4

Kriiiinnngggg kriiiiinnggggg.

Saat aku berbicara dengan gadis ini, alarm peringatan berbunyi. Sedangkan jarakku ke arah tempat pengungsian masih cukup jauh. "Cih, sial... Aku terlambat." Mimpi itu benar terjadi, dan jika seperti itu. "Hey, siapa namamu?" Aku mencoba untuk menanyakan nama gadis ini.

"Aku?"

"Iya, siapa lagi."

"Aku, Sylvi. Sylvi Angelia. Kau bisa memanggilku Sylvi." Dan seperti dugaanku, dia bukan orang Jepang.

"Begitu, Sylvi. Bisa kau jelaskan apa yang kau katakan tentang Guardian itu padaku nanti."

"Baiklah, jika kau tidak keberatan."

Aku sedikit tersenyum. "Kalau begitu." Aku mulai memikirkan 1 hal lagi. ‘Jika memang benar aku seharusnya sudah mati. Berarti, jika aku mati aku akan kembali hidup lagi. Begitu, berarti aku sudah mengubah masa depanku.’ Entah kenapa saat aku memikirkan hal itu, aku sedikit tersenyum.

"Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa." Aku kembali terpikirkan sesuatu. "Guardian, ya." Aku merasa saat ini aku bisa berfikir sangat luas, lebih dari biasanya. "Ayo pergi."

"Pergi? Kemana?"

"Sudah jelas ke tempat pengungsian."

"Lupakan saja, itu mustahil."

"Hmm? Apa maksudmu?"

"Pengungsian memang tempat yang paling aman, tapi jika kita berada di luar pengungsian. Keberadaan kita pasti sudah di ketahui oleh para iblis itu."

"Maksudmu?"

Tiba-tiba saja muncul 1 iblis tepat di depan kami. "Sepeti ini."

"Kalau begitu, ayo pergi." Dengan refleks aku menarik tangannya dan membawanya pergi dari tempat ini.

Beberapa menit kemudian.

Aku berhenti tepat di gang kecil yang ada di sekitar jalan. "Ha, ha, ha..." Nafasku terengah-engah karena berlari. "Apa kita sudah lolos?" Sepertinya iblis itu tidak menyadari keberadaan kami, dan mungkin saja kami sudah lolos darinya.

"Tidak, masih belum."

"Haaaa, belum."

"Lihat itu." Aku melihat keluar gang.

"Woy woy. Yang benar saja." Bukan hanya 1, tapi ada lebih dari belasan iblis berada di depan gang yang kami tempati ini.

"Kita harus pergi, mereka akan menyadari kita jika kita berada di sini terus."

"Aku sudah tau itu..." Entah kenapa aku kembali tidak bisa berfikir tenang saat ini. "Sial!!" Aku kembali menarik tangan Sylvi dan pergi meninggalkan tempat ini.

Setelah cukup lama berlari, di sebuah lapangan yang luas.

"Ha, ha, ha..." Entah kenapa aku berlari hingga sampai ke lapangan, dan ini juga tempat kematianku yang aku alami dalam mimpi itu. "Tempat ini, lagi, ya." Aku sudah kehabisan tenaga dan saat ini tubuhku sudah tidak bisa digerakkan karena terlalu lelah.

Tak ada iblis yang datang kemari, dan sepertinya kami sudah lolos dari para iblis itu. "Mungkin kita sudah aman."

"Belum, alarmnya masih belum berbunyi."

Memang benar jika alarm aman belum berbunyi itu berarti para iblis belum pergi, dan ini masih belum bisa dikatakan aman. "Tapi, setidaknya mereka tidak mengejar kita lagi."

"Hey, cepat bangun."

"Ada apa? Aku masih mengumpulkan tenaga, beri aku sedikit waktu lagi."

"Mereka datang." Saat Sylvi berkata seperti itu, aku langsung memaksa tubuhku ini untuk berdiri.

"Mereka?"

"Iya, para iblis itu sedang menuju kesini."

"Para? Berarti jumlah mereka-..."

"Siapkan senjatamu."

"Senjata? Senjata apa? Aku tidak punya senjata apapun." Aku sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Sylvi, senjata? Saat ini aku tak memengangapapun.

"Guardianmu, keluarkan guardianmu."

"Guardianku? Apa yang kau katakan?" Kemudian Sylvi menyentuh lambang yang ada di telapak tangannya yang sudah berwarna merah dengan tangan kanannya, dan dari telapak tangannya keluar sebuah pedang yang berwarna merah.

"Cepat keluarkan guardianmu!"

"Baik.." Saat aku melihat lambangku, lambangku masih belum berubah warna. Tapi, aku mencoba untuk melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Sylvi barusan.

Aku menyentuh pergelangan tangan kiriku dengan tangan kananku, tapi berbeda dengan Sylvi. Tidak terjadi apa-apa padaku. "Cepat, mereka semakin mendekat!"

"Aku tidak bisa, aku tidak tau caranya!!" Aku mencoba untuk mengulanginya, tapi semua itu percuma tak ada yang berhasil. ‘Apa karena warna lambang ini masih belum berubah?’ Terbesit hal itu dalam pikiranku.

Dan saat itu pula kumpulan iblis yang sangat banyak mengepung kami dan tak ada tempat lagi untuk lari dari sini. ‘Apa aku akan mati disini?’

"Mana guardianmu?"

"Aku tidak bisa, aku tidak tau cara untuk menggunakannya." Tapi kemudian, aku terpikirkan sesuatu.

"Aku akan menahan mereka, kau segera gunakan guardianmu dan cepat bantu aku." Sylvi maju menghadapi iblis itu. Untuk seorang gadis, ternyata dia cukup berani juga.

"Bagaimana ini." Para iblis itu semakin mendekat ke arahku, sedangkan Sylvi sibuk membunuh iblis di arah yang lain.

Grrrrr.

Aku tidak bisa berfikir lagi, ketakutan ini menguasai diriku. Iblis yang semakin mendekat ke arahku terlihat begitu jelas akibat bulan cahaya bulan yang cerah ini. "Sial. Haruskah aku mati di tempat ini, lagi." Entah kenapa kata-kata itu muncul di pikiranku.

Tepat saat itu pula. "Aghh.." Aku merasakan rasa sakit di tangan kiriku, dan saat aku melihatnya, lambang yang ada di tangan kiriku berubah warna menjadi merah.

"Ini dia." Setelah melihat itu, aku kemudian kembali melakukan apa yang aku lakukan tadi.

Aku mulai menyentuh lambang yang ada di tangan kiriku. "Aghh!!" Pergelangan tangan kiriku terasa sangat panas dan saat itulah sebuah senjata dengan bentuk sabit besar yang runcing serta sangat tajam muncul dari lambang yang ada di tangan kiriku ini.

Saat sabit itu benar-benar sudah keluar dari lambangku, aku kemudian mencoba untuk memegangnya. "B-Berat.." Sabit ini sangat berat, kira-kira sekitar hampir 10 kg.

Ujung sabit ini sangat tajam dan juga panjang penganganya hampir 1 setengah meter. Saat aku memengang sabit ini, entah kenapa aku merasa seperti dewa kematian. Berfikir tentang hal itu membuatku sedikit tersenyum.

"Sudah belum?" Sylvi menanyakan hal itu sambil menebas iblis yang ada di sekitarnya.

"S-Sudah."

"Kalau begitu, cepat lawan mereka." Meskipun Sylvi berkata seperti itu, sabit ini sangat berat hingga aku tak kuat menahan beratnya.

"Sial!! Di saat seperti ini, masalah lain muncul." Aku tak sanggup mengangkat senjata dengan bentuk sabit ini, rasanya sangat berat.

Aku mencoba untuk kembali mengangkatnya, dan iblis itu semakin mendekat ke arahku. "Sial!! Ayolah!!" Aku mengerahkan seluruh tenagaku untuk mengangkat sabit ini, tapi saat aku mencoba untuk mengangkatnya beratnya semakin bertambah.

"Ha, ha, ha. S-Sial!!" Tenagaku sudah mulai habis hanya karena mencoba untuk mengangkat sabit ini, keringatku memenuhi tubuhku. "Ada ada dengan benda ini?" Tadi beratnya hanya sekitar 10 kg, sekarang sudah lebih berat lagi dari itu.

"Suara apa itu?" Aku mendengar suara seperti musik, tapi aku tak pernah mendengarnya sebelumnya.

"Huh? A-Ada apa ini?" Entah kenapa setelah mendengar suara itu kepalaku terasa kosong.

"Hey, apa yang kau lakukan?" Sylvi menebas iblis yang mendekat ke arahku.

"Huh?" Kebingungan, aku tak tau kenapa bisa jadi seperti ini. Kepalaku terasa kosong, aku tak bisa memikirkan hal apapun. Dan tubuhku juga seakan bergerak sendiri. ‘Ada apa denganku?’

Tanganku bergerak mengambil sabit itu, tak terasa berat dan juga sangat ringan. Ini berbeda dengan yang tadi, sabitnya sangat ringan bahkan lebih ringan dari sebuah buku.

‘Aku tak bisa mengendalikan tubuhku.’ Tubuhku bergerak sendiri, menebas semua iblis yang ada di depanku. ‘Apa yang terjadi padaku?’

"Hey, sadarlah. Kotaro, sadarlah!" Aku mendengar Sylvi memanggilku, tapi entah kenapa aku merasa kalau suaranya itu begitu jauh. Aku bahkan tidak bisa menjawabnya.

"Sial." Kesadaran ku semakin menghilang. "Apa aku akan tetap hidup? Atau kembali mengulanginya lagi.. Di tempat dimana aku tau kalau aku ini bisa hidup setelah mati." Pemikiran itu terlintas di benakku, dan sepertinya itu tidak sepenuhnya salah. Aku sudah mengalami kematian 2 kali, meskipun itu mimpi. Tapi, jika aku mati mungkin aku akan hidup lagi.

Kesadaran ku semakin menghilang, dan aku merasakan kalau tubuhku bergerak sendiri seakan menyesuaikan dengan irama lagu yang aku dengar barusan. Aku tak tau apa yang akan terjadi jika aku kehilangan kesadaran, tapi jika aku mati ini pasti bukan akhir, karena aku akan mengulanginya lagi.

Terpopuler

Comments

zixc

zixc

kenapa ga ada yg komen?

2021-01-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!