2

Dengan sekuat tenaga aku merangkak untuk melihat wajah kedua orang tuaku. Lalu ku lihat wajahnya yang ternyata sudah hancur, dan tak berbentuk. Orang itu benar... kedua orang tuaku sudah mati.

Aku memeluk badan ayahku, dan ibuku sambil menangis. Kenapa? kenapa ini semua terjadi padaku, kenapa harus seperti ini. Aku tidak menginginkan yang seperti ini, sama sekali tidak. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi untuk hidup ke depannya.

Ku harap... aku mati juga, agar aku bisa bertemu dengan mereka lagi (orang tuaku).

10 Tahun kemudian...

Setelah kejadian kecelakaan 10 tahun lalu itu, ternyata aku belum mati. Aku masih di berikan untuk hidup di dunia ini oleh tuhan. Semenjak aku di tinggal oleh kedua orang tuaku, aku hidup di panti asuhan.

Penjaga panti asuhan sangat baik pada semua anak panti. Tapi penjaga panti lebih menyayangi ku dari yang lain, sehingga anak-anak panti yang lain iri padaku. Selama aku hidup di panti asuhan, tak ada siapapun yang mau berteman denganku.

Semua orang membenciku karena aku bisa membuat penjaga panti lebih menyayangi ku. Padahal itu bukan salahku, ataupun kemauan ku, gara-gara penjaga panti aku di benci oleh semua anak panti.

Rasanya aku marah sekali padanya, tapi dia begitu baik padaku. Aku jadi tidak ingin meluapkan rasa marahku padanya. Setiap kali aku di caci-maki, di pukul, dan di ejek oleh anak panti yang lain. Aku tak pernah memberitahukan hal ini pada penjaga panti.

Bukannya karena aku bisa terhindar dari caci-maki mereka setelah aku beritahu pada penjaga panti. Tapi aku tak mau memberitahukan padanya, karena aku takut dia akan sedih, dan khawatir padaku.

...***...

Ini adalah hari pertamaku masuk SMA (Sekolah Menengah Atas). Ku harap ini akan berjalan dengan baik, karena semenjak aku SMP (Sekolah Menengah Pertama). Aku di benci oleh semua orang, karena ada beberapa dari anak panti yang satu sekolah denganku.

Dan dia membicarakan ku yang tidak-tidak kepada semua orang. Jadinya aku tak mempunyai teman sama sekali, namun di saat itu hanya ada 1 orang yang menjadi temanku, dan dia mempercayai ku.

Dan kini, aku satu sekolah lagi dengan temanku, dan lagi kami satu kelas. Anak murid pada berkumpul di kelasnya masing-masing setengah berbunyi bel. Aku duduk bersama dengan temanku itu, dan ku lihat keadaan kelas.

Masih dalam keadaan canggung karena mereka belum mengenal satu sama lain. Dan lagi, aku juga sekelas dengan anak panti yang menyebarkan berita buruk tentangku, padahal aku sama sekali tak ada berita buruk tentang diriku.

Ku harap dia tak akan mengacaukan hidupku, seperti sebelumnya di SMP.

"Hei Jay, kenapa kau melirik kesana-kemari? apa kau sedang mencari cewek" tanya teman sebangkuku.

"Bicara apa sih kamu, aku hanya melihat-lihat teman-teman baruku saja kok" kataku.

"Oh benarkah, semoga di sekolah ini tak rumor buruk yang tersebar tentang mu lagi" kata temanku.

"Ya mudah-mudahan, tapi terima kasih Juna kau sudah mau menjadi temanku" kataku.

"Ah lagi-lagi kau selalu bicara seperti itu padaku. Sudah ku bilang kan, kalau aku menemani mu itu karena aku ingin berteman denganmu" kata Juna.

"Hmm? benarkah? bukankah kau berteman denganku hanya karena kau juga menjadi korban bully" candaku.

"Ah sudahlah lupakan itu... astaga aku tidak sadar kalau si Adri sekelas dengan kita. Semoga dia tak mencari masalah lagi denganmu seperti sebelumnya ya" kata Juna.

"Ya semoga begitu" kataku.

Adri adalah orang yang satu panti asuhan denganku, dan dia juga yang menyebarkan informasi buruk tentangku. Yang pastinya informasi yang dia sebarkan itu adalah kebohongan yang dia buat.

Lalu seorang wanita datang memasuki kelas, karena dia berjalan terburu-buru. Akhirnya di terjatuh karena kakinya menginjak tali sepatu yang belum dia ikat dengan benar. Semua orang yang melihatnya pada menertawakan dia, kecuali aku, dan Juna.

"Kau lihat wanita itu, dia pasti sangat malu sekali sekarang" kata Juna.

"Hah biarlah, dia wanita yang ceroboh sekali" kataku cuek.

Wanita itu berdiri di depan kelas, dan menengok kesana-kemari. Sepertinya dia sedang mencari tempat duduk, dan akhirnya karena tempat duduk di sampingku kosong. Dia langsung duduk di sampingku, dan menaruh tasnya di kursi.

"Hei kenapa aku malah duduk disini, ini kan tempat laki-laki. Lebih baik kau pergi sana" kataku dengan suara kecil.

"Hmm sudah tidak ada tempat duduk yang kosong lagi. Jadi aku terpaksa duduk disini, jika kau tak suka aku berada disini. Lebih baik kau jangan melihatku" kata wanita itu.

"Terserah kau saja cewe aneh" kataku.

"Apa kau bilang! kau yang aneh tahu! tiba-tiba saja sudah mengajak ribut!" teriak kesal wanita itu.

"Hei ssst kecilkan suaramu" kataku.

Lalu tiba-tiba Juna ikut-ikutan dalam masalah ini, "Hmm? ada apa ini? apa ads keributan disini? nona ada yang bisa aku bantu?" kata Juna.

Dia memang berbicaranya seperti itu, layaknya seperti seorang pahlawan. Aku benci sekali mendengar kata-katanya itu, apa lagi saat dia sedang berbicara dengan wanita. Posisi aku duduk, aku berada di tengah, di samping kiri ku ada Jun, dan di kananku ada wanita aneh.

"Tolong usir dia!" kata wanita itu pads Jun.

"Hmm baiklah, hei kau! cepatlah pergi dari sini!" teriak Juna padaku.

"Hei apa yang kau lakukan, hah?" kataku agak kesal pada Juna.

"Kau kan tidak suka jika duduk sampingan dengan dia. Jadi aku sarankan kita bertukar tempat duduk, gimana?" bisik Juna padaku.

"Hmm baiklah, tumben sekali kau bisa berfikir" kataku.

Lalu kami segera bertukar tempat duduk, huh syukurlah aku tak duduk di samping wanita aneh ini. Rasanya lega sekali, namun sepertinya Juna asik sekali ngobrol dengan wanita aneh itu.

Padahal saat dia setiap kali bermain denganku tak sesenang itu. Hah aku jadi kesal melihat Juna, lalu aku menguping apa yang mereka bicarakan.

"Oh ya, maaf jika aku lancang... ngomong-ngomong siapa namamu?" tanya jika.

"Namaku Lisa" kata wanita itu, yang terlihat masih agak kesal dengan kejadian tadi.

"Wah nama yang cantik, hmm cantik seperti wajahmu hehe" kata Juna.

"Astaga Juna! dasar laki-laki tak tahu malu, play boy" kataku dalam hati.

"Ah, terima kasih... oh ya siapa namamu" kata wanita itu terlihat senang.

"Namaku Juna, senang berkenalan denganmu, ayo kita berjabat tangan" kata Juna menjulurkan tangannya.

"Ah iya, senang juga berkenalan denganmu, tak seperti laki-laki yang ada di sana itu" kata wanita itu menyindirku.

Tiba-tiba kepalaku sakit sekali, melihat mereka berjabat tangan seperti itu. Lalu sepotong-sepotong ingatan aneh muncul di kepalaku. Aku berteriak kesakitan, dan orang-orang yang ada di dalam kelas panik menyaksikan ku yang kesakitan itu.

"Eh!? ada apa dengannya!? apa dia akan mati!?" kata Lisa panik.

Lalu di kepalaku terngiang-ngiang nama Lisa, sepertinya nama itu pernah ku dengar. Namun setelah itu, aku jatuh pingsan, dan di bawa ke UKS. Padahal ini adalah hari pertamaku, dan malah menjadi hari terburuk, karena malah pingsan di hari pertama masuk sekolah.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Akira ✨

Akira ✨

like 😉

2020-11-25

1

Caramelatte

Caramelatte

semangat thor!
Salam dari "Belong to Esme"

2020-11-24

1

Susi Ana

Susi Ana

jempol hadir, mampir ya

2020-11-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!