NovelToon NovelToon

WASIAT CINTA, ISTRI KECILKU

Tak Seperti Itu.

Keyakinan merupakan suatu pengetahuan di dalam hati, jauh tak terjangkau oleh bukti. (Kahlil Gibran, Pujangga)

_______________________________________

"Loe lembur lagi Yue ?." Gita menatap sahabatnya yang baru masuk kedalam kamar kost mereka dengan wajah sayu diliriknya jam dilayar ponselnya yang  sudah menunjukkan pukul 23 .15 wib  , Yue memijat lehernya sembari melepas sepatunya .

Gadis itu hanya mengangguk , meletakkan tas punggungnya  lalu  kekamar mandi untuk membersihkan diri sebelum merebahkan tubuhnya di kasur empuk mereka .

Gita sudah paham dengan sikap acuh sahabatnya ini , justru ketika gadis ini banyak bicara itu yang jadi aneh , tapi Yue tak selalu diam , dia bisa menjadi pribadi yang hangat dan enak diajak ngobrol .

Gita mengulurkan segelas susu hangat kearah Yue lalu ikut duduk diranjangnya .

" apa ada masalah lagi yang membuat kamu harus lembur kayak gini ."

Yue meneguk susu hangat itu lalu kembali rebahan , sebelumnya gadis itu menyodorkan tabletnya ke Gita .

" Game baru ?."

Yue mengangguk , kembali duduk bersandar dikepala ranjang dan menoleh kearah gadis berkacamata minus itu , kening gadis cantik itu berkerut menandakan dia sedang berpikir sembari menatap layar tablet milik Yue Ayase .

" Gue nga paham ama yang beginian terlalu rumit buat gue pahami ." Gita mengembalikan tablet ke Yue dan merebahkan diri diatas kasur hangatnya , menarik selimut untuk menutupi tubuh mungilnya .

" Ya setiap orang kan memiliki kesukaaan dan pekerjaan yang nga selalu bisa dipahami semua orang , sama aku juga nga paham dengan susunan angka di tabel accountingmu ." jawab Yue santai sembari memainkan ponselnya .

" Hehehe .. Bener juga kamu ."

Sesaat suasana dikamar itu hening , hingga tiba - tiba Gita bersuara lagi .

" Yue , tadi gue ketemu sama mba Mitha , dia nanyain elo ."

" Hmmm ."

" Mba Mitha minta gue ngebujuk loe untuk pulang , nenek sakit dan selalu nanyain loe ."

" Oh ."

Gita bangun dari rebahannya dan menatap Yue yang asik memainkan ponselnya .

" Kok cuman oh ? Loe nga pengen tau kondisi nenek loe ."

" Aku nga tertarik dengan kabar mereka ."

Yue meletakkan ponselnya dan mematikan lampu baca diatas kepala ranjang , lalu bersembunyi dibalik selimut warna navinya. , Gita hanya menghela nafas pasrah lalu kembali tidur .

Yue memejamkan matanya rapat menahan rasa sakit yang tiba - tiba datang saat memori dikepalanya menampilkan kejadian 5 tahun lalu yang membuat dirinya memutuskan untuk keluar dari rumah besar keluarga Atmajaya .

******

Kaki panjang Yue berlari menyusuri trotoar yang ramai , entah kenapa pagi ini dia bangun sedikit siang dari biasanya membuat dirinya harus beraksi cepat untuk bisa sampai digedung kantor Joy Boasters Inc tempatnya bekerja .

Yue mengatur nafasnya saat sudah berada didepan lobby kantor Joy Boasters, merapikan jaketnya dan melepas headset dikepalanya lalu berjalan memasuki lobby kearah lift menuju lantai dimana meja kerjanya berada .

" Kesiangan Yue ?." sapa Debby saat Yue sudah meletakkan tubuhnya dikursi setelah menekan finger print . Absen digital yang selalu setia  mengucapkan selamat pagi dan terima kasih atau mengingatkan jika jari kita tidak terbaca oleh mesin bersuara manis itu .

" Hemmm ." angguk gadis itu sembari menyalakan layar PCnya dan mulai mengutak atik menu yang ada disitu.

" Big Boss minta meeting jam 10 pagi nanti , siapkan laporan progres game yang kamu kelola ." bang Mizan manager Pemograman dan perencanaan  menepuk pundak Yue sebelum masuk kedalam ruang kerjanya yang seperti aquarium .

Yue tak menjawab namun tangan gadis itu lincah bekerja diatas tuts menyiapkan progres yang diminta .

Pukul 10 pagi bersama dengan staf Divisi  design dan Divisi keuangan  Yue sudah berada di ruang rapat , duduk santai dikursinya sementara bang Mizan berbicara menyampaikan progres pekerjaan pada pria tampan dan dingin yang duduk dikepala meja tepatnya disebelah kanan Yue .

" Progres selanjutnya biar asisten saya yang menjelaskan , nona Yue ." panggil bang Mizan mengalihkan pandangan gadis itu pada notes bergambar kelinci didepannya .

Yue menyambungkan ponselnya dengan layar melalui bluethot yang langsung menampilkan gambar animasi dari sebuah game .

" Game Dungeon seri kedua ini menampilkan fitur perlawanan dan pertahanan yang lebih lengkap dimana pemain dapat mengatur strateginya untuk mengalahkan musuh menjadi lebih menantang , pada setiap sesion pemain harus bisa mendapatkan kunci untuk bisa naik level dan mengumpulkan point ."

Semua mata tertuju pada layar proyektor yang menampilkan sebuah game aksi yang sangat menarik melalui tarian jemari lentik Yue dilayar ponselnya .

Ucapan wow dan luar biasa keluar dari mulut orang - orang yang ada diruangan itu kecuali pria tampan dan dingin disebelah Yue ,sorot  tajam dan dingin mata  pria itu menyaksikan dengan teliti apa yang disampaikan gadis disebelahnya .

" Maaf Saya baru menyelesaikan hingga level 4 dari tujuh level yang direncanakan ." Yue menundukkan kepala saat peragaan selesai dia lakukan .

" Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk bisa menyelesaikan game ini ?." suara bass milik boss besar terdengar , semua orang menatap Yue dengan cemas .

" Saya butuh waktu dua bulan lagi untuk bisa menyelesaikan semua level dengan hasil baik ."

" Dua bulan itu cukup lama , sementara PAM inc sudah mengumumkan peluncuran games terbaru mereka di awal bulan depan ." Ferdian manager SDM yang terkenal dengan kesinisannya .

" Games yang akan kita keluarkan ini adalah games dengan intelektual tinggi bukan games menyusun balok untuk dihancurkan , waktu dua bulan itu sudah merupakan waktu tercepat yang saya ambil ."

" Tapi games seri Dangeon yang anda buat ini sama persis dengan games seri tacheon , apa anda menjiplaknya ."

" Jika orang awam yang melihat tampilan dari  kedua games ini pasti akan berpendapat seperti itu namun bagi seorang gammers tidak seperti itu , seorang gammers bisa menemukan perbedaan yang mencolok antara dua games itu ."

" anda berkata seakan kita yang berada disini adalah orang kolot yang nga paham sebuah games virtual ."

" Maaf saya tidak mengatakan begitu , amda sendiri yang mengambil kesimpulan ."

Jawaban tegas dan dingin Yue membuat aura tegang diruangan berukuran 6 x 8 m iti terasa tegang .

" Dungeon dan Tacheon ini adalah karya anda tentu saja anda akan mengatakan kebaikan disana , karena tidak ada kompetitor lainnya ." Ferdian masih semangat menyerang Yue , pria berperawakan jangkung itu seakan ingin mematahkan mental seorang Yue yang terkenal keras dan acuh.

Yue hanya tersenyum tipis sama tipisnya dengan senyum sang CEO .

" Silahkan anda menilai dan berpendapat karena negara ini menjamin hak orang untuk mengeluarkan pendapat , dan saya tidak pernah menolak jika ada kompentitor dalam merancang sebuah games intelektual ."

" Anda menantang saya ?."

" Tentu saja tidak , saya hanya menyampaikan pendapat saya saja ."

Yue Ayase membalas tatapan Ferdian dengan sorot matanya yang tajam. Netra berwarna coklat madu itu terlihat dingin .

" Rapat selesai , saudara Yue saya minta anda membuktikan janji anda untuk menyelesaikan games ini , dan jika ada yang berminat menjadi kompentitor dipersilahkan sebelum games resmi diluncurkan ." titah sang boss besar mengakhiri perdebatan sengit antara dua orang didepannya  .

Pria itu lalu keluar  diikuti dengan lainnya , sementara Yue Ayase menjadi orang terakhir yang keluar dari ruang rapat itu .

" Kenapa kamu terlalu keras pada gadis itu ." Dean Wibisena sang big boss bertanya saat dirinya dan Ferdian berada diruang kerjanya .

" Agar gadis keras kepala itu tidak terlalu angkuh ."

" Tapi kau selalu memojokkannya , itu malah membuat dia semakin keras kepala ."

" Apa kamu keberatan ? Apa Kamu  menyukainya ?." Ferdian menelisik netra onix didepannya ini , sementara Dean hanya diam dari pertanyaan Ferdian yang tak lain juga berstatus sepupunya.

" Saya tak ingin membahas itu ."

*****

Yue Ayase

Ketika daun kering jatuh maka jangan salahkan angin yang bertiup ,karena tampa tertiup angin pun daun kering itu akan jatuh dengan sendirinya .

_______________________________________

Yue Ayase seorang gadis lulusan fakultas teknik komputer di salah satu Universitas terkenal di Indonesia bagian barat dengan predikat terbaik.

Berambut hitam dan  panjang sebenarnya  tampilan gadis cantik berwajah blasteran Korea Indonesia berusia 22 tahun itu bisa terlihat feminim , namun karena sifat dingin , cuek dan introvert yang ada dirinya membuat gadis itu terlihat seperti patung berjalan dengan sorot mata tajam dan dingin .

Cucu dan salah satu pewaris bisnis besar Atmajaya Grup ini lebih memilih menjalani hidup diluar istana Atmajaya karena suatu hal .

Tekanan dan perlakuan berbeda yang dia dapatkan membuat gadis itu memilih untuk melupakan kalau dia berhak menyandang nama besar Atmajaya dibelakang namanya .

Flasback On

" Anda tidak bisa seenaknya mengatur hidup seseorang walaupun dia cucu anda sendiri ." Suara dingin Yue menuhi ruang keluarga itu , kedua tangan gadis itu mengepal menahan marah .

" Yue jaga bicaramu ." bentak seorang pria paruh baya yang berdiri tak jauh dari Yue Ayase .

" Biarkan dia bicara , saya ingin dengar apa yang ada dikepala gadis bodoh ini ." suara panatua Atmajaya terdengar sedikit parau .

" Kamu harus tau Yue kami merencanakan perjodohan ini untuk masa depanmu , kamu harus sadar kamu tidak punya siapa - siapa selain kami , jadi kamu harus menerima perjodohan ini tampa banyak protes."

" Kenapa paman terlalu ngotot memaksa Saya untuk menerima aturan kalian , kenapa bukan putri paman sendiri saja yang dijodohkan kenapa harus saya ."

" Karena kamu yang lebih cocok meneruskan bisnis ini lagi pula keluarga Evans Sanjaya sudah memilih kamu untuk menjadi menantu mereka ."

"Lalu apa gunanya  dua orang anak paman itu ? Apa mereka hanya pantas untuk hura - hura saja dengan menghabiskan jutaaan uang dalam semalam , sementara saya harus bekerja keras mempertahankan kerajaan bisnis Atmajaya , seperti itukah keinginan kalian ?."

"Kamu lebih baik mengurus perusahaan kakek daripada kerja jadi tukang komputer tidak jelas begitu , apa yang kamu dapatkan ? Sementara dengan menggantikan kakek kamu bisa menjalani hidup normal ."

" Apa kakek pikir selama ini hidup saya tidak normal ?."

" Tentu saja , kamu anak perempuan apa pantas selalu pulang malam ."

" Lalu bagaimana dengan kedua anak paman si Gisella dan Zeva yang setiap hari pulang pagi setelah clubbing and happy fun di club dan hotel berbintang dengan uang orangtua apa itu normal, atau Redrik yang selalu berganti pasangan dan membuangnya saat dia sudah merasa bosan, dan bisa membeli wanita manapun yang dia sukai dengan uang hasil kerja orangtuanya, apa itu yang kakek katakan normal? Sementara saya bekerja dengan halal, menjauhi kegiatan hura-hura dan memanfaatkan waktu untuk belajar dan bekerja kakek katakan tidak normal ? What the hell? Aku sama sekali ngga ngerti. "

" Untuk itulah, kakek memilih kamu untuk menikah dengan pewaris keluarga Evans Sanjaya, agar hidupmu menjadi lebih normal, sehingga kamu bisa menyatukan Admajaya Grup dengan Evans Grup menjadi satu perusahaan besar. "

" Tapi Yue, tidak mau kek. Menikah hanya karena bisnis. "

" Semua pernikahan itu sebuah bisnis Yue, lalu apa yang kami cari heh? "

Belum sempat Yue menjawab pertanyaan kakeknya seorang wanita berusia tengah 30 an berkata dengan sinisnya .

" Ya seperti pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya , ibunya saja pekerja malam kenapa anaknya tidak mengikuti ."

" Jangan menilai ibu saya seperti itu , dia tidak sehina seperti apa yang kaliam pikirkan ."

" Kamu tau apa soal si Hanami ibu kamu itu ? Atau kamu merasa senang memiliki ibu yang membuat kakak saya harus kehilangan hak warisnya dan meninggal dalam kondisi menyakitkan demi memilih kalian ."

" Jangan berkata buruk soal orangtua saya ."

" Itu kenyataan nona , dan kamu anak yang lahir diluar pernikahan sah apa pantas mendapat nama Atmajaya ."

" Saya tidak pernah meminta nama Admajaya di belakang nama saya. Dan tak perlu saya beritahu lagi. Ayah saya meninggal. Bukan karena ibu saya namun karena sikap kalian yang terlaku otoriter dan berkuasa atas hidup orang lain. Ayah saya kembali ke ibu saya dalam kondisi sakit parah. Dia dibuang oleh keluarganya sendiri karena bersikeras memilih ibu saya daripada wanita ningrat yang dinikahinya secara terpaksa. "

" Cerita dogeng darimana ini. ******* bagaimana pun bungkusnya tetaplah *******.

Tanpa sadar Yue mencwngkeram lengan Kania dengan sangat kuat membuat wanita itu meringis menahan sakit.

" Sudah cukup Nia , ayah tidak mau mendengar hal itu lagi ." suara nyaring Atmajaya menghentikan ocehan Kania Atmajaya anak bungsu keluarga Atmajaya .

"Kenapa ayah selalu membela gadis bar bar ini ? Dan kenapa ayah ngotot ingin menjadikan dia sebagai pengganti ayah , apa ayah pikir cuma. Dia saja yang pantas , aku dan  kak Samuel juga pantas menempati posisi itu ."

" Kalau kalian memang pantas kenapa saya ngotot memilih Yue ? Cati jawabannya sendiri di diri kalian ." kalimat tegas Atmajaya membungkam mulut semua orang yang ada diruangan besar itu ," dan kamu Yue , tetap disini ."

" Maaf kakek , saya tidak bisa ."

" Ini keputusan kamu ?."

" Iya ."

" Baiklah , saya akan melepaskan kamu tapi kamu harus bisa membiayai hkdup kamu sendiri ."

" Itu sudah saya lakukan sejak dulu kakek , kakek jangan khawatir saya akan meminta uang anda ."

"Gadis sombong ." Kania berteriak tidak terima , wajah wanita itu memerah karena marah .

Tiba - tiba Atmajaya terjatuh sembari memegang dada kirinya , Yue Ayase yang berada tak jauh dari pria tua itu mencoba menolong namun sebuah dorongan kuat dibahunya membuat gadis itu terjatuh .

" Jauhkan tangan kamu dari ayahku.  Tangan kotor perempuan malam.sepertimu tak pantas menyentuh darah ningrat kami ." usir Kania dengan kejamnya .

Yue Ayase hanya diam sembari berdiri dan mengambil tasnya .

" Lebih baik kamu pergi dan jangan pernah menunjukkan wajahmu lagi dirumah ini ." usir Samuel kasar dan Yue hanya diam , gadis itu tetap diam hingga kakeknya berada didalam mobil ambulance .

" Kak ,  Seira ikut kakak ya ." Yue menoleh saat dirasakannya ada yang menarik lengan jaketnya , gadis itu menoleh mendapati sosok seorang gadis muda didepannya .

Yue menggeleng membuat wajah  Seira kecewa , " Kenapa kak ?."

" Kakak takut mengecewakanmu , tapi kakak janji akan menjemputmu jika kakak sudah mampu ." Yue mengusap kepala adiknya lembut dan menghapus airmata dipipi gadis itu .

" Jangan menangis , kakak janji akan menjemputmu , tapi untuk sementara ini kakak ingin kamu tetap disini menemani nenek , oke ?."

Seira  mengangguk dan memeluk Yue erat . Yue lalu menuntun adiknya untuk kembali masuk kekamar sebelum dia meninggalkannya pada seorang asisten rumah tangga yang selalu menjaga dan mengurus Seira selama ini .

" Bibi saya titip adik saya disini , tapi saya janji akan menjemputnya satu hari nanti ." wanita paruh baya itu mengangguk dan mengelus lengan Yue lembut .

" Kamu tenang saja , saya akan mengurus nona Seira dengan baik , jika kamu ada waktu datanglah menjenguk adikmu ."

Yue mengangguk lalu berjalan kearah ranjang adiknya mencium kening gadis muda itu sesaat untuk kemudian beranjak keluar kamar dan meninggalkan rumah besar keluarga Atmajaya .

Sebulan  setelah keputusannya keluar dari rumah besar Atmajaya , Yue mendapat kabar kalau kakeknya meninggal dunia karena kanker lambung dan serangan jantung .

Dan Yue hanya bisa mengantar kakeknya dari jauh karena baik paman maupun bibinya tidak mengizinkan dirinya untuk melihat dari dekat jasad kakeknya.

Dan Samuel sebagai anak tertua setelah papanya meninggal mencoret nama Yue Ayase sebagai ahli waris Atmajaya dan menghapus namanya dari daftar nama keluarga Atmajaya .

Flasback off

Langkah kaki Yue memasuki sebuah kafe yang tidak terlalu besar namun cukup ramai , kafe tempat nongkrong bagi mahasiswa berkantong pas - pasan , karena letak kafe ini tidak jauh dari sebuah kampus maka wajar bila pengunjungnya hampir 100% adalah mahasiswa .

Yue langsung duduk didepan meja pantri yang bersebelahan dengan meja kasir , seorang pria muda menyapanya dengan ramah .

" wah ada angin apa nich , seorang ahli programer level A bisa ada disini ."

" Jaga mulutmu kalau nga mau kena tabok ." sahut Yue seperti biasa , pria muda didepannya hanya tertawa menerima ancaman Yue .

" Kemana aja kamu Yue , sampai membuat kami merindukanmu , memangnya kamu nga kangen kerja disini ?."

" Maksud kamu apa ? Kamu kangen karena aku atau kangen karena aku nga jadi pekerja rodi dikafe kamu lagi ."

" Bibir seksimu terlalu kejam Yue , tentu saja kangen dirimu , tapi kalau kamu mau kembali mengabdi disini juga nga apa , banyak pengunjung yang merasa kehilangan tukang servis laptop mereka soalnya ." dan tawa pria muda itu pun pecah sementara Yue hanya memutar matanya bosan ,

Ardan teman dekat Yue sejak SMP atau tepatnya Ardan itu kakak kelasnya ,mereka jadi dekat karena berada disatu klub basket dikota mereka juga menjadi andalan ekskul basket disekolah mereka , saat  SMK pun mereka tetap solid ditim basket .

Sebenarnya di kafe ini Yue juga memiliki andil dalam hal modal  , gadis itu memiliki 40 % saham sementara yang 60% merupakan milik Ardan , namun Yue telah mempercayakan pengelolaan kafe sepenuhnya ke Ardan .

Seorang wanita muda dan cantik datang menghampiri mereka dan langsung memeluk Yue dengan erat .

" Ya ampun Yue , kamu ada diplanet mana sich susah bener ketemu ama kamu ."

" Diplanet Neptunus lagi cari alien tampan seperti Kim Soo Hyun ." sahut Yue riang , matanya tampa sengaja mengarah keperut Safura .

" Kamu salah makan apa Fi ?."

Safira menaikkan kedua alisnya mendengar pertanyaan nga jelas Yue.

" Tuch perut kamu kenapa jadi gede gitu , kamu masuk  angin ?."

Pertanyaan polos Yue langsung mendapat keplakan dikepala oleh tangan Ardan .

" Adik durhaka , loe pikir istri gue balon ."

" Ya kali aja ." sahut Yue sembari mengelus belakang kepalanya yang kena semplakan tangan Ardan .

" Kalian ini bisa tidak, ngga ribut sebentar aja ." Safira menatap tajam suaminya yang hanya meringis kearahnya .

" Ardan tuch yang mulai Ra bukan saya ."bela Yue sembari meminum lemon tea yang dibuatkan Safira .

" Aishhh kalian berdua emang sama aja ."

Bagi Safira pertengkaran bak kucing dan tikus ala Yue dan Ardan bukanlah hal baru. Sejak dia mengenal keduanya, pertengkaran dan perdebatan selalu saja ada.

Namun pertengkaran mereka hanya sebagai bentuk ekspresi kasih sayang diantara mereka, walau keduanya bukan saudara kandung, tapi bagi keluarga Ardan , Yue Ayase adalah putri kecil mereka. Karena sejak usia sebelas tahun tahun Yue kecil sudah dititipkan oleh Ayahnya ke orangtua Ardan yang merupakan teman dekat ayahnya Yue.

Dan Ardan yang merupakan anak bungsu dan tidak memiliki adik tentu saja menerima kehadiran Yue dengan senang hati.

" Eh Yue , kamu  masih tinggal dikamar atap itu ?." tanya Ardan sembari menarik kursi didepan Yue , saat ini mereka sedang ngobrol di rooptop kafe .

Yue mengangguk ," hanya itu tempat yang nyaman buat saya ."

" Kamu nga pengen pindah ketempat yang lebih layak , seperti apartemen misalnya ."

" Ngga , sayang duit gue entar cepet habis ." sahut gadis itu cuek sembari memasukkan potongan kentang goreng kemulutnya .

" Duit ngga bisa dibawa mati Yue. "

" Tapi Ngga punya duit bisa bikin mati dan. "

" Terus kapan loe punya cowok trus nikah ."

" Kapan - kapan , ntar juga bakalan nikah ."

" Kalau dengan sikap dingin dan cuek kamu seperti ini , gue ngga yakin bakal ada cowok yang sukarela mendekat kearahmu ."

" Emang aku pikirin ."

Ardan menggeleng mendengar jawaban teman yang sudah dia anggap seperti adik sendiri seperti yang selalu kedua orangtuanya katakan .

" Kamu jangan suka jahat dan usil sama Yue kasihan dia , sudah hidup sendiri sejak kecil , perlakukan Yue sama seperti kamu memperlakukan adik kandungmu . Mama nga mau dengar kamu membuat Yue menangis karena ulah kamu ."

Begitu pesan dari mamanya yang juga sangat menyanyangi gadis bar bar didepannya ini , dan Ardan menepati janjinya untuk menjadi teman skaligus kakak laki-laki bagi Yue , hanya dengan Ardan  Yue dapat bercerita dan tertawa lepas dan Ardan selalu menjadi orang pertama yang mendukung segala keputusannya .

" Kamu ada pulang kerumah nenekmu , rumah keluarga Atmajaya ?."

" Tidak ada , dan lagi pula untuk apa aku pulang , untuk mendengarkan ceramah mereka , ogah benget ."

" Lalu bagaimana dengan adikmu , apa kamu tidak merindukan Seira ?."

" Tentu saja aku merindunya , tapi aku belum berani menjemputnya karena aku belum  mampu membiayainya , kamu tau kan kalau Seira tidak sehat ?."

Ardan mengangguk , dia tau kalau adik perempuan Yue menderita kanker darah , walau bukan saudara se ibu namun Yue sangat menyayangi adiknya ini , karena hanya Seira yang perduli padanya .

" Jadi namamu dicoret dari daftar wasiat ahli waris Atmajaya ?."

Yue mengendikkan bahunya acuh , dia sama sekali tidak tertarik dengan warisan dan nama Atmajaya .

" Aishhh nyesel gue , coba tau ngga gue tungguin , kalau akhirnya kamu tetap menjadi Yue Ayase si Misquin ."

" Emang kenapa kalau aku miskin ?."

" Ya gue batal donk membuka cabang kafe gue ."

" Otak rentenir , ambil aja cabang pohon mangga terus taruh di tempat yang kamu mau , akhirnya sama juga kan judulnya buka cabang ."

Ardan menyentil kening Yue tampa dosa membuat gadis itu meringis sakit .

******

Pertemuan Tanpa Sengaja

Suasana pagi yang ceria tak seceria wajah gadis cantik berpakaian kasual yang sedang celingak celinguk macam anak ilang .

Berada ditempat antah berantah membuatnya hampir frustasi , sudah setengah jam dia berjalan kesana kemari mengitari gedung-gedung tinggi diseputaran Universitas Mahameru , kampus seluas kurang lebih 4 Hektare ini cukup menguras tenaga bila dijelajahi dengan modal sepasang kaki .

" Ampun dach , nich kampus kenapa seluas ini sich , mana gedungnya sama semua bentuk dan catnya bikin puyeng aja , lagian nich denah bukannya membantu malah tambah bikin pusing ." gerutu gadis cantik berkuncir ekor kuda bernama Kanaya Kilau Senja , nafasnya sudah hampir mendekati lowbeat .

Sekali lagi dipandanginya kertas ukuran folio ditangannya , berusaha mencari titik utama denah tersebut .

" Ngga ngira nich kampus luas bener , kirain cuman SMK aku aja yang paling luas seIndonesia raya ." Kanaya kembali melangkahkan kakinya mengikuti keterangan denah ditangannya.

Wajah - wajah asing banyak ditemuinya , dari mulai wajah songong , sok artis , kutu buku sampe kutu kumpret dan sialnya satu pun dari wajah itu tidak ada yang dikenalnya .

Kanaya teringat sebuah pepatah jadul yang masih eksis sampe jaman milenium yaitu Malu Bertanya Kesasar di tukang Siomay .

Kanaya memberanikan diri mendekati sekumpulan orang yang kalau dilihat dari jas yang mereka pakai mereka seperti mahasiswa .

" Emm , permisi maaf mas mba , saya mau nanya ." sapa kanaya setelah dekat .

" Ya , mau nanya apa ? Kalau nanya nama ama nope gue mending loe batalin dech karna gue nggak minat ngejawabnya ." sahut mahasiswa bertubuh tegap namun narsis .

Kanaya melongo mendengar kalimat narsis cogan didepannya .

" Kalo mau tanya - tanya mending loe ke Bagian Informasi dech atau kesatpam kampus ." sahut Mahasiswa berkata mata yang terlihat pintar .

" Kamu Maba ya , Fakultas apa ?." tanya mahasiswi cantik berkulit putih mengenakan higheels 7 centi dengan rok line 5 centi diatas lutut .

Modis sich tapi kok ngga pas ya , seperti mau pergi kondangan bukan belajar .

" IBukan mbak , saya ..." belum selesai kalimat tanya dari Kanaya , mahasiswi didepannya sudah memotong .

" Eittt jangan panggil saya mbak , emang kapan saya pacaran ama mas kamu , lagian panggilan mbak itu biasa untuk pembokat ."

Kanaya menggaruk tekuknya yang tiba-tiba gatal .

" Maaf kak , saya mau nanya gedung Fakultas Teknik mesin yang mana ya kak ?." Kanaya berusaha bersikap sopan dan jadi anak baik , sebenernya dia sudah kesal level dewa .

" Oh anak teknik , kalau gitu gue bisa bantuin ." sahut mahasiswa dengan model rambut ala boyband korea .

Kanaya tersenyum lebar , karena uapayanya tidak sia-sia , dengan serius Alma menunggu arahan dari seniornya itu .

" Kamu metu kono ,belok kiri trus lurus wae , nga usah pake spion karena bikin sakit hati ." jawaban cowo bergaya Kpop itu ternyata diluar ekspetasi , Kanaya semakin melongo dibuatnya .

Gaya Kpop tapi kenapa larinya malah koplo , itu yang dikatakan barusan kan lirik lagunya Cak Nan yang Kartoyono Medot Janji .

Ya elahhh kirain dirinya aja yang suka koplo ternyata virus koplo udah nyampe ke metropolitan .

Ngga mau semakin ambyar akhirnya Kanaya memutuskan untuk kembali menyusuri jalan kenangan mencari gedung Fakultas Teknik yang misterius .

" Ini Gedung Teknik Sipil , berarti setelah ini pasti ada gedung Teknik Mesin ." Kanaya membaca tulisan gede di Dinding Gedung bercat abu-abu dengan semangat dia melangkahkan kakinya yang udah hampir lemas , berlari lari kecil menyusuri koridor antara Teknik Sipil , Geotermal , Elektro , Arsitektur dan Teknik Komputer .

Suara ponsel menghentikan langkahnya , Kanaya segera merogoh kantong celana jeans hitamnya mengambil benda pipih serba pintar itu , nama Reta tertera di layar birunya ponselnya .

" Nay kamu dimana , acara perkenalan udah hampir dimulaib."

" Aku nyasar Ret , sekarang aku ada dikoridor Fakuktas Jurusan Mesin ."

" Ya ampun Kanaya Kilau Senja kamu kok lemot banget sich kenapa ngga telp aku ." cerocos Reta bagai petasan banting .

" Maaf aku panik dan buru-buru."

" Sekarang posisi kamu dimana? "

" Di teknik elektro. "

" Ya udah sekarang loe cari tangga dideket fakultas teknik komputer , trus loe naik kelantai dua ruang 3FTM, cepetan ngga pake lama ."

" iya iya aku segera kesana ."

Segera Kanaya menutup ponselnya dan mencari tangga yang dimaksut Reta , akhirnya ketemu tapi Kanaya dibuat tertegun , kenapa musti naik tangga kenapa nga pake lift biar mudah dan cepat atau kalau tidak ada lift conveyor juga ngga masalah .

Langkahnya baru menapaki 10 anak tangga seperti hitungannya , ketika bunyi notifasi ponsel menganggu konsentrasinya , Kanaya dengan cepat membuka ponselnya tampa sadar pijakan kakinya tidak sempurna menginjak anak tangga diatasnya ,

Akibatnya sangat fatal , gadis itu terjatuh dengan sukses , dia terguling dan mendarat kelantai dengan posisi nyungsep .

" Patah nich bahuku , ampun dech sakitnya ." Kanaya meringis menahan sakit pada bahu kanannya , dia menekuk kedua lututnya menundukkan badannya seperti orang sedang melakukan gerakan sujud , menahan rasa nyeri dibahu dan pinggangnya .

" Tiduran dilantai yang berdebu mengundang ribuan bakteri masuk kedalam tubuh ." suara berat dan sedikit serak terdengar dari belakang tubuhnya , Kanaya tetap tak bergeming , menghiraukan suara berat pria dibelakangnya .

" Lagi nyari apa? duit recehmu jatuh , nich saya kasih aja ." suara itu kembali terdengar dan kali ini sukses membuat Kanaya mengangkat kepalanya dengan sedikit emosi.

" Bapak jangan sembarangan ya menghina orang tampa fakta yang benar , saya abis jatuh dari tangga pak bukan cari receh , lagian buat apa saya cari receh , saya punya banyak pak sekaleng biscuit kong ghuan dikamar kost saya ." sahut Kanaya dengan emosi , pria didepannya hanya diam tampa ekpresi wajahnya datar seperti triplek .

" Kalau jatuh mendaratlah dengan baik sehingga tidak cidera ." sahutnya cuek tampa berniat menolong Alma yang masih meringis menahan sakit.

Dikira lagi akting apa , yang namanya musibah siapa yang bisa nolak , jatuh ya jatuh aja masa kudu pake slow mation kayak film matrix .

Kanaya mengacungkan tinjunya saat pria itu melewati dirinya , sebelum menaiki tangga pria itu berbalik dan menatap Kanaya dengan sinis .

" Lain kali kalau jatuh pastikan ikat pinggang kamu terkait dengan kuat , sehingga daleman pink kamu tak terlihat ." ucapnya lalu segera menaiki tangga .

Ikat pinggang , daleman pink ?? Opo maksute .

Kanaya berpikir sesaat sebelum panik melandanya , ikat pinggang daleman pink , apakah maksut orang itu celana saya melorot ?

Bola mata Kanaya membola segera dia menundukkan kepalanya dan melihat celana jeans yang dia pake baik - baik saja , dan dia tidak pakai ikat pinggang karena celana jeans yang dipakai menggunakan karet dipinggangnya .

" Sompret !!! Demi bumi dan langit dosa apa yang kulakukan sehingga mendapat cobaam seperti ini beneran halu tuch orang ." runtuk Kanayaa dalam hati, dengan rasa kesal dan sakit dibahunya Kanaya melanjutkan menuju lantai 2 , letak kelasnya berada .

" Lagian kenapa juga aku jadi panik gitu , kan aku nga pake daleman pink , apes ketemu ama mahluk gesrek kayak gitu , cakep sich iya tapi sapa tau itu cuman topeng buat nutupi wajah devilnya ." gerutu Kanaya sembari kembali menapaki tangga seribu untuk bisa mencapai kelasnya.

****

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!