DIANDRA WIRATAMA
" Diaaaannnnnnn" teriakan dari lantai dua rumah megah itu terdengar kembali membuat seisi rumah menggema karna suaranya.
" Kamu dengar dian ?" tanya Rani yang dibalas dengan anggukan saja oleh Dian.
" Pasti kerjaaannya ngomel mulu " rutuk Rani.Dian hanya tersenyum mendengar rani berbicara demikian.
" Diaaaannnnnn " untuk sekian kalinya suara itu kembali menggema.
" Dengarkan,apa maunya si itu anak setiap hari selalu saja teriak - teriak bikin pusing kepala saja lagian ibu sama bapak juga kenapa ga pernah ngomelin dia" keluh Rani yang merasa pengang kupingnya karna setiap hari mendengar suara melengking nona mudanya.
" Ahhhh .... Sudah lah teh kaya ga tau non Amel saja .. Sudah ya saya temui dulu " ucap Dian seraya berjalan menjauh dari Rani.
" Dian ... " panggilan dari Rani membuat Dian berhenti dan kembali menoleh.
" Sebelum masuk baca bismillah dulu " ucap Rani mengingatkan yang membuat Dian bingung bukanlah ucapan Rani tapi ekspresi wajah Rani.
" Ya, siapa tau aja dia mau mangsa kamu " ucap Rani kembali karna melihat Dian seakan bingung dengan ucapannya itu.
Mendengar Rani berucap demikian membuat Dian terkekeh geli . " heheh... Si teteh mah ada - ada aja udahahh... Aku keatas dulu" ucap Dian
" Issss.... Teu bisa dibejaan sih ... Kadenya Dian sok bisi digegel ku si neng nu ogoan eta ( Isss ga bisa dibilangin hati - hati takut digigit ama si neng manja )" ucap Rani yang hanya dibalas lambayan tangan oleh dian.
***
Tok...Tok..Tokkkk
Suara ketukan disusul munculnya Dian didalam kamar itu " Maaf non saya tadi sedang bantu teh Rani siapin buat sarapan " jelas Dian tanpa diminta.
Kini dihadapan Dian berada seorang gadis berparas mungil yang seharusnya membuat semua orang merasa gemas akan mukanya yang terkesan masih imut walaupun usianya kini suda akan memasuki 20 tahun itu.
Gadis itu memberengut kesal dan terlihat jutek,malah terkesan menggemaskan karna pipi cabinya menggelembung saat sedang marah.
Rasanya siapa saja ingin mengunyel pipi cuby itu sampai memerah karna gemasnya.
" Gue ga butuh penjelasan loe.. Sisirin rambut gue " bentak gadis berparas mungil itu sembari melempar sisir kehadapan dian.
" Cepetan " bentaknya kembali saat Dian masih belum beranjak dari tempatnya.
Amel Sergya Diwangkara adalah nona termuda dari keluarga Diwangkara,pemilik perusahaan Diwangkara corporacion atau yang akrab didengar masyarakat dengan sebutan DK Corp.
Parasnya yang imut nan cantik berbanding terbalik dengan kelakuannya yang sangat manja dan semena - mena kepada setiap ART dirumahnya.
Amel selalu berfikir jika mereka diberi gajih oleh ayahnya jadi mereka lah yang harus menghormatinya.
Karna kata hormat itu lah yang membuat Amel malah semena - mena terhadap ART dirumahnya.
Seperti pada saat ini dengan angkuhnya dan tanpa kesopananya Amel memberi perintah dian.
" Akhhhhhhhh... Heh ..Bisa pelan sedikit ga si loe kalau nyisir rambut gue " bentak Amel,sambil mutar tubuhnya yang berada didepan cermin riasnya.
" Maaf non saya tak sengaja" ucap Dian
" Loe bilang apa?.. Maaf loe ga bisa bikin rasa sakit gue hilang " bentak Amel sembari menjambak rambut Dian yang sudah kusut dan bertambah kusut karna tarikan Amel.
Sekuat tenaga Dian menahan pedas yang mendera kulit kepalanya karna jambakan dari Amel yang kian mengeras.
" Maaf nona " ucap dian memelas meminta dilepaskan.
" Maf .. Maaf ....Mulu .... Dasar B**U " bentak Amel kembali.
Jika buka dalam keadaan Amel adalah majikan Dian, akan sangat mungkin untuk Dian membalas perlakuan Amel tapi tentu saja tidak bisa lakukannya untuk saat ini.
Yang keadaan Dian hanyalah seorang pelayan dirumah besar ini.
" *Saba**r Di. Sabar* ..." itulah yang selalu diucapkan batinnya kala sang nona sudah bertindak kasar kepadanya.
" Kalau sampe rambut gue yang berhaga ini rusak awas aja loe .. Udah sana pergi dasa pem****u ga becus kerja" bentak Amel mengusir.
*
Saat Rani melihat Dian kembali kedapur dengan keadaan rambut yang sudah sangat tak beraturan langsung berlari menghampirinya lantas menariknya dan mendudukanya.
" Apa yang dia lakukan ?" tanya Rani
" Biasa lah teh " jawab Dian seadanya sembari menerima gelas yang disodorkan Rani padanya lantas meminumnya dengan tandas.
" Gila ya tu orang ini mah namanya sama aja kekerasan " ucap Rani bersungut - sungut.
" Sudah lah teh biar saja " ucap Dian sembari berdiri dan merapihkan rambut lantas berjalan kembali untuk membantu Rani memasak.
" Tetep aja udah kelewatan dia itu.. Bukannya melawan kamu mah "sungut Rani
" Ma melawan gimana teh ?.. Dia kan majikan kita bisa - bisa saya kehilangan pekerjaan " ucap Dian sembari menyiangi kangkung yang akan ditumis oleh Rani.
Mendengar ucapan Dian,Rani hanya bisa diam memang benar mereka adalah pekerja sedangkan Amel adalah anak dari majikan mereka mana berani mereka melawan jika taruhannya adalah pekerjaannya.
Hidup memang sekejam itu untuk mereka yang tak mampu.
**
Suasana siang yang damai untuk Dian dan Rani yang tengah beristirahat karna semu pekerjaan yang telah selesai mereka kerjakan.
Kini giliran mereka menikmati lelah yang masih tersisia setelah mengerjakan tugas rutis setiap harinya.
" Nih ..." ucap seseorang memberikan Dian dan Rani minuman dingin saat mereka sendang berlesehan ria ditaman belakang tempat biasa mereka melepas lelah setelah bekerja.
" Ehhh... Bi makasih loh " ucap dian
" Sama - sama " jawab Bi Darti selaku kepala ART dikeluarga Diwangkara.
Untuk Rani yang jauh dari keluarga terutama ibu,Bi Darti baginya adalah ibu kedua setelah ibunya.
Dan itu pula yang dirasakan oleh Dian terhadap sosok Bi Darti yang lemah,lembut,dan penyayang itu.
Terlebih saat awal - awal Dian berada disini Bi Dartilah yang dengan sabar dan tekun mengajarinya yang sama sekali tak bisa melakukan banyak hal namun sekarang dirinya sudah mulai bisa dan mulai terbiasa dengan rutinitas dirumah i ini.
Bagi Dian dan Rani Bi Darti bukan hanya sekedar lider untuk mereka Bi Darti bisa menjadi ibu,ayah dan sahabat sekaligus maka dari itu mereka tak segan jika mengeluh atau merengek saat kelakuan anak dari majikannya yang sangat jauh berbeda dengan bapak dan ibunya.
"Minggu depan bibi mau pulang ke kampung " ucap Bi Darti
" Pulang loh kenapa bi ?" tanya Rani
" Anak bibi mau menikah bibi sudah izin sama bapak ibu jadi selama bibi ga ada kalian yang urus semuanya ya " ucap Bi Darti menjelaskan.
" Lama tidak bi ?" tanya Dian
" Mungkin 10 hari bibi disana " jawab Bi Darti
"Yah lama banget " kompak Dian dan Rani menjawab.
" Ya kan rumah bibi lumayan jauh. Ingat jangan malas jangan bertengkar selagi bibi ga ada sama jangan bikin kereribugan ya" Bi Darti mengingatkan.
Ya.. Dian dan Rani memang sering ribut hal - hal sepele tapi itu tak membuat keakraban mereka hilang walaupun Dian baru 2 bulan mengenal Rani,Dian sangat nyaman berteman dengan Rani yang hambel terhadap segalahal dan usilnya sama seperti dirinya.
Makanya mereka kompak saat perasaan lelah mendera mereka,mereka akan mencari kesenangan lain dengan mengusuli sesama ART rumah besar itu.
Dan terkadang Dian pun menjadi target keusilan Rani denga yang lainnya ' ya karma siapa yang usil akan diusili kembali ' itulah kata Rani kalau Dian sudah marah dan gambek karna diusili.
*
Hari sudah mulai gelap dan keluarga Diwangkara pun sudah berada dirumah untuk mengisitrahatkan tubuh mereka yang sudah sagat lelah karna seharian beraktivitas.
" Oh iya Dian tolong nanti besok kamu rapihkan kamar punya mbak Mela ya soalnya diaakan berkunjung kesini " ucap Syafitri saat Dian sendang menyuguhkan cemilan dan minuman kepada tuan dan nyonya rumah yang sedang asik menonton film.
" Baik bu " jawab dian
" Dan satu lagi nanti besok bilang sama Bi Daarti sebelum berangkat siapkan sarapa seperti biasa dulu ya " jelas Syafitri
" Baik bu .. Saya permisi dulu bu " jawab Dian yang dibalas dengan anggukan oleh Syafitri.
Ya begitulah hari ini berlalu untuk Dian,karna lelah yang menderanya dan rasa kantuk yang mulai menyapa akhirnya Dian memutuska untuk langsung pergi beristirahat. Agar esok saat menjemput mentari badannya sudah baik - baik saja.
# Ingintau kelanjutannya. terus pantengin cerita ini ya mentemen.
maaf banya typo bertebaran dimana - mana 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Styaningsih Danik
nyiimak
2021-11-02
2
Nimranah AB
baca
2021-06-19
3
HIATUS
Mampir thor bawa like ❤
2021-02-15
4