WASIAT CINTA, ISTRI KECILKU
Keyakinan merupakan suatu pengetahuan di dalam hati, jauh tak terjangkau oleh bukti. (Kahlil Gibran, Pujangga)
_______________________________________
"Loe lembur lagi Yue ?." Gita menatap sahabatnya yang baru masuk kedalam kamar kost mereka dengan wajah sayu diliriknya jam dilayar ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 23 .15 wib , Yue memijat lehernya sembari melepas sepatunya .
Gadis itu hanya mengangguk , meletakkan tas punggungnya lalu kekamar mandi untuk membersihkan diri sebelum merebahkan tubuhnya di kasur empuk mereka .
Gita sudah paham dengan sikap acuh sahabatnya ini , justru ketika gadis ini banyak bicara itu yang jadi aneh , tapi Yue tak selalu diam , dia bisa menjadi pribadi yang hangat dan enak diajak ngobrol .
Gita mengulurkan segelas susu hangat kearah Yue lalu ikut duduk diranjangnya .
" apa ada masalah lagi yang membuat kamu harus lembur kayak gini ."
Yue meneguk susu hangat itu lalu kembali rebahan , sebelumnya gadis itu menyodorkan tabletnya ke Gita .
" Game baru ?."
Yue mengangguk , kembali duduk bersandar dikepala ranjang dan menoleh kearah gadis berkacamata minus itu , kening gadis cantik itu berkerut menandakan dia sedang berpikir sembari menatap layar tablet milik Yue Ayase .
" Gue nga paham ama yang beginian terlalu rumit buat gue pahami ." Gita mengembalikan tablet ke Yue dan merebahkan diri diatas kasur hangatnya , menarik selimut untuk menutupi tubuh mungilnya .
" Ya setiap orang kan memiliki kesukaaan dan pekerjaan yang nga selalu bisa dipahami semua orang , sama aku juga nga paham dengan susunan angka di tabel accountingmu ." jawab Yue santai sembari memainkan ponselnya .
" Hehehe .. Bener juga kamu ."
Sesaat suasana dikamar itu hening , hingga tiba - tiba Gita bersuara lagi .
" Yue , tadi gue ketemu sama mba Mitha , dia nanyain elo ."
" Hmmm ."
" Mba Mitha minta gue ngebujuk loe untuk pulang , nenek sakit dan selalu nanyain loe ."
" Oh ."
Gita bangun dari rebahannya dan menatap Yue yang asik memainkan ponselnya .
" Kok cuman oh ? Loe nga pengen tau kondisi nenek loe ."
" Aku nga tertarik dengan kabar mereka ."
Yue meletakkan ponselnya dan mematikan lampu baca diatas kepala ranjang , lalu bersembunyi dibalik selimut warna navinya. , Gita hanya menghela nafas pasrah lalu kembali tidur .
Yue memejamkan matanya rapat menahan rasa sakit yang tiba - tiba datang saat memori dikepalanya menampilkan kejadian 5 tahun lalu yang membuat dirinya memutuskan untuk keluar dari rumah besar keluarga Atmajaya .
******
Kaki panjang Yue berlari menyusuri trotoar yang ramai , entah kenapa pagi ini dia bangun sedikit siang dari biasanya membuat dirinya harus beraksi cepat untuk bisa sampai digedung kantor Joy Boasters Inc tempatnya bekerja .
Yue mengatur nafasnya saat sudah berada didepan lobby kantor Joy Boasters, merapikan jaketnya dan melepas headset dikepalanya lalu berjalan memasuki lobby kearah lift menuju lantai dimana meja kerjanya berada .
" Kesiangan Yue ?." sapa Debby saat Yue sudah meletakkan tubuhnya dikursi setelah menekan finger print . Absen digital yang selalu setia mengucapkan selamat pagi dan terima kasih atau mengingatkan jika jari kita tidak terbaca oleh mesin bersuara manis itu .
" Hemmm ." angguk gadis itu sembari menyalakan layar PCnya dan mulai mengutak atik menu yang ada disitu.
" Big Boss minta meeting jam 10 pagi nanti , siapkan laporan progres game yang kamu kelola ." bang Mizan manager Pemograman dan perencanaan menepuk pundak Yue sebelum masuk kedalam ruang kerjanya yang seperti aquarium .
Yue tak menjawab namun tangan gadis itu lincah bekerja diatas tuts menyiapkan progres yang diminta .
Pukul 10 pagi bersama dengan staf Divisi design dan Divisi keuangan Yue sudah berada di ruang rapat , duduk santai dikursinya sementara bang Mizan berbicara menyampaikan progres pekerjaan pada pria tampan dan dingin yang duduk dikepala meja tepatnya disebelah kanan Yue .
" Progres selanjutnya biar asisten saya yang menjelaskan , nona Yue ." panggil bang Mizan mengalihkan pandangan gadis itu pada notes bergambar kelinci didepannya .
Yue menyambungkan ponselnya dengan layar melalui bluethot yang langsung menampilkan gambar animasi dari sebuah game .
" Game Dungeon seri kedua ini menampilkan fitur perlawanan dan pertahanan yang lebih lengkap dimana pemain dapat mengatur strateginya untuk mengalahkan musuh menjadi lebih menantang , pada setiap sesion pemain harus bisa mendapatkan kunci untuk bisa naik level dan mengumpulkan point ."
Semua mata tertuju pada layar proyektor yang menampilkan sebuah game aksi yang sangat menarik melalui tarian jemari lentik Yue dilayar ponselnya .
Ucapan wow dan luar biasa keluar dari mulut orang - orang yang ada diruangan itu kecuali pria tampan dan dingin disebelah Yue ,sorot tajam dan dingin mata pria itu menyaksikan dengan teliti apa yang disampaikan gadis disebelahnya .
" Maaf Saya baru menyelesaikan hingga level 4 dari tujuh level yang direncanakan ." Yue menundukkan kepala saat peragaan selesai dia lakukan .
" Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk bisa menyelesaikan game ini ?." suara bass milik boss besar terdengar , semua orang menatap Yue dengan cemas .
" Saya butuh waktu dua bulan lagi untuk bisa menyelesaikan semua level dengan hasil baik ."
" Dua bulan itu cukup lama , sementara PAM inc sudah mengumumkan peluncuran games terbaru mereka di awal bulan depan ." Ferdian manager SDM yang terkenal dengan kesinisannya .
" Games yang akan kita keluarkan ini adalah games dengan intelektual tinggi bukan games menyusun balok untuk dihancurkan , waktu dua bulan itu sudah merupakan waktu tercepat yang saya ambil ."
" Tapi games seri Dangeon yang anda buat ini sama persis dengan games seri tacheon , apa anda menjiplaknya ."
" Jika orang awam yang melihat tampilan dari kedua games ini pasti akan berpendapat seperti itu namun bagi seorang gammers tidak seperti itu , seorang gammers bisa menemukan perbedaan yang mencolok antara dua games itu ."
" anda berkata seakan kita yang berada disini adalah orang kolot yang nga paham sebuah games virtual ."
" Maaf saya tidak mengatakan begitu , amda sendiri yang mengambil kesimpulan ."
Jawaban tegas dan dingin Yue membuat aura tegang diruangan berukuran 6 x 8 m iti terasa tegang .
" Dungeon dan Tacheon ini adalah karya anda tentu saja anda akan mengatakan kebaikan disana , karena tidak ada kompetitor lainnya ." Ferdian masih semangat menyerang Yue , pria berperawakan jangkung itu seakan ingin mematahkan mental seorang Yue yang terkenal keras dan acuh.
Yue hanya tersenyum tipis sama tipisnya dengan senyum sang CEO .
" Silahkan anda menilai dan berpendapat karena negara ini menjamin hak orang untuk mengeluarkan pendapat , dan saya tidak pernah menolak jika ada kompentitor dalam merancang sebuah games intelektual ."
" Anda menantang saya ?."
" Tentu saja tidak , saya hanya menyampaikan pendapat saya saja ."
Yue Ayase membalas tatapan Ferdian dengan sorot matanya yang tajam. Netra berwarna coklat madu itu terlihat dingin .
" Rapat selesai , saudara Yue saya minta anda membuktikan janji anda untuk menyelesaikan games ini , dan jika ada yang berminat menjadi kompentitor dipersilahkan sebelum games resmi diluncurkan ." titah sang boss besar mengakhiri perdebatan sengit antara dua orang didepannya .
Pria itu lalu keluar diikuti dengan lainnya , sementara Yue Ayase menjadi orang terakhir yang keluar dari ruang rapat itu .
" Kenapa kamu terlalu keras pada gadis itu ." Dean Wibisena sang big boss bertanya saat dirinya dan Ferdian berada diruang kerjanya .
" Agar gadis keras kepala itu tidak terlalu angkuh ."
" Tapi kau selalu memojokkannya , itu malah membuat dia semakin keras kepala ."
" Apa kamu keberatan ? Apa Kamu menyukainya ?." Ferdian menelisik netra onix didepannya ini , sementara Dean hanya diam dari pertanyaan Ferdian yang tak lain juga berstatus sepupunya.
" Saya tak ingin membahas itu ."
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Emma The@
Mampir n like kak...Tengok juga ya 🤭
2021-05-24
0
Sumrikut Nemrip Hay
Nenarik😁
2021-05-19
1
Lana Tyu
bagus
2021-05-17
1