...MAAFKAN AKU...
Seperti sebuah kapal pernikahan itu jika nahkoda dan awak kapalnya tak bisa menyatu kapal tak bisa sampai ketepian dengan selamat,apa lagi dihantam oleh badai.
Saat ini kapal yang tengah berusaha Mela daratkan kesebrang lautan harus limbung ditengah lautan karna hantama badai yang kian menerpa.
Sulit memang mempertahankan kapal yang mulai karam terhantam ombak dan berkali - kali diterpa badai.
Namun dirinya yakin jika suatu saat kapal itu berhasil ia selamatkan walaupun yang tersisa hanya tinggal puing.
Nahkoda yang kini mulai tak sejalan dengannya membuatnya semaki sulit untuk mempertahankan kapal itu tetap utuh agar tak hancur diterpa badai.
Namun sayang dia hanyalah awak kapal yang tak tau harus seperti apa mempertahankan kapal yang sudah mulai limbung dan akan segera tenggelam ini.
Sedangkan nahkoda yang seharusnya memberikan keyakinan dan bekerja lebih keras sudah tak lagi bisa diajak kerja sama denga benar.
Ya kenyataan pahit itu lah yang saat ini dirasakan Mela saat rumah tangganya kembali dihantam badai,sekuat apa pun ia menahannya Mela hanya seorang wanita yang bisa menangis.
..' *Kap*an kamu pulang ?'.. pesan singkat dari Renal hanya ia biarkan begitu saja tanpa berniat untuk membalasnya.
Berkali - kali Renal meminta maaf dan berkali - kali Mela memaafkannya malah berkali - kali pula Renal mengulanginya.
Hatinya bukan lah batu yang tak merasa sakit,Mela sesungguhnya adalah sosok yang lemah lembut hanya saja dia harus berperan menjadi wanita tangguh yang angkuh.
Agar tak pernah ada yang menginjak harga dirinya,namu sayang seribu sayang keangkuhannya dan kesombongan itu hancur lebur menguap entah kemana semenjak ia menemukan pelabuhannya.
" Mel " sepertinya panggilan Syafitri tak didengar Mela padahal kini Syafitri berada tepat dihadapannya.
" Sayang " ucap Syafitri kembali sembari mengusap pelan pundak sang anak.
" Ehh... Mam .. " jawab Mela.
" Ngelamuni apa si ?" tanya Syafitri
" Engga ko mam " jawab Mela singkat.
" Oh ya ?" tanya sang mamah
" Iya mam ... Mamah dari mana ?" tanya Mela mengalihkan pembicaraan
" Habis dari pasar sama bi darti " jawab Syafitri.
" Kapan katanya Renal menjemput mu ?" tanya Syafitri hati - hati.
"Mam... Mamah mengusir ku ?" pertanyaan Syafitri dijawab pertanyaan pula.
" Ya ampun sayang .. Ya engga lah mamah malah seneng kamu disini..Tapi kan juga kasihan suami kamu disana sendirian " jelas Syafitri
" Inget sayang kamu sekarang seorang istri dan seorang ibu harua menjadi contoh yang baik buat anak - anak dan menjadi rumah ternyaman untuk suami kamu nak " jelas Syafitri.
" Percuma mah jika rumah hanya sekedar untuk singga tanpa bisa menetap... Mam mela ke atas dulu " ucap Mela engga melanjutkan obrolan yang mulai menyesakan dadanya kembali.
Ya dia akui dia adalah pecundang yang lari dari masalah namun untuk kali ini bisa kan berjalan sesuai keinginannya hanya sekali ini saja.
Syafitri mengangguk lemah. " Mam.. Mela hanya butuh waktu .. Jika semuanya sudah jelas mela pasti pulang.Itu pun jika mas Renal mengingat ku dan menjemput kami" jelas Mela sambil berlalu dari hadapan Syafitri.
Syafitri menghembuskan nafas lelahnya,Syafitri bukan tak tau hanya saja ia tidak ingin apa yang dulu pernah menimpa dirinya malah kembali menimpa anaknya.
Tidak Syafitri tidak pernah ingin itu terjadi ibu mana yang ingin melihat kebahagiaan anaknya hancur.Tak ada seorang ibu pun yang ingin.
Syafitri tak pernah ingin jika Mela mengalami nasib yang sama seperti dirinya yang bahkan ditiggalkan oleh sang suami pada saat hamil besar.
Syafitri tidak ingin Mela merasakan susahnya mengurus seorang anak tanpa didampingi suami,Syafitri tak pernah ingin cucu - cucu mereka terpisa dari ayahnya.
Cukup .. Cukup dirinya saja yang merasakan hal itu bahkan sampai detik ini pun Mela tak pernah tau jika Surya bukan lah ayah kandungnya.
Karna Syafitri tak pernah tau dimana dan dalam keadaan bagai mana mantan suaminya itu sekarang.
" Nak semoga kamu dan Renal masih bisa mempertahankannya" jelas Syafitri ditengah kesunyian ruang keluarga sore itu.
*
Hari kembali berganti hari baru kembali datang tak terasa sudah satu bulan Mela pergi kerumah orang tuanya dan sama sekali tak menghubungi Renal bahkan saat Renal telpon kekediaman Diwangkara Mela hanya berlalu mengabaikannya saat Renal menanyakannya kepada orang tua Mela.
Batas kesabaran Renal sedang diuji oleh Mela,Renal tau apa yang telah dilakukan olehnya kali ini sangat lah fatal dan memang hal wajar jika istri yang ia cintai saat ini merasakan sakit dan membencinya.
Hari ini Renal memutuskan untuk menjemput sang istri,seharusnya Renal mencegah Mela untuk pergi dari rumah mereka.
Namun saat itu Renal berfikir jika Mela butuh waktu untuk sendiri begitu juga Renal,namun Renal tak tau jika butuh waktu lama untuk itu.
Bukan Renal tak ingin segera menjemput anak dan istrinya hanya saja pekerjaannya yang seorang Dirut lah yang memaksanya untuk terus menundanya.
10.40 Wib Renal baru sampai kekediaman Diwangkara,rasa lelah yang ia rasa setelah penerbangan yang memakan waktu cukup lama karna memang Renal bukan dari kalimantan melaikan dari Jepang. Untuk urusan bisnisnya.
" Papaaaaaa" teriak dua mahluk mungil yang menghampiri dirinya betapa rindu dirinya kepada malaikat kecilnya.
Buah cintanya dengan Mela tak melihatnya selama sebulan mumbuat Renal begitu memupuk kerinduan yang teramat dalam pada mereka terutama kepada ibu dari anak - anaknya itu hanya saja dia belum bertemu dengan pemilik hatinya itu.
Dimana dia .. Batin Renal
" Den Renal silahkan duduk.Bibi buatkan minum dulu " ucap Bi Darti mempersilahkan Renal untuk duduk
" Tidak usah bi aku mau menemui Mela diamana dia ?" tanya Renal.
" Oh ... Nona Mela ada di tama den sedang menyiram bunga " jelas Bi Darti menjawab
" Oh baik lah..Saya titip anak - anak ya bi
" Baik den "
" Anak - anak sama simbok dulu ya.Papa mau ke mama dulu " ucap Renal kepada kedua anak kembarnya.
" Ok .. Papa " jawab sikembar.
**
Renal Voff
Aku berjalan menuju taman menemui seseorang yang sangat aku rindukan selama sebulan ini.
Ku lihat dia dari kejauhan hati ini berontak untuk segera menghampirinya dan memeluknya namun raga ku membeku melihatnya,melihatnya begitu tersiksa akan perbuatan ku.
Aku tau siapa dia bagai mana dirinya walau terkadang kelakuan manjanya memang kelewat batas,namun dia sosok wanita yang sangat kuat dan tegar.
Sekarang kekuatan itu,ketegaran itu seakan sirnah dari dirinya,kulihat dirinya begitu terpuruk dalam kesedihan hingga kehadiran ku disampingnya pun tak mampu mengusik lamunannya.
Begitu dalamkah luka yang ku torehkan untuknya.Hingga membuat orang yang ku cintai berada disituasi saat ini.
Setitik air mata jatuh dari matanya yang indah,begitu sakit rasanya jatung ini seakan dihantam oleh timah besar,betap teganya diri ini membuatnya begitu menderita.
Ya tuhan apa yang sudah ku lakukan_ begitu lah batin ku berucap.
" *Ast**agfirullah* " berkali - kali hati ini berucap demikian menyesali apa yang telah kulakukan padanya.
" Sayang ...Maafkan aku " ucap ku liririh yang masih bisa didengar olehnya.
Mela tak mengucapkan sepatah kata pun namun gestur tubuhnya menjawab bahwa dirinya menyadari ada aku disampingnya walau pandangan matanya masih tertuju didepan sana.
" Tolong maafkan mas... Mas tau mas salah tapi tolong pulang sama mas kita perbaiki semuanya " ucap ku sembari memeluk istriku.
Dia memang tak menjawab ucapan ku namun dia tak menolak pelukan ku.Ku bawa dia kedalam pelukan ku hirup bau harum rambutnya yang menjadi candu untuk ku.
Kurasakan basah bajuku sepertinya dia menangis dalam diam,kurengkuh dia semakin dalam.
Ya tuhan seandainya waktu bisa ku putar kembali,tak akan aku melakukan kesalahan ini.
Entah setan apa yang saat itu merasuki diri ku hingga aku berbuat sekejam itu pada istri dan anak ku.
pelukan ku semakin erat saat ku dengar isak tangis dari mulut kecilnya,Mela wanita yang sangat tegar yang pernah ku temui.Selama aku mengenalnya sampai saat ini aku baru dua kali melihatnya menangis seperti ini.
walau ku tau pasti dia sering menangis sendiri tanpa pernah aku tau.
" Maafkan mas ... Mas bersalah maafkan mas sayang" kata itu terus ku ucapkan walau tak ada jawaban darinya.
Tak sadar jika air mata ku sudah membanjiri wajahku sendiri,aku benar - benar menyesali semua yang telah ku lakukan kepada istriku.
" Berikan mas kesempatan buat memperbaiki semuanya.Demi anak - anak demi kamu dan juga demi mas sayang " jelasku sembari melepaskan pelukan ku dan melihat wajah cantiknya.
Sesak rasanya hati ini saat melihat mata indah itu sembab oleh tangisan duka,dan yang lebih menyesakan air mata itu keluar karna ku.
Ya tuhan tolong berikan kesempatan untuk ku memperbaiki hubungan rumah tangga ku ini.
" Ma...*** kapan datang ?" kata itu yang pertama kali keluar dari mulutnya setelah sekian lama diam membisu.
" Barusan " jawab ku
" Mas pasti masih cape .. Ayo istirahat dulu " ajaknya,dia masih memikirkan ku dia masih menghawatirkan aku..
Ya tuhan betapa bodohnya aku,memyianyiakan dirinya yang benar - benar mencintai ku demi orang yang hanya singgah.
Maafkan aku sayang maafkan ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Rumia_tingel
like sudah mendarat ❤️
2021-01-06
2