MENIKAH DENGAN AKTOR STUPID ITU!
"Apa?" Prilly kaget saat mama dan papa nya menyampaikan bahwa dia akan dijodohkan dengan anak rekan kerja papanya.
Prilly sejak dulu tidak ingin dijodohkan, dia ingin menjalani hidupnya sesuai dengan kodratnya. Tidak ada pemaksaan ataupun perjodohan di dalamnya. Lagian dia belum mengenal siapa lelaki yang akan dijodohkan dengan dirinya. Bagaimana dia bisa menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dia kenal?
Prilly juga tidak ingin menikah untuk saat ini. Dia ingin impiannya terwujud dulu baru membangun rumah tangga. Dia ingin melanjutkan sekolahnya untuk meraih gelar dokter spesialis di Jerman tahun ini. Dia tidak ingin harapan dan segala angan-angannya hancur gara-gara perjodohan yang sama sekali tidak dia harapkan ini.
"Papa ingin kamu segera menikah, Nak! Papa ingin melihat kamu bahagia." Suara Robert Sanjaya membuyarkan lamunan Prilly.
"Papa pikir dengan menjodohkan ku dengan anak teman Papa itu aku akan bahagia? Tidak sama sekali, Pa! Dan Prilly ngga akan bahagia untuk selama-lamanya." Suara Prilly meninggi menahan emosi.
"Tenang dulu, Nak. Anak teman papa itu sangat baik dan bisa menafkahi hidupmu." Felissya menenangkan Prilly.
"Apa selama ini aku tidak bisa makan? Tidak bisa minum? Tidak tidur ditempat yang layak?" Prilly menatap papa dan mama nya.
"Bukan begitu, Nak. Papa dan mama ingin kamu segera menikah dan membangun rumah tangga agar nanti ada yang menjaga mu setelah papa tiada." Robert mendekati Prilly yang duduk di sofa di hadapannya.
"Ada Bang Rey yang akan menjagaku!" Prilly membantah.
"Rey juga tidak selamanya akan menjagamu, tidak selamanya ada untukmu. Dia juga akan menikah nantinya." Robert menatap Prilly tanpa berkedip.
"Bang Rey juga belum menikah, kenapa aku yang harus duluan menikah, Pa?" Prilly membalas tatapan papanya.
"Papa dan mama sudah menyuruh Rey untuk menikah sejak dulu, tetapi dia menolak dengan alasan mengejar cita-citanya." Robert menjelaskan.
"Prilly juga akan menikah setelah meraih gelar dokter spesialis!" tegas Prilly.
"Tapi mama ingin kamu segera menikah!" Felissya membuka suara karena sedari tadi hanya menyimak percakapan anak dan suaminya.
"Tapi Prilly sama sekali tidak mau menikah, Ma!" Mata Prilly berkaca-kaca. "Aku tidak mau menikah sebelum aku meraih gelar dokter spesialis itu! Jangan memaksa ku." Prilly berlalu meninggalkan Papa dan mama nya diruang tamu.
"Prilly, tunggu!" Suara Robert memanggil Prilly. Tapi Prilly tidak menggubrisnya.
Prilly menaiki anak tangga ke lantai dua untuk menuju kamarnya. Sungguh dia tidak habis pikir kenapa dia harus dijodohkan padahal dia ingin menggapai cita-cita nya yang sedang ada didepan mata ini.
Prilly membuka pintu dan menjatuhkan dirinya diatas kasur. Dia sangat pusing memikirkan ini semua. Papa dan mama nya selalu saja memaksa apapun keinginan mereka tanpa mikirkan sedikitpun kemauan Prilly.
Prilly bangkit dari kasur lalu berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Dia mencuci mukanya lalu berdiri memandang dirinya di cermin.
Aku tidak akan bisa menerima perjodohan ini! Tidak akan. Prilly bergumam sendiri sambil menatap wajahnya sendiri dicermin. Lalu dia bergegas keluar dan memilih mengambil beberapa buku koleksinya di rak buku untuk dibacanya.
Dia tidak bisa fokus membaca buku karena pikirannya yang sedang kacau. Dia melempar buku ke sembarang tempat. Lalu meraih ponsel nya yang terletak di atas nakas. Dia mengutak atik ponselnya dan tidak lama kemudian nada tersambung ke panggilan terdengar disana.
"Hallo, Ly! Ada apa? Tumben kamu nelpon Abang?" Suara seseorang dibalik ponsel itu. Ia adalah Abang nya Prilly yang sedang melanjutkan S2 nya di Amsterdam.
"Prilly kangen sama Abang, cepatlah pulang!" Suara Prilly terdengar memelas.
"Hahaha! Kau ini sangat manja sekali. Bulan depan baru Abang pulang. Sabarlah!"
"Tapi Prilly sudah sangat ingin bertemu dengan Abang, Prilly juga sudah merangkum banyak cerita untuk Abang. Prilly juga mau curhat sama Abang, ayolah pulang!"
"Kalau bercerita kan bisa lewat telponan juga seperti sekarang ini. Ceritalah sekarang!"
"Prilly tidak mau! Prilly mau cerita kalau Abang sudah disini saja."
"Dasar anak manja! Iya Abang akan pulang minggu depan. Sabarlah dulu!"
"Abang tidak bohong kan?"
"Mana mungkin Abang berbohong sama adek abang yang paling cantik ini. Abang janji pulang bulan depan, sayang!"
"Awas kalau tak jadi pulang. Prilly tidak akan memaafkan Abang seumur hidupku!" Suara Prilly mengancam Abangnya.
"Abang kan sudah berjanji, pasti akan Abang tepati. Tunggu saja. Sudah dulu ya? Abang ada kerjaan. Nanti lagi aja telponannya!"
"Awas saja kalau ingkar! Baiklah, jaga kesehatan ya, Bang. Prilly rindu sekali." Mata Prilly berkaca-kaca.
"Abang juga sangat rindu denganmu! Kamu juga jangan lupa makan, ya? Abang menyayangimu."
"Siap, Bang!" Prilly lalu mengakhiri panggilan itu.
Reyhan. Ia Abang Prilly satu-satunya. Prilly dan Reyhan hanya dua bersaudara. Umur Prilly sekarang 23 tahun sedangkan umur Reyhan 25 tahun. Mereka sangat akur sekali. Bahkan mereka tidak pernah bertengkar sama sekali. Apapun masalah Prilly pasti akan ia ceritakan kepada saudara lelakinya itu. Dia lebih mempercayakan Abangnya daripada mama ataupun teman dekatnya. Begitu juga dengan Reyhan.
***
"Bagaimana ini, Pa? Prilly tidak mau dijodohkan dengan anak rekan kerjanya papa." Felissya sangat bingung.
"Kita akan mencoba ngomong dengan Prilly nantinya. Prilly pasti akan mau jika dipaksa."
"Tapi mama kasihan dengan Prilly, Pa. Dia sangat tidak ingin ada perjodohan ini. Lagian dia juga mau melanjutkan sekolahnya di Jerman."
"Jangan pikirkan itu, Ma! Ikuti saja kata papa. Nanti Prilly bisa melanjutkan sekolahnya setelah dia menikah juga. Emang mama tidak mau menggendong cucu seperti teman-teman mama apa?" Papa Robert tersenyum menggoda.
"Yasudah, mama ikut saja. Mama juga iri melihat teman-teman mama yang sudah mempunyai cucu." Felissya akhirnya setuju dengan rencana suaminya.
Meskipun Felissya bimbang untuk menjodohkan Prilly atau tidak tapi keinginannya yang ingin segera menggendong cucu sangatlah besar. Robert dan Felissya bukannya tidak tahu perasaan Prilly, namun mereka tidak yakin kalau setelah menyelesaikan studinya di Jerman Prilly akan langsung menikah. Mereka tahu kalau Prilly tidak gampang jatuh hati pada seorang lelaki. Selama ini pun Prilly tidak pernah membawa pacar ataupun teman lelakinya ke rumah. Jadi Robert dan Felissya memutuskan untuk menjodohkannya saja.
Pernikahan paksa memang tak selamanya tidak bahagia. Akan ada benih cinta yang tumbuh seiring berjalannya waktu. Tidak mengapa jika sekarang mereka tidak saling mencinta. Tetapi lama kelamaan mereka akan saling mencintai. Karena Robert tahu pernikahannya dengan istrinya sekarang pun dulu tidak didasarkan oleh cinta. Awalnya mereka menikah karena wasiat kedua orangtua mereka. Keduanya sama-sama sudah mempunyai pasangan namun kandas oleh keinginan orangtua. Kini bukti cinta Robert dan Felissya sudah mempunyai dua anak yang sudah berumur kepala dua. Bahkan benih cinta itu sudah tumbuh lama sebelum Rayhan dan Prilly lahir. Percayalah jika sering bersama-sama maka ujungnya cinta pun akan mengikuti.
\*\*\*\*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Agil Safitri
Setuju bangettt
2022-11-15
1
Rukmanaesi
hai
2022-11-10
1
manda_
mampir thor
2022-11-10
1