SYAIMA
Kisah ini terjadi di tahun 90'n yang belum ada handphone, waktu itu umumnya komunikasi pribadi hanya lewat surat atau wartel.
Nama ku adalah Syaima umur 16 tahun, wajahku oval dengan mata sayu dengan kulit umumnya cewek asia, walau sedikit putih kerena nenek moyang ibuku keturunan China serta nenek moyang bapak ku dari Arab, perpaduan yang lumayan unik jadilah aku.
Di sebuah rumah yang cukup sederhana aku tinggal bersama bapak, ibu juga Rafa adik laki- laki berumur 5 tahun.
Aku masih duduk di bangku SMU punya teman geng yang terdiri dari Fani, Mae, Yuli, Siti dan Dian.
Aku juga punya pacar namanya Fatir, dia tampan juga kharismatik karena masih keturunan ningrat yang masuk jajaran orang - orang kaya di kotaku.
Sekolahnya pun berbeda denganku karena dia bersekolah di SMU elite.
Pertemuan kami terjadi sewaktu aku sedang main di rumah Ira, tetangga samping rumah yang ternyata sepupunya Fatir, tidak lama setelah pertemuan itu, Ira langsung datang ke rumahku.
Waktu itu sore hari, Aku sedang duduk di teras sambil membaca buku cerita, sedangkan Rafa tengah main mobil - mobilan dengan bermuatan pasir yang ada di halaman rumah.
"Hai... hai..., Syai gimana kabarnya?, lagi ngapain?". Tanya Ira yang baru nyampe di depan rumah dan langsung duduk di sampingku.
"Baik Ra, tumben mampir ada apa ?". Tanyaku dengan sedikit mengerutkan dahi.
"Hemmm, yang pasti ada kabar penting bangetlah makanya aku kesini". Jawab Ira sambil tersenyum.
" Aahh, apaan sih Ra bikin penasaran saja". Tanyaku makin heran.
"Tenang, tenaang.., dulu Syai, kamu tau si Fatir kan". jawab Ira malah balik nanya.
" Iya tau lah diakan sepupu mu, emangnya ada apa dengan dia ?". Tanyaku dengan nada males.
"Hehe.., dia naksir kamu, malah dia juga nitipin suratnya, ini coba lihat dan baca". Jawab Ira sambil memberikan amplop kuning motif bunga.
"Iih..., Ira jangan bercanda deh, paling juga kamu sendiri yang nulis suratnya, mau ngerjain aku ya, ayo ngaku deh". Ucapku.
" Ya elah, serius ini mah neng coba deh baca dulu". Jawab Ira setengah memaksa.
Aku pun membuka dan membaca isi dari surat itu, sejenak aku diam untuk berpikir tapi suara ira mengagetkan ku.
"Gimana, gimana..., Syai apa isinya ?". Tanya Ira ternyata dia ingin tau juga isi dari surat itu.
Tadinya aku pikir surat ini adalah rekayasa Ira untuk ngerjain aku, tapi melihat dari tulisan kata - katanya jelas surat itu bukan bikinan Ira.
Aku hanya menghela napas, lalu kuberikan kembali surat dari Fatir itu ke Ira untuk membacanya sendiri.
"Horeee.., yeeeey, Syai kamu bakal jadian sama Fatir kan ?, kita akan lebih sering main bareng dong". Seru Ira kegirangan sambil teriak - teriak, sontak saja membuatku melotot sambil menempelkan jari telunjuk ke bibir.
"Uussttt... diam Ra jangan kenceng-kenceng, nanti ibu ku denger bisa berabe". Kata ku.
Ira langsung diam sambil menutup mulutnya pakai tangan dia lupa jika sedang berada di rumahku.
Di dalam surat itu, tertulis pernyataan cinta Fatir yang harus ku jawab segera, karena besok lusa dia akan datang ke rumahnya Ira, untuk mendengarkan langsung jawaban cintanya dari ku.
Setelah itu, Ira pun pamit pulang karena ada pekerjaan rumah yang belum diselesaikan.
Sambil tersenyum Ira pergi, sedangkan aku diam memikirkan jawaban apa yang harus aku kasih ke Fatir nanti.
*Aku tidak tau cinta itu kaya gimana dan seperti apa rasanya, tapi aku juga tidak bisa menolaknya karena tidak enak sama Ira, mungkin harus menjalaninya dulu biar tau ". Batinku.
Hari yang di tunggu pun tiba, meski pikiranku masih bingung menjelang petang aku pergi pergi ke rumah Ira, setelah tadi pagi Ira menemui ibu dan meminta ku datang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah Ira, ku lihat Fatir sudah menunggu duduk di ruang tamu, aku pun memilih masuk lewat pintu belakang biar bisa bertemu dengan Ira lebih dulu, sebelum akhirnya menemui Fatir.
Dengan langkah perlahan segera aku mencari keberadaan Ira ke kamarnya.
Pintu kamar Ira di biarkan terbuka, mungkin sengaja karena dia sedang menungguku.
Aku pun masuk dan menyapa Ira yang tengah asik membaca novel.
" Hai Ra". Ucap ku dengan suara pelan.
" Eh...., hai juga, Syai ko lama sekali sih dia sudah nungguin dari tadi lho". Jawab Ira sambil cemberut.
Aku tidak menjawab dan hanya tersenyum getir.
"Ayo cepat temuin kasihan kan dia udah nunggu lama". Ucap Ira.
Kaki ku terasa berat padahal jarak dari kamar ke ruang tamu cuma beberapa meter.
"Ayoo..., ayooo..". Ajak Ira sambil menyeret ku ke hadapan Fatir.
*Duuh... malunya, kenapa sih jadi begini padahal waktu dulu bertemu biasa saja". Batin ku.
"Naah, inj orangnya Fa baru muncul". Ucap Ira.
Ku lihat Fatir tersenyum lalu bangkit mengajak ku salaman.
"Syaima". jawabku waktu tangan kami saling menyapa.
"Oh.. iya, Fatir ". Jawabnya sambil tersenyum.
"Hemmm, sekarang kalian berdua ngobrol yang anteng ya, aku tinggal dulu daahh ". Ucap Ira langsung pergi ke kamarnya meninggalkan kami berdua.
Suasana menjadi hening Aku dan Fatir mungkin sama -sama canggung, belum tau harus mulai bicara dari mana dan kata apa.
Setelah setengah jam berlalu tiba -tiba Fatir berdehem.
"Syai, bagaimana jawabannya ?". Tanya Fatir langsung pada intinya.
"Heeekkk". tenggorokan ku terasa tersumbat duri, aku hanya melongo sambil menelan ludah, melihat ku diam saja Fatir menggeser tempat duduknya mendekat, lalu tangannya mulai bergerak memegang tangan ku.
" Syaima apakah mau jadi pacarku ?". Tanya Fatir lagi sambil menatapku.
Aku pun menoleh lalu melepaskan tangan dari genggamannya.
* Iiiihhh, risih banget belum apa - apa sudah berani pegang -pegang tangan dasar cowok aneh". Batin ku.
"Oh.., maaf Syai tidak sengaja terbawa suasana, hehehe". Ucap Fatir seakan tau kalo aku kesal saat tanganku di pegang olehnya.
Kulihat wajah Fatir tampak bersemu merah, mungkin menahan malu jadi terlihat sangat gugup.
"Syai.., mau tidak jadi pacar ku ?". Tanya Fatir untuk yang ke tiga kalinya dengan pertanyaan yang sama.
Aku masih diam bingung antara iya dan tidak, sedangkan aku tau Ira pasti sedang menguping di balik kamarnya sambil menahan tawa.
Lalu untuk kesekian kalinya Fatir bertanya dengan tatapan sayu seolah - olah memohon.
"Syai gimana ?". Tanyanya lagi.
Aku pun tak tega tanpa bersuara, ku anggukan kepalaku pertanda aku menerima jadi pacarnya.
"Aaahh... makasih Syai". Ucap Fatir terdengar lega.
"Syai, kamu tidak terpaksa kan menerimaku". Tanya Fatir seolah tau isi pikiran ku.
* Diih.., ini orang aneh banget ya, udah tau terpaksa masih nanya juga, kalo bukan karena si Ira males aku pacar - pacaran". Batin ku yang mulai kesal.
Namun aku berusaha untuk tersenyum dan menggelengkan kepala sebagai jawabannya.
"Hehe... makasih ya syai. Oia.. malam minggu ini, mau tidak jalan ke pasar malam, sekalian rayain hari jadian kita? ". Ajak Fatir penuh semangat
" Hhmm... boleh, tapi Ira juga harus ikut". Jawabku.
" Iya nanti aku akan ajak Ira juga".Ucap Fatir.
Begitulah awal mulanya hubungan ku dan Fatir yang terjalin dengan terpaksa tanpa ada rasa cinta atau apapun.
Malam minggu itu pun menjadi moment yang sangat berkesan, karena untuk pertama kalinya aku jalan - jalan ke pasar malam, karena biasanya aku selalu di rumah menghabiskan waktu dengan belajar.
Perasaan ku waktu itu ada, rasa seneng, malu, takut, canggung dan lainnya mungkin seperti permen nano - nano yang banyak rasanya.
🌸🌸🌸
Hubungan aku dan Fatir pun berjalan lancar tanpa ada masalah, meskipun kami jarang bertemu, tapi aku merasa Fatir cowok yang baik dan setia.
Hampir setiap bulannya jika tidak bisa menemui ku, Fatir selalu menitipkan surat sebagai ucapan maaf yang dia titipkan ke Ira.
Tak terasa hubungan kami pun sudah menginjak 1 tahun, waktu yang cukup lama untuk saling mengenal, tapi karena kesibukan kami sebagai pelajar, maka pelajaranlah yang menjadi prioritas dan kami hanya bertemu beberapa kali, itu pun harus ngumpet - ngumpet, karena bukan hanya malu jika ketahuan, tapi bisa jadi aku di marahi sama ayah dan juga ibu.
Hari - hari di sekolah ku tidak ada yang istimewa, semuanya berjalan biasa saja. Terkadang aku merasa jenuh dengan kegiatan sekolah.
Sampai akhirnya hari itu tiba, dimana pacarku Fatir pindah sekolahnya ke ketempat ku, entah apa yang membuat dia menggambil keputusan itu, hingga sisi gelap masa lalu keluarganya pun terungkap dengan sendirinya.
🌸🌸🌸
hai...para reader,
sampai disini dulu ya,
masih ada banyak episode yang mendebarkan.
Jangan lupa like, komen dan vote.
Terimakasih. ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Karita Ta
Assalamualaikum kak, Karita hadir nih ✨
2021-04-25
0
Poernama 💜💜💝💝
Bismillah aku mulai membacanya nemu di fb dan hati pun tertarik
2021-02-14
1
Inaliemitis
aku baca episode 1 dulu ya kak. ini udah malem soalnya. wkwkk. nanti aku lanjutin besok. sebenarnya ceritanya nagih.tapi mataku udah cukup lelah hehe. semoga kak author sehat selalu.
2021-02-11
1