NovelToon NovelToon

Harus Memilih 2

Dia Pergi

Dinginnya cuaca saat ini, dimana musim dingin telah menanti. Seorang wanita duduk sendiri didepan perapian yang berada dirumahnya itu. Dia menatap sebuah foto di ponselnya yang menampakan dua pasang suami isteri yang sangat berbahagia dengan saling menatap satu sama lain.

"I really miss you at this time, maafkan aku yang tidak bisa berada disampingmu saat ini"ucapnya yang setelah itu meninggalkan ponsel itu dimeja tepat belakangnya.

*Ketika butiran salju itu jatuh

Ketika itu pula aku pergi

dan saat ini aku berada

Berada di suasana sepi

Sendiri,

Meninggalkan keramaian yang ada

Hanya aku sendiri, bersama sepi

***

#Satu minggu sebelumnya...

"Nia menghilang?. Bagaimana bisa dia pergi tanpa bicara sama aku?. Kenapa dia begitu jahat sama aku?. Kita harus menemukan Nia, Vin. Aku takut terjadi apa-apa dengannya lagi. Ayo Vin!"ucap Riri kalang kabut, ketika mengetahui sahabatnya pergi tanpa kabar. Bahkan kedua orang tuanya tidak tahu dimana keberadaan anaknya itu. Hanya sebuah surat yang ditinggalkan Zania ketika meninggalkan rumahnya itu.

"Sayang tenanglah, kamu tahu Nia seperti apa bukan?. Nia hanya butuh waktu sendiri untuk semua masalah yang telah dia lewati selama ini. Jadi kamu tenanglah, pasti Nia baik-baik saja. Aku percaya itu"ucap Kevin menenangkan calon isterinya itu yang terlihat jelas di wajahnya menampilkan kecemasan.

"Tapi, aku takut terjadi apa-apa dengan Nia Vin. Dia telah melalui banyak sekali masalah dalam hidupnya. Kenapa dunia ini selalu tidak berpihak padanya Vin, aku ingin melihat sahabatku bahagia."ucap Riri yang tidak bisa menghilangkan rasa khawatir dan kecemasan akan sahabatnya itu. Karena bagi Riri, Zania bukan hanya sahabat tapi lebih dari itu, Zania seperti adiknya sendiri, saudara perempuannya. Siapapun yang menyakiti Zania, harus berurusan dengannya.

"Om Beno dan Revan juga sedang mencari keberadaan Nia, sayang. Dan juga Devan dia juga mencari Nia, kita tunggu perkembangan mereka. Aku yakin Nia tidak akan lama pergi seperti ini, pasti dia akan kembali. Mana mungkin dia tidak hadir dipernikahan kita, bukannya dia sangat menantikan hal itu?. Aku yakin Nia bakal kembali sayang. Nia tidak mungkin melupakan hari pernikahan kita"ucap Kevin meyakinkan Riri yang menatap Kevin dengan tatapan mencari keyakinan disana.

"Kalau begitu kamu isterahat ya, besok kita akan mulai sibuk dengan acara pernikahan kita. Aku yakin Nia akan baik-baik saja, percayalah"ucap Kevin menenangkan Riri.

"Aku harap seperti itu Vin. Aku harap setelah ini Nia kembali. Ya sudah sana kamu pulang"usir Riri yang mulai bangkit dari duduknya. Kevin pun tersenyum jail ke calon isterinya itu.

"Sebelum aku pulang, beri kiss_nya dulu dong"goda Kevin lagi dengan menunjukan pipinya itu kearah Riri. Hal ini membuat Riri melotot tajam kearah Kevin yang langsung terkekeh mendapatkan tatapan lucu dari calon isterinya ini.

"Gemisin banget tahu gak sih kamu, sayang"ucap Kevin yang mencubit kedua pipi Riri dan setelahnya mengecup kening calon isterinya itu. Riri yang mendapatkan perlakuan mendadak seperti itu pun terkejut. Sedangkan Kevin dengan senyum jailnya langsung berlari menuju pintu keluar.

"Don't forget, when you sleep you dream of me"ucap Kevin yang langsung pergi meninggalkan Riri yang masih belum sadar dan berdiri tegak lurus menatap Kevin yang telah menghilang dari pandangannya.

Riri yang tersadar pun langsung mengejar Kevin keluar, namun sayang Kevin sudah pergi.

"Kecolangan kan, awas kamu ya sayang"ucap Riri tersenyum ketika mengingat perlakuan calon suaminya itu.

***

Devan yang baru selesai melakukan operasi, tiba-tiba dikejutkan oleh Revan yang menelphonnya dan menanyakan keberadaan Zania. Betapa terkejutnya dia, karena dia juga tidak mengetahui dimana Zania sekarang berada. Devan pun langsung keluar dari rumah sakit dan menuju ke mobilnya. Dia mengendarai mobilnya keberbagai arah, hingga satu tempat yang ingin di datangi untuk mencari Zania, yaitu tempat Rifky.

Tidak tahu dapat fikiran dari mana dia langsung menuju ke tempat Rifky berada.

Sampailah Devan didepan kantor Rifky yang hanya ada sekretarisnya saja disana.

"Dimana Rifky?"tanya Devan dengan tenang. Sekretaris itu pun melihat kearah Devan dan menjawabnya sopan.

"Pak Rifky baru saja keluar pak, karena ada meeting. Kalau tahu ada perlu apa ya pak?"tanyanya sopan dengan senyuman yang tidak lupa ditunjukan.

"Bukan apa-apa, kalau begitu saya permisi. Jangan bilang jika saya kemari"ucap Devan yang langsung pergi membuat sekretaris itu bingung dengan Devan.

"Bukannya itu dokter Devan ya?, kenapa mencari pak Rifky"tanya salah satu sekretaris Rifky yang baru saja datang dan mengejutkan temannya yang masih menatap kepergian Devan.

"Kurang tahu"ucapnya yang langsung fokus dengan pekerjaannya.

#Diposisi Devan berada

"Jika Nia tidak bersama Rifky, dia dimana?. Kenapa kamu melakukan hal ini padaku Nia, apa kamu merasa terbebani dengan pertanyaanku waktu itu"ucap Devan dalam hati sambil melangkah pergi meninggalkan tempat itu.

***

"Bagaimana dengan kerja sama dengan perusahaan M_Company di Swedia, apakah sudah dikonfirmasi?"tanya Rifky ke sekretarisnya. Rifky baru saja kembali ke kantornya setelah meetingnya selesai.

"Untuk kerja sama dengan perusahaan mereka, belum mendapatkan konfirmasi pak. Karena dari perusahaan mereka meminta pak Rifky untuk datang langsung kesana"ucap Dewi sekretaris Rifky menjelaskan.

"Baiklah, saya akan kesana. Cari jadwal untuk penerbangan saya ke Swedia"ucap Rifky yang kembali sibuk dengan pekerjaannya.

"Baik pak, kalau begitu saya permisi"ucap Dewi yang langsung undur diri meninggalkan ruangan Rifky.

Tiba-tiba dering ponsel Rifky berbunyi. Tertera jelas disana nama Riri memanggil. Rifky pun langsung menjawabnya.

"Hallo ada apa Ri, saya sedang sibuk?"ucap Rifky menyela sebelum Riri berbicara.

"Aku tahu kamu sibuk Ky, gak perlu kamu perjelas. Nia menghilang Ky, bukan kamu yang membawa dia pergi bukan?"ucap Riri membuat Rifky terkejut dengan apa yang baru saja terlontarkan dari sepupunya itu.

"Maksudmu, menghilang apa?"tanya Rifky.

"Dia pergi Ky, pergi meninggalkan rumah. Dia meninggalkan surat dan mengatakan dia akan pergi untuk sementara waktu. Ini semua salah kamu Ky, seharusnya kamu tidak berhak hadir di kehidupannya! Seharusnya kamu tetap dengan Bella, kamu membuat pilihan sulit untuk sahabatku Ky, kenapa kamu egois!!!"ucap Riri kesal melalui sambungan telphone itu. Sambungan pun terputus sebelum Rifky menjawabnya.

"Aku tidak memberikannya pilihan sulit Ri. Dia lebih memilih Devan dari pada aku, tapi kenapa dia pergi seperti ini. Kamu dimana Nia?"ucap Rifky menatap kosong kearah ponselnya itu.

***

Langkah kaki yang sangat lebar menuju sebuah tempat yang ingin dia kunjungi. Dingin?. Tempat itu memang sangatlah dingin, namun menyimpan banyak kenangan yang menyakitkan maupun sesuatu hal yang membahagiakan.

"I have come to end"ucap Zania menatap lekat sesorang yang ada dihadapannya.

.

.

.

.

.

Hi reader setia, author balik lagi nih...

Gimana ceritanya, seru gak? Kalau gak seru, ya sudah gak apa-apa, author mah sering digini in🤭

Buat para readers yang baru gabung, pasti bingung nih sama ceritanya kan, boleh cek dulu novel " Harus Memilih " kalau bingung sih!?🤭, kalau gak mau juga gak maksa, hanya saja ini novelkan lanjutannya gitu😁

See you next time♥️...

Sebelum Dia Pergi

"I have come to end"ucap Zania menatap lekat sesorang yang ada dihadapannya.

"With what did you end this all?. Everything will not change"ucap seseorang tersebut menatap remeh kearah Zania yang matanya mulai memerah.

"Apa maumu?. Jangan pernah kamu berani-berani melukai mereka!!!"ancam Zania ke orang tersebut yang malah terkekeh mendengar gertakan Zania yang tidak berpengaruh baginya.

"ehm..I want Devan to be crushed. Dia membuat orang yang sangat saya sayangi menderita, maka dari itu saya akan melakukan sebaliknya"ucap orang tersebut lagi.

"Tapi semua itu sudah selesai. Bukannya Jesicca baik-baik saja. Apa yang perlu dipermasalahkan lagi?"ucap Zania menatap tajam ke orang tersebut yang tersenyum sinis kearah Zania.

"Baik-baik saja?. Itu fikir kalian"ucapnya lagi yang masih duduk di kursinya dengan angkuhnya. Menatap Zania yang berdiri dihadapannya dengan remeh.

"Aku sudah menurutimu untuk menjauhi mereka. Aku harap kamu menepati janjimu. You're a man, right?. Jadi jangan berani-berani kamu menyentuh mereka"ucap Zania lagi yang malah mendapatkan kekehan yang membuat Zania merasa kesal.

"Saya tidak pernah membuat janji seperti itu denganmu Zania Dwi Pratnoejoe. Kamu sendiri yang membuat perjanjian seperti itu. Saya akan tetap menghancurkan Devan dan Rifky. Karena mereka adik-adik saya menderita!"ucapnya tajam menatap Zania dengan senyum yang meremehkan.

"Marcell!! Please stop, this is all over. Derren menyerahkan dirinya sendiri dan Jesicca dia juga sudah baik-baik saja bukan"ucap Zania merasa frustasi dengan apa yang sedang dihadapinya saat ini.

#Sebelumnya Author bakal kenalin dulu siapa Marcell nih ya. Author kasih cerita sekilas tentang si Marcell ini...

*Marcell Aarav Sanjaya adalah seorang pengusaha dibidang properti di Swedia. Nama perusahannya adalah M_Company. Dia adalah anak yang diangkat oleh Adi Putra Sanjaya dan isterinya dan kakak dari Derren dan Jesicca. Dia sudah lama mencari keberadaan kedua adiknya itu, ketika mengetahui jika ayahnya mengalami kebangkrutan. Namun sayang, kedua adiknya itu pergi entah kemana. Meskipun dia bukan kakak kandung dari mereka berdua. Kasih sayangnya terhadap Derren dan Jesicca tidaklah berkurang. Hingga akhirnya dia menemukan kedua adiknya itu, ketika adanya pertemuan kerjanya di perusahaan Erlangga. dan sebuah kenyataan yang membuatnya geram. Adik laki-lakinya itu di penjara dan adik perempuannya mengalami trauma. Sungguh sebuah berita bahagia dan menyedihkan.

Marcell pun mencari apa penyebab yang membuat kedua adiknya seperti itu, hingga dia mendapatkan beritanya. Sungguh dia tidak menyangka dengan apa yang dia dapat.

"Rifky Adi Putra Erlangga, rekan Bisnisku. Tidak aku sangka, ternyata dia yang membuat adikku dipenjara. dan Devan, laki-laki ini yang membuat adik Perempuanku gila. Zania Dwi Pratnoejoe, apa semua itu karena mu?"ucap Marcell menatap ketiga foto yang diberikan oleh suruhannya yang mencari penyebab kedua adiknya mengalami seperti itu.

#Skip..., Author kan bilang sekilas. Jadi cukup segitu saja, balik ke Zania sama Marcell ya, oke...

"Marcell!! Please stop, this is all over. Derren menyerahkan dirinya sendiri dan Jesicca dia juga sudah baik-baik saja bukan"ucap Zania merasa frustasi dengan apa yang sedang dihadapinya saat ini.

"Tidak akan, semua harus mendapatkan balasannya. Termasuk kamu Zania, kamu harus membuat Jesicca kembali normal, ingat itu"ucap Marcell menatap tajam Zania yang tidak kalah menatap Marcell tajam juga.

"You know, you shouldn't act like this Marcell, because you don't know the real story and deduce everything yourself. "ucap Zania meninggalkan ruangan itu setelahnya. Sedangkan Marcell menatap kepergian Zania dengan senyum sinisnya.

"Aku tidak perlu mengetahui cerita detailnya, karena apa pun yang membuat kedua adikku menderita harus aku balas"ucap Marcell dengan tatapan dinginnya.

***

#Flashback on...

#Sebelum Zania pergi...

"dan untuk kamu Dev, maaf. Aku bukan wanita yang pantas untukmu. Kamu gak pantas berdamping dengan wanita seperti aku, karena banyak wanita yang lebih pantas bersanding dengan laki-laki sepertimu Dev. Kamu tahu sendiri statusku seperti apa bukan?. Untuk itu maafkan aku Dev. Aku tidak bisa membalas cintamu itu, karena perasaan yang aku milik dulu tentangmu sudah tidak ada lagi. Sungguh aku minta maaf karena menyakiti perasaanmu saat ini"ucap Zania yang tersenyum getir.

"Aku tahu itu, tapi aku akan tetap menunggumu. Hingga hatimu dan seluruh yang ada dirimu, memilihku"ucap Devan tersenyum tulus ke Zania yang tidak berani menatap wajah Devan.

"Aku akan tetap menunggumu Nia, meskipun itu harus menunggu hingga bertahun-tahun atau pun lebih. Aku akan menunggumu, hingga kamu membuka hatimu untukku"ucap Devan tulus.

"Jangan menungguku Dev, karena aku tidak pantas untuk ditunggu"ucap Zania pada Devan yang menatap Zania dalam. Sedangkan Zania tidak berani membalas tatapan itu.

"Pulanglah"ucap Zania yang langsung meninggalkan Devan sendiri diruang tamu itu.

Devan menatap kepergian Zania dengan seribu pertanyaan yang ada di kepalanya.

"Maafkan aku Dev, karena membuatmu mencintai wanita sepertiku. Aku takut jika bersama denganku akan menyakitimu"ucap Zania melihat Devan melalui jendela kamarnya.

Seseorang masuk ke kamar Zania dan ternyata itu adalah Gladis. Dia mendekati Zania dan menepuk pundak Zania pelan.

"Kamu baik-baik saja"tanya Gladis yang melihat Zania menatap kearah jendela kamarnya yang tertuju kearah Devan yang masuk kedalam mobil dan meninggalkan perkarangan rumah mereka.

"Kenapa kamu menjauhi mereka Nia?. Bukankah masalah itu telah selesai?"tanya Gladis lagi dan membuat Zania memeluk erat calon kakak iparnya itu dan menangis sesenggukan.

"Jika bersama mereka, aku takut masalah baru akan muncul. Aku takut mereka terluka jika bersamaku"ucap Zania. Gladis pun berusa menenangkan Zania yang masih menangis dalam pelukannya itu.

"Yang sebenarnya terluka disini adalah kamu Nia, kenapa kamu malah beranggapan itu mereka"ucap Gladis yang sebenarnya bingung dengan ucapan Zania.

"Mereka akan terlaku jika bersamaku, aku harus pergi dari sini. Marcell akan melakukan segala hal untuk semua itu. Laki-laki itu?. Kenapa aku harus bertemunya kembali, Marcell Aarav"ucap Zania dalam hati.

***

"Zania Dwi Pratnoejoe, kita bertemu lagi"ucap seorang laki-laki yang menghampiri Zania yang baru saja keluar dari apartemant Derren setelah mengantarkan Jesicca.

Zania sangat terkejut, karena dia tidak pernah lupa akan wajah laki-laki itu yang merupakan kenangan buruk baginya, Marcell Aarav. Kakak kelasnya waktu Senior High School di London. Laki-laki yang membuat masa sekolahnya hancur dan akhirnya pindah ke Indonesia.

"Why you are here?"ucap Zania gugup menatap Marcell yang tersenyum sinis ke Zania yang tidak berani menatap kearah Marcell yang berdecih.

"Kamu tidak melupakanku ternyata, Zania"ucap Marcell.

.

.

.

.

.

Next on...

Terima kasih untuk para readers setia, moga saja ceritanya dapat menghibur kalian. Oh ya ada penambahan tokoh ya gaes...

Untuk yang baru gabung dan bingung, bisa baca dulu novel nya author yang judulnya

" Harus Memilih " oke siap...

Sebelum Dia Pergi II (Kenapa Harus Bertemu Dengannya)

"Why you are here?"ucap Zania gugup menatap Marcell yang tersenyum sinis ke Zania yang tidak berani menatap kearah Marcell yang berdecih.

"Kamu tidak melupakanku ternyata, Zania"ucap Marcell masih menatap Zania.

Zania tidak menyukai tatapan itu. Sungguh dia membenci orang yang ada dihadapannya saat ini.

"Permisi, saya tidak ada urusan bukan sama anda?!."ucap Zania yang tidak ingin berlama-lama dalam situasi seperti itu.

Dia pun meninggalkan Marcell namun langkahnya terhenti ketika Marcell mencekal pergelangan tangan Zania dan membuat Zania menatap Marcell kesal.

"I need to talk to you. Why are you avoiding me?"ucap Marcell yang langsung membawa Zania pergi dari tempat itu.

Zania mencoba melepaskan genggaman dari tangan Marcell di tangannya. Namun genggaman itu sangat erat dan sangat susah dilepaskan. Hingga Zania dipaksa masuk kedalam mobil Marcell.

"What are you doing Marcell?. Aku bilang lepaskan"kesal Zania mencoba keluar dari mobil Marcell namun tangannya kembali di cekal oleh Marcell dengan senyum sinis yang terpancar jelas disana.

"Jika kamu keluar dari sini. Saya pastikan Devan dan Rifky, oh...these two men, I will suffer. Kamu tahu saya seperti apa bukan, Zania?"ucap Marcell menatap senang ketika melihat Zania terlihat panik akan ucapan dari Marcell.

"They have nothing to do with me. Kenapa kamu membawa-bawa mereka?"ucap Zania dengan memberanikan diri menatap Marcell. Sungguh dia tidak menyangka jika harus bertemu laki-laki ini. Sudah sangatlah lama, lama sekali.

"Benarkah?. Tapi mereka ada masalah denganku dan semua itu berhubungan denganmu"ucap Marcell lagi dan meminta sopirnya untuk membawa mereka pergi dari kawasan itu.

#Zania Pov'

Kenapa aku harus bertemu denganya lagi?. Apa yang dia lakukan di Indonesia?. Kenapa secara kebetulan aku bertemu denganya disini?. Apa yang akan dia lakukan lagi padaku?.

Setelah hampir 7 tahun lamanya aku tidak bertemu dengannya, kenapa sekarang dia berada dihadapanku. Aku membenci hari ini, aku harus pergi darinya, karena dia tidak baik untukku. Masa sekolahku dulu hancur karena dia, orang yang melakukan pembullyan padaku. Aku tidak tahu apa masalahku padanya dulu, tapi dia memperlakukanku semena-mena waktu itu, hanya karena aku membantu seorang teman yang dia bully oleh kelompoknya atau bisa dikatakan lainnya.

"Kamu membawaku kemana, I don't have time to mess with you Marcell"ucapku kepadanya yang masih saja mengabaikan semua ucapanku dan lebih fokus dengan ponselnya itu.

Aku merasa kesal karena tidak dianggap disini. Aku seperti berbicara dengan tembok yang tidak menjawab ucapanku. Ralat, bukankah tembok saja bisa berbicara.

Akhirnya mobil itu pun berhenti di sebuah restoran terdekat disekitaran aperteman Derren. Aku disuruh keluar olehnya dan diminta untuk mengikutinya. Aku pun pasrah dan ikut denganya. Kami pun duduk diruang VIP disana, ruang tertutup dan hanya ada kami berdua.

"Kamu tidak berubah sama sekali, Zania"ucapnya padaku dengan senyuman khasnya yang membuatku kesal. Bukan senyuman manis yang dia berikan tapi lebih tepatnya senyum meremehkan. Aku tidak tahu kenapa dia seperti itu padaku.

Aku tidak membalas ucapnya itu dan dia masih menatapku lekat.

"Kamu tahu, dua laki-laki yang ada di dekatmu itu akan saya hancurkan berkeping-keping"ucapnya menatapku sinis setelah itu tertawa. Satu kata yang ingin aku ucapkan untuknya "crazy".

"Karena mereka, telah membuat kedua adik saya menderita, kamu tahu itu Zania. dan kamu salah satu dari orang yang membuat kedua adik saya menjadi seperti itu"ucapnya lagi. Sungguh aku bingung dengan apa yang dia ucapkan.

"Apa maksudmu?. Aku tidak mengenal kedua adikmu itu Marcell"ucapku bingung dengan kalimat ambigu yang dia berikan padaku.

"Tidak kenal. You are really funny, Zania. Kamu tidak mengenal Derren dan Jesicca, mereka kedua adikku"ucapnya dengan salah satu alisnya naik dengan senyum sinisnya itu yang tidak telat.

"Don't lie to you. Derren tidak memiliki kakak, karena dia anak sulung dari keluarganya. Aku tidak ada waktu berbicara hal gila denganmu Marcell, kalau begitu aku permisi"ucapku cepat ingin pergi menjauh darinya. Aku sangat malas berurusan dengannya lagi.

"Marcell Aaraz Sanjaya, kamu lupa nama saya Zania Dwi Pratnoejoe"ucapnya lagi yang membuatku menghentikan langkah kakiku ini.

Nama itu adalah nama keluarga dari Derren Sanjaya. Bagaimana bisa?

"Saya tidak akan membiarkan kalian bahagia, setelah membuat kedua adik saya seperti itu"ucapnya lagi dengan santainya meminum teh yang disediakan di restoran ini.

"Jadi..."ucapnya yang langsung aku potong, karena aku tahu Marcell orang seperti apa.

"Stop!!!, Aku tidak ingin mendengar omong kosong darimu Marcell. Kamu bukan keluarga dari Sanjaya, kamu keluarga dari Martin. Jangan pernah membuat suatu hal yang tidak masuk akal"ucapku mencoba mengelak jika itu benar kenyataanya.

Dia malah tertawa ketika mendengarkan ucapanku. Aku merasa kesal dengan sikap sombongnya ini.

"Martin memang ayah kandung saya dan Sanjaya adalah nama ayah angkat saya. Orang yang telah menolong saya"ucapnya lagi.

Aku pun langsung terdiam setelahnya. Aku tidak menyangka semua ini. Bagaimana bisa Derren adalah adik dari Marcell seorang devil. Aku tidak bisa mempercayai begitu saja bukan.

Namun, tiba-tiba ponselku berdering. Ternyata Devan menelphonku. Aku pun tanpa ragu langsung menjawabnya dan Marcell tidak menatapku dan lebih fokus dengan tehnya.

"Hallo, iya Dev"ucapku melalui seluler.

"Kamu dimana?. Kenapa belum sampai dirumah?. Aku tadi mencarimu ditempat Jesicca dan kamu tidak ada disana"tanya Devan panjang. Aku pun melirik kearah Marcell yang masih fokus dengan cangkir tehnya itu.

"Aku sedang bertemu teman lamaku Dev. dan sebentar lagi aku pulang kok. Oh iya, sampaikan ke kak Revan jangan khawatir dengan posisiku sekarang, aku baik-baik saja. Kamu di rumah mama kan?"tanyaku, karena sudah aku duga pasti Devan mencariku dirumah.

"Iya aku dirumah. Ya sudah kalau begitu, atau perlu aku jemput"tanyanya lagi.

"Gak perlu Dev, aku pulang sendiri saja. Kalau begitu aku tutup oke"ucapku yang langsung mematikan sambungannya dan kembali menatap kearah Marcell.

"Apa yang akan kamu perbuat dengan mereka. Mereka tidak salah, kamu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi Marcell"ucapku yang langsung ditatapnya lagi.

"Buat apa saya mengetahui kebenarannya jika kenyataanya seperti ini"ucapnya lagi dan seorang pelayan datang dengan membawakan makanan yang aku juga tidak tahu kapan memesannya.

"Aku tahu kamu membenciku Marcell, tapi aku tidak tahu kenapa kamu membenciku hingga sampai saat ini. Jika kamu membenciku jangan membawa mereka dalam masalah ini!!"ucapku yang mulai kesal karena diabaikan olehnya lagi.

"Apa kurang jelas, itu bukan saja karena kamu. Tapi mereka yang berbuat masalah terlebih dahulu. Mungkin saya bisa memulai dari pengusaha Erlangga itu. Dia ada kerja sama dengan perusahan saya, jika saya tidak menerima kerjasama itu, mungkin perusahan darinya akan mengalami penurunan karena itu adalah kerjasama yang sangat mereka harapkan"ucapnya dengan bangga mengucapkan setiap kata itu. Aku mengepalkan genggaman tanganku. Aku merasa kesal sekali dengannya.

"Apa begitu caramu bekerja selama ini Marcell. Kamu mencampurkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Sungguh kasian"ucapku yang mulai memprovokator dirinya yang langsung menatapku tajam sangat tajam dari sebelumnya.

"It's not your problem"ucapnya yang langsung mengalihkan tatapannya itu kearah makanan yang ada dihadapannya.

.

.

.

.

.

Tunggu Next part nya besok ya Readers...

Terima kasih sudah membaca novelnya author

Jangan lupa buat bagi like, komen, shere ke sosmed kalian🤭(bagi yang mau saja sih), sama votenya jangan lupa. Oh ya keselip lagi, rate-nya juga ya Readers...seneng banget deh kalau dapat dukungan seperti ini♥️♥️♥️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!