Sam balik ke hotel The Bariton milik tuan besarnya dan langsung masuk ke dalam lift khusus CEO untuk menuju ke lantai paling atas dari hotel berlantai lima belas itu.
Tok tok tok
Sam mengetuk ruang kerja bosnya.
"Masuk!" suara bas miliknya Axel menggema dari dalam ruangannya.
"Sudah kau antarkan dengan selamat wanitaku?" tanya Axel begitu melihat Sam yang menghadapnya.
Sam menjawab "sudah, tuan" dan langsung memberikan laporan "tuan, Nayara ternyata tidak disayangi di dalam keluarganya"
Axel langsung menonaktifkan laptopnya dan menatap Sam yang telah duduk di depan meja kerjanya "kok bisa?"
"Nayara sudah tidak memiliki mama. Mama kandungnya meninggal ketik dia masih kecil dan mamanya yang sekarang adalah mama tirinya"
"Papanya juga tidak menyayanginya?" tanya Axel.
"Iya tuan. Papanya sibuk bekerja seharian dan tidak memperhatikan Nayara. Itu karena dia sangat mencintai istri barunya yang sangat cantik kata Nayara, jadi selalu mengikuti apa yang menjadi keputusan istrinya"
Axel menyandarkan badannya di kursi kerja yang berbentuk kepala singa dan menghela napas panjang "besok kita ke hotelku yang ada di dekat pantai S. Suruh papanya Nayara untuk ke kantorku!"
"Baik tuan" jawab Sam.
"Kamu bawa laporan pemasukan dari kasino?" tanya Axel.
"Iya tuan, ini berkas berkasnya" kata Sam.
Axel memeriksa berkas berkas yang disodorkan Sam dengan seksama dan penuh ketelitian.
"Siapa ini?" tanya Axel ketika melihat satu nama yang memiliki begitu banyak hutang di kasinonya.
"Siapa tuan?" tanya Sam sambil membaca berkas yang disodorkan Axel.
"Ini, yang namanya Allen" Axel menunjuk nama yang tertulis di salah satu berkas yang disodorkan oleh Sam.
"Allen siapa ini? kok nggak ada nama keluarganya ya? apa dia takut kalau sampai keluarganya tahu bahwa dia berjudi selama ini, jadi dia tidak mencantumkan nama keluarganya?" Sam nampak mengerutkan dahinya.
"Apa jaminan yang dia berikan, sampai dia bisa pinjam uang sebanyak dua ratus juta?" tanya Axel.
"Emm, sebentar tuan saya periksa dulu" Sam membuka buka berkas pelanggan kasino mereka yang bernama Allen. "Dia memberikan BPKB mobilnya, tuan"
"Mobilnya jenis apa dan keluaran tahun berapa?"
"Sedan keluaran tahun dua ribu, tuan. Emm, seharusnya dia tidak bisa menarik pinjaman dua ratus juta karena, harga mobilnya dibawah dua ratus juta, nekat sekali dia"
"Sejak kapan dia bermain di kasino kita?" tanya Axel.
"Emm, satu Minggu ini, tuan. Dan anehnya dia selalu minum minuman mahal yang ada di kasino kita dan dia bisa membayar semua minuman itu. Berarti dia orang kaya tapi kenapa berhutang?"
"Selidiki dia!" perintah Axel "pulanglah, aku mau beristirahat"
"Baik, tuan" Sam pamit dan meninggalkan ruang kerja bosnya.
Axel berdiri dari singgasananya dan berjalan menuju ke kamarnya.
Axel memandangi lukisan yang dia buat. Wajah wanita pujaan hatinya, terbingkai indah dan terpasang cantik di dinding yang berada di atas ranjang besar nan mewahnya.
"Aku telah menemukanmu. Akhirnya..........." Axel mengambil cerutunya, menyulutnya dan mulai menghisapnya dalam dalam.
Axel duduk di atas sofa yang menghadap ke.lukisan hasil karyanya itu. Sketsa pensil yang sangat indah yang membentuk wajah nan ayu dari sesosok wanita.
"Kamu sudah membayangi benakku selama puluhan tahun ini. Kenapa kamu memilih aku untuk menyimpan wajah ayu kamu di dalam benakku selama ini? Padahal kita belum pernah bertemu .Aku kira kamu hanyalah mimpi dan tidak akan pernah ada di dunia nyata, tapi ternyata kamu ada, kamu nyata dan berada dekat denganku saat ini" Axel kembali menyesap dalam dalam cerutunya dan menghembuskannya pelan untuk meredakan rasa rindu yang tiba tiba menelusup masuk ke dalam relung hatinya.
"Kamu tahu sayang, di saat aku hampir menyerah, kamu hadir di hadapanku. Kamu bahkan lebih cantik ketika berada di dalam dunia nyata dibandingkan saat kamu berada di dalam benak, angan-angan dan mimpiku" Axel kemudian mematikan cerutunya dan menaruh puntungnya di atas asbak berbentuk tengkorak.
Bos besar yang juga seorang ketua gangster se-Asia itu pun kemudian bangun, masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan badan dan pikirannya kemudian mengenakan kaos dan celana boxernya.
Setelah selesai dia pun merebahkan diri di atas tempat tidurnya untuk melepas penat "Selamat tidur sayangku, Nayara Mahesa, kita akan bertemu di alam mimpi sebentar lagi, aku selalu mencintaimu" Axel kemudian memejamkan matanya dan jatuh ke alam mimpi.
Seperti yang dia alami selama puluhan tahun ini, di dalam tidurnya dia selalu berjumpa dengan wanita pujaan hatinya itu. Sebelum dia bertemu di kehidupan nyata dan tahu kalau nama wanita pujaannya itu adalah Nayara Mahesa, dia selalu bermimpi mengobrol dengan wanita cantik, bidadari di surga hatinya itu.
Bagi orang awam mungkin itu suatu hal yang gila dan di luar nalar manusia normal. Axel bahkan sering menganggap dirinya sendiri tidak waras. Bagaimana mungkin seseorang yang belum pernah bertemu secara langsung atau melihatnya secara sekilas saja, bisa memiliki bayangannya dan bisa melukisnya.
Tapi itulah kenyataan yang ada di dalam diri seorang Axel Bariton.
Keesokan harinya.
Matahari masih malu malu untuk membagikan sinarnya bagi semua makhluk bumi, Axel sudah bangun dan nge-gym di ruang gym-nya. Kemudian cowok kekar nan ganteng itu melakukan beberapa peregangan otot dan beberapa gerakan beladiri yang selama ini dia kuasai.
Ketika jam dindingnya berdenting sebanyak tujuh kali dia pun masuk ke kamar mandi kemudian memakai kemeja dan celana kain panjangnya.
Axel kemudian menelepon pramusaji restorannya yang berada di lantai satu hotelnya untuk naik dan membawakan sarapan.
Axel biasa sarapan dengan sandwich dan kopi kental.
Setelah menyelesaikan sarapannya, Sam muncul dan berdiri di depan Axel "selamat pagi, tuan"
"Pagi Sam. Kamu sudah sarapan?" tanya Axel.
"Sudah tuan, terima kasih sudah menanyakannya" jawab Sam.
"Jadwal kita hari ini apa?"
"Ke proyek pembangunan hotel anda yang baru, terus ke hotel The Bariton yang ada di pantai S, lalu ke kasino dan balik lagi ke sini untuk menemui klien yang mau memborong semua kamar VIP yang ada di hotel ini untuk acara seminar, tuan"
"Tour and Travel tempat Nayara bekerja namanya apa?"
"Semesta Tour and Travel, tuan"
"Aku pengen ke sana untuk bertemu dengan pemiliknya, bisa?"
"Sebenarnya jadwal anda sudah cukup padat hari ini, tapi akan saya sisipkan tuan dan akan saya hubungi pemilik Tour and Travel itu di dalam perjalanan kita ke proyek"
"Bagus, good job Sam" Axel kemudian berdiri dan mulai melangkah meninggalkan ruang kerjanya. Sam langsung mengikuti langkah tuannya.
Mereka beberapa jam di proyek lalu meluncur ke hotel The Bariton yang ada di pantai S, tepat di jam makan siang. Axel langsung menuju ke restoran untuk memulai menyantap makan siangnya yang sudah disiapkan oleh para karyawannya.
Beberapa menit kemudian, Sam yang duduk di depan bos besarnya hendak menyesap jus mangganya tiba tiba menggantungkan gelasnya di udara dan berkata "tuan, di belakang anda, jarak dua meter ada Nayara"
Axel langsung mematung dan tidak berani untuk bergerak apalagi menoleh.
"Dia datang bersama siapa?" tanya Axel.
"Sendiri, tuan. Sepertinya dia setor buah naga di sini. Waaahh benar benar pekerja keras"
"Habis ini selidiki dari mana dia dapatkan buah naga itu?"
"Baik, tuan"
"Tuan, papanya Nayara menemui Nayara sekarang ini, mereka mengobrol dan mulai duduk" Sam semakin melirihkan suaranya dan memajukan wajahnya ke tuan besarnya "mereka duduk dekat sekali dengan meja kita.
"Apa Nayara melihatmu?"
"Tidak tuan, dia tidak menyadari keberadaan kita, sepertinya dia sedang dirundung kesedihan yang pelik, wajahnya tampak mendung" ucap Sam dengan berbisik.
"Ada apa mencari papa? papa sedang sibuk, banyak kerjaan" suara papanya Nayara sampai di telinganya Axel karena, jarak meja mereka saat ini tidak begitu jauh.
"Pa, Nayara bawakan makan siang untuk papa, Nayara sendiri yang masak" Nayara sangat merindukan papanya, dia ingin bisa dekat lagi dengan papanya dan mendapatkan kembali perhatian dan kasih sayang dari papanya, untuk itulah dia membawakan makan siang untuk papanya ketika ada pesanan buah naga di hotel mewah miliknya Axel Bariton itu.
"Papa sudah makan, kamu bawa pulang aja makanannya daripada tidak ada yang makan"
Axel mengepalkan tangan kirinya ketika mendengar ucapan dari Reza Mahendra untuk Nayara putri kandungnya.
"Nayara sedih sekarang ini, tuan. Dia sangat kecewa papanya menolak makan siang yang dia bawakan" kata Sam dengan volume suara sangat pelan.
"Pulanglah! papa banyak kerjaan!"
Nayara menahan tangan papanya dan berkata "pa, Naya kangen sama papa. Naya pengen, papa..........."
"Jangan cengeng! sudah pulang sana! papa banyak kerjaan" Papanya Nayara menepis kasar tangan putri cantiknya itu dan melangkah pergi meninggalkan Nayara.
Nayara menghela napas berkali kali untuk melepaskan segala kesedihan, kekecewaan, dan kerinduannya akan cinta kasih dari seorang papa. Nayara kemudian berdiri dan kembali menenteng rantangnya. Gadis cantik itu kemudian melangkah keluar meninggalkan restoran itu.
"Dia bukan gadis yang cengeng tuan, dia berhasil menahan tangisnya dan sekarang sudah pergi" kata Sam.
Axel kemudian berdiri dan berkata "bawa Reza ke kantorku sekarang juga!" kata Axel.
"Baik, tuan" Sam kemudian berdiri dan menuju ke kantornya Reza Mahesa.
Reza Mahesa berdiri dan nampak kaget ketika melihat Sammy, asisten pribadinya tuan Axel Bariton melangkah masuk ke kantornya.
"A..ada keperluan apa anda datang kemari, tuan Sammy?" keringat dingin mulai mengucur di tengkuknya Reza.
"Kau ikut aku sekarang! tuan Axel ingin bertemu denganmu" kata Sammy.
Tanpa berani bertanya lebih jauh, Reza mengikuti langkahnya Sammy menuju ke singgasananya Axel Bariton.
Reza hampir saja tidak punya daya untuk melangkah karena, siapapun yang dipanggil oleh tuan Axel Bariton maka itu adalah hari kiamat baginya. Reza mencoba mengingat ingat apa kesalahan besar yang telah dia perbuat. Tetapi seingat dia, kinerja dia sudah cukup bagus dan dia tidak berbuat kesalahan sekecil apapun akhir lahir ini.
Sammy dan Reza sampai di hadapannya Axel.
Reza terus menundukkan wajahnya dan bertanya lirih "ada apa tuan memanggil saya?"
"Berapa anak kamu?" Axel langsung bertanya tanpa basa basi.
"Dua orang tuan" jawab Reza heran dan dia masih menundukkan wajahnya.
"Perlakukan mereka dengan adil! berikan perhatian dan kasih sayang yang sama untuk kedua anakmu!" ucap Axel.
Perkataannya Axel yang ambigu itu membuat heran seorang Reza Mahesa. Kenapa secara tiba tiba seorang Axel Bariton memperhatikan keluarganya.
"Ba.....baik tuan!" jawabnya.
"Kamu boleh pergi sekarang!" kata Axel.
Hah! itu saja masalahnya? Batin Reza heran sekaligus lega karena ternyata dia tidak mendapatkan amukan dari seorang Axel Bariton yang terkenal galak, tegas, keras dan kaku.
"Ba....baik tuan" Reza kemudian melangkah keluar dari ruangannya Axel yang luas dan super megah itu dengan langkah ringan dan perasaan lega.
Axel kemudian berdiri "ayok kita ke Semesta Tour and Travel, Sam!"
"Siap, tuan" ucap Sam dan langsung mengikuti langkah tuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Desrina Tobing
enak x orka ni eaa smuaa bisaa d atur hadee....haluu ku kumat thoour🤪🤪🤪🤪
2021-09-20
0
𝔸𝕝𝕖𝕖𝕟𝕒 𝕄𝕒𝕣𝕊
2like
2021-05-04
0
Sis Fauzi
keren 👍 suka banget kisahnya
2021-04-10
0