My Fate

My Fate

Berpindah- 1

Zora Naladipha seorang siswa kelas menengah atas yang memiliki wajah rupawan yang menjadi idola di sekolahnya ditambah lagi prestasinya dalam berbagai kompetisi mengenai sejarah yang sudah berulang kali mengharumkan nama sekolah membuatnya semakin menjadi idola. Ia juga sering menggunakan kacamata dan menempelkan kertas bergambar mata di kacamata miliknya agar ia bisa tidur dengan tenang saat berada di kelas.

"Apa kalian paham dengan apa yang saya terangkan?" tanya seorang guru sejarah yang sedang mengajar di kelas Zora.

"Paham, pak" jawab satu kelas dengan serempak.

"Zora kenapa dari tadi menunduk? Apa kamu paham dengan apa yang saya jelaskan?" tanya guru sejarah yang bernama Andi kepada Zora karena ia melihat Zora hanya menenggelamkan kepalanya di kedua lengannya yang berada di atas meja.

"Zora bangun" bisik teman sebangkunya Zora.

"Zora" panggil orang itu lagi sambil menggoyangkan pundak Zora tetapi Zora tidak segera bangun.

Pak Andi sang guru sejarah kemudian mendekat ke meja Zora, ia lalu menggebrak meja dengan agak kencang yang sukses membuat Zora bangkit dari tempat duduknya.

"Papa tega banget sih bangunin Zora pake gebrak meja segala" omel Zora sambil mengucek matanya, ia sepertinya belum sadar sepenuhnya. Sontak ucapan Zora membuat tawa teman sekelasnya pecah sedangkan pak Andi wajahnya terlihat tidak bisa ditebak.

"Sejak kapan saya jadi bapak kamu?" tanya pak Andi tajam.

Zora yang menyadari suara papanya terdengar berbeda lalu membuka matanya dengan lebar. Ia hanya bisa tersenyum kikuk di tempatnya saat melihat guru sejarah killer sudah berada di depan wajahnya.

"Eh, pak Andi" ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bukannya sejak kami masuk kesini semua guru itu otomatis menjadi orang tua kami ya pak? Berarti sejak saat itu pak Andi jadi bapak saya" ucapnya cengengesan.

"Zora!" ucap pak Andi yang menahan emosinya.

"Iya pak?" tanya Zora polos.

"Kamu paham tidak dengan materi yang saya ajarkan tadi?" tanya pak Andi sungguh-sungguh.

"Enggak pak" ucap Zora sambil menggelengkan kepalanya.

"Lalu untuk apa saya daritadi menjelaskan di depan jika kamu tidak paham dengan materi yang saya ajarkan?" tanya pak Andi frustasi.

"Gini aja deh pak. Mendingan bapak kasih saya pertanyaan aja soalnya jujur ya pak saya kemarin malam itu belajar sampai pagi jadinya tadi ketiduran deh" ucap Zora yang tentu saja berbohong karena semalam ia hanya menonton neftlix sampai pagi hari.

"Oke, sekarang saya tanya bagaimana ciri-ciri kerajaan pada masa pemerintahan Prabu Adyatama?" tanya pak Andi.

"Loh, pak kan itu nggak ada di buku pelajaran" ucap Zora yang tidak sepenuhnya salah. Teman-temannya pun membenarkan ucapan Zora karena memang tidak ada materi seperti itu di dalam buku pelajaran mereka.

"Ow, ow saya tidak peduli. Kamu sendiri yang meminta saya untuk memberikan pertanyaan jadi kamu tinggal jawab atau nama kamu masuk list bk?" ucap pak Andi dengan nada mengancam.

"Bapak tega banget sih sama princess yang cantik dan imut ini" ucap Zora sambil memajukan bibirnya yang membuat teman sekelasnya ingin muntah saat mendengarnya.

"Zora" ucap pak Andi sekali lagi.

"Iya, iya pak sabar atuh. Jadi, ciri-ciri bangunan kerajaan pada masa pemerintahan Prabu Adyatama yang pertama mereka sudah menerapkan bangunan dengan gaya semi modern yang didapatkan dari salah satu arsitek Belanda. Mereka juga menggunakan atap yang berbentuk seperti kubah yang dilapisi emas murni di atasnya dan sampai sekarang puing-puing bangunan itu masih ada dan menjadi bukti sejarah berdirinya kerajaan Wirastama" ucap Zora lancar tanpa jeda.

"Itu kamu tau" cibir pak Andi kepada Zora.

"Iyalah, saya kan titisan mantunya Prabu Adyatama pak, Kanjeng Ratu Zora Naladipha" ucap Zora dengan bangga.

"Emang apa bagusnya jadi titisan Ratu Zora Naladipha? Katanya dia nggak dicintai tuh sama Prabu Auriga" ucap salah seorang teman Zora.

"Berisik loe" ucap Zora yang membuat semua orang tertawa.

"Bagus, kamu saya tunjuk jadi perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba sejarah yang akan diadakan bulan depan" ucap pak Andi yang tidak membuat Zora terkejut. Ia bahkan sudah hafal dengan trik-trik yang dilakukan pak Andi agar ia bisa mengikuti lomba sejarah.

"Saya capek pak, gantian yang lainnya dong adik kelas gitu biar mereka punya pengalaman" ucap Zora yang tidak digubris sama sekali oleh pak Andi yang sudah keluar dari kelas itu.

"Nasib, nasib" ucap Zora kepada dirinya sendiri.

"Kok lo bisa tau sih tentang sejarah-sejarah kaya gitu padahal itu nggak ada di buku loh. Elo belajar beneran ya?" tanya Mira, teman sebangkunya.

"Ya enggak lah. Gua tuh udah hafal tentang sejarah kerajaan Wirastama bahkan bagian dalem kerajaannya pun gua juga bisa detail nyeritainnya soalnya dari gua kecil bokap selalu nyeritain tentang kerajaan Wirastama, dia kaya terobsesi gitu sih menurut gua. Lo kan tau sendiri bahkan nama gua pun disamain sama Ratu Zora Naladipha" ucap Zora.

"Pulang yuk" ucap Zora yang sudah menenteng tasnya.

Sesampainya di rumah Zora lalu mengganti pakaiannya kemudian memasukkan pakaian kotornya ke keranjang cucian dan akan mencucinya jika hari libur tiba, ia tidak mau menyusahkan ayahnya yang sudah menjadi single parent sejak dulu karena ibunya sudah meninggal sejak ia masih kecil.

Zora lalu menunggu ayahnya di ruang tamu. Saat ayahnya sudah pulang Zora lalu menceritakan bahwa ia kembali ditunjuk menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti lomba sejarah yang diadakan bulan depan.

"Itu bagus dong Zora. Kebetulan papa tadi beli buku ini di pasar loak mungkin itu bisa membantu kamu untuk lomba bulan depan" ucap ayah Zora sambil menyerahkan sebuah buku kepada putrinya itu.

"Sebenernya nggak pake buku ini Zora udah pasti menang pa" ucap Zora lesu.

"Kamu baca ini dulu. Percaya sama papa" ucap papa Zora kemudian berlalu ke kamarnya untuk membersihkan diri.

Zora yang tidak ingin mengecewakan papanya kemudian mencoba membaca buku itu. Pertama kali dalam hidupnya ia merasa tertarik dengan sejarah. Ia lalu membawa buku itu ke kamarnya dan membacanya lebih dalam lagi. Zora memang tidak pernah mempelajari apapun tentang sejarah bahkan ia sangat membencinya tetapi ayahnya selalu mendongengkan cerita sejarah sehingga ia sudah hafal tentang sejarah di luar kepalanya.

___

Bel pulang sudah terdengar. Zora membawa buku yang diberikan ayahnya kemarin kemanapun ia pergi. Sebelum pulang Zora menyempatkan diri untuk pergi ke toilet karena ia merasa harus membuang air kecil. Di saat memasuki toilet itu ia mendengar suara laki-laki dan perempuan sedang berbicara, ia ingin melaporkan mereka ke pihak sekolah namun niatnya terhenti karena ia merasa sangat mengenali suara kedua orang itu.

"Lo udah berhasil buat dia jatuh cinta?" tanya seorang wanita yang berada di dalam sana.

"Udah, gua bahkan udah jadian sama dia sejak sebulan yang lalu tapi dari kemarin dia ga ngechat gua sama sekali padahal biasanya dia sering gangguin gua" jawab seorang laki-laki yang berada disana.

"Pokoknya buat Zora secinta-cintanya sama lo habis itu lo tinggalin dia dengan cara yang memalukan" ucap wanita itu lagi sambil tertawa.

"Ok" ucap si pria kemudian terdengarlah suara decapan-decapan yang berada di dalam kamar mandi itu.

Zora mengepalkan tangannya. Ia tidak menyangka jika kekasihnya sendiri tega memperlakukannya seperti ini padahal ia tidak memiliki salah apapun kepada mereka berdua. Zora lalu membuka pintu tadi dengan kasar.

BRAKK

Kedua insan yang berada di dalam sana terkejut. Mereka lalu menatap Zora dengan matanya yang memerah menahan tangis.

"Apa salah gua sama lo?" tanya Zora kepada teman sekelas kekasihnya itu.

"Zora" ucap kekasihnya terkejut.

"Jadi lo udah tau?" ucap wanita itu sambil tersenyum sinis.

"Karena elo udah ngerebut semua perhatian satu sekolah ini dan gua nggak suka dengan hal itu" ucap Sofi dengan wajah emosinya.

"Hah, ok dan lo" ucap Zora sambil menunjuk kekasihnya.

"Anggep aja kita nggak pernah kenal dan gua yang mutusin lo" ucap Zora kemudian menampar pipi kedua orang tersebut secara bergantian lalu keluar dari dalam sana.

"Zora tunggu!" ucap si pria yang ingin mengejar Zora tetapi lengannya ditahan oleh Sofi.

"Jangan bilang kalo lo udah suka sama Zora?" tanya Sofi dengan tatapan marahnya.

"Sorry" hanya itu yang bisa diucapkan oleh si pria kemudian ia pergi keluar meninggalkan Sofi sendirian di kamar mandi.

Zora langsung memasuki kamarnya. Ia kemudian menangis di tempat tidurnya dengan buku yang masih ia genggam. Ia menangis tersedu-sedu sampai air matanya mengenai buku tadi. Tiba-tiba ada sebuah cahaya yang menariknya dari dunianya.

Zora kemudian membuka matanya. Ia merasakan sakit di bagian kepalanya.

"Ahh, sakit banget" ucap Zora sambil memegang kepalanya.

"Ndoro putri sudah sadar?" tanya seseorang yang berada di sampingnya.

"Maksudnya?" tanya Zora bingung.

"Sebentar Ndoro saya panggilkan tabib dulu" ucap orang itu kemudian pergi dari hadapan Zora.

Zora kemudian melihat sekitarnya. Bangunan yang bergaya semi modern dengan kasur empuk yang ia tiduri. Ia lalu melihat pakaiannya yang terasa berbeda dengan seragamnya.

"Ke-kebaya? Apa yang terjadi?" pekik Zora yang masih bingung dengan apa yang terjadi kepadanya.

•••

hai kembali lagi bersama author ter--?? apalah gatau. pokoknya selamat menikmati cerita ini dan semoga kalian semua suka dan tentu saja jangan lupa vote komen rate dan like karya baru ini ya see u next time!

Terpopuler

Comments

Bayu Fian

Bayu Fian

absen, thor
tp ngomong-ngomong,,, ceritanya bagus lho,,, cerita jaman dahulu kala

2022-02-23

0

Nur rahmayana

Nur rahmayana

untuk sementara saya kasih like aja dulu ya Thor....

2022-02-19

0

Salma Cheng

Salma Cheng

lanjut thoor

2021-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!