Bertemu Lagi

Drrrt, drrt, drrtt!

Pelayan yang sedang sibuk di dapur segera mengangkat telepon yang berdering di ruang keluarga.

"Hallo, di sini kediaman Vekky Vanderick." Pelayan memperkenalkan diri.

"Iya, saya sendiri teman dari tuan Vekky. Apakah Tuan Vekky ada dirumah?" Suara diujung sana yang tak lain adalah Robert.

"Ooo ya, tuan. Tuan Vekky sedang dirumah. Tunggu sebentar saya akan memanggilkannya." Pelayan itu meletakkan gagang telepon ditempatnya lalu bergegas ke kamar Tuan Vekky.

Pelayan mengetuk pintu kamar majikannya dengan sopan.

"Masuk saja, pintu ngga dikunci." Suara Rayna dari dalam.

Pelayan itupun membuka pintu dan masuk kedalam sana.

"Maaf nyonya, tuan, menggangu waktunya. Tadi ada teman tuan yang menelpon lewat telepon rumah dan menyuruh saya untuk memanggilkan tuan."

"Ooo, baiklah. Saya akan segera kesana. Terima kasih," sahut Vekky. Pelayan itu berlalu keluar dari kamar majikannya.

                             ***

Prilly melangkah keluar kamar menuju meja makan. Sesampai nya di sana ia terheran-heran lalu memanggil bi Elen dan bertanya.

"Banyak sekali makanannya, bi. Apa ada acara?" Prilly mengernyitkan dahinya.

"Iya, non. Teman tuan katanya mau makan malam di sini," sahut bi Elen.

"Ooo, terima kasih, bi." Prilly mendudukkan tubuhnya dan memandang semua makanan yang begitu banyak di atas meja.

Tidak lama kemudian Felissya dan Robert pun turun menuju meja makan.

Tok, tok, tok!

Suara ketukan pintu dari luar. Prilly beranjak dari duduknya dan membuka pintu itu karena pelayannya yang sedang sibuk didapur.

Senyuman Prilly pudar ketika mengetahui siapa yang datang.

"Selamat malam, Prilly!" sapa wanita yang sama ketika kemarin lusa makan malam dirumahnya.

"Selamat malam juga, tante. Silakan masuk." Prilly mengulum senyum. Ketiga tamunya itu pun masuk dan langsung menuju meja makan.

Robert dan Vekky berpelukan begitu pula dengan Felissya dan Rayna. Mereka terlihat bahagia sekali dengan pertemuan itu. Tapi tidak dengan Prilly, ia sangat tidak mengharapkan pertemuan itu karena Prilly sudah menduga mereka bertemu pasti untuk membahas perjodohannya dengan anak dari teman papanya.

Kendrick memandangi Prilly yang memasang muka datar dan masih berdiri mematung. Seketika mereka beradu pandang. Prilly dengan cepat mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.

Saat menyantap makan malam Prilly hanya diam mendengarkan pembicaraan Robert dan tamunya. Prilly jadi tidak berselera makan. Dia hanya mengaduk-ngaduk makanannya.

Makan malam pun usai. Robert mempersilahkan tamu nya untuk duduk diruang tamu. Prilly pun ikut nimbrung disana karena permintaan papanya.

Hufttt!

Kalo bukan karena mengikuti keinginan papa, tidak mungkin aku duduk di sini!

"Maksud saya mengundang keluarga tuan Vekky kesini adalah untuk membahas lanjut tentang perjodohan anak kita." Robert tanpa basa basi membuka pembicaraan itu.

Tamunya itu tersenyum ke arah Prilly yang duduk melamun.

"Bagaimana kalau pernikahannya dilaksanakan minggu depan?" ucap Rayna yang membuat Prilly kaget.

"Hah? Menikah?" Prilly membuka suara.

"Iya, nak. Papa dan mama sudah membicarakan masalah ini dengan keluarga nya nak Kendrick." Felissya ikut memberikan suara yang langsung diiyakan oleh keluarga teman papanya itu.

"Kenapa tidak membicarakannya dengan Prilly terlebih dahulu?" sahut Prilly tak terima.

"Papa dan mama ingin memberikanmu surprise!" ucap Felissya dengan tersenyum merekah memandang Prilly.

Surprise macam apa ini? Sungguh gila! Ingin sekali dia melontarkan ucapan nya itu dengan keras. Tetapi karena ia tahu sedang ada tamu ucapannya itu hanya ia lontarkan dalam hatinya.

"Bagaimana nak Kendrick, apakah kau bersedia?" Robert memandang Kendrick yang duduk di sebelah kedua orangtuanya.

"Saya siap, om," jawab Kendrick sambil melirik Prilly yang terlihat memasang wajah tak ramah.

"Syukurlah!" ucapan itu memenuhi ruangan tamu. Betapa bahagia nya kedua keluarga itu. Kecuali Prilly.

Papa dan mama memang tidak menyayangiku! Mereka tidak adil, bahkan masalah sebesar ini mereka tidak membicarakan nya terlebih dulu denganku! Ingin sekali rasanya Prilly menumpahkan kekesalan nya dengan menangis di sana. Tapi ia urungkan karena ada tamunya di sana.

Prilly menatap sendu orang-orang yang sedang berbahagia diatas penderitaanya. Mereka tertawa-tawa tanpa memperdulikan Prilly yang sedang duduk terdiam di tempatnya.

Kendrick menatap Prilly yang sedang membisu. Ada rasa penasaran dalam diri Kendrick.

Prilly izin meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya. Felissya dan Robert mengizinkannya. Prilly berjalan gontai menaiki tangga satu persatu. Ada rasa kecewa yang begitu dalam ia rasakan.

Sampai dikamarnya ia merebahkan dirinya diatas kasur dan merenungi apa yang terjadi pada dirinya.

Argghh!

Aku sangat pusing! Prilly *******-***** kepalanya. Ia sangat frustasi.

Menikah dalam waktu 2 minggu lagi? Lelucon apa ini?

Prilly mengambil novel kesukaannya lalu menenggelamkan diri pada alur cerita novelnya tersebut. Mungkin ini yang bisa membuatnya melupakan masalah nya sekarang.

Disisi lain Kendrick membisu menatap kepergian Prilly. Apalagi tadi pagi ia sudah memastikan siapa sebenarnya wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya itu.

Karena sudah larut malam keluarga Vekky akhirnya pamit mengundurkan diri.

"Dimana Prilly? Saya ingin melihat mukanya sebelum menjadi menantu saya." Celoteh Rayna yang disambut tertawa oleh orang-orang yang mendengarnya, tentunya kecuali Kendrick.

"Sebentar saya panggilkan dulu," sahut Felissya.

"Tante, tunggu!" Kendrick menghentikan langkah Felissya yang beranjak memnggilkan Prilly di kamarnya.

"Ada apa, nak?" Felissya menoleh.

"Bolehkah saya saja yang memanggilkan Prilly?" Kendrick meminta izin Felissya dan Robert.

"Tentu saja boleh. Silakan, itu kamar Prilly dilantai atas." Felissya mengizinkan Kendrick sambil menunjukkan di mana kamar Prilly. Robert hanya tersenyum.

Kendrick melangkah menaiki tangga. Sampai di depan kamar Prilly ia ragu untuk mengetuk pintu.

Prilly sedang asyik berguling-guling salto diatas kasur membaca novel kesukaannya. Aktivitasnya terhenti ketika suara ketukan pintu dari luar. Ia berdiri dan membuka pintu. Prilly terkejut menemukan siapa pemilik wajah yang mengetuk pintu kamarnya. Tak lain dan tak bukan adalah calon suaminya.

Arghh, ****! Umpat Prilly dalam hatinya.

"Mamaku ingin bertemu denganmu sebelum pulang, makanya aku ke sini memanggilmu." Suara Kendrick datar. Prilly berlalu meninggalkan Kendrick dan kemudian keluar. Prilly menerobos tubuh Kendrick yang menghalanginya.

"Mau sampai kapan kamu berdiri disitu?" Prilly memasang muka tak ramah.

Sombong sekali dia!

Sialan. Kendrick berhasil meloloskan perkataanya walau dalam hatinya. Lalu bergegas turun mengikuti langkah Prilly.

Prilly menemui calon mertuanya dan sedikit berbasa-basi di sana. Prilly mengantar keluarga teman papanya sekaligus calon mertua dan calon suaminya sampai di depan pintu. Memandangi mobil yang baru saja berlalu dari parkiran dengan harapan mereka tidak akan pernah lagi menginjakkan kakinya di rumah itu. Apalagi untuk menikah dalam waktu dua Minggu lagi Prilly sungguh akan gila dan segera mengikhlaskan dirinya sendiri hidup di rumah sakit jiwa saja rasanya. Rencana mama dan papanya memang lain dari yang lain. Menikah dua minggu lagi? Dikira ujian kenaikan kelas kali ah.

Prilly lalu terbang ke dalam kamarnya dan mengingatkan kalian untuk vote.

\*\*\*\*

Terpopuler

Comments

Anawaimi_le

Anawaimi_le

Sangat lain huhu

2022-11-15

0

Agil Safitri

Agil Safitri

Agak Laen ya ortumu

2022-11-15

1

Nis Nis

Nis Nis

Makin kesini makin penasaran

2022-11-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!