Pembatalan- 5

"Cuma itu persamaan kita kalo sikap lo yang kasar sama pelayan lo sendiri itu nggak banget menurut gue" ucap Zora sambil menghembuskan nafasnya kasar.

•••

Esok hari berjalan seperti biasa. Sebelum ayam berkokok para prajurit dan pelayan pria mematikan obor yang menyala menerangi seluruh istana kerajaan. Bersamaan dengan para pria yang mematikan obor para pelayan wanita sudah bersiap dengan dapur mereka yang mulai mengepul. Mereka sudah memasak untuk para anggota kerajaan sebelum fajar datang menyingsing.

Lain halnya di kamar seorang gadis yang masih terlelap di dalam tidurnya. Ia terkadang tersenyum sendiri terkadang ia juga membuka mulutnya saat tertidur.

Saat mentari mulai menunjukkan sedikit cahayanya, Ambar pelayan pribadi putri Zora kemudian membangunkan junjungannya.

"Ndoro putri, bangun" ucap Ambar sambil menggoyang-goyangkan bahu Zora. Zora menggeliat sejenak kemudian ia tertidur lagi.

"Ndoro ayo bangun setelah itu mandi dan nanti Ndoro akan bertemu dengan pangeran Auriga" ucap Ambar sekali lagi. Biasanya saat sudah menyangkut tentang pangeran Auriga seorang putri Zora Naladipha akan langsung membuka matanya dan bergegas melakukan apa yang Ambar minta kepadanya namun kali ini terlihat berbeda karena Zora tetap saja tidur dan tidak bergeming.

"Aduh, Ndoro putri kenapa jadi males seperti ini toh?" gumam Ambar kemudian ia membangunkan Zora lagi.

"Ndoro putri" ucap Ambar kembali menggoyangkan bahu Zora dengan keras. Karena Zora terus saja menggeliat dan tidak ingin bangun maka Ambar semakin mengencangkan goyangan bahunya sampai ia tak sadar jika Zora sudah berada di tepi tempat tidur dan

BRAKK

"Aduh, sakit" cicit Zora sambil mengelus dahinya.

"Duh Gusti, putri Zora hamba minta maaf" ucap Ambar kemudian membantu Zora untuk bangkit dari posisinya.

"Ndoro saya minta maaf, saya pantas dihukum" ucap Ambar kembali bersujud di kaki Zora.

"Ambar berdiri!" ucap Zora dengan tegas.

"Berdiri aku bilang!" ucap Zora sekali lagi.

"Aku sudah bilang jika aku bukan tuhan yang layak kau sujudi seperti itu. Kita ini sesama manusia Ambar" ucap Zora kemudian pergi begitu saja dari hadapan Ambar.

"Bawakan pakaian ganti untukku" ucap Zora tanpa memandang Ambar yang masih terdiam.

Setelah selesai mandi dan berdandan dengan gaya rambut yang diurai Zora kemudian pergi ke ruang perjamuan untuk melakukan sarapan pagi seperti kemarin.

"Salam kepada Kanjeng Ratu dan Kanjeng Prabu" ucap Zora sebelum ia duduk di kursi miliknya.

Tak lama setelah itu pangeran Auriga beserta kedua adik kembarnya, pangeran Rafandra dan pangeran Ravindra juga ikut bergabung di meja makan itu. Suasana sangat hening mereka semua menikmati makanannya dengan tenang. Setelah selesai makan Zora kemudian bersuara.

"Kanjeng Prabu dan Kanjeng Ratu" panggil Zora kepada dua orang yang sudah menampung tubuhnya dari kecil itu.

"Iya, ada apa?" tanya mereka bersamaan.

"Maaf sebelumnya jika hamba lancang. Hamba ingin menanyakan perihal pertunangan kemarin kepada Kanjeng Prabu dan Kanjeng Ratu" ucap Zora dengan sopan dan tenang.

"Kalau menurut Ibunda seharusnya pertunanganmu tetap dilaksanakan" ucap Ratu Anindita.

"Tapi Ratu, hamba tidak ingat apapun tentang pertunangan ini. Mohon Kanjeng Ratu dan Kanjeng Prabu memberi kebijaksanaan" ucap Zora sambil menundukkan kepalanya.

"Apakah bisa kita membatalkan saja pertunangan ini?" tanya Zora dengan nada yang sangat berharap.

"Tidak bisa!" ucap Ratu Anindita dengan tegas.

"Kanjeng Ratu hamba mohon" ucap Zora sambil bersimpuh di kaki Ratu Anindita. Ia sudah tidak peduli dengan harga diri yang terpenting sekarang adalah ia harus bebas dari jeratan keluarga kerajaan.

"Hamba belum mengingat apapun tentang siapa hamba ini jadi hamba mohon batalkan pertunangan ini" ucap Zora sambil menggenggam kedua tangan Ratu Anindita.

Prabu Adyatama yang merasa kasihan terhadap Zora kemudian angkat suara.

"Benar, lebih baik kita batalkan dulu pertunangan antara Zora dan Auriga" ucap Prabu Adyatama.

"Tidak bisa kanda!" ucap Ratu Anindita lagi.

"Ahh" tiba-tiba Zora kembali memegang kepalanya. Ia kemudian ambruk di lantai di dekat Ratu Anindita.

"Gusti, Zora bangun Nduk" ucap Ratu Anindita sambil menggoyang-goyangkan tubuh Zora.

"Cepat panggilkan tabib dan bawa putri Zora ke kamarnya" perintah Prabu Adyatama.

Zora segera dibawa ke kamarnya dan tabib langsung memeriksa keadaannya. Setelah itu tabib menghadap Prabu Adyatama dan Ratu Anindita.

"Kondisi putri Zora sebenarnya sudah membaik pada saat itu tetapi sekarang kondisinya mulai melemah lagi. Hamba harap Kanjeng Prabu dan Kanjeng Ratu tidak membebani pikiran putri Zora terlebih dulu jangan pernah memaksa putri Zora jika ia memang benar-benar tidak ingin melakukan seauatu" ucap tabib kepada mereka berdua.

"Baiklah, sekarang kau boleh pergi" ucap Prabu Adyatama mengusir tabib secara halus.

"Baik, hamba mohon pamit Kanjeng Prabu, Kanjeng Ratu" ucap tabib itu sambil keluar dari kamar Zora.

"Dinda, kau dengar sendiri kan jika kita tidak boleh membebani pikiran Zora jadi lebih baik kita batalkan pertunangan ini seperti yang Zora minta" ucap Prabu Adyatama sambil menatap istrinya.

Dengan berat hati akhirnya Ratu Anindita mengiyakan permintaan suaminya. Ia tidak ingin Zora kembali jatuh sakit seperti saat ini karena membahas masalah pertunangannya dengan pangeran Auriga.

Setelah itu kedua pasangan suami istri itu keluar dari kamar Zora agar Zora bisa beristirahat dengan nyaman.

Zora mengerjapkan matanya. Ia kemudian melihat sekelilingnya dan tidak ada orang disana.

"Beruntung sekali kepalaku tadi terasa sakit sungguhan" ucap Zora sambil mengembangkan senyumnya.

"Gapapa deh pusing dikit-dikit yang penting nggak jadi tunangan sama burung gagak" ucap Zora.

"Bagaimanapun aku tetaplah seorang Zora Naladipha dari masa depan dan aku akan mengubah masa depan putri Zora seperti apa yang aku inginkan dan aku tidak peduli jika aku harus mengubah sejarah demi masa depanku sendiri" ucap Zora sambil tersenyum sinis.

"Bahasa gue kok jadi campur-campur gini ya?" gumam Zora pada akhirnya.

•••

jangan lupa vote komen rate dan like

Terpopuler

Comments

Sri Mulyaningsih

Sri Mulyaningsih

mantap

2022-02-10

0

Ayuk Adek

Ayuk Adek

lucu juga ya Zora

2021-09-16

0

AYU DANI

AYU DANI

mantap thor

2021-07-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!