...SEMAKIN RIBET...
Sudah dua minggu Mela berada dirumah besar ini dan selama dua miggu pula menjadi minggu ter berat untuk Dian,pasalnya dua anak kembar itu tak ingin diasuh oleh siapa pun selain Dian.
Entah mengapa mereka begitu lengket pada dirinya,padahal Dian tak pernah memberikan apapun malah terkadang terlihat jutek pada mereka.
Tapi entak mengapa mereka begitu bersemangat walau hanya mendengar nama Dian disebut saja.
Bagi Mela itu tak masalah karna dia bisa terbebas dari dua mosternya yang imut namun mengesalkan disaat bersamaan.
Belum lagi Amel yang membuatnya selalu pusing tujuh keliling dan ditambah dua moster kecil,membuat tubuh Dian selama dua minggu remuk redam,bak tak bertulang,untungnya Bi Darti sudah kembali.
Itu jadi sedikit membuat beban Rani dan Dian sedikit terangkat apa lagi untuk Dian,semua tugas yang harusnya Dian kerjakan kini dikerjakan oleh Rani selama Mela masih dirumah besar ini.
Dan Dian beralih propesi menjadi baby sister dua bocah lucu itu dan baby sister untuk bayi besarnya.
*
Malam kembali datang untuk kesekian kalinya Dian berada dalam ketidak berdayaannya.Selama bekerja disini satuhal yang sudah pasti Dian tahu dan rasakan bagai mana rasanya jadi Surti.
Terbesit rasa bersalah dihatinya untuk Inangnya satu itu dan entah kenapa saat ini dirinya begitu merindukan inangnya.
" Sedang apa ?" tanya Rani mengagetkan
" Eh teh bikin kaget saja" ucap Dian
" Segitu dalemnya melamun. Emang melamunin siapa ?" tanya Rani.
Dian yang ditanya hanya tersenyum dan memggeleng saja.
" Ohh .. Iya dian aku ko heran ya tumben bener non Mela disini lama " ucap Rani mengawali obrolan mereke yang akan berjurus dengan gosip.
Padahal Dian paling tidak suka bergosip ria ribet urusannya tapi beda dengan temannya satu ini.
" Mana Dian tau teh " jawab Dian
" Ihhh kamu teh kumaha si Dian masa teu terang .. Ah pasti kamu mah bohong kan " ucap Rani dibarengi dengan bahasa sundanya.
" Dian beneran ga tau teh " jelas Dian.
" Aku dener mah lagi ribut sama suaminya ya ?" taanya Rani yang dibalas dian oleh angkatan pada pundaknya.
" Idsss ... Si Dian mah... Nanaon ga tau bae " ( ih si dian mah apa - appa ga tau aja ).Keluh Rani.
" Eh tapi ya Dian ... Kalau pun iya juga ga apa - apa biar rasa kan sama aja tu sikapnya sama adeknya sebelas dua belas gitu " jelas Rani
" Hus ... Ga boleh gitu teh " ucap Dian
" Ya abis aku mah ya .. Kadang - kadang kepengen jambak tah dua kakak adik eta jig pagaweana marentah wae." ( kerjaannya merintah aja ) tukas Rani bersungut - sungut.
" Sudah - sudah daripada ngegosip aja mending tidur yu teh .. Dian tu cape banget tau teh seharian dipusingin dua moster itu" ucap Dian yang dibales kekehan oleh Rani karna Rani tau betul bagai mana Dian menyesuaikan diri dengan cucu majikannya itu.
"*Tula**ng - tulang gue rasanya patah semua ini*..._" keluh batin Dian.
" *Sab**ar Di hanya sebentar lagi bertahan lah sebentar lagi dan loe akan bebas sebebas - bebasnya*._"
**
Hari baru berganti kembali dan teriakan Amel sudah memenuhi seisi rumah itu yang menandakan alarem waspada pada diri Dian jika Amel sudah berteriak - teriak seperti itu.
" Heh ... Pem****u si****.Loe taruh mana baju gue yang warna pink shop itu hah ?" tanya Amel menghampiri Dian didapur yang tengah membantu Bi Darti.
" Sudah saya gantung nona dilemari pakaian" jawab Dian.
" Kalau sudah loe gantuk terus kemana? gue cari kaga ada " tanya Amel bersungut - sungut
" Dibagian dress nona saya sudah pisahkan sesuai warnanya masing - masing nona bisa cari disana " jelas Dian sembari terus memotong bawang.
" Isshhhh..... Kaga ada Dian ... Dan lagian gue lagi ngomong sama loe kenapa loe masih kerjain itu aja " tunjuk Amel sambil mencak -mencak ditempat karna marah.
" Maaf nona" ucap Dian
" Bisanya cuman minta maaf doang " dengus Amel.
" Udah cepet loe cari " perintah Amel denga angkuh.
" Kalau sampe ga ketemu dalam lima menit hukuman loe akan lebih parah dari yang kemaren " ancam Amel lantas berlalu.
Dian hanya menghela nafasnya sembari meggelengkan kepalanya,setelah minta izin kepada Bi Darti.Dian lantas berjalan menuju kamar Amel dan memenuhi keinginan nona mudanya tersebut.
Bi Darti hanya bisa mengusap dadanya melihat kelakuan nona muda keluarga Diwangkara,terkadang Bi Darti heran mengapa dua anak perempuan majikannya berbanding terbalik sifatnya degan kedua orang tuanya yang bersifat sangat baik.
Dari sekian banyak ART yang pernah bekerja ditempat ini untuk mengurus Amel hanya Dian lah yang terbilang sabar dan bertahan sampai tiga bulan.
Bi Darti berharap Amel bisa berubah sikapnya agar Dian pun bisa leluasa dan tak ada keinginan untuk berhenti karna dia berfikir kasian Dian yang ingin menghidupi keluarganya.
***
" Ini nona " jawab Dian sambil memberikan dress warna pink shop sebatas lutut ke pada Amel.
" Bukan yang ini. " tolak Amel
" Yang satunya" ucap Amel kembali Dian hanya mengangguk dan mengambil kembali dress dari tangan Amel dan membawanya kembali untuk diganti yang baru.
" Yang ini nona ?" tanya Dian sembari meberikan dress dengan warna yang sama dengan motif berbeda lebih terkesan grli.
" Bukan yang ini. Ini suda gue pake minggu kemarin " Tolak Amel kembali.
Dian kembali membawa dress yang ditolak oleh Amel dan membawakan dress yang serupa dengan motif yang kembali berbeda namun yang satu ini sedikit lebih terbuka dari dua dress tadi.
" Loe mau buat gue masuk angin.. Semalem baru hujan bo**h" bentak Amel.
" Lantas yang mana nona semua baju yang berwarna pink shop hanya itu nona " jelas Dian yang mulai sebal namun sebisa mungkin tak ditunjukan olehnya.
Dian tau betul saat ini Amel hanya ingin membuatnya semakin ribet,untuk memancing emosinya sendiri lantas membuat Amel memiliki alesan untuk menghukumnya.
" Loe tinggal cari aja apa susahnya sih ..." bentak Amel.
" Ya udah ambilkan warna yang lain saja " perintah Amel.
" Baik nona "
" Ini nona " kini Dian kembali membawa dress sebatas lutut yang berlengan sebatas siku,warna biru cerah.
" Tidak yang itu terlalu terang " Tolak Amel dan Dian kembali melangkan kan kakinya untuk kembali kelemari.
Hampir dua jam Dian bulak balik antara ruangan berpartisi kaca degan kamar tidur Amel yang lumayan cukup jauh,namun Amel masih belum menentukan pilihan bajunya.
" Heh lama sekali sih " bentak Amel,dirinya terpaksa menyusul Diaan ke Walk In Closet.Amel begitu kesal karna Dian tak kunjung keluar sedangkan dia sudah terlambat untuk pergi ke kamus.
" Loe ngapain aja sih cari baju apa cari bekicot lama bener " bentak Amel.
" Maaf nona tapi saya bingung dress mana lagi yang harus saya kasih soalnya semua sudah saya kasih tapi nona menolaknya" jawab Dian jujur.
" Hadehhh... Minggir" ujar Amel menahan emosinya,ingin rasanya ia menghukum Dian tapi sayang Dian terselamatkan oleh waktu.
" Sudahlah gue pake yang ini saja " ucap Amel berlalu.
Dian hanya melongo tak percaya,bagai mana tidak Amel malah memilih dress awal yang diberikan padanya dua jam yang lalu.
" Ya ampun anak itu bener - bener menguji kesabaran gue... Sabar Di sabar. Dosa ga si kalau gue cekik tu anak "_ Batin Dian bersungut - sungut.
" *Ha**haha... Setidaknya gue puas hari ini walau ga bisa sepperti kemarin*" ucap hati Amel senang.
Entah kenapa Amel suka sekali membuat Dian jengkel baginya melihat Dian yang hampir putus asa karna tak bisa membantah atau menolak perinta darinya adalah hobi barunya.
Wajah Dian yang selalu berubah - rubah ekpresinya membuatnya bersemangat untuk melakukan lebih dari sekedar menjahilinya saja.
****
Hari mulai terik seusai insiden baju dengan nona mudanya Dian berfikir taakan ada kejadian yang menimpanya lagi hari ini.
Sayang seribu sayang keinginannya tak terwujud. Karna dua mahluk imut dihadapannya saat ini malah membuatnya semakin ribet dan pusing.
" Ya tuhan ..... Mengapa mereka tak mau tidur .... Dosa tidak sih kalau gue kasih obat tidur kedua monter kecil ini " Teriak hati Dian mangkal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Rumia_tingel
hai kak aku mampir, jangan lupa feedback ke novel ku berjudul "YOURS" ya. mari saling dukung aku tunggu kedatangan nya 🤗🥰
2021-01-06
2