MEMORI YANG HILANG
1 Januari, 5 tahun lalu...
..."Berjanjilah kalau kau akan hidup dengan baik tanpaku... Berjanjilah, atau aku akan sangat membencimu."...
...***...
Matanya terbuka untuk pertama kalinya. Hampir seminggu ia memejamkan mata. Kecelakaan itu memang merenggut kesadarannya selama beberapa waktu. Bukan hanya orang-orang yang meramalkan bahwa ia mungkin tidak akan pernah bangun lagi, namun tenaga medis juga hampir pasrah. Menyerah.
Tapi mata kecoklatan itu terbuka tepat setelah ia bermimpi panjang. Sebuah mimpi yang akan merenggut berbagai macam kenangan masa lalunya di masa yang akan datang. Sayangnya ia tidak ingat mimpi itu. Kecuali matanya yang tiba-tiba berair seolah ingin menangis.
Ia menatap sekeliling ruangan dan merasa asing dengan tempat ini. Tapi melihat beberapa lilitan kabel yang menyambungkan tubuhnya pada peralatan medis di beberapa sisi membuatnya menyadari satu hal.
Dia tidak berada di kamarnya yang hangat dipertengahan bulan Desember.
Semua ini asing. Bukan hanya sekitarnya, lingkungannya, namun juga keadaan hatinya. Apa yang baru saja terjadi pada dirinya? Kenapa ia malah terbaring di rumah sakit yang dingin ini?
Apakah ia baru saja akan mati?
...***...
"Anak anda mengalami amnesia."
Itu yang dikatakan Dokter Al pada Liliana. "Kami sudah memeriksa pasien. Benturan yang terjadi saat kecelakaan sangat keras. Akibatnya pasien tidak akan mengingat tentang masa lalunya."
"Apakah anak saya akan melupakan saya juga, Dok?"
"Tentu. Tapi keluar dari konteks ini, saya yakin pasien tidak akan melupakan ikatan di antara dirinya dan kedua orang tuanya. Awalnya ini mungkin akan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari antara anda dan anak anda. Tapi saya rasa, itu tidak akan terlalu bermasalah. Kecuali untuk lingkungan yang lebih luas seperti pekerjaan atau lingkungan sosial. Anda hanya perlu menemaninya dan perlahan mengingatkan pasien dengan hal-hal kecil yang tidak terlalu memaksa ingatannya untuk bekerja lebih keras." Seru Dokter Al.
Liliana mengangguk paham. "Apakah ingatan anak saya tidak akan kembali sama sekali?"
Dokter Al melihat hasil pemeriksaannya pada sebuah kertas, mengamati, lalu mengangguk-angguk. "Dalam hal ini, hanya keajaiban yang terjadi, Bu Liliana. Anda bersyukur putra anda masih selamat. Apapun yang terjadi, apakah pasien akan mengingat masa lalunya atau tidak, setidaknya anda dan suami anda, juga saya, sudah melakukan yang terbaik."
Bekas tangis pada wajah perempuan cantik itu masih ada. Matanya membengkak mengkhawatirkan putranya yang baru saja mengalami kecelakaan. Mobilnya masuk jurang setelah menabrak pembatas jalan. Liliana nyaris kehilangan putra tunggalnya akibat insiden tersebut. Rasa leganya baru muncul setelah tepat seminggu pasca kecelakaan, putranya yang koma bangun dari tidur panjangnya. Namun dengan keadaan yang tidak pernah Liliana duga. Bahwa putranya akan melupakan semua memori dan ingatannya hanya dalam waktu sekejap saja.
"Kami menduga, putra anda sengaja menabrakkan diri pada pembatas jalan. Berdasarkan bukti-bukti yang berhasil kami kantongi, juga beberapa saksi di TKP, kami menyimpulkan bahwa pewaris Hars Corporation sengaja untuk mengakhiri nyawanya sendiri."
Liliana ingat jelas, itu yang dikatakan polisi dua hari setelah kecelakaan. Dan tepat saat itu, ia merasa jantungnya seperti mau lepas. Anaknya? Benarkah anaknya memang berniat mengakhiri hidupnya hanya karena masalah yang Liliana ikut campur di dalamnya semalam sebelum kecelakaan?
...***...
^^^Bab ini kupersembahkan untukmu^^^
^^^yang dalam lelah tetap mendukungku.^^^
^^^IG : @_yuanitaaw^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Princess Shalala
nyimak
2020-12-20
1