Penjaga Hati #2

Penjaga Hati #2

Bab 1

Yudha, pov.

Aku baru selesai lari dan latihan pagi ketika ku buka ponselku dan ku lihat ada sebuah email yang masuk, sambil mengambil air minum di dalam kulkas aku membuka email itu dan seketika terbelalak ketika melihat si pengirim, membuatku tersenyum dengan hati berbunga.

Assalamu’alaikum.

Hai… cuma mau ngabarin kalau aku udah sampai di Osaka kemarin malam dan langsung menuju apartemen.

Jangan GR dulu! Aku ngabarin bukan karena apa-apa, ingat itu! aku ngabarin karena kita sekarang berteman seperti yang kita sepakati. Aku juga ngabarin Arga dan teman-teman yang lainnya kalau aku udah sampai, aku hanya tak ingin teman-temanku khawatir. Jadi ingat jangan GR!!!!

Aku tertawa membaca email itu. Itulah Keyza Maharani, seorang perempuan yang memiliki hati bak malaikat yang masih mau berteman dengan pria yang telah menghancurkan hatinya. Dengan cepat aku membalas emailnya itu.

Wa’alaikumsalam.

Alhamdulillah kalau sudah sampai dengan selamat. Dan sebagai teman aku juga hanya ingin melaporkan kalau aku baru selesai lari dan latihan pagi hari ini, belum sarapan karena Bi Aas belum pulang dari pasar, curiga kencan dulu ma Mang Opik bandar cabe di pasar!

Kamu sudah sarapankan? Jangan GR dulu, aku nanya hanya sebagai teman. Aku juga tadi ngirim WA di grup teman-temanku nanyain mereka udah sarapan apa belum, trus bilang jangan lupa makan sama hati-hati.

Aku hanya tak ingin teman-temanku sampai sakit karena lupa makan. Jadi jangan GR dulu ya!!

Aku tersenyum sambil menaruh ponselku di atas meja makan, kemarin ketika mengantar kepergiannya ke Osaka kami memang telah sepakat kalau hubungan kami kini hanya sebagai teman saja, jadi mulai sekarang aku akan berperan sebagai taman… sampai dia kembali membuka hatinya untukku, kalau-pun tidak maka aku hanya akan menjadi penjaga hatinya, memastikan kalau hatinya tidak akan kembali terluka seperti ketika masih bersamaku.

******

Bandung, 2017.

Keyza, pov.

Aaahh! Akhirnya aku bisa menghirup dalam-dalam udara lembab khas Bandung yang ku rindukan setelah berbulan-bulan tinggal di Jepang yang dingin. Aku baru pulang ke tanah air tadi siang dijemput Ayah, Dirga dan Kak Dimas yang sedang berlibur di Bandung bersama keluarga kecilnya.

Duduk di teras belakang sore-sore sambil menikmati semangkuk bakso adalah salah satu yang sering kali ku rindukan ketika berada di Jepang, biasanya saat- saat ini ditemani oleh Arga atau… yaa kalian pasti tahu siapa yang ku maksud.

Aku tersenyum ketika ponselku berbunyi dan itu dari Arga.

“Moci-moci.” Sapanya membuatku tertawa.

“Hahaha.. moshi-moshi, Ga, moci mah makanan atuh.”

“Kan ceritanya orangnya cadel.”

“Hahaha… dimana nih? Kok gak ke sini?”

“Belum bisa pulang, maklum sekarang jadi buruh.”

“Yaaah, kangen pengen ketemu… kapan bisa pulang?”

“Insyaallah sabtu ini pulang.”

“Beneran ya?”

“Iya… oleh-olehnya sisain jangan dihabisin.”

“Mau apa, permen atau coklat?”

“Yaaah, yang gitu mah di sini juga banyak.”

“Apa dong? Gantungan kunci? Kaos?”

“Apa lagi itu di pasar baru juga numpuk.”

“Iiiih! Beda dong ada tulisan Jepannya.”

“Gampang tinggal di sablon aja.”

“Terus mau apa dong? Gak bawa apa-apa lagi.”

“Bawa gunung Fuji gak?”

“Hahaha… kegedean gak muat di tas.”

“Yaaah… ya udah deh kalau gitu yang tadi aja.”

“Yang tadi yang mana?”

“Itu permen, coklat, gantungan kunci sama kaos.”

“Semuanya dong.”

“Iya, hahahaha.”

Aku selalu merindukan berbicara dengan Arga seperti ini, selama di Jepang kami jarang sakali kirim-kirim email atau berkirim pesan karena sibuk dengan kegiatan masing-masing, apalagi Arga kini telah bekerja di salah satu perusahaan kontraktor dan sekarang lagi ada proyek di Sukabumi, jadi tidak bisa tiap hari pulang ke Bandung.

Tapi berbeda dengan… ehm! Sang Letnan yang mengirimiku email hampir setiap hari, walau isinya hanya bercerita tentang kegiatannya hari itu, dan menanyakan kabarku. Dan dia selalu mengatakan, aku hanya ingin tahu kabar temanku hari ini.

Awalnya aku akan mengacuhkannya tak ada satupun yang ku balas tapi dia tak pernah menyerah dia tetap mengirimi email, sampai akhirnya pernah beberapa hari dia tak mengirim email lagi ku pikir mungkin dia sudah menyerah dan itu membuatku sedikit kecewa, tapi setelah beberapa hari dia kembali mengirim email dan minta maaf karena kemarin ada tugas jadi tidak sempat kirim email.

Membaca itu membuatku mulai membalas email-emailnya walaupun hanya sekedarnya saja, kami hanya membicarakan hal-hal standar tak pernah sekalipun baik dia atau aku membahas tentang masa lalu kami, seolah itu telah terkubur dalam-dalam. Dan aku juga sedang berusaha menata dan kembali membuka hatiku.

Di Jepang aku dekat dengan seseorang. Sang Letnan pernah mengatakan kalau bertemu dengan orang Indonesia di luar negri itu seperti bertemu saudara sendiri, dan aku merasakan itu. Awalnya aku sering jalan dan berbagi cerita dengannya karena merasa kalau kami bisa berbicara dengan bahasa yang sama, tapi lama kelamaan aku bisa merasakan kalau dia memberikan perhatian lebih... dan aku menyukai perhatian itu.

Aku pernah mengatakan padanya kalau saat ini aku tak lagi memercayai cinta, tapi dia tak menyerah dengan mengatakan kalau dia akan membuatku kembali memercayai cinta. Dia memerlakukan ku seolah aku adalah prioritas utama dalam hidupnya, sebuah perlakukan yang tidak ku terima sebelumnya dari hubunganku dengan sang Letnan.

Dia akan memilih menemaniku berjam-jam di mall daripada ngumpul bersama teman-temannya, dia lebih memilih untuk mengantar atau menjemputku walaupun dia sendiri terlambat masuk kuliah, dia akan memberiku bunga hanya karena menyesal membatalkan janji kami karena dia ada ujian dadakan yang tak bisa ditinggalkan.

Perlakuannya itu membuatku akhirnya luluh dan memberinya kesempatan walaupun aku belum seutuhnya membuka dan memberikan hatiku padanya.

Sekitar jam 7.00 ketika aku dan keluargaku sedang makan malam sambil nonton TV kudengar suara motor memasuki halaman rumah, dan tak lama kemudian seseorang memasuki rumah membuatku terbelalak menatapnya dengan napas yang seolah-olah berhenti untuk beberapa saat.

“Assalamualaikum,” sapanya sambil tersenyum yang mendapat jawaban dari semua orang sedangkan aku masih menatapnya tak berkedip.

*****

Haaiii.. ini adalah buku ke 2 dari PEMILIK HATI, jadi mohon baca PEMILIK HATI terlebih dahulu, agar mudah dipahami mengenai konflik yang ada di sini.

Terima kasih

Love

A.K

Terpopuler

Comments

Eni Rohmaeni

Eni Rohmaeni

baru nemu novel ini ...enak baca pas udah end jadi bisa marathon 😍😍😍udah mewek di sang pemilik hati ..apakah akan mewek juga di sini ???🤗🤗

2023-08-28

0

Tia H.

Tia H.

mampir y thor ikut baca.

2023-01-31

0

adisty aulia

adisty aulia

kangen dengan mas letnan.. jd baca ulang karya Mbak author.. 🥰🥰🥰🥰

2023-01-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!