Cinta Yang Dulu,Datang Kembali

Cinta Yang Dulu,Datang Kembali

Episode 1

Alarm berbunyi.

Tring... Tring.... Tring....

Asillya terbangun dari tidurnya, dengan gelagapan mencari alarm dan segera mematikan alarm yang berdering keras.

Lalu Asil bangun setengah tersadar dan duduk, agar nyawanya segera kembali yang berlarian entah kemana berkumpul lagi.

Ia anak dari Pak Hasyim yang bekerja sebagai sopir pribadi Pak Hendra. Namanya Asillya Putri Az Zahra gadis pintar, cantik dan baik.

Aku 2 bersaudara, anak pertama dan adik ku adelya putri Zuhriyah.

Ia melihat jam masih pukul sangat pagi. Asil segera pergi ke kamar mandi karena hari ini sangat berharga.

Seperti biasa di dalam kamar mandi aku menyanyi dengan lantang.

"Mencintaimuuuu lebih dari apapun, ku menyayangimu lebih dari seribu sayang."

Tiba tiba ada yang menggedor pintu dari luar kamar mandi.

"Kak Asil... Cepetan kalau mandi! Nanti aku telat ke sekolah dan juga telinga Adel rasanya sakit nih, kalau kakak mandi sambil konser." seloroh Adel berteriak dari balik pintu.

"Iya-iya, bentar lagi selesai nih mandi sama konsernya." sahut ku tertawa kecil.

Setelah selesai mandi, Asil masuk ke kamar memakai kemeja putih dan rok panjang warna hitam dan tidak lupa dengan memakai hijab hitam. Menatap bayangan di meja rias terlihat sudah siap dan rapi.

"Bismillah... Semoga lancar interviewnya dan di terima di perusahaan besar itu. Amiiien." gumam ku pelan berharap di terima di perusahaan itu.

Lalu aku mengambil tas dan amplop coklat yang berisi lamaran kerja. Aku segera keluar kamar menuju meja makan untuk sarapan bersama Ibu dan Adel.

"Sarapan dulu, Nak." Seru Ibu sambil memberikan sepotong roti utuh pada ku.

"Bu, punyaku mana?" tanya Adel sambil menyodorkan piring di depan Ibu.

"Iya, Del. Sudah ibu buatin sarapan nasi goreng." jawab ibu menaruh nasi goreng di piring Adel.

"Bapak kemana, Bu? Gak ikut sarapan." tanya ku sedari tadi tidak melihat Bapak.

"Bapak tadi dapat telfon dari Pak Hendra. Jadi berangkat dulu, tidak bisa ikut sarapan bersama kita." terang Ibu sambil menaruh lauk di piring Adel.

"Padahal Asil pengen memberi tahunya bahwa ada yang ingin aku sampaikan pada Bapak." ucap ku sambil menyuap sepotong roti.

Bu Siti hanya tersenyum dan melanjutkan sarapan bersama.

Setelah selesai sarapan Asil dan Adel berpamitan pada Bu Siti. Keduanya mencium punggung tangan ibunya secara bergantian.

"Assalamualaikum, Bu!" ucapku dan Adel bersamaan.

"Wa'alaikumsalam, Nak. Hati hati dijalan." balas salam ku.

"Asil, ibu doakan semoga interviewnya lancar." imbuh Bu Siti pada ku.

"Iya, Bu. Makasih doanya." sahut ku sambil memeluk Ibu.

Adel sudah menunggu di depan rumah. Mereka berdua berjalan ke halte bus karena rumah mereka lumayan dekat dengan halte.

Selang waktu 10 menit berlalu.

Asil dan Adel menunggu bus datang. Para penumpang yang lain masuk beserta Asil dan Adel karena satu arah dengan adeknya, mereka berangkat bersama.

Asil dan Adel duduk bersebelahan.

"Dek, nanti sepulang sekolah cepet pulang ya soalnya kakak pengen buat cake coklat buat ulang tahunnya ibu." pinta Asil pada adeknya agar tidak pulang terlambat.

"Iya kak, aku kan gak lupa ulang tahunnya ibu." jawab Adel seraya tersenyum.

Setelah mereka berbincang cukup lama, Pak Sopir memberhentikan busnya tepat di halte yang dekat dengan sekolahan Adel.

"Kak, aku turun duluan ya. Hati-hati dijalan. Good luck." ucapnya sambil berjalan keluar bus.

"Pak, nanti di bayar sama kakak yang di belakang ya." tambah Adel pada Pak Sopir bus.

"Iya, Mbak." jawab Pak Sopir.

Melihat punggung adeknya menjauh, Asil tersenyum teringat masa-masa kecil bersama.

"Saat masih kecil ketika aku dan Adel bermain tidak mau memberikan mainan yang sudah Adel pegang, kalau tidak merayu atau memohon dulu. Sekarang sudah mau dewasa saja." gumam ku seraya tersenyum mengenang.

Entah berapa jam perjalanan menuju kantor perusahaan itu, Asil baru tersadar kalau dirinya mau interview. Ia segera melihat jam di tangannya menunjuk arah jam setengah 8 lebih 5 menit, 10 menit bus berhenti di halte. Asil segera berdiri dan membayar lalu turun.

Asil berjalan setengah berlari sampai di depan gedung yang besar dan tinggi. Asil segera masuk menuju resepsionis dengan nafas tersengal-sengal.

"Permisi Mbak, mau tanya interviewnya disebelah mana ya?" tanya ku pada resepsionis itu.

"Disebelah lobi lalu lurus ada ruang yang bertuliskan ruang pelatihan." jawab resepsionis itu.

"Terimakasih, Mbak!" seru ku lalu pergi ke lobi.

"Iya, Mbak." jawab resepsionis.

Sampai depan ruang pelatihan jantung Asil berdetak gugup dan tangannya berkeringat dingin.

"Kenapa jantungku tiba tiba berdetak kencang dan gugup. Tenang-tenang dan tenanglah jantung, kamu nggak bertemu dengan presiden hanya interview saja." gumam ku mengusap dada.

Saat membuka pintu masuk dalam ruang pelatihan Asil kaget.

Seperti apakah ruang pelatihan itu???

Yuk, dukung terus novel karya saya dan berikan vote kalian para readers😍😍

Karena tanpa dukungan, kritik, dan saran readers.

Author kurang semangat untuk membuat karangan novel lagi😿😿😔😔.

Maaf ya, penulisan dan kata kata yang menyimpang atau kurang dipahami karena Author T.hamizan masih pemula banget.

Jadi butuh bantuan para author lain dan komentar para readers.

Tetap semangat...

정신을 유지

Jeongsin-Eul Yuji

Keep spirit ...

Terpopuler

Comments

Gadih Hazar

Gadih Hazar

semangat ya kak..terus berkarya kembangkan bakat mu..🤗

2022-06-19

0

Dyana Arsi

Dyana Arsi

semngat

2022-01-11

1

Dewie Tira

Dewie Tira

awal baca kirain nama nyak Asih ternyata Asil ... 🤣🤣🤣

2021-04-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!