"Why you are here?"ucap Zania gugup menatap Marcell yang tersenyum sinis ke Zania yang tidak berani menatap kearah Marcell yang berdecih.
"Kamu tidak melupakanku ternyata, Zania"ucap Marcell masih menatap Zania.
Zania tidak menyukai tatapan itu. Sungguh dia membenci orang yang ada dihadapannya saat ini.
"Permisi, saya tidak ada urusan bukan sama anda?!."ucap Zania yang tidak ingin berlama-lama dalam situasi seperti itu.
Dia pun meninggalkan Marcell namun langkahnya terhenti ketika Marcell mencekal pergelangan tangan Zania dan membuat Zania menatap Marcell kesal.
"I need to talk to you. Why are you avoiding me?"ucap Marcell yang langsung membawa Zania pergi dari tempat itu.
Zania mencoba melepaskan genggaman dari tangan Marcell di tangannya. Namun genggaman itu sangat erat dan sangat susah dilepaskan. Hingga Zania dipaksa masuk kedalam mobil Marcell.
"What are you doing Marcell?. Aku bilang lepaskan"kesal Zania mencoba keluar dari mobil Marcell namun tangannya kembali di cekal oleh Marcell dengan senyum sinis yang terpancar jelas disana.
"Jika kamu keluar dari sini. Saya pastikan Devan dan Rifky, oh...these two men, I will suffer. Kamu tahu saya seperti apa bukan, Zania?"ucap Marcell menatap senang ketika melihat Zania terlihat panik akan ucapan dari Marcell.
"They have nothing to do with me. Kenapa kamu membawa-bawa mereka?"ucap Zania dengan memberanikan diri menatap Marcell. Sungguh dia tidak menyangka jika harus bertemu laki-laki ini. Sudah sangatlah lama, lama sekali.
"Benarkah?. Tapi mereka ada masalah denganku dan semua itu berhubungan denganmu"ucap Marcell lagi dan meminta sopirnya untuk membawa mereka pergi dari kawasan itu.
#Zania Pov'
Kenapa aku harus bertemu denganya lagi?. Apa yang dia lakukan di Indonesia?. Kenapa secara kebetulan aku bertemu denganya disini?. Apa yang akan dia lakukan lagi padaku?.
Setelah hampir 7 tahun lamanya aku tidak bertemu dengannya, kenapa sekarang dia berada dihadapanku. Aku membenci hari ini, aku harus pergi darinya, karena dia tidak baik untukku. Masa sekolahku dulu hancur karena dia, orang yang melakukan pembullyan padaku. Aku tidak tahu apa masalahku padanya dulu, tapi dia memperlakukanku semena-mena waktu itu, hanya karena aku membantu seorang teman yang dia bully oleh kelompoknya atau bisa dikatakan lainnya.
"Kamu membawaku kemana, I don't have time to mess with you Marcell"ucapku kepadanya yang masih saja mengabaikan semua ucapanku dan lebih fokus dengan ponselnya itu.
Aku merasa kesal karena tidak dianggap disini. Aku seperti berbicara dengan tembok yang tidak menjawab ucapanku. Ralat, bukankah tembok saja bisa berbicara.
Akhirnya mobil itu pun berhenti di sebuah restoran terdekat disekitaran aperteman Derren. Aku disuruh keluar olehnya dan diminta untuk mengikutinya. Aku pun pasrah dan ikut denganya. Kami pun duduk diruang VIP disana, ruang tertutup dan hanya ada kami berdua.
"Kamu tidak berubah sama sekali, Zania"ucapnya padaku dengan senyuman khasnya yang membuatku kesal. Bukan senyuman manis yang dia berikan tapi lebih tepatnya senyum meremehkan. Aku tidak tahu kenapa dia seperti itu padaku.
Aku tidak membalas ucapnya itu dan dia masih menatapku lekat.
"Kamu tahu, dua laki-laki yang ada di dekatmu itu akan saya hancurkan berkeping-keping"ucapnya menatapku sinis setelah itu tertawa. Satu kata yang ingin aku ucapkan untuknya "crazy".
"Karena mereka, telah membuat kedua adik saya menderita, kamu tahu itu Zania. dan kamu salah satu dari orang yang membuat kedua adik saya menjadi seperti itu"ucapnya lagi. Sungguh aku bingung dengan apa yang dia ucapkan.
"Apa maksudmu?. Aku tidak mengenal kedua adikmu itu Marcell"ucapku bingung dengan kalimat ambigu yang dia berikan padaku.
"Tidak kenal. You are really funny, Zania. Kamu tidak mengenal Derren dan Jesicca, mereka kedua adikku"ucapnya dengan salah satu alisnya naik dengan senyum sinisnya itu yang tidak telat.
"Don't lie to you. Derren tidak memiliki kakak, karena dia anak sulung dari keluarganya. Aku tidak ada waktu berbicara hal gila denganmu Marcell, kalau begitu aku permisi"ucapku cepat ingin pergi menjauh darinya. Aku sangat malas berurusan dengannya lagi.
"Marcell Aaraz Sanjaya, kamu lupa nama saya Zania Dwi Pratnoejoe"ucapnya lagi yang membuatku menghentikan langkah kakiku ini.
Nama itu adalah nama keluarga dari Derren Sanjaya. Bagaimana bisa?
"Saya tidak akan membiarkan kalian bahagia, setelah membuat kedua adik saya seperti itu"ucapnya lagi dengan santainya meminum teh yang disediakan di restoran ini.
"Jadi..."ucapnya yang langsung aku potong, karena aku tahu Marcell orang seperti apa.
"Stop!!!, Aku tidak ingin mendengar omong kosong darimu Marcell. Kamu bukan keluarga dari Sanjaya, kamu keluarga dari Martin. Jangan pernah membuat suatu hal yang tidak masuk akal"ucapku mencoba mengelak jika itu benar kenyataanya.
Dia malah tertawa ketika mendengarkan ucapanku. Aku merasa kesal dengan sikap sombongnya ini.
"Martin memang ayah kandung saya dan Sanjaya adalah nama ayah angkat saya. Orang yang telah menolong saya"ucapnya lagi.
Aku pun langsung terdiam setelahnya. Aku tidak menyangka semua ini. Bagaimana bisa Derren adalah adik dari Marcell seorang devil. Aku tidak bisa mempercayai begitu saja bukan.
Namun, tiba-tiba ponselku berdering. Ternyata Devan menelphonku. Aku pun tanpa ragu langsung menjawabnya dan Marcell tidak menatapku dan lebih fokus dengan tehnya.
"Hallo, iya Dev"ucapku melalui seluler.
"Kamu dimana?. Kenapa belum sampai dirumah?. Aku tadi mencarimu ditempat Jesicca dan kamu tidak ada disana"tanya Devan panjang. Aku pun melirik kearah Marcell yang masih fokus dengan cangkir tehnya itu.
"Aku sedang bertemu teman lamaku Dev. dan sebentar lagi aku pulang kok. Oh iya, sampaikan ke kak Revan jangan khawatir dengan posisiku sekarang, aku baik-baik saja. Kamu di rumah mama kan?"tanyaku, karena sudah aku duga pasti Devan mencariku dirumah.
"Iya aku dirumah. Ya sudah kalau begitu, atau perlu aku jemput"tanyanya lagi.
"Gak perlu Dev, aku pulang sendiri saja. Kalau begitu aku tutup oke"ucapku yang langsung mematikan sambungannya dan kembali menatap kearah Marcell.
"Apa yang akan kamu perbuat dengan mereka. Mereka tidak salah, kamu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi Marcell"ucapku yang langsung ditatapnya lagi.
"Buat apa saya mengetahui kebenarannya jika kenyataanya seperti ini"ucapnya lagi dan seorang pelayan datang dengan membawakan makanan yang aku juga tidak tahu kapan memesannya.
"Aku tahu kamu membenciku Marcell, tapi aku tidak tahu kenapa kamu membenciku hingga sampai saat ini. Jika kamu membenciku jangan membawa mereka dalam masalah ini!!"ucapku yang mulai kesal karena diabaikan olehnya lagi.
"Apa kurang jelas, itu bukan saja karena kamu. Tapi mereka yang berbuat masalah terlebih dahulu. Mungkin saya bisa memulai dari pengusaha Erlangga itu. Dia ada kerja sama dengan perusahan saya, jika saya tidak menerima kerjasama itu, mungkin perusahan darinya akan mengalami penurunan karena itu adalah kerjasama yang sangat mereka harapkan"ucapnya dengan bangga mengucapkan setiap kata itu. Aku mengepalkan genggaman tanganku. Aku merasa kesal sekali dengannya.
"Apa begitu caramu bekerja selama ini Marcell. Kamu mencampurkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Sungguh kasian"ucapku yang mulai memprovokator dirinya yang langsung menatapku tajam sangat tajam dari sebelumnya.
"It's not your problem"ucapnya yang langsung mengalihkan tatapannya itu kearah makanan yang ada dihadapannya.
.
.
.
.
.
Tunggu Next part nya besok ya Readers...
Terima kasih sudah membaca novelnya author
Jangan lupa buat bagi like, komen, shere ke sosmed kalian🤭(bagi yang mau saja sih), sama votenya jangan lupa. Oh ya keselip lagi, rate-nya juga ya Readers...seneng banget deh kalau dapat dukungan seperti ini♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Mbak Noer
waduuuuhhh...
Marcell seorang devil...
hhhhmmmm...
keren semangatnya Thor.. 🥰
2020-11-25
0
aslibener
Semangat thor
2020-11-16
5
Atta30
lanjut thor...
2020-11-16
5