Aku tersentak bercampur senang melihat di dalam ruang pelatihan ada salah satu teman sekolah ku juga mengikuti interview. Aku segera masuk lalu menuju tempat duduk samping teman sekolah.
Sambut teman ku namanya Novi.
"Asillya. Kamu ikut interview juga?" tanya Novi sambil memegang tangan.
"Iya, Nov. Kebetulan sekali bertemu disini.
Sudah lama tidak bertemu." balas ku karena novi teman sekolah dan sebangku waktu SMA dulu.
"Jadi kangen setelah lulus, kita tidak bertemu dan saling kontak lagi." seru bersamaan mereka berdua dengan tawa pelan.
Novi setelah lulus SMA melanjutkan ke Universitas di luar kota. Sedangkan aku melanjutkan ke Universitas di dekat sini.
"Bagaimana kabarmu?" tanya ku padanya.
"Aku baik dan sekarang tinggal di Perumahan Jingga Jl.Melati No.8. Kalau kamu gimana?" tanyanya.
"Alhamdulillah, Nov. Kabarku baik." sahut ku.
"Wah! Dekat dengan rumahku dong. Kalau aku No.12 Jl.Duku nama Perumahannya sama denganmu. Tinggal dengan siapa ?" imbuh ku seraya tersenyum.
"Dengan mama, Sil." lirih Novi lalu menunduk.
Lalu Novi menceritakan tentang papanya yang meninggal saat Novi ada di luar kota.
Belum selesai melanjutkan ceritanya, aku dipanggil oleh karyawan wanita untuk melakukan interview.
"Nov, aku duluan ya. Nanti kita ketemuan di taman dekat sini." pamit ku sambil berjalan mengikuti karyawan itu.
Aku masuk bersama karyawan tadi.
"Silahkan, Mbak Asillya!" suruhnya lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut.
Seorang pria muda tampan tinggi,
"*P**okok e perfect sak kabeh-kabeh e wes*."
Masuk lalu duduk di sofa, saling berhadapan dengan ku yang jaraknya agak lumayan jauh sih dari ku.
Dengan tatapan dingin pria itu meminta CV padaku. Lalu aku berikan CV tersebut kepada pria itu. Pria itu menerima CV dariku dan mengamati setiap detail tulisan.
"Pengalaman kerja dimana sebelum melamar disini?" tanya seorang pria itu.
"Masih fresh graduate, Pak." jawab ku seraya tersenyum.
"Untuk magang pernah dimana?" tanya pria itu tetap dengan tatapan tajam dan dingin. Bagiku pria ini tipikal orang yang cuek dan dingin.
"Di Perusahaan Distribusi Anima, Pak." jawab ku seraya tangan mulai berkeringat dingin.
Menatapnya saja aku takut, apalagi kalau bekerja di sini. Batin ku.
"Nanti akan dihubungi lagi dengan Sekretaris saya!" jelas pria itu. Sepertinya dia ini seorang CEO perusahaan ini.
"Baik, Pak. Terimakasih!" balas ku berdiri dan mengangguk sebentar.
Aku berjalan keluar dari ruangan tersebut karena aku ada janji dengan Novi di taman yang dekat dengan gedung tersebut. Sebelum ke taman aku membeli 2 jus karena terik panas hari ini sangat menyengat saat siang hari.
Sesampai di taman, aku duduk di bawah pohon yang rindang meminum jus sambil menunggunya.
Novi datang melambaikan tangan memanggil ku dari kejauhan. Novi menghampiri ku lalu aku memberikan jus buah yang ku beli di dekat taman.
"Waaah!!! Tau aja nih kalau aku kehausan." kekeh kecil Novi sambil meneguk jus.
"Tau dong! Panas-panas gini enaknya minum jus." seru ku dan mulai berbincang dan saling bertukar nomor.
Begitu serunya bertemu dengan teman SMA, aku sampai lupa kalau ada janji dengan Adel untuk membuat kue kejutan di hari ulang tahun ibu.
"Aaah! Aku lupa, Nov. Kalau hari ini ulang tahun ibuku dan ada janji sama Adel mau buat kue juga. Apa masih bisa buat ya." putus ku padanya.
"Udah sore banget, Sil. Tidak mungkinkan kalau buat kue pasti lama. Bagaimana kalau kita beli aja di toko kue langganan aku sama mamaku?" sarannya.
Tanpa berpikir panjang aku mengiyakan karena hari semakin sore dan berganti malam.
Tiba di toko kue aku dan Novi masuk memilih kue ulang tahun.
"Selamat sore, ada yang bisa saya bantu?" sambut pelayan toko kue.
"Sore juga. Mau kue yang ini Red Velvet." balas ku dengan menunjuk kue tersebut.
Pelayan toko mengambilkan kue yang ku oesan dan memberi hiasan nama serta lilin. Setelah menerima kue aku membayarnya dan berlalu pergi dari toko kue.
Sambil berjalan menuju halte, aku mengajak Novi untuk ikut merayakan ulang tahun ibu di rumah.Novi pun mengiyakan ajakan ku karena kangen sudah lama tidak bertemu ibu. Waktu masih SMA Novi sering main ke rumah, aku dan Novi sangat dekat layaknya saudara kandung. Bus pun tiba aku dan Novi naik serta duduk bersama melanjutkan perbincangan.
Sesampai di depan rumah sudah malam, aku segera masuk.
"Assalamualaikum!" salam ku membuka pintu.
"Wa'alaikumsalam!" sahut Adel dari dalam rumah.
"Kenapa baru datang? Aku nungguin kakak dari tadi. Ini siapa, Kak?" tanya Adel sambil melirik di sebelah ku.
"Oooh... Ini Kak Novi temen kakak SMA dulu, Dek. Masak kamu lupa, padahal sering main ke rumah waktu kakak masih SMA dulu." jelas ku tersenyum.
"Masak sih, Kak!" sahut Adel sambil mengamati wajah Novi. Novi hanya tersenyum melihat tingkah Adel.
"Wah! Bener nih, Kak Novi. Makin cantik aja. Maaf ya, Kak. Adel lupa soalnya lama nggak bertemu." imbuhnya di iringi tawa kecil.
"Iya gak apa-apa. Kak Novi juga lupa sama Adel makin gede makin cantik aja kayak kakakmu." sambung Novi lalu mereka tertawa bersama.
Lalu Pak Hasyim sama Ibu Siti menghampiri mereka bertiga.
"Siapa yang datang, Del?" Tanya Pak Hasyim.
"Ini Pak, Mbak Asil dateng sama temennya Mbak Novi." jawab Adel.
"Loh, nak Novi temen SMA nya Asil." Seru Bu Siti.
"Iya, Bu." Jawab Novi sambil mencium punggung tangan Bu Siti dan Pak Hasyim secara bergantian.
"Ayo, masuk dulu." suruh Bu Siti pada mereka.
Bu Siti pergi ke dapur untuk membuatkan minum. Aku yang berada di ruang tamu menaruh dan membuka kue sambil menata lilin mempersiapkan acara kecil untuk ulang tahun ibu.
Ibu datang dengan membawa teh lalu menaruh di meja.
"Asil, siapa yang ulang tahun hari ini ?" tanya Bu Siti antusias.
"Selamat ulang tahun Ibu." Seru ku bersamaan.
"Bu, maaf ya Asil tidak bisa memberikan apa-apa hanya kejutan dan kue saja." ucap ku seraya memeluk ibu secara bergantian dengan Adel.
"Iya, Nak. Ibu sangat bahagia dan suka kejutannya. Terimakasih!" balas ibu senang sambil memeluk ku dengan Adel.
Mereka melanjutkan acara ulang tahun Bu Siti dan tidak lupa dengan hadiah yang dibeli tadi saat pulang ke rumah.
Walaupun acara ulang tahun yang sangat sederhana masih belum selesai, aku tidak tahu kalau ada pesan dan panggilan masuk.
*W**aaah !!!! Kira-kira pesan dan panggilan dari siapa ya*?
Yuk dukung terus novel saya dan berikan vote kalian para readers😍😍
Karena tanpa dukungan, kritik dan saran readers.
Author kurang semangat untuk membuat karangan novel lagi😿😿😔😔
Maaf ya, penulisan dan kata kata yang menyimpang atau kurang dipahami karena Author T.hamizan masih pemula banget.
Jadi butuh bantuan para author lain dan komentar para readers. Terimakasih. 🙏🙏🙏
Tetap semangat...
정신을 유지
Jeongsin-Eul Yuji
Keep spirit ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments