HITAM
Chelsea Arbiansyah point of view:
🦋🦋🦋
Usai maghrib lelaki bernama Enrico Putra Deisanto itu menikahiku, melaksanakan akad nikah dengan sakral nya di depan penghulu dan kedua orangtuaku. Ini pertamakali nya kami bertemu, aku tidak pernah hadir di acara lamaran dan lain sebagai nya. Dan saat inilah aku jatuh cinta pada pandangan pertama, hatiku berdegub 3 kali lipat saat di dekat nya.
Rasa haru bercampur rasa bahagia ada di dalam hatiku. Air mata bahagiapun menetes di pipiku saat aku mencium punggung tangan suamiku dan dia mencium ujung keningku. Kami berdua menandatangani surat nikah yang sudah di persiapkan di meja yang berhiaskan bunga mawar putih sesuai permintaanku.
"Kamu cantik sekali," kata zea, adik perempuanku.
Aku tersipu malu dengan pujian yang tulus dari nya. Karena aku juga sedang merasa cantik dengan balutan kebaya putih rancangan bunda serta rambut yang disanggul ala syahrini yang cetar membahana.
"Mana suamimu? kenapa datang sendiri?" tanyaku heran.
"Ntar dia nyusul," sahut nya dengan keraguan yang bisa terbaca olehku.
Selain mawar putih, puluhan bunga sedap malam menambah wangi nya seluruh sudut rumahku. Para tamu walimatul ursy yang turut memeriahkan acara akad nikah sudah mulai menikmati makanan. Aku mencium tangan ibu dan ayah mertua yang sudah lumayan sepuh alias tua.
Sepertinya mereka menyayangiku. Aku bisa melihat dari raut wajah tulus mereka yang memelukku seraya memberikan beberapa wejangan yang bisa membuatku meneteskan air mata pula.
Suamiku tak kalah baik nya, dia mengambilkanku makanan dan menyuapiku dengan tulus di hadapan kedua orangtua nya. Semua perilaku nya membuatku merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia karena telah memiliki nya. Meskipun saat ini komunikasi kami belum terlalu akrab, mungkin masih sama sama canggung karena baru mengenal satu sama lain. Kami hanya berbicara seperlu nya saja.
Malam ini suamiku tidak menginap di sini dengan alasan harus mengantar orangtua nya pulang. Lagi pula dia juga harus istirahat untuk mempersiapkan diri nya dalam resepsi esok hari yang akan diadakan mulai pagi sampai malam hari.
Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk pernikahan kami, karena undanganpun juga banyak. Ada rekan bisnis ayahku (ayah kandung), rekan bisnis papa (sepupu ayahku yang sudah ku anggap seperti ayah kandung), dan rekan bisnis suamiku. Alhasil akan ada banyak tamu yang hadir di acara resepsi pernikahan esok hari.
🦋🦋🦋
Keesokan harinya, Hotel Majapahit dengan konsep klasik penggabungan antara romantis dan elegant yang akan menjadi tempat resepsi kami. Pesta kami menggunakan konsep indoor karena cuaca tidak bisa di prediksi jika di perbatasan bulan antara musim hujan dan kemarau.
"Can marry your daughter,
And make her my wife,
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life,
And give her the best of me 'till the day that I die....
I'm gonna marry your princess,
And make her my queen,
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen,
I can't wait to smile,
When she walks down the isle,
On the arm of her father,
On the day that I marry your daughter...."
Lagu berjudul marry your daughter milik Brian McKnight mengalun indah di dalam gedung pernikahan. Aku sudah mirip princess dengan menggunakan baju rancangan bundaku dengan rambut panjang terurai dilengkapi mahkota kecil di ujung kepalaku. Benar benar konsep pernikahan yang ku inginkan.
Para tamu menggunakan baju senada berwarna hitam putih sesuai dresscode yang sudah ditentukan dalam undangan pernikahan kami. Terlalu banyak tamu undangan sampai sampai aku tidak bisa menemukan adik perempuanku untuk ku ajak melakukan sesi foto bersama.
"Sayang, kenalkan ini rekan kerjaku," kata enrico mengenalkan rekan kerja nya yang sudah berusia paruh baya padaku.
Aku tersenyum menyalami sepasang suami istri yang sedang menyambut senyumku dengan hangat pula. Seperti nya mereka berdua melewati hari dengan bahagia sebagai sepasang suami istri, terlihat dari suami nya yang selalu menggenggam tangan sang istri dengan possesif.
"Selamat untuk kalian, Nyonya Enrico," kata wanita paruh baya yang wajahnya terlihat tentram itu.
"Terimakasih atas kehadiran nya, Nyonya Zidan," kataku tersenyum lembut.
"Kamu pintar memilih istri, cantik sekali," kata Pak Zidan.
"Harus cantik karena akan menemani saya tidak hanya satu hari tapi selama nya," sahut Enrico terkekeh.
Selanjutnya suamiku mengajakku berdansa dengan tangan nya yang memeluk pinggangku erat. Kami berdua berdansa di bawah sorotan sinar lampu utama dan mendapatkan tepuk tangan riuh dari para tamu undangan yang hadir.
Aku masih merasa jika pernikahan sempurna ini hanya mimpi. Aku tersipu malu saat matanya menatap dalam mataku. Aku benar benar sudah jatuh cinta pada nya saat ini. Tampan, satu kata yang bisa menjelaskan seseorang yang sedang memegang erat pinggangku saat ini.
Sampai akhirnya kami berdua mengakhiri dansa yang membuat kakiku lumayan capek karena high heels yang ku pakai. Enrico mengambilkanku minum dan aku meneguk nya pelan masih penuh keanggunan untuk menjaga image-ku.
"Selamat, bos!" kata seorang pria yang terlihat seumuran dengan suamiku.
"Zul, perkenalkan ini istriku. Sayang, ini Zulfikar sekretaris pribadiku," kata enrico.
"Salam kenal," sambutku.
"Hati hati, bos sering gonta ganti pacar loh!" kata zulfikar mengedipkan satu mata nya padaku dan mendapatkan tinjuan kecil dari enrico.
"Jangan membuka kartu," sahut enrico terkekeh.
"Bukan nya kemarin masih sama yang itu ya, bos?" tanya zulfikar.
"Jangan merusak hari bahagiaku," kata enrico terkekeh.
"Dia suka bercanda dan sangat jahil," kata enrico menatapku kali ini, aku tersenyum pertanda mengerti.
"Kali ini aku tidak sedang bercanda, aku sedang memberitahu anda, nyonya," kata zulfikar terkekeh.
"Sudahlah, kamu bisa membuat malam pertamaku gagal," kata enrico yang membuat pipiku bersemu merah.
Banyak sekali tamu yang berdatangan tapi tidak ada satupun teman wanita yang dimiliki oleh nya. Apakah semua rekan kerja nya laki laki? Apa dia tidak punya teman perempuan sama sekali?
Kali ini aku celingak celinguk mencari keberadaan adik perempuanku dan suami nya. Kemana mereka berdua? Kenapa tidak hadir?
"Zea kemana, pa?" tanyaku pada papa yang sekarang sedang ngobrol dengan enrico.
"Zea pagi ini ke bangkok dengan jonathan, katanya dia sudah mengabarimu lewat whatssApp?" sahut papa.
"Benarkah? Aku belum ngecheck ponsel sama sekali," kataku sedikit kecewa.
"Biarkan dia menyegarkan pikiran setelah kehilangan calon bayi nya," kata papa.
Ya, aku juga merasa kasihan pada adikku yang baru saja keguguran. Mungkin dia butuh menyegarkan otak nya setelah kejadian menyedihkan yang menimpanya itu. Mungkin nanti akan ku hubungi dia setelah pesta ini usai.
Jangan lupa like, comment and vote ya 🙏😁
Yang mau tahu kisah vallery, bisa baca novel saya yg berjudul "My annoying wife" 👍
Tapi 21+ ya, harap bijak memilih bacaan 😅
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Icha
semangat nulisnya thor 💪😍
Aku mampir yahh dengan like dan rate nya, Jangan lupa mampir dan feedback ke novel ku yahh ❤Sabda Rindu❤
Terimakasih ditunggu kehadirannya 🥰
2023-11-26
0
Yunerty Blessa
moga bahagia selalu ya Chelse
2023-08-04
0
Ufika
aku mampir kak salam dari " ustad impian " di tunggu juga ya kak Terima kasih☺
like like like untuk mu kak semangat🥰
2022-03-30
0