Kamuflase,
Seperti hewan bunglon, beda tempat, beda warna.
♤♤♤♤♤
Pagi itu adalah hari Sabtu, kegiatan di sekolah pun libur. Nana dan Yuka bangun sangat siang karena malam itu mereka sangat sibuk menata barang di kamar kostnya, sehingga mereka kelelahan.
Setelah selesai sarapan dan mandi, mereka berdua pergi ke supermarket untuk membeli beberapa snack dan persediaan makanan untuk isi kulkas mereka.
Nana tak sengaja melihat Alex yang sedang melintas bersama asisten rumah tangganya. Nana ingin sekali memberikannya coklat yang baru saja dibelinya. Gadis cantik itu menghampiri Alex, sedangkan Yuka hanya memperhatikannya dari kejauhan.
"A..alex.." Panggil Nana dari belakang Alex dengan gugup dan kehilangan rasa percaya diri. Langkah kaki pria itu terhenti dan menoleh ke arah belakang.
"Ada apa?" Tanyanya dingin dan sangat malas untuk menoleh.
"Aku mau kasih coklat ini untukmu, semoga kamu suka coklat ini.." Kata Nana sambil menyerahkan coklatnya. Pipi gadis tersebut, berubah menjadi merah merona, layaknya memakai blush on. Maklum saja hatinya sedang dilanda ombak asmara cinta.
"Oh, terimakasih." Katanya sambil meninggalkan Nana dan berjalan ke depan.
Nana berjalan kembali kepada Adiknya sambil tersenyum dan berkata, "Yes, dia mau terima. Makasih ya, Yuka sudah dukung, kakak!" Ujar Nana yg merasa sangat senang sekali.
♤♤♤♤♤
"Cih, gadis itu menarik, tapi Aku benci makan coklat." Kata Alex sambil menggerutu dan membuang coklat itu ke tempat sampah.
"Tuan muda, coklatnya sayang sekali. Nona tadi pasti sedih hatinya jika mengetahuinya." Kata Dian asisten rumah tangganya itu menjadi terbata-bata.
"Kamu mau cepat kehilangan profesimu?" Tanya Alex yg sedang tidak mood.
"Ti-tidak, tuan." Jawab asisten rumah tangga yg memalingkan wajahnya dari tatapan Alex yg sangat menakutkan itu.
Tanpa mereka sadari ternyata Nana dan Yuka melihat hal itu dengan mata kepalanya sendiri. Air mata Nana menitik penuh kesedihan, ia menjadi sedih melihat apa yang dilakukan pujaan hatinya itu. Yuka yang melihat kakaknya menangis, langsung memeluknya hangat dan berkata, "Kak, jangan sedih ya, kupastikan dia pasti akan menyesali perbuatannya!!"
"Gimana caranya sedangkan kita hanya bisa melihat tanpa bertindak?" Jawab Nana yang saat itu menjadi lemas dan hancur hatinya.
Yuka membisikan idenya bahwa ia akan menyamar menjadi asisten rumah tangga untuk membantu mendekatkan kakaknya dengan Alex.
"Hah?! Kamu yakin??? Kakak khawatir." Kata Nana yang terkejut mendengar ide nekat adiknya tadi.
"Iya, tenang, kak. Aku gak akan kenapa-kenapa." Jawab Yuka meyakinkan Kakaknya.
"Bagaimana kalau mama, papa tau?" Nana mulai takut jika kedua orang tuanya mengetahui bahwa Yuka melakukan pekerjaan rendahan seperti pelayan demi dirinya dan cintanya itu.
"Mereka gak akan tau jika hanya kita yg tau!" Tegas Yuka sambil tersenyum pada kakaknya.
"Huh, susah kalau udah tekad. Kabari Kakak kalau ada apa-apa. Kakak akan sangat merindukanmu!" Nana mengatakan hal tersebut sambil memeluk adiknya dan matanya pun mulai berkaca-kaca. Yuka membalas pelukan erat kakaknya.
Kemudian, mereka pulang dan mempersiapkan hal yang diperlukan oleh Yuka untuk melakukan kamuflase di rumah Alex, pria tampan yg sangat dingin.
♤♤♤♤♤
Ting tong~
"Ada apa ya? Anda siapa?" Tanya Dian, asisten rumah tangga yg pergi bersama Alex saat di mall.
"Saya Mia, asisten rumah tangga baru yg ditugaskan di rumah ini. Rumah tuan muda Alex. Apakah ini alamat yg benar?"Jelas Yuka dengan berpakaian seperti gadis dari pedalaman sebuah desa.
"Ya, ini betul alamatnya. Perkenalkan saya Dian." Gadis berbadan kurus itu berkenalan dengan Yuka yang bernama Mia.
Rumah Alex sangat besar, ia hanya tinggal bersama asisten rumah tangganya. "Apakah dengan rumah sebesar ini mereka hanya tinggal berdua?" Kata Yuka dalam hatinya, ia merasa heran dengan realita rumah Alex yang amat megah dan populasi penghuninya.
"Mari, Mia. Silahkan masuk ke ruangan tuan muda Alex. Anda perlu mengenalnya terlebih dahulu dan memakai seragam kerja anda." Kata Dian sambil mengarahkan Yuka ke dalam ruang kamar Alex.
"Baiklah terimakasih, Dian!" Kata Yuka yang secara perlahan memberanikan diri berjalan memasuki ruangan tersebut sambil menelan air liur takut.
"Semoga tak terjadi hal buruk yang menimpa Mia." Kata Dian dalam hati dan berjalan menuju dapur.
♤♤♤♤♤
Ketika gadis muda itu masuk ke dalam ruangan Alex, alangkah terkejutnya ia dengan seisi kamarnya yang tak kalah mewah dengan kontainer yang ada di luar ruangannya.
"Siapa?" Tanya Alex dengan dingin sambil membalikan kursinya.
Pria dingin itu mendapati seorang Gadis dengan kacamata yang sangat mirip dengan Yuka. Alex langsung berterus terang, "Yuka, kenapa kau disini?"
Yuka tidak mungkin jujur memberitahu siapa dirinya. Akhirnya, dia mencoba berbohong, "Yuka? Siapa tuan? Nama saya Mia."
"Kau itu Yukarin!!" tegas Alex yang merasa sangat yakin bahwa yang dilihatnya itu adalah Yuka, teman sekolahnya.
"Maaf tuan, saya tidak paham apa yg tuan katakan?" Jawab Yuka dengan polos, seakan-akan jiwanya sedang memainkan peran sebagai Mia, asisten rumah tangga baru yang datang dari sebuah desa terpencil.
"Hentikan tipuanmu, Yuka!" Tegas Alex yg mulai naik pitam dengan drama yang dilakukan gadis penyamar itu.
"Ini kartu tanda pengenal saya, kalau tuan butuh pembuktian****nya," Balas Yuka sambil menyerahkan tanda pengenal duplikat yg dibuatnya sebelum bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah Alex. Pria muda yg tampan itu memandangi kartu tanda pengenal milik gadis itu sekilas dan hanya menjawab dengan jawaban sedingin es batu, "Oh."
Yuka berusaha menahan kesal dan berpura-pura menanyakan sesuatu agar tidak dicurigai, "Tuan, d****imana kamar tidur dan seragam saya?"
"Bajumu diatas meja dan kau bisa tanyakan kamarmu dengan yang lain!!" Tegasnya dengan sangat dingin.
"Huh, galak banget aslinya kalau marah. Mungkin dia jaga image di sekolah." Gumam Yuka dalam hati melihat sifat Alex saat berada di rumah. Sifatnya sangat jauh 180 derajat, saat berada di sekolah.
"Oya? Jangan lupa kau kenakan seragam itu sekarang!" Perintah Alex kepada Mia. Gadis itupun berjalan mendekati meja yg dimaksud.
"Baik tuan.." Kata Yuka menurut dan keluar meninggalkan ruangan itu menuju sebuah kamar mandi.
♤♤♤♤♤
Gadis itu mengganti pakaian lusuhnya dengan seragam yg diberikan majikannya. Akan tetapi, saat dikenakan pada tubuhnya yang mungil itu, ternyata baju seragamnya sedikit terbuka dan membuat Yuka menggerutu dalam hati.
"Hah yang bener aja gw pakai baju terbuka gini?!! What?! Ok fix, gw disini tujuannya untuk bantuin kakak supaya semakin dekat sama Alex. Sabar-sabar pada cobaan ini."
Setelah memakainya, Yuka kembali masuk ke ruangan Alex untuk menunjukkan seragam yang sudah ia kenakan.
Tok Tok , suara pintu kamar Alex yg diketuk oleh Mia.
"Permisi, tuan" Kata Yuka sambil berjalan ke arah Alex.
Pria sedingin es itu langsung menoleh, karena Alex lebih tinggi dari Yuka. Alex terus menatap buah dada Yuka yg sedikit terlihat.
Pria itu menelan ludahnya, ketika memandangi pemandangan indah yang jarang sekali dirinya lihat.
Pandangannya terhenti ketika, Yuka menutupi dadanya dan memberi kritikan kepada majikannya itu, "Tuan, maaf, baju seragam saya terlalu terbuka. Apakah bisa diganti dengan yang lebih sopan?" Tanyanya dengan lemah lembut menahan rasa kesal pada Alex.
"Kamu pikir, kamu siapa? Kalau gak suka, ga****k suka telanjang saja!" Dengan galaknya Pria itu menolak permintaan Yuka yang merasa risih dengan seragam tersebut.
"Maaf, Tuan..." Kata Yuka terbata-bata kepada Alex.
"Untung kau majikanku. Huh, kalau bukan sudah habis kau!" Gerutunya dalam hati dan tersenyum licik menatap majikannya.
Gadis cantik itu rela menjadi pekerja bawahan di rumah teman sekolahnya sendiri demi bisa menyatukan kakaknya dengan pemuda dingin ini.
"Sulit ya menyatukan air dengan minyak, pokoknya aku gak boleh nyerah! Aku harus semangat dan sabar demi kakak!" Kata Yuka dalam hati.
♤♤♤♤♤
"Yukarin, kau unik juga, berani menyamar juga ya? Kupastikan sebentar lagi akan terungkap, dasar gadis malang yang konyol." Ucap Alex dalam hati yg berdiri di balkon kamarnya menatap langit sore yg indah seperti senja.
Tiba-tiba Dian asisten rumah tangga yang lebih lama bekerja dengannya, masuk dan memanggil majikannya, "Tuan muda, Mia tuan.." Katanya sambil melaporkan hal yang dilakukan gadis cantik tersebut.
"Apa?" Tanyanya seakan tidak peduli.
"Mia menerima 1 buah rantang dari sosok wanita misterius dengan memakai topi, masker dan jaket hitam." lapor Dian kepada Alex.
"Wanita misterius? Ok, biar saya yg urus." Majikannya pun sedikit menyangkal yg dikatakan Dian dan memutuskan untuk menyelidiki gadis yg mengakui dirinya sebagai Mia.
"Nanti tolong suruh dia antar makanan ke kamarku, 3 menit lagi."
♤♤♤♤♤
Yuka menoleh ke sekelilingnya ketika menemui kakaknya melalui pintu depan. Kakaknya mengantarkan masakan yg ingin diberikan kepada Alex lewat perantara adiknya.
"Yuka ini buatmu dan Alex ya, hati-hati ya!" Pesan Nana kepada Adik perempuannya.
"Ok, kak. Maaf Kak, aku gak bisa lama-lama. Makasih sudah antar ini, hati-hati, kak!" Balas Yuka sambil melihat kondisi sekitar.
Nana melambaikan tangannya ke udara sebagai tanda pamit. Belum ada 50 detik, tubuh mungil itu sudah tak terlihat lagi.
Tanpa disadari, majikannya yg tak lain adalah Alex sedang memperhatikan gerak-gerik Yuka dan Nana dari atas balkon.
"Waw, begini rupaya, perlu dikasih ultimatum juga ya gadis satu Ini! " Gumam Alex dalam hati yang sangat geram dengan Yukarin.
♤♤♤♤♤
"Mia, tuan Muda memanggilmu tadi, ia memintamu mengantarkan makan malamnya ke kamarnya." Kata Dian yg menyampaikan perintah Alex.
"Ok, makasih" Balas Yuka dan mulai menyiapkan makanan yg dibawakan Nana, kakaknya. Ternyata Nana memasakan Ayam kecap yg terlihat sangat lezat dan mengundang perutnya untuk lapar.
"Wah, kakak sudah berusaha memasakkan ini, pasti ini butuh waktu dan perjuangan! Aku harus berhasil!" Katanya dalam hati dan menyisihkan sepotong ayam kecap itu.
"Eh tunggu? Aku curiga sesuatu dengan tiang es itu? Celaka kalau sampai, ia mengetahui ini dari kakak!" Tambahnya dalam hati yg gelisah.
Yuka berjalan menuju kamar Alex dan mengetuk pintu kamarnya kemudian masuk.
"Bagus, Yuka! Jangan bohong lagi!!" Kata Alex sambil menepuk tangan.
Yuka berakting seakan-akan dia tak paham maksud tuannya itu.
"Hah? Saya tidak paham maksudmu, tuan. Nama Saya juga Mia bukan Yuka." Jelasnya sambil meletakkan makan malam Alex.
"**Cih! Tadi kau ketemuan dengan Nana kan? Kakakmu? Dasar pembohong!"
"Nggak! Anda jangan kacau tuan, itu teman saya antarkan rantang saya yg tertinggal kemarin di rumahnya di dekat kota ini, saat saya menginap."
"Terserahmu! Dasar pembohong!"
"Terserah, tuan saja! Saya juga gak paham maksud tuan apa. Itu Makan malam tuan ada di meja."
"Aku gak selera makan, buang saja**!!" Jawabnya dengan mudah yang membuat Yuka sedih kalau kakaknya mengetahui hal itu.
"Tuan!!! Gak!! Makan!!"
"Heh?! Kau melawan, yasudah Aku saja yg buang makanan gak enak dan gak pantas ini!"
"Tuan!! Hargai saya yg masak, capek tau?!"
"Oya? Bukannya ini punya Nana?" Tanyanya dengan merendahkan Yuka.
"Nana siapa lagi?! Saya gak paham!! Pokoknya makan!" Paksa Yuka.
Alex bangkit dan langsung berjalan maju mendekati Yuka. Gadis itu terus mundur dan menghindar, hingga ia terjatuh diatas ranjang Alex. Pria itu mendorong tubuh Yuka hingga jatuh dalam keadaan telentang.
Lagi-lagi, pria itu menelan air liurnya dengan nafsu saat melihat dada Yuka yg begitu jelas ukurannya. Pria itu meletakkan kepalanya diatas dada Yuka. Pipi gadis itu mulai memerah, sedangkan pria itu tersenyum-senyum.
"Tu-tuan mau ngapain...???" Gadis itu sangat panik dan tak menentu.
"Tutup mulutmu dan keluar sebelum aku me****mperkosamu!!" Tegas Alex yg membuat Yuka mendorongnya dan langsung berlari.
Namun karena lapar, akhirnya makan malam itu disantap juga olehnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments