19 Guardian
08, September.
Kringggg. (Suara alarm)
07.30
Setelah mematikan alarm. "Hooaamm..." Aku mulai bangun dari tempat tidur nyamanku ini, dan segera bergegas untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.
_________________
Sebelum itu, namaku adalah Koujo Kotaro. Umurku 17 tahun dan aku adalah siswa SMA kelas 2 di sekolah Sakurai, salah satu dari 3 sekolah terkenal yang ada di Tokyo, Jepang.
Hidupku bisa dikatakan cukup nyaman, meskipun tinggal terpisah dari orang tua, aku cukup menikmati hari-hariku sebagai seorang pelajar yang mandiri. Orang tuaku mengirimkanku uang setiap bulannya, tapi aku juga bekerja sampingan sebagai tambahan bila ada sesuatu yang mendesak saat uang yang diberikan oleh orang tuaku kritis.
Aku tinggal di apartemen yang bisa di katakan kecil tapi cukup mewah. Sebuah rumah kecil yang cukup lengkap, ada kamar, kamar mandi, ruang tamu, dan juga dapur. Cukup mewah, bukan.
_________________________
08.08
Setelah selesai bersiap-siap, aku segera berangkat menuju ke sekolah.
Dalam perjalanan menuju ke sekolah.
Tak ada hal menarik dalam perjalananku menuju ke sekolah, seperti bertemu dengan gadis cantik, ataupun hal lain. "Haaa. Tenang sekali hari ini." Setelah menghela nafas, aku mempercepat langkahku.
---------------
08.19
Karena jaraknya cukup dekat, aku hanya butuh waktu kurang dari 10 menit untuk sampai di sekolah. Setelah sampai, aku langsung pergi menuju ke kelas.
"Kotaro, selamat pagi." (Yu) Habane Yu, dia adalah teman sekelas ku sejak aku kelas 1, atau bisa dibilang kalau dia adalah sahabatku.
"Yo." Aku menjawabnya dengan nada biasa dan setelah itu bergegas menuju ke tempat dudukku.
"Seperti biasa, sapaanmu padaku semakin dingin setiap harinya." Yuu berjalan mendekat ke arahku.
"Ada apa? Tidak biasanya kau menghampiriku?" Yu biasanya tidak menghampiriku saat aku baru sampai di kelas pagi hari, kecuali ada hal yang ingin dibicarakan olehnya.
"Dalam seminggu ada 10." Dia berbicara dengan suara yang cukup pelan.
"Sebanyak itu?!" Aku cukup terkejut mendengarnya.
Dalam pembicaraannya yang singkat, aku langsung tahu apa yang dimaksud oleh Yu. "Ya, tapi masih belum ada pergerakan lanjutan."
"Begitu, ya." Dalam seminggu, sudah ada 10 korban yang meninggal akibat serangan iblis. "Haa... Apa tidak ada cara untuk mengalahkan para iblis itu?"
"Entahlah? Jika ada mungkin kita bisa hidup dengan damai tanpa takut akan ancaman para iblis itu." Beginilah pembahasan kami setiap minggunya. Membahas tentang korban yang meninggal akibat serangan iblis.
Sampai saat ini tidak ada yang tau bagaimana caranya untuk mengalahkan para iblis itu, dan untuk saat ini para penduduk hanya bisa bersiaga dengan alarm datangnya iblis.
"Baiklah, kita mulai pelajarannya." (Guru) Tanpa aku sadari pelajaran sudah dimulai, dan Yu kembali ke tempat duduknya.
Sepulang sekolah.
"Yu, aku duluan."
"Ya." Karena hari ini Yu ada tugas piket, aku pulang lebih awal. Biasanya setelah pulang sekolah Yu selalu mengajakku ke Gamecenter ataupun pergi ke karaoke untuk menghilangkan rasa bosan.
Di dalam perjalanan pulang.
Kriiingggg kriiiinnggggg.
Tiba-tiba saja terdengar suara alarm yang cukup nyaring. "Aku harus segera sembunyi." Suara alarm itu adalah pertanda kalau iblis sudah mulai muncul, dan biasanya akan menyerang siapa saja yang ditemuinya.
Sedikit info : Iblis disini berbentuk monster, ya.
Aku memutuskan untuk bersembunyi di gang yang cukup sempit. "Tunggu? Kenapa aku malah kesini?" Karena dirasa cukup berbahaya berada di gang sempit, aku mencoba untuk keluar.
Tepat sebelum itu, langkah kakiku terhenti setelah melihat 1 iblis yang berada tepat di depanku, atau lebih tepatnya berada di jalan keluar dari gang ini. ‘Menyeramkan, ini sangat menakutkan.’ Ini pertama kalinya aku melihat iblis secara langsung.
Tubuhku berkeringat karena ketakutan melihat hal ini, kakiku mulai bergetar dan aku seakan tidak bisa mengangkat kakiku ini, rasanya sangat berat.
Iblis itu perlahan pergi dan sepertinya dia tidak menyadari keberaanku. Keringatku mulai menetes, dan saat aku berniat keluar melalu jalan lain.
Grrr. Sfx : Geraman.
Gerakan iblis itu terhenti. ‘Apa dia menyadariku?’ Hal itu terlintas di benakku.
Gerakan iblis itu mulai kembali menuju ke arahku. ‘Aku harus pergi dari sini.’ Perlahan aku mulai pergi menuju ke jalan keluar yang ada di tempat lain.
Iblis itu menyadari keberadaanku dan mulai menabrakan diri ke dinding gang ini. Aku dengan cepat berlari dari tempat ini. Tubuh iblis itu cukup besar dan mungkin tidak akan bisa masuk kedalam gang sempit ini.
Aku terus berlari tanpa henti sampai akhinya aku berhasil keluar dari gang itu melalui jalur yang lain. "Ha, ha, ha... Menyeramkan." Nafasku terengah-engah karena aku berlari tanpa henti.
Tapi aku melihat sesuatu yang sangat tidak ingin aku lihat. ‘Yang benar saja..’ Kakiku tiba-tiba saja tidak bisa digerakkan karena sangat terkejut melihat apa yang ada di depanku ini. ‘Jadi ini yang dinamakan tidak beruntung..’ Didepanku, aku melihat kawanan iblis. Karena mereka sepertinya tidak menyadari keberadaanku, aku kemudian berjalan perlahan memaksa kakiku yang berat ini untuk berjalan menjauh dari tempat yang sangat berbahaya ini.
Saat jarakku semakin jauh dari pada iblis itu, aku mencoba untuk mempercepat langkahku.
Grrrr.
"Sial, mereka menyadarinya." Aku kemudian kembali berlari, dan dibelakangku terdapat 5 iblis yang sedang mengejar ku.
Setelah cukup lama berlari, aku sampai di sebuah lapangan.
"Haaaa, aku sudah tidak kuat lagi." Aku terbaring di tengah-tengah lapangan, dan iblis yang mengikutiku sekarang bukan hanya 5, tapi sangat banyak. Dan saat ini aku tengah di kelilingi oleh iblis yang siap kapan saja membunuhku.
Umumnya, jika seseorang sudah berada di dalam situasi seperti ini, mereka akan menyerah. Karena percuma saja melawan sesuatu yang tidak bisa dikalahkan.
‘Mungkin saja aku akan mati disini. Tapi…’ Aku mencoba untuk menyakinkan diriku sendiri. "Mati karena iblis, itu tidak keren." Disaat seperti ini, entah kenapa aku masih bisa berkata seperti itu.
Aku kemudian mencoba untuk berdiri. "Haaa, baiklah." Setelah menghela nafas, aku mencoba untuk menyakinkan diriku kembali. "Setidaknya, aku ingin melakukan perlawanan meskipun itu sia-sia."
Aku kemudian berlari dan... "Agghhhhh!!!!" Tanpa sadar salah satu iblis menggigit lengan kiriku. "Sakit, rasanya sangat sakit." Saat aku melihat ke arah lengan kiriku. 'Hilang?'
Melihat hal itu, aku hanya bisa berdiam diri. Darah segar tak henti-hentinya keluar dari tangan kiriku. ‘Huh? Kenapa’ Aku tak merasakan rasa sakit seperti tadi. Tapi ada sesuatu yang sangat aku sesalkan. ‘Kenapa hal seperti ini terjadi padaku?’
Tanpa merasakan rasa sakit, aku melihat para iblis itu sedang mencabik-cabik tubuhku. Tapi, aku juga bersyukur tentang sesuatu. ‘Meskipun aku tak bisa menikmati masa mudaku, tapi setidaknya aku bersyukur karena bisa mati tanpa merasakan rasa sakit.’ Tanpa menyadari apa-apa, aku akhinya menutup mataku. Dan aku tak tau apa yang terjadi pada tubuhku setelah aku menutup mata. Ada sesuatu yang sempat aku harapkan untuk kematianku ini. ‘Apa aku akan terlahir kembali. Jika benar seperti itu, aku ingin lahir dimana keadaan seperti ini tidak pernah ada.’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Rian Cappuchino
kak mampir yuk ke Novel ku.Judulnya "Ray Stardust".Kutunggu kedatangan kalian.
Terima kasih
2021-01-15
1
MULYANI
Like back dan vote back
2020-12-26
1
muhammadiqbal042008
santuy amat dah biar nyawa di ujung tanduk bisa berkata seperti itu
2020-12-11
1