OB Tampan Pencuri Hatiku

OB Tampan Pencuri Hatiku

BAB 1

Perkenalan

Dimas Saputra. Seorang pemuda tampan, sholeh, dan pekerja keras. Dimas anak tunggal yang hidup di tengah keluarga yang sederhana. Walaupun mereka hidup sederhana, tetapi kebahagiaan selalu menyelimuti keluarga ini.

Sofia seorang ibu dari Dimas yang bekerja sebagai karyawan toko. Dan ayah Dimas yang bernama pak Bayu, bekerja sebagai karyawan pabrik.

Kehidupan mereka sangat sederhana, bisa dibilang sangat jauh dari kata mewah. Akan tetapi semua itu tidak pernah dibuat masalah oleh Dimas, dia merasa sangat bersyukur memiliki keluarga yang sangat menyayanginya. Walaupun semua keinginannya harus pupus oleh ekonomi keluarga mereka yang memang hidup dengan pas-pasan.

Dimas bercita-cita untuk bisa berkuliah di universitas ternama. Akan tetapi apalah daya dirinya sadar bahwa itu hanyalah impian semata. Tempat itu hanya di tempati oleh anak-anak orang elit dan itu sudah pasti anak dari pengusaha-pengusaha besar di kota itu.

Ada juga yang dari luar kota yang memang berkeinginan memasukinya. Dan kini Dimas bekerja di sebuah restauran karna hanya mempunyai ijazah SMA. Dimas berencana akan melanjutkan kuliahnya jika sudah mendapatkan uang dari hasil kerjanya.

Dimas di didik dengan sangat baik oleh kedua orang tuanya, jika dia menginginkan sesuatu, maka dia harus menabung dan harus berusaha sendiri bagaimana pun caranya, akan tetapi dengan catatan dengan pekerjaan yang halal pastinya.

Dimas kini tumbuh menjadi seorang pemuda yang sholeh, tampan dan beretika. Dimas sangat sopan terhadap siapapun, terutama kepada orang yang lebih tua. Apalagi kepada kedua orang tuanya yang telah membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Dimas sangat menghormati kedua orang tuanya itu.

.

.

.

Berbeda dengan Lisa,

Lisa Putri Haristian. Seorang putri tunggal dari keluarga terpandang di kota tersebut.

Apapun yang dia inginkan semua akan dia dapatkan dengan sangat mudah, karena dia mempunyai fasilitas yang serba ada.

Lisa adalah putri tunggal dari papa Aditya Aska Haristian dan mama Enitasari Haristian.

benar Lisa memiliki keluarga yang utuh, dan hidup sangat mewah. Tetapi dia sering merasa sedih karena tidak adanya kasih sayang yang sempurna dari kedua orang tuanya. Kasih sayang yang diberikan oleh kedua orang tuanya tak seperti keluarga dimas. Lisa hanya dimanjakan dengan harta.

Orang tua Lisa mempercayakan anak semata wayangnya kepada art di rumahnya. Mereka jarang bermain dengan lisa karena sibuk dengan bisnis mereka masing-masing. Hingga kini Lisa tumbuh menjadi anak yang sedikit acuh karena kurang kasih sayang. Dan dia lebih suka menyendiri daripada kumpul bersama teman-temannya.

Semua karakternya tentu dari sifat kedua orang tuanya yang tidak memperhatikannya sejak kecil. Papa Adit memang baik, akan tetapi dia tidak menyadari bahwa kasih sayang untuk putrinya begitu berpengaruh terhadap karakter anaknya.

Begitu juga dengan mama Ita, sang ibunda dari Lisa, dia sibuk mengurus salon dan butik nya. Walaupun karyawan mama Ita sudah banyak, tetapi mama Ita tetap mengawasinya setiap hari. Mama Ita mempunyai salon dan butik yang dia kelola sendiri sejak setelah menikah dengan papa Adit, ayahnya Lisa.

Karena menurutnya wanita juga harus berkarir, tidak semata-mata menunggu hasil dari sang suami. Mama Ita tidak mau terlalu menggantungkan kebutuhan keluarganya hanya dari penghasilan suaminya.

Bukan karna kekurangan uang atau mama Ita yang ragu kalau uangnya akan habis, namun

menurut mama Ita dengan berpenghasilan sendiri dia akan mempunyai kesibukan dan menjadi kebanggaan tersendiri.

.

.

.

Untuk sekarang ini Lisa merasa sangat kesepian ketika kedua orang tuanya bekerja.

Dia hanya bisa berdiam diri di rumahnya bersama art-nya. Kadang Lisa merasa malas untuk bermain dengan teman sebayanya. Karena menurutnya dia hanya akan membuang-buang uang hasil kerja keras orang tuanya. Dan itu yang membuat dia semakin sedih bila mengingat orang tuanya yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Terkadang Lisa juga merasa dirinya tidak penting atau tidak diharapkan di keluarganya,

karena orang tuanya yang sering tak punya waktu untuknya.

Pernah suatu ketika Lisa menginginkan berlibur agar orang tuanya tak hanya memikirkan pekerjaannya, tetapi lisa malah di suruh pergi bersama teman-temannya, atau minta di temani bi inah saja. dengan alasan mereka sibuk. Begitu juga saat dia ingin belanja kebutuhannya, Lisa selalu saja di temani art-nya yang bernama bi inah.

Bi inah ini lah yang Lisa anggap sebagai ibunya, karena bi inah yang selalu mengerti keinginan Lisa. Dan bi inah juga yang menyayangi lisa melebihi ibu kandungnya sendiri.

Bi inah bekerja sebagai art di keluarga Haristian semenjak papa Adit dan mama Ita menikah. Jadi Lisa dekat dengan bi inah karna bi inah juga yang mengurus Lisa sejak dia masih bayi.

.

.

.

Di meja makan...

Bi inah: "Non jangan melamun, tidak baik loh non sering melamun seperti itu."

Lisa: "Nggak kog bi.. Lisa ga melamun."

Bi inah: "Jangan bohong non, bibi dari tadi perhatiin non, non lisa terus saja melamun. Ada apa non? cerita sama bibi."

Lisa meneteskan air matanya.

Lisa: "Bii, apakah mama sama papa ga sayang sama lisa?" masih dengan suara yang di tahan supaya tidak menangis.

Bi inah : "Non Lisa kog ngomongnya gitu?mama sama papa non sangat sayang sama non."

Lisa : "Kalau mereka sayang, kenapa mereka ga memperhatikan lisa bi?"

Bi inah: "Mereka hanya lagi sibuk non, udah jangan mikir yang macem-macem lagi non."

Lisa: "Iya bii, mereka sibuk hingga mereka tidak memperdulikan Lisa."

Bi inah: "Bukan begitu non, mereka bekerja kan juga buat membahagiakan non."

Lisa: "Lisa akan lebih bahagia jika mendapat kasih sayang bi." Lisa bicara sambil terisak, sekarang air matanya sudah benar-benar mengalir di pipi gadis cantik itu.

Bi inah: "Non, sudah ya jangan menangis, di sini ada bibi yang akan selalu menemani non."

Lisa: "Makasih ya bi." sambil memeluk bi inah.

Bi inah menghapus air mata lisa sambil berkata: "sudah ya non, jangan mikir yang macem-macem lagi, itu ga baik non. Tuan sama nyonya sangat menyayangi non, mereka bekerja keras untuk membahagiakan non Lisa, untuk masa depan non Lisa. Bibi yakin tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya."

Lisa: "Makasih ya bibi selalu bisa ngertiin Lisa, Lisa ke kamar dulu ya bi."

Bi inah: "Non makan dulu, ini dari tadi makanannya hanya di lihatin saja, ga di sentuh sama sekali." sambil mengangkat piring yang terdapat makanan Lisa.

Lisa: "Makanannya buat bibi saja, Lisa ga laper bi."

Bi inah: "Jangan gitu non, sini bibi suapi. Ini kan masakan kesukaan non lisa, dari dulu non selalu senang jika di suapi oleh bibi.

sini non." kata bi inah sambil menepuk kursi kosong sebelahnya duduk.

Lisa: "Baiklah bii, terimakasih."

Bi inah: "Sudah non, jangan bilang terima kasih terus sama bibi, ini sudah menjadi tugas bibi."

Lisa tersenyum.

Bi inah:...

Terpopuler

Comments

Harullah Thahir Diwolu

Harullah Thahir Diwolu

mampir Thor 🙏

2022-08-22

0

Abdul Yaden

Abdul Yaden

seru kayanya nich

2022-05-30

0

Rusli Adi

Rusli Adi

ok, lanjut

2021-12-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!