Hopefully We Will Meet Again

Hopefully We Will Meet Again

Prolog

Tahun baru 2005 aku dilahirkan di dunia ini, semua orang sangat bahagia begitu aku lahir. Entah kenapa, sejak aku baru saja di lahirkan, aku langsung memiliki akal. Lebih tepatnya pikiran orang dewasa, aku melihat orang-orang di sekitar ku bahagia penuh haru.

Itu karena aku di lahirkan, seharusnya tidak mungkin ada yang tahu bukan. Apa yang terjadi setelah manusia dilahirkan, antara sedih, bahagia, dan perasaan benci. Begitu juga manusia yang dilahirkan tak dapat mengingat dengan baik waktu dia di lahirkan.

Malahan tak akan mungkin bisa mengingat apa yang terjadi saat pertama kali di lahirkan ke dunia. Tapi aku berbeda, aku bisa melihat, dan mengingat itu semua. Walau aku masih belum bisa bicara, dan berjalan seperti pada bayi umumnya.

Namun setelah itu aku di bawa ke ruangan bayi, di ruangan itu adalah tempat di mana para bayi yang baru dilahirkan ada di dalam ruangan itu. Aku di taruh di atas ranjang oleh suster, dan aku lihat di ranjang sebelah ada banyak sekali anak bayi di ruangan.

Namun ada bayi yang tampaknya aneh, dia terus saja melihatku. Kenapa bayi itu melihatku terus? aku menjadi bingung, dan juga rasa takut sedikit. Bayi itu ada di sebelah kanan ranjang ku, dan aku melihat ada namanya di baju yang dia pakai.

Namanya, "Lisa" nama yang indah menurutku, ya aku tahu ini aneh sekali. Sepertinya dari namanya dia adalah anak bayi perempuan. Lama-kelamaan aku kesal karena terus di lihat olehnya. Tapi entah kenapa, aku merasakan ada yang aneh denganku.

Hatiku mengatakan untuk menjadi pendamping hidupnya. Oh ya aku baru ingat, kalau waktu aku dilahirkan, ayahku mengatakan sesuatu padaku. Yaitu mengatakan, "Jay" yah aku pastinya langsung tahu, kalau itu adalah namaku.

5 Tahun kemudian...

Aku di sekolahkan oleh orang tuaku di teka Indi House. Ini adalah hari pertamaku masuk sekolah, aku bertekad kuat untuk belajar dengan giat selama aku bersekolah. Walaupun aku dilahirkan di keluarga yang cukup kaya, tapi aku tak boleh bermalas-malasan.

Lalu aku memasuki kelasku di dekat taman, ada begitu banyak anak-anak di kelas. Ada anak yang nangis-nangis karena di tinggal ibunya. Ada juga yang bergulung-gulung meminta untuk pulang kepada orang tuanya.

Lalu aku tertawa kecil begitu melihat seseorang di seret ibunya untuk masuk sekolah. Tapi... aku berbeda dengan yang lainnya, aku hanya di antar sampai gerbang sekolah. Dan aku masuk sendiri, tanpa di temani orang tuanya seperti yang lain.

Aku harus menahan tawaku, jadi aku menundukkan kepalaku, dan tertawa. Tapi bagiku yang paling lucu adalah anak yang di seret oleh ibunya itu. Dia terus menangis, dan di paksa duduk, dan tak boleh pergi sampai waktu pulang sekolah.

Dia duduk di sampingku, lalu ibunya pergi, dan dia masih menangis. Begitu juga dengan anak-anak yang lainnya, karena aku bosan,. dan hanya diam saja. Menunggu ibu guru masuk ke kelas, aku mengajak dia untuk mengobrol denganku.

"Hei sudahlah kau jangan terus menangis, itu sangat memalukan tahu" kataku.

"Huwaaa! aku mau pulang! aku tak mau berada disini! aku takut!" Teriak anak kecil itu dengan kencang sambil menangis.

"Hei sudahlah berhenti menangis! apa yang kau tangisi" kataku.

"Huhu kau anak yang aneh sekali... huwaaa, aku mau pindah tempat duduk" rengek anak itu.

Aku kesal sekali mendengar tangisannya, dan lagi dia berteriak seperti itu. Rasanya telingaku akan meledak dalam beberapa detik kemudian. Lalu aku mencoba menenangkan dia, aku memberikan boneka kelinci yang imut kepadanya. Boneka kelinci yang kuberikan, hanya sebesar kepalan tangan orang dewasa pada umumnya.

"Hei gadis kecil, terimalah ini" kataku sambil memberikan bonekanya.

Dan akhirnya dia berhenti merengek setelah aku berikan dia sebuah boneka. Dia mengambilnya dengan cepat dari tanganku,. dan dia tersenyum manis karena mendapatkan boneka itu. Sepertinya dia sangat senang sekali, hanya karena mendapatkan boneka.

"Hihi boneka ini lucu sekali, Terima kasih" kata gadis kecil itu, sibuk mengurusi boneka yang aku kasih.

Lalu aku terkejut di kelilingi oleh anak-anak lainnya, lebih tepatnya anak yang satu kelas denganku. Mereka menatapku begitu tajam, namun setelah itu mereka merengek keras padaku. Aku sepertinya tahu kenapa mereka merengek seperti itu padaku.

"Ada-ada saja anak-anak disini, mana aku sudah tak ada boneka lagi. Argh! tapi mereka berisik sekali" kataku dalam hati.

Lalu aku mengambil sebuah buku tulis yang baru di tasku. Dan semua anak-anak yang merengek kepadaku mulai berhenti menangis, dan kini mereka memperhatikan apa yang akan ku lakukan dengan sebuah buku tulis yang baru.

Mereka menatapku dengan bingung. Kemudian aku membuka buku tulis ku, dan aku robek dengan begitu banyak. Aku robek sekitar 12 kertas, karena anak-anak ini berjumlah 12 orang yang merengek padaku.

Mereka terus memelototi ku dengan tajam, itu membuatku merasa tidak enak. Aku mulai melipat lipat kertas yang aku robek satu persatu. Dan akhirnya jadilah pesawat kertas yang aku buat, dan aku berikan kepada mereka.

Lantas mereka bingung, dan hanya memperhatikan pesawat kertas yang aku kasih. Karena mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan pesawat kertas ini. Seharusnya aku tahu kalau akan seperti ini, lalu aku merobek kertas lagi untuk ku buatkan pesawat kertas lagi.

Aku buat untukku sendiri untuk mencontohkan kepada mereka, bagaimana cara untuk menggunakan pesawat kertas. Lalu aku berteriak kepada mereka, untuk memperhatikan ku.

Setelah itu aku berdiri di atas meja, dan melemparkan pesawat kertas yang ku pegang. Pesawat yang ku lempar melayang, dan itu membuat mereka kagum padaku. Lalu mereka semua ikut naik ke atas meja, dan melemparkan pesawat kertas yang kuberikan.

Lalu mereka berteriak kencang sekali, karena senang main pesawat kertas. Dan keadaan kelas menjadi berantakan, ini semua salah satu orang. Yang tak lain itu adalah aku, lalu setelah itu wali kelasku datang, dengan wajah terkejut.

Namun untungnya wali kelasku hanya tersenyum saja. Dia tak menunjukkan wajah kasarnya pada anak-anak, yah memang seharusnya begini kalau menjadi guru teka. Maklumlah karena kami hanya anak kecil saja, setelah itu guruku mengatur kelas dengan baik.

Lalu anak-anak pada menurut, dan guruku mengenalkan dirinya. Guruku bernama, "Eva" setelah perkenalan di mulai, sampai selesai. Kami mulai pembelajarannya, untunglah anak-anak di kelasku tidak ribut.

Mereka semua hanya diam, dan mendengarkan perkataan guru. Namun sepertinya ada satu anak yang tak mendengarkan perkataan gurunya. Yaitu gadis di sebelahku yang ku berikan boneka kelinci padanya.

Dia hanya bermain boneka kelinci itu, dengan senang, dan tersenyum-senyum sendiri. Lalu aku memanggilnya, dan berkata padanya untuk mendengarkan penjelasan gurunya. Untunglah dia langsung menurut padaku, sepertinya anak-anak disini sangat penurut.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Whiteyellow

Whiteyellow

Izin perkenalkan karyaku juga ya..jangan lupa feedback jika berkenan..Salam saling dukung.

CINTAI AKU SAHABAT KECILKU
& I NEED YOU

2021-04-03

1

hyme

hyme

Bru ngikutin yyy

2021-03-04

1

vo

vo

wihhh prolignya aj udah keren
ntar ku lanjutin siang soalnya mau ujian kwkwk

2021-03-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!