Dara terlalu sibuk dengan pikirannya. Dia sudah berfikiran yang tidak - tidak.
"Seorang Rey tiba - tiba ngajak ketemuan pasti ada yang konslet pada otaknya." Gumamnya frustasi.
Dara mencoba mengingat - ingat apa dia pernah melakukan kesalahan yang tanpa sengaja tidak dia ketahui.
Meski tidak bertegur sapa tapi Dara cukup tahu tenang Rey, karena murid - murid cewek di kelasnya sering membicarakannya Rey sang idola mereka. Dara yang tadinya masa bodoh dan nggak mau tahu menjadi tahu secara otomatis.
Teman sekelasnya itu berbicara dengan suara keras, gamblang, histeris, menggebu - gebu, dan bahkan ada yang menangis karena di tolak secara mentah - mentah oleh Rey. Otomatis informasi itu tertangkap oleh gendang telinganya dan auto save di dalam otak cerdasnya. Secara, telinganya itu masih normal, tidak budek.
Drrrttt... Drrrttt...
Ponselnya bergetar, Dara yang tadi sibuk dengan pikirannya sendiri mulai tersadar karena getaran benda pipih yang masih digenggamnya terasa menggelikan. Ada sebuah panggilan masuk, tanpa berfikir panjang dia mulai menjawab panggilan tersebut.
"Halo..i..ini siapa ya?"
"Ini gue Rey, orang yang dari kemarin lo abaikan pesannya,"
Mendengar ada sebutan nama Rey yang terucap di balik telepon membuat Dara terkejut. Ia sontak melihat nomor telepon yang tertera di layar ponselnya dan reflek menepuk jidatnya.
"Kenapa tadi gue nggak check dulu ini panggilan dari siapa? asal angkat aja," batinnya gusar.
Dara berdehem pelan dan mengatur nada suaranya agar tidak terdengar gugup.
"Rey yang mana? yang punya nama Rey nggak cuma satu di planet Bumi yang bulat ini," ucapnya sedikit ketus tapi masih dengan nada rendah.
"Rey yang paling tampan di sekolahan lo."
"Ooohh."
"Idih ini anak narsis banget!" gerutunya di dalam hati.
"Sekarang gue ingin bertemu ama lo."
"Maaf nggak bisa, hari ini gue sibuk banget, lain kali aja ya," tolak Dara sopan.
"Cuma duduk bermalas - malasan di taman apa itu bisa dinamakan sibuk? hem?"
Dara tersentak dan reflek menegakkan posisi duduknya, mengedarkan pandanganya keliling taman.
"Ini anak punya kaca gembolo saktinya mak lampir apa kalik yak? kok bisa tau gue sekarang di taman?" batinnya.
Tiba - tiba seseorang duduk di sebelahnya tanpa ijin. Ketika Dara menoleh seketika dia tersentak kaget dua kwadrat dan membawa tubuh rampingnya sedikit beringsut menjauh.
"L..lo..? sejak kapan?" reflek jari - jari lentiknya menutup bibirnya yang masih ternganga.
"Sejak kapan ya? sejak lo mencuri hatiku," ucap Rey sambil tersenyum nakal dan menatap lekat wajah gadis cantik yang berada di depannya.
Tanpa mereka sadari, masing - masing masih meletakkan ponsel mereka di telinga yang dimana panggilan masih tersambung.
"Ehem!" rey berdehem pelan untuk menghilangkan kecanggungan di antara mereka. Bagaimanapun ini pertama kalinya kedua anak manusia itu saling berinteraksi.
Rey menurunkan ponselnya dan diikuti oleh Dara.
"Lo ada perlu apa ama gue?"
"Gue ingin bertemu aja sama lo, kita kan temen satu sekolah," Rey gak mungkin ngomong jujur alasan tujuan awalnya kenapa ingin mendekatinya. Bisa - bisa itu cewek beringsut menjauh dan akan lebih sulit di jangkau lagi.
"Oohh.."
"Sejak kapan kita berteman?" batinnya.
"Lo gak keberatan kan berteman sama gue?"
Dara tak menjawab.
"Kenapa? lo gak mau hanya sekedar berteman ma gue? atau lo mau kita pacaran?" goda Rey menampilkan gaya senyuman sok kerennya.
Dara melebarkan matanya, mulutnya ternganga lebih lebar, gak percaya dengan yang barusan dia dengar dari mulut Rey.
"Lo kalau bercanda jangan keterlaluan!" serunya seraya mengedarkan pandangannya ke danau buatan yang ada di depannya.
"Jadi lo gak mau gue bercanda, lo pinginnya pacaran beneran?" godanya lagi, sepertinya menggoda Dara sudah menjadi kesenangan tersendiri baginya.
"Apa'an sih lo, gak penting tau gak!"
Karena merasa risih Dara hendak berdiri beranjak pergi tapi usahanya itu gagal karena tangan kekar Rey mencoba menahannya.
"Gue laper, belum sarapan,"
"Lah terus apa hubungannya sama gue?"
"Tentu ada hubungannya sama lo Dara, rasanya gue ingin makan lo di tempat ini juga." Ucapnya di dalam hati.
"Pergi cari makan yuk."
"Maaf gue belum lapar, lo pergi aja sendiri," gadis itu menolak karena dia belum merasa nyaman dengan Rey. Lagian ini baru pertama kalinya mereka saling bertegur sapa.
"Ayuuuk! lo gak kasian sama gue? bisa mati kelaparan nih," rengek Rey sok akrab.
"Maaf gue gak mau!"
Dara mulai beranjak dari duduknya. Melangkahkan kakinya lebar - lebar mencoba pergi menjauh. Namun Rey juga tidak ingin menyerah. Dia ikut beranjak dan mengikuti gadis itu. Dengan perasaan kesal, Dara pun mulai menambah kecepatan langkahnya dan berlari. Dan terjadilah aksi kejar - kejaran antara dua anak manusia itu yang malah lebih terlihat seperti scene romantis film Bollywood. Mereka terlihat lucu.
Rey mencoba meraih tubuh Dara dan sedikit menarik paksa pergelangan tangannya. Membawanya menuju mobil yang tadi di parkirkan di pinggir taman. Dara sungguh tak percaya dengan aksi berani Rey.
Sesampainya di depan mobil Dara menolak untuk masuk. Aksi paksa memaksapun berlangsung beberapa menit. Pada akhirnya Rey mencoba mendekatkan tubuhnya ke Dara. Hal itu otomatis membuat gadis tersebut berjalan mundur tapi langkahnya berhenti karena dari belakang tubuhnya sudah membentur mobil mewah bewarna biru metalix milik Rey.
Rey meletakkan kedua tangannya di badan mobil dengan posisi mengunci Dara yang sekarang berada tepat di antara tangan Rey. Anak lelaki itu mendekatkan wajahnya di telinga Dara yang hanya berjarak tidak ada 1 cm itu. Jika Dara bergerak sedikit saja sudah pasti bibir sexy Rey bisa bersentuhan dengan daun telinga Dara yang sekarang sudah mulai memerah karena deru napasnya terdengar jelas dan hembusannya terasa hangat di telinganya.
Tubuh Dara tak berkutik, ini pertama kalinya dia berdekatan begitu intim dengan lawan jenis. Otaknya beku, gak tahu harus berbuat apa.
"Lo cuma punya dua pilihan," tandas Rey .
"Hah? hmm." Dara terbata, lidahnya kaku.
"Satu masuk mobil sekarang, dua gue cium," Rey membuat dua pilihan sesuka hatinya.
"Apa??!! lo saraf apa?!" jawabnya dengan nada sedikit meninggi. Tidak terima dengan kedua pilihan yang jelas saja merugikannya.
"Ayo pilih yang mana?!"
"Nggak, gue gak mau pilih kedua duanya!" seru Dara seraya menggeleng - gelengkan kepalanya.
"Oke fine, lo gak usah masuk mobil, tapi gue cium," senyuman licik tergambar pada muka tampan Rey.
"Hah?! gak..gak..gak, okey gue masuk mobil." Dara reflek menggeleng - menggelengkan kepalanya yang tanpa sengaja tindakannya itu buat daun telingannya bergesekan dengan bibir sexy Rey.
"Ohw Ra..! shit!! lo sadar gak sih tindakan lo bikin gue ingin melahap lo habis?" batin Rey ketika merasakan daun telinga Dara menyentuh bibirnya.
Rey pun tersenyum lebar menandakan kemenangan dalam wajahnya. Lalu membukakan pintu mobil. Mempersilahkan Dara masuk. Tapi gadis itu masih terpaku, enggan masuk mobil.
"Ayo masuk, apa mau gue gendong juga?" goda Rey dengan senyum nakalnya.
Mendengar perkataannya Dara pun tersentak dan buru - buru masuk mobil, karena gak mau Rey bertindak lebih jauh lagi.
"Good girl." Ucap Rey seraya menutup pintu mobil. Mengitari mobil dan menduduki tempat pengemudi.
Bersambung~~
Jangan lupa mampir di karya author satunya lagi ya, masih on going. Ditunggu kunjungannya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Lily
dasar ya playboy...
2024-04-19
0
Yunerty Blessa
Rey pemaksa
2023-08-21
1
NA_SaRi
omeeeees
2022-08-23
0