap Aldi yang mencoba membuat mereka mengerti. Andini dan Erdin menoleh ke arah Naisa dan melihat wajah Naisa seperti sudah menangis.
"Ah baiklah" jawab Andini akan ucapan Aldi, Aldi pun membimbing Naisa berjalan menuju lift untuk menuju ke kamar nya, Sesampai di atas Aldi membawa Naisa masuk ke dalam kamar nya.
"Kau tidak apa apa kan?" tanya Aldi dengan menatap lekat wajah Naisa. Naisa langsung menggelengkan kepala nya menandakan jika dia tidak apa ap.
"Baiklah, Aku akan ke kamarku jika terjadi apa apa langsung hubungi aku" ucap Aldi lagi kepada Naisa, Naisa langsung menganggukkan kepala nya akan ucapan Aldi dan setelah itu Aldi pun langsung berlalu dari sana dan menuju ke kamar nya.
Keesokan pagi nya.
Aldi terbangun dari tidur nya dan dia langsung menuju ke kamar mandi untuk berkumur dan membersihkan wajah, Setelah selesai dia langsung keluar dari kamar nya dan terlebih dahulu melihat Naisa. "Nai" ucap Aldi dengan mengetuk pintu kamar wanita itu. Naisa yang belum bangkit dari tidur nya pun tidak menjawab. Aldi mencoba membuka pintu kamar nya itu dan untung nya pintu kamar itu tidak di kunci, Aldi langsung masuk ke dalam kamar wanita itu dan melihat Naisa sedang tertidur nyenyak di atas ranjang.
Aldi berjalan mendekat ke arah wanita itu dan melihat wanita itu tidur dengan menelungkup. "Masih tertidur rupanya" ucap Aldi dan mengusap lembut rambut Naisa yang melindungi matanya memandang wajah cantik nya itu. Naisa tidur dengan tangan yang ada di bahu dan tubuh nya melengkung seperti anak bayi yang ada di dalam kandungan.
"Hey bangunlah" ucap Aldi dengan mengusap pipi wanita itu dan itu membuat Naisa yang merasa geli di wajah nya mengerjapkan matanya.
"Em" ucap Naisa dan kembali memejamkan matanya dan memeluk bantal kepala nya. Aldi menggelengkan kepala saat melihat wanita itu malah menutup wajah menggunakan bantal.
"Hey ini sudah siang, Kau tidak ingin bangun?" tanya Aldi dengan tangan yang masih mengusap kepala Naisa. Naisa membuka mata nya pelan dan langsung melihat Aldi dan itu sontak membuatnya langsung bangkit.
"Ah" rengek Naisa dan Aldi secara bersamaan karna kepala Naisa mebentur batang hidung Aldi yang mancung itu dan itu juga membuat Aldi kesakitan.
"Apa yang kau lakukan di sini?" ketus Naisa kepada Aldi dengan memegang dahinya yang sedikit sakit itu.
"Aku tadi berniat ingin membangunkan mu" jawab Aldi akan pertanyaan itu.
"Kenapa tidak meminta izin terlebih dahulu?" ketus Naisa lagi dengan menatap kesal ke arah Aldi.
"Aku mengetuk pintu kamarmu tadi saja kau tidak menyaut bagaimana aku ingin meminta izin?" tanya balik Aldi dengan memegang batang hidung nya yang sakit itu. Hidung Aldi mengeluarkan darah dan itu terlihat jelas di mata Naisa, Mata Naisa membulat.
"Astaga hidung mu berdarah" ucap Naisa dan mengambil tisyu yang ada di atas lemari di samping ranjang nya itu. Naisa langsung menghapus bekas darah yang mengalir dari hidung Aldi itu sedangkan Aldi malah menatap wanita yang ada di hadapannya itu.
"Hey apa yang kalian lakukan?'' tanya Andini yang baru saja masuk ke dalam kamar Naisa. Naisa dan Aldi menoleh ke belakang dan melihat ada Andini di ambang ambang pintu yang tidak tertutup itu. Andini berjalan masuk ke dalam kamar itu dengan kedua tangan yang di letakkan nya di atas pinggang dan menatap datar ke arah Naisa dan juga Aldi.
"Hidungmu kenapa berdarah?" tanya Andini lagi saat melihat hidung anak nya itu berdarah dan juga banyak darah ada di tisyu yang di pegang Naisa.
"Keperntok kepala Naisa" jawab Naisa dengan menundukkan kepala nya merasa bersalah akan dirinya yang sudah membuat hidung Aldi mengeluarkan darah, Andini menoleh ke arah Naisa begitupun dengan Aldi dengan hidung yang sudah tidak mengeluarkan darah tapi masih ada merah merah di daerah hidungnya itu.
"Maafkan Naisa yang sudah membuat hidung Aldi berdarah" ucap Naisa dengan kepala yang masih menunduk.
"Kenapa kepala mu bisa menabrak hidung Al?" tanya Andini dengan memegang kedua pipi Naisa supaya menatap nya.
"Tadi saat Naisa bangun dari tidur Naisa langsung melihat Aldi ada di atas makanya Naisa sontak langsung bangkit dan akhirnya kepala Naisa menabrak hidung Aldi" jelas Naisa jujur dengan menundukkan kepala nya. Andini beralih menoleh ke arah anak nya itu dan menatap tajam anak nya yang sudah lancang masuk ke dalam kamar Naisa tanpa seizin Naisa.
"Tapi kepala mu tidak apa apakan?" tanya Andini yang kembali menatap Naisa yang juga kembali menundukkan kepala nya. Aldi yang mendengar itu langsung naik darah akan ibunya yang malah menanyakan Naisa bukan menanyakan dirinya yang sudah jelas jelas terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
ANAA K
lanjut thorr
2021-02-25
0
jung jepri
semangat lagi
2021-01-28
0
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳☠ᵏᵋᶜᶟEᷞmͥiͣ M⃠🏚🄷❦⃝ᶠ
hahaha... yg sabar aldi...
2021-01-01
0