Harus Memilih 2
Dinginnya cuaca saat ini, dimana musim dingin telah menanti. Seorang wanita duduk sendiri didepan perapian yang berada dirumahnya itu. Dia menatap sebuah foto di ponselnya yang menampakan dua pasang suami isteri yang sangat berbahagia dengan saling menatap satu sama lain.
"I really miss you at this time, maafkan aku yang tidak bisa berada disampingmu saat ini"ucapnya yang setelah itu meninggalkan ponsel itu dimeja tepat belakangnya.
*Ketika butiran salju itu jatuh
Ketika itu pula aku pergi
dan saat ini aku berada
Berada di suasana sepi
Sendiri,
Meninggalkan keramaian yang ada
Hanya aku sendiri, bersama sepi
***
#Satu minggu sebelumnya...
"Nia menghilang?. Bagaimana bisa dia pergi tanpa bicara sama aku?. Kenapa dia begitu jahat sama aku?. Kita harus menemukan Nia, Vin. Aku takut terjadi apa-apa dengannya lagi. Ayo Vin!"ucap Riri kalang kabut, ketika mengetahui sahabatnya pergi tanpa kabar. Bahkan kedua orang tuanya tidak tahu dimana keberadaan anaknya itu. Hanya sebuah surat yang ditinggalkan Zania ketika meninggalkan rumahnya itu.
"Sayang tenanglah, kamu tahu Nia seperti apa bukan?. Nia hanya butuh waktu sendiri untuk semua masalah yang telah dia lewati selama ini. Jadi kamu tenanglah, pasti Nia baik-baik saja. Aku percaya itu"ucap Kevin menenangkan calon isterinya itu yang terlihat jelas di wajahnya menampilkan kecemasan.
"Tapi, aku takut terjadi apa-apa dengan Nia Vin. Dia telah melalui banyak sekali masalah dalam hidupnya. Kenapa dunia ini selalu tidak berpihak padanya Vin, aku ingin melihat sahabatku bahagia."ucap Riri yang tidak bisa menghilangkan rasa khawatir dan kecemasan akan sahabatnya itu. Karena bagi Riri, Zania bukan hanya sahabat tapi lebih dari itu, Zania seperti adiknya sendiri, saudara perempuannya. Siapapun yang menyakiti Zania, harus berurusan dengannya.
"Om Beno dan Revan juga sedang mencari keberadaan Nia, sayang. Dan juga Devan dia juga mencari Nia, kita tunggu perkembangan mereka. Aku yakin Nia tidak akan lama pergi seperti ini, pasti dia akan kembali. Mana mungkin dia tidak hadir dipernikahan kita, bukannya dia sangat menantikan hal itu?. Aku yakin Nia bakal kembali sayang. Nia tidak mungkin melupakan hari pernikahan kita"ucap Kevin meyakinkan Riri yang menatap Kevin dengan tatapan mencari keyakinan disana.
"Kalau begitu kamu isterahat ya, besok kita akan mulai sibuk dengan acara pernikahan kita. Aku yakin Nia akan baik-baik saja, percayalah"ucap Kevin menenangkan Riri.
"Aku harap seperti itu Vin. Aku harap setelah ini Nia kembali. Ya sudah sana kamu pulang"usir Riri yang mulai bangkit dari duduknya. Kevin pun tersenyum jail ke calon isterinya itu.
"Sebelum aku pulang, beri kiss_nya dulu dong"goda Kevin lagi dengan menunjukan pipinya itu kearah Riri. Hal ini membuat Riri melotot tajam kearah Kevin yang langsung terkekeh mendapatkan tatapan lucu dari calon isterinya ini.
"Gemisin banget tahu gak sih kamu, sayang"ucap Kevin yang mencubit kedua pipi Riri dan setelahnya mengecup kening calon isterinya itu. Riri yang mendapatkan perlakuan mendadak seperti itu pun terkejut. Sedangkan Kevin dengan senyum jailnya langsung berlari menuju pintu keluar.
"Don't forget, when you sleep you dream of me"ucap Kevin yang langsung pergi meninggalkan Riri yang masih belum sadar dan berdiri tegak lurus menatap Kevin yang telah menghilang dari pandangannya.
Riri yang tersadar pun langsung mengejar Kevin keluar, namun sayang Kevin sudah pergi.
"Kecolangan kan, awas kamu ya sayang"ucap Riri tersenyum ketika mengingat perlakuan calon suaminya itu.
***
Devan yang baru selesai melakukan operasi, tiba-tiba dikejutkan oleh Revan yang menelphonnya dan menanyakan keberadaan Zania. Betapa terkejutnya dia, karena dia juga tidak mengetahui dimana Zania sekarang berada. Devan pun langsung keluar dari rumah sakit dan menuju ke mobilnya. Dia mengendarai mobilnya keberbagai arah, hingga satu tempat yang ingin di datangi untuk mencari Zania, yaitu tempat Rifky.
Tidak tahu dapat fikiran dari mana dia langsung menuju ke tempat Rifky berada.
Sampailah Devan didepan kantor Rifky yang hanya ada sekretarisnya saja disana.
"Dimana Rifky?"tanya Devan dengan tenang. Sekretaris itu pun melihat kearah Devan dan menjawabnya sopan.
"Pak Rifky baru saja keluar pak, karena ada meeting. Kalau tahu ada perlu apa ya pak?"tanyanya sopan dengan senyuman yang tidak lupa ditunjukan.
"Bukan apa-apa, kalau begitu saya permisi. Jangan bilang jika saya kemari"ucap Devan yang langsung pergi membuat sekretaris itu bingung dengan Devan.
"Bukannya itu dokter Devan ya?, kenapa mencari pak Rifky"tanya salah satu sekretaris Rifky yang baru saja datang dan mengejutkan temannya yang masih menatap kepergian Devan.
"Kurang tahu"ucapnya yang langsung fokus dengan pekerjaannya.
#Diposisi Devan berada
"Jika Nia tidak bersama Rifky, dia dimana?. Kenapa kamu melakukan hal ini padaku Nia, apa kamu merasa terbebani dengan pertanyaanku waktu itu"ucap Devan dalam hati sambil melangkah pergi meninggalkan tempat itu.
***
"Bagaimana dengan kerja sama dengan perusahaan M_Company di Swedia, apakah sudah dikonfirmasi?"tanya Rifky ke sekretarisnya. Rifky baru saja kembali ke kantornya setelah meetingnya selesai.
"Untuk kerja sama dengan perusahaan mereka, belum mendapatkan konfirmasi pak. Karena dari perusahaan mereka meminta pak Rifky untuk datang langsung kesana"ucap Dewi sekretaris Rifky menjelaskan.
"Baiklah, saya akan kesana. Cari jadwal untuk penerbangan saya ke Swedia"ucap Rifky yang kembali sibuk dengan pekerjaannya.
"Baik pak, kalau begitu saya permisi"ucap Dewi yang langsung undur diri meninggalkan ruangan Rifky.
Tiba-tiba dering ponsel Rifky berbunyi. Tertera jelas disana nama Riri memanggil. Rifky pun langsung menjawabnya.
"Hallo ada apa Ri, saya sedang sibuk?"ucap Rifky menyela sebelum Riri berbicara.
"Aku tahu kamu sibuk Ky, gak perlu kamu perjelas. Nia menghilang Ky, bukan kamu yang membawa dia pergi bukan?"ucap Riri membuat Rifky terkejut dengan apa yang baru saja terlontarkan dari sepupunya itu.
"Maksudmu, menghilang apa?"tanya Rifky.
"Dia pergi Ky, pergi meninggalkan rumah. Dia meninggalkan surat dan mengatakan dia akan pergi untuk sementara waktu. Ini semua salah kamu Ky, seharusnya kamu tidak berhak hadir di kehidupannya! Seharusnya kamu tetap dengan Bella, kamu membuat pilihan sulit untuk sahabatku Ky, kenapa kamu egois!!!"ucap Riri kesal melalui sambungan telphone itu. Sambungan pun terputus sebelum Rifky menjawabnya.
"Aku tidak memberikannya pilihan sulit Ri. Dia lebih memilih Devan dari pada aku, tapi kenapa dia pergi seperti ini. Kamu dimana Nia?"ucap Rifky menatap kosong kearah ponselnya itu.
***
Langkah kaki yang sangat lebar menuju sebuah tempat yang ingin dia kunjungi. Dingin?. Tempat itu memang sangatlah dingin, namun menyimpan banyak kenangan yang menyakitkan maupun sesuatu hal yang membahagiakan.
"I have come to end"ucap Zania menatap lekat sesorang yang ada dihadapannya.
.
.
.
.
.
Hi reader setia, author balik lagi nih...
Gimana ceritanya, seru gak? Kalau gak seru, ya sudah gak apa-apa, author mah sering digini in🤭
Buat para readers yang baru gabung, pasti bingung nih sama ceritanya kan, boleh cek dulu novel " Harus Memilih " kalau bingung sih!?🤭, kalau gak mau juga gak maksa, hanya saja ini novelkan lanjutannya gitu😁
See you next time♥️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Dwi Alviana
nasib nya gk da senengnya kasian bgt
2021-11-10
0
Lia Eka Pratama
nyimak
2020-12-22
0
BijiMrica
mampir thorrr...
2020-12-14
0