Luka Cinta Dara
Halo para Reader tersayang. Jangan lupa tinggalkan jejak ya..
✓Like 👍
✓Coment 💬
✓Rate 5 ⭐
✓Vote 💰
Agar Author semakin semangat nulisnya. Author tidak ada apa - apanya jika tanpa dukungan kalian🤗
🍂Selamat membaca🍂
Triiinggg...!!! Suara lonceng berdering nyaring memenuhi seluruh langit-langit setiap ruangan kelas. Pertanda waktu istirahat telah tiba. Membuat para penghuni kelas berhamburan keluar hingga kelas terlihat lebih lengang oleh penghuni.
Dara tampak merapikan peralatan tulisnya dan memasukannya ke dalam tas ranselnya. Tiba-tiba tubuhnya sedikit terhuyun ke samping karena seseorang menubruknya.
"Ra... Lapar nih," rengek Kayla sambil mengelus perutnya yang rata.
"Kalau laper ya makanlah. Noh tumbuhan udah pada subur di luar kelas," Dara memanyunkan bibirnya, menunjuk ke arah taman luar kelas.
"Ya ellaaah, emang gue kambing apa? tega bener lo ah," sungut Kayla seraya mengerucutkan bibirnya.
"Lo sih, kalau laper ya makanlah,"
"Ni anak memang nggak ada peka-pekanya dikit, gue itu dari tadi sudah nungguin lo lama banget kayak kura-kura," tukas Kayla.
Mendengar ucapan Kayla, Dara sontak nyengir kuda, menampilkan serentetan gigi putihnya.
"Ayooo, lo malah nyengir. Cacing dalam perut udah unjuk rasa minta jatah nih,"
Kayla adalah sahabat Dara dari kecil. Sahabat yang sudah seperti saudara perempuannya sendiri. Cuma Kayla yang benar-benar bisa memahami karakter Dara yang agak pendiam dan tertutup pada orang yang baru dikenal namun dia akan menjelma menjadi sosok gadis ceria dan cerewet ketika sudah merasa nyaman kepada seseorang.
* * *
Sesampainya di kantin Dara dan Kayla duduk di bangku paling pojok ruangan. Dua mangkok porsi bakso jumbo mercon dan dua gelas es jeruk menjadi menu handalan mereka.
Sepasang sahabat itu tampak menikmati menu makan siang di kantin sambil membicarakan hal-hal konyol yang sesekali membuat mereka tertawa pecah sampai mengeluarkan air mata.
Tanpa keduanya sadari, dari sudut kantin yang lain dua murid cowok sedang memperhatikan gerak gerik mereka. Namun kali ini Dara lah yang menjadi bidikan utama kedua murid cowok tersebut.
* * *
Rey adalah murid terpopuler di kalangan murid-murid cewek. Karena ketampanannya, memiliki badan tegap dan tinggi 180 cm yang sangat proposional untuk sepantaran murid SMA seperti dia. Lahir dari kalangan keluarga kaya ikut melengkapi kesempurnaannya, serta otak yang cerdas yang juga menjadi salah satu alasan juga kenapa dia sangat digandrungi oleh para kaum hawa.
Tidak sedikit dari murid cewek bahkan guru-guru wanita di sekolahnya pernah menggodanya. Rey yang notabene seorang playboy cap minyak kapak tak menyurutkan rasa kagum para cewek, justru mereka semakin tertantang untuk mendekati dan menggodanya. Tak sedikit dari mereka rela menawarkan hubungan one night stand dengan suka rela.
"Bagaimana? Lo berani kagak nerima tantangan dari gue?" tanya Radit teman Rey sambil menaik turunkan kedua alis tebalnya secara serentak.
"Apa'an sih lo? Harus ya gue terima tantangan lo?" jawab Rey ketus lalu menyruput es soda gembira di depannya yang sudah tinggal separuh.
"Bilang aja lo nggak bisa taklukin tuh cewek," cibir Radit sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Woi anak kambing..!! Lo kalau kasih tantangan yang ekstrim dikit napa? Its too easy for me," Jawab Rey dengan rasa percaya diri level maksimal.
"Whatever you say, gue butuh pembuktian brow,"
"Sekali gue lirik itu cewek cupu dah pasti langsung klepek-klepek dan dengan suka rela menyerahkan jiwa dan raganya ke gue," timpal Rey yang sontak membuat Radit terperangah. Tepatnya meledek.
"Waow!!"
"Apaan sih lo anak monyet?"
"Woee Rey, belum tentu juga kali dia mau sama lo, selain itu anak saingan berat lo di bidang akademik, dia terkenal sangat menghindari cowok," beber Radit lalu membenarkan posisi duduknya, melipat kedua tangannya di depan dada dan memasang ekspresi serius.
"Ck!" Rey berdecih dan menarik salah satu ujung bibirnya ke atas.
"Oke gue terima tantangan lo," putus Rey.
Rey menggiring pandangannya ke arah Dara yang sedari tadi tidak menyadari sedang diperhatikan dari jauh.
"Nah gitu dong!!" Radit menepuk pundak Rey tapi dengan cepat Rey menepis tangan temannya itu.
"Kalau gue menang, lo nggak boleh mendadak amnesia untuk nerima hukuman lo," Rey menjontorkan kepala Radit ke belakang lalu beranjak pergi.
"Hahaha.. Radit nggak pernah ingkar janji,"
* * *
Sesampainya di rumah Dara meletakkan tasnya di atas sofa yang terletak di dalam kamarnya. Dia duduk di depan meja rias, melepas kaca mata tebalnya. Ia tampak memijat ringan kedua sudut matanya untuk mengurangi rasa penat karena memakai kaca mata seharian.
Dara sebenarnya sesosok gadis yang cantik, memiliki hidung kecil yang mancung, bibir tipis bewarna merah jambu, mata besar dengan bulu mata tebal dan lentik, alis yang tebal tapi rapi, serta kulit yang putih dan bersih. Semua kelebihannya itu diturunkan dari gen almarhumah sang ibu.
Otaknya yang cerdas diturunkan dari gen sang ayah. Ayah yang tegas dan disiplin tapi selalu tidak lupa menyelipkan kelembutan kasih sayang laksana perhatiab seorang ibu untuk anak gadis semata wayangnya itu.
Ayahnya selalu berpesan kepadanya, untuk selalu menjadi wanita yang sederhana, kuat dan tangguh. Oleh karena itu Dara hampir tidak pernah menangis.
Di sekolahan dia berpenampilan sangat sederhana. Dara bisa saja menggunakan jatah bulanan dari ayahnya yang bisa di katakan tidak sedikit itu untuk mempercantik diri, tapi dia terlalu malas karena masih ingin fokus mengejar nilai akademiknya.
Drrrttt.. Drrrttt...
Hp Dara bergetar, ada pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Dia mengusap layar Hpnya untuk membuka kunci dan membaca pesan tersebut.
From : 081233xxxxxx
Hai bisa kita ketemuan besok? Rey
"Rey?" lirih Dara dengan perasaan bertanya-tanya.
"Apa mungkin Rey si playboy cap ikan teri yang sok kegantengan itu ya?"
"Ah, mana mungkin, lagian ada urusan apa sama gue?"
"Tapi mungkin aja Rey yang itu," monolognya dengan dirinya sendiri.
"Hehe.." tiba-tiba Dara tersenyum hambar.
"Nggak mungkin deh, nggak ada angin nggak ada hujan kenapa juga dia hubungin gue? Lagian selama hampir 3 tahun, meskipun 1 sekolahan kita juga nggak pernah bertegur sapa," Dara masih lanjut bermonolog dengan dirinya sendiri.
Dara mengakhiri perdebatan pada dirinya sendiri. Dia cuma membaca pesan tersebut lalu meletakkan kembali ponselnya di atas nakas kamar. Dia berfikir mungkin itu cuma pesan spam. Kemudian Dara bergegas menuju walk in closet untuk mengganti baju seragamnya. Setelah keluar dari walk in closet lantas ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang ukuran 180 x 100 cm itu hingga akhirnya ia terlelap menuju negeri kapuk dan melewati makan siangnya.
Bersambung~~
Mampir juga di karya ke duaku ya🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
siapakah yang memenangi Tantangan itu..
2023-08-21
1
NA_SaRi
karya pertama kah ini kak nof?
2022-08-21
1
NA_SaRi
baru SmA udh setinggi ini? omegot meleleh eke bayanginnya
2022-08-21
1