Saat acara ulang tahun Bu Siti belum selesai, Asil tidak tahu kalau ada pesan dan panggilan masuk.
Waaaah !!! Kira-kira pesan dan panggilan dari siapa ya?
Ponsel Asil berdering sampai 3 panggilan masuk 1 pesan dan 1 email. Namun acara selesai hampir jam 9 lebih.
"Aku pamit pulang dulu ya soalnya sudah malam kasihan mama." pamit Novi pada semua.
"Kok tidak tidur di sini saja, Nak Novi?" tanya ibu.
"Iya, Nak Novi sepertinya Asil sama Adel masih kangen kamu." imbuh Pak Hasyim.
"Maaf Bu Siti, Pak Hasyim. Lain waktu saja saya menginap di sini. Rumah saya dekat dengan rumah Asil, cuma beda jalan saja." jawab Novi seraya menuju ke teras.
"Kalau gitu minggu depan ajak mamamu main ke sini ya, Nak Novi." pesan ibu mengikuti Novi keluar dan akan pulang.
"Iya, Bu. Saya pamit dulu. Assalamualaikum." seru Novi.
"Wa'alaikumsalam." sahut salam Novi bersamaan.
"Hati-hati dijalan. Sampai rumah hubungi aku ya." imbuh ku seraya melambaikan tangan.
"Oke, siap!" balasnya melambaikan tangan.
"Novi, di sini tinggal dengan siapa?" tanya bapak padaku sambil memasuki ruang tamu.
"Sama mamanya, Pak. Papanya Novi sudah meninggal." jelasku seraya merapikan kue.
"Innalilahi wainnailaihi rojiun." Sahut ibu dan Adel.
"Kasihan Mbak Novi." Imbuh Adel membantu.
"Iya, Del. Saat Novi kuliah di luar kota papanya meninggal. Entah sakit atau nggak aku belum tahu karena tadi Mbak beli kue buat ibu." terangku sambil berjalan ke dapur.
Selesai menaruh di dapur aku kembali lagi ke ruang tamu dengan Adel.
"Nak, sudah malam tidur lah dulu Adel. Besok sekolah sama Asil juga beristirahatlah." Suruh bapak padaku dan Adel untuk tidur.
"Iya, Pak. Bapak juga harus istirahat." balas ku beranjak pergi ke kamar.
"Iya, Nak." kata bapak. Lalu Pak Hasyim berbicara sebelum tidur.
"Bu, ada yang ingin saya bicarakan sama ibu." bapak berucap berjalan ke taman belakang di susul Bu Siti.
"Bapak mau membicarakan apa? Sudah malam Pak lebih baik kita bicarakan besok." pinta ibu dengan bingung. Tidak seperti biasanya bapak ini. Batin ibu.
"Sekarang saja, Bu. Ini sangat penting karena Pak Hendra, ingin mencarikan jodoh buat anaknya yang melajang sudah lama. Karena umur anak Pak Hendra sudah 30 tahun ke atas masih belum mau menikah." jelas Pak Hasyim.
"Pak Hendra mau menjodohkan dengan Asillya namun bapak bilang ke Pak Hendra kalau mau berdiskusi dengan ibu dulu, gimana Bu?" Tanya Pak Hasyim pada Bu Siti.
Bu Siti setengah kaget dan bingung karena Asil baru wisuda dan lulus baru 2 bulanan.
Masak sudah mau disuruh nikah.
Asil pun pernah bilang kalau pengen bekerja dulu dan ingin membahagiakan kedua orang tuanya. Batin Bu Siti ragu.
"Apa besok bapak bilang sama Pak Hendra kalau ibu sama bapak belum bertanya sama Asil ?" Tanya Pak Hasyim pada Bu siti karena Bu Siti masih belum memberi jawaban.
"Iya Pak, bapak bilang seperti itu saja." jawab Bu Siti.
"Baik Bu, sudah malam kita tidur." Ajak Pak Hasyim pada ibu untuk masuk beristirahat.
**Flashback Asil.
Dalam kamar Asil merebahkan tubuh di ranjang**.
"Lelahnya!" gumam ku pelan.
Aku mengambil ponsel yang masih berada di dalam tas dan melihat ada 3 panggilan yang tak terjawab 2 pesan dan 1 email. Dengan sigap aku membuka 3 panggilan dari nomor yang tidak diketahui.
Message dari Novi.
"Asil, aku udah sampai rumah." Pesan Novi.
Message ke 2 pemberitahuan diterimanya aku di perusahaan yang tadi siang interview. Email pun juga sama pemberitahuan dari perusahaan tersebut. Sangat senangnya aku loncat - loncat di kamar sampai lupa kalau sudah malam.
"Alhamdulillah... Aku diterima, besok sudah bekerja. Kasih tau ibu nggak ya, tapi udah malam." seruku.
"Em. Besok aja deh!"
"Untung saja gak ada yang bangun!" Gumamku terkekeh.
Novi mengirim pesan lagi.
"Aku diterima kerja di perusahaan yang bareng interview sama kamu." pesannya.
"Kamu gimana, Asil?" Tanya Novi lewat pesan.
Pesan diterima.
Asil dengan terburu membuka pesan.
"Waah! Sama Nov, aku juga diterima." Balasku senang.
Percakapan mereka lewat pesan berakhir tidak lama. Asil segera tidur lanjut tarik selimut.
( *I**ni tarik selimut yaaa* b****ukan tarik ses semongko ) He... He... He...😁
Flashback off.
*K**e esokan hari*.
"Selamat pagi Bu, Asil bantu buat sarapan ya." Seraya memeluk Bu Siti.
"Selamat pagi juga sayang, kayaknya anak ibu sedang bahagia, ibu pengen tau bahagia karena apa?" balasnya.
"Oh ya, ibu lupa gimana kamu interview kemarin ?" imbuh Bu Siti antusias.
"Nah! Bu, Asil mau kasih tau ibu kalau aku di terima di Perusahaan Ritel yang kemarin Asil interview. Jadi hari ini aku udah mulai kerja." ucap ku tersenyum seraya merangkul ibu.
"Kenapa tidak bersiap untuk berangkat kerja? Hari pertama masuk kerja tidak boleh telat." tutur Bu Siti menepuk bahu asik pelan, ia terlihat sangat bersyukur karena aku sudah dapat pekerjaan.
"Masih pagi banget, Bu." seru ku melanjutkan membantu membuat sarapan.
Selesai membantu membuat sarapan, aku bergegas mandi dan bersiap-siap lalu sarapan bersama bapak, ibu, dan Adel.
"Asil hari ini sudah mulai kerja, Nak? Kok berpakaian rapi?" Tanya Pak Hasyim sambil meminum kopi.
"Iya, Pak. Hari ini pertama masuk kerja. Bapak tahu darimana?" jawab ku seraya tersenyum senang.
"Dari ibu. Pertama masuk kerja jangan telat dan fokus bekerja. Kalau begitu bapak berangkat kerja dulu." pamit bapak.
"Assalamualaikum." salam Pak Hasyim sambil mengecup kening ibu.
"Iya, Pak. Wa'alaikumsalam." balas semua bersamaan.
"Hati-hati dijalan, Pak." aku dan Adel mencium punggung tangan bapak bergantian.
Setelah menghabiskan sarapan aku dan Adel pamit untuk berangkat.
"Assalamualaikum, Bu." salam ku dan Adel pada ibu.
"Wa'alaikum salam, hati-hati." Sahut Bu Siti tak lupa mencium punggung tangan ibu secara bergantian.
Sampai di halte bus aku menunggu cukup lama
20 menit kemudian.
Asil tiba di depan perusahaan besar ritel berjalan ke pintu utama ada seseorang yang memanggilnya. Dia Menoleh ke arah suara tersebut ternyata teman SMA nya, Novi. Aku seketika berhenti dan menunggunya, kami masuk bersama layaknya karyawan baru.
Aku dan Novi menunggu di lobby beberapa menit, ada 2 karyawan wanita menghampiri ku dan menjelaskan kalau aku di tempatkan di bagian keuangan sedangkan Novi di bagian marketing.
Akhirnya aku dan Novi terpisah di lobi karena yang di butuhkan sesuai dengan jurusan akhir universitas.
Aku mengikuti *karyawan (1) tadi menuju ruang bagian keuangan.
Tiba di ruang tersebut aku di persilahkan memperkenalkan diri dengan karyawan lain.
Sedikit kikuk dan gugup, batin ku.
Selesai memperkenalkan diri, aku duduk di sebelah wanita yang terlihat baik dan ramah.
"Halo, Asil. Kenalin namaku Dea Kaila." sapa Dea menjabat tanganku.
"Halo, Mbak Dea. Salam kenal, mohon bantuannya ya." Balas ku menjabat tangannya.
"Siap. Kalau butuh apa-apa bilang aja aku bantuin." seloroh Dea sambil meringis.
Karyawan yang membawaku tadi namanya Bu Indah, karyawan paling lama di perusahaan ini. Hari ini dia memberikan beberapa lembaran untuk di rekap. Bergegas aku mengerjakan rekapan tadi, belum selesai pekerjaan ku ada salah satu karyawan yang memanggil.
Namanya Pak Doni, dia humoris dan suka jahil pada karyawan wanita di kantor.
Pak Doni menyuruh ku untuk memberikan hasil "Laporan Laba Rugi" ke ruangan CEO.
Aku menurut saja karena masih karyawan baru. Okelah...
Sampai di depan ruang CEO ku ketuk pintunya.
*T**ok ... Tok ... Tok* ...
Sahut yang ada di dalam ruangan, "Masuk!"
Aku membuka pintu dan masuk berjalan mendekat, memberikan laporan yang ku bawa.
Tak berani melihat ke arah CEO karena wajah dingin dan tegas.
Apa yang terjadi sampai Asil takut melihat atasannya sendiri?
Yuk, dukung terus novel saya dan berikan vote kalian para readers😍😍
Dukung lewat vote kalian readers, kritik dan saran readers jangan lupa klik favorit ♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments