Pak bambang guru BP memperkenalkan seorang siswa baru pindahan dari sekolah Elite yang terletak di pusat kota, namanya Fatir Framayudha Athmaja Wijaya Kusuma Diningrat.
Wajahnya blasteran sunda -jawa -polandia usia 17 tahun, dengan tinggi 175 cm, hobby basket, kulit putih, hidung mancung dengan mata biru yang indah dan rambut di belah dua agak pinggir dan sedikit panjang, menjadikannya terlihat begitu menawan bak aktor Hollywood.
Semua mata memandangnya dengan takjub terkecuali diriku yang menunduk malu pura - pura sedang membaca .
"waaah..., ganteng banget, Fatir sudah punya pacar belum ?". tanya Melly salah satu murid cewek cantik di kelasku.
"huuuuuu....". semua murid meneriaki m
Melly.
" iihh, kalian semua rese ya". ucap Melly dengan wajah kesal yang di ledekin oleh semua teman sekelasnya.
"eh, Fatir besok mau ikut kami ke air terjun tidak ?". tanya Tania cewek yang sok cakep diantara geng nya Melly.
"iya, Fatir ikut ya ?". ajak Melly juga tidak mau kalah dari Tania.
Sedangkan Fatir hanya tersenyum tanpa menjawab apapun.
"udah, sekarang Fatir silahkan duduk, dan anak-anak tolong bantu Fatir mengenal sekolah kita ya". suara pak Bambang menutup perkenalan anak baru, lalu pergi meninggalkan kelas kami yang mulai ramai dengan candaan juga ledekan.
Fatir pun duduk di barisan belakang tempat duduk ku, sejak awal Fatir terus tersenyum dan melirikku, membuat Fani yang berada di samping ku bertanya.
"Syai, anak baru itu dari tadi ngeliatin kamu terus deh dia naksir kayanya". ucap Fani berbisik di telingaku.
Aku hanya tersenyum getir, sambil membayangkan pasti akan jadi berita heboh jika Fani tau Fatir ternyata pacarku, karena Fani salah satu anggota Mading setiap ada kabar yang menarik selalu dia tulis dan tempelkan di Mading sekolah, semua itu sengaja dia lakukan agar para siswa semangat untuk melihat dan membaca berbagi informasi juga karya - karyanya yang tertera di Mading.
"Syai, jawab dong". tanya Fani lagi.
"apa sin Fan ! , udah ah jangan bahas itu, sebentar lagi pak Budi guru akuntansi akan datang bisa mumet kepalaku nanti". kilah ku yang enggan memperpanjang pembicaraan.
Terdengar suara anak- anak cewek gengnya Melly bertanya- tanya pada Fatir, sambil menggodanya dengan suara - suara manja has mereka, tapi itu tidak berlangsung lama karena pak Budi pun datang lalu memulai pelajarannya setelah menyapa Fatir terlebih dahulu.
Di kelasku geng anak cewek ada tiga kelompok,
geng Melly
geng Fahra dan,
geng ku.
Meskipun begitu, ketiga geng cewek ini selalu akur, tidak pernah ada konflik saat belajar di sekolah maupun di luar sekolah, hanya saja bila ke kantin atau ada tugas kelompok ketiga geng ini selalu terpisah seolah mereka punya tempat dan topik tersendiri.
Gengnya Melly yang mendominasi kelas, secara mereka anak-anak orang kaya yang berwajah cantik.
Sedangkan gengnya Fahra di huni oleh para cewek kutu buku yang suka menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan, mereka juga kebanyakan dari golongan bawah dengan ekonomi pas - pasan.
Lalu gengku yang pertengahan dan terlihat biasa-biasa, tapi kalo dari kepintaran gengku lah yang paling unggul di antara ketiga geng itu.
Karena mulai dari bangku SMP sampai SMU, aku selalu juara 1 sampai mendapatkan beasiswa prestasi dari pemerintah, berupa uang tunai setiap bulannya dan itu sangat membantu ku memenuhi keperluan sekolah tanpa harus meminta pada ayah juga ibu.
Fani, Yuli, Dian, Mae dan Siti juga pintar, karena kelimanya selalu masuk dalam rangking sepuluh besar di kelas.
💥 Kata orang kepintaran itu bisa menular, dengan cara kita selalu dekat, berkomunikasi, mencontoh dan juga mengikuti pemikiran orang - orang yang pintar juga cerdas.💥
Melly dan gengnya pun merasa segan karena jika mereka kesulitan mengerjakan tugas selalu minta tolong padaku.
Jam pelajaran silih berganti dan tiba bel berbunyi lama, pertanda waktunya pulang.
Aku buru-buru membereskan buku dan alat tulis, lalu keluar kelas dengan setengah berlari setelah pamitan sama Fani.
"Fan..., aku buru-buru, tolong bilang sama yang lain aku ada urusan daaah..". ucapku.
"tunggu Syai.., eh...Syai". pinta Fani tapi terlambat karena aku sudah menghilang dari pandangannya.
" kenapa sih dia, dari kemarin tiap bel pulang berbunyi langsung kabur kaya di kejar hantu saja". gumam Fani merasa heran.
Aku terus berjalan cepet menuju gerbang luar sekolah, takutnya Fatir mengejar.
"syai.., syai.., tunggu syai". terdengar teriakan suara cowok memanggil ku di belakang.
*aduh gawat ini, aku harus terus berlari tidak boleh berhenti". batinku.
Ku percepat laju kaki melangkah, tapi teriakan orang yang manggil masih saja terdengar, bahkan semakin mendekat.
"Syai... tunggu, besok jadi tidak ? ". tanyanya.
sontak aku kaget dan berbalik ke belakang.
"Vino, kamu ngapain ngejar-ngejar aku ?". tanyaku heran dengan napas ngos-ngosan.
"kamu yang kenapa ?, di panggil-panggil malah lari terus kaya orang ketakutan, ada apa sih ?". tanya Vino balik bertanya karena merasa heran melihat tingkah ku, dia pun mendekat sambil meredam napasnya yang terengah-engah.
"hehehe... tidak kenapa - napa Vin, aku hanya buru-buru ada urusan, kamu juga kenapa manggil - manggil". tanya ku sambil tersenyum.
"lah kan tadi pagi kamu bilang mau ngasih jawabnya pas pulang sekolah, gimana sih !, jangan - jangan kamu lupa lagi, hadeeeehh...
besok gimana jadi tidak ? aku jemput ya ! ". tanya Vino dengan sedikit kesal.
"oia..aku lupa Vin, maaf ya besok tidak bisa datang, karena aku harus ikut ibu jenguk nenek". jawabku langsung menolak ajakannya.
"aahh.., ya sudah lah kalo begitu, tapi usahakan datang ya, tidak mengapa siang juga aku dan yang lain pasti menunggu mu di air terjun". ucap Vino masih berharap.
"oke Vin.. ! aku duluan ya, daaah ". jawab ku langsung pergi meneruskan langkah menuju rumah, tanpa menghiraukan Vino yang masih berdiri menatapku.
*begitu susahnya dapetin kamu Syai". batin Vino.
Aku berjalan terus menyusuri jalanan setapak yang di lalui mobil dan motor, tak beberapa lama terdengar bunyi klakson motor dari belakang, aku pun menolehnya.
*Deg.. deg.., ya ampun sejak kapan orang ini ngikutin dan berada di belakangku, padahal tadi aku udah pulang buru - buru, sampai berlari segala agar tidak bertemu dengannya ". batinku merasa kesal karena Fatir kini sudah berada tepat di belakangku.
"hai... syai, ayo naik biar aku antar sampai rumah". ajak Fatir dengan senyumnya yang menawan.
"tidak usah Fa, biar aku jalan kaki saja sudah deket ko". jawab ku dengan senyum terpaksa.
"udah ayo naik, sekalian ada hal yang ingin aku tanyakan". ucap Fatir.
*waduh gawat dia mau tanya apa ya, atau jangan - jangan Fatir lihat aku sama Vino ngobrol tadi". batin mulai gelisah.
Lalu dengan terpaksa aku pun naik motornya, sebenarnya aku minder jika jalan sama Fatir, apalagi naik motor ninja yang telah di modifikasi, dengan warna merah menyala berpadu hitam, siapa yang memilikinya sudah pasti dia adalah orang kaya pada jaman itu.
Fatir pun melajukan motor nya dengan perlahan, tiba di perempatan jalan dia malah berbelok arah dari jalan yang menuju rumah ku, hingga membuatku heran dan bertanya.
"Fa..., ini mau kemana ?, bukannya arah rumah ku kesana ". tanya ku sambil menunjuk arah jalan yang kami lewati.
"kita akan jalan- jalan dulu sebentar ya, ini kan hari sabtu kebetulan ada tempat bagus yang ingin aku tunjukan padamu". jawab Fatir santai.
Aku terdiam tapi dalam hatiku ada rasa senang, karena sudah lama tidak jalan-jalan untuk melihat pemandangan meski hanya sekedar cuci mata.
"syai.., pegangan ya". suara Fatir membuyarkan lamunanku.
Dengan ragu - ragu aku beranikan untuk memegang sedikit bajunya Fatir agar tidak menyentuk pinggangnya.
Fatir tersenyum geli melihat tingkahku tapi dia tidak berani memaksakan tanganku untuk memeluknya karena tau pacarnya tidak belum biasa bersentuhan dengannya.
🌸🌸🌸
hai.. para readers sampai disini dulu ya,
maaf masih banyak kekurangan,
dukungan terus dengan memberkan like, vote dan komentar biar saya bisa terus berkarya.
Terimakasih.😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Poernama 💜💜💝💝
Semoga sukses thor bagus karyanya
2021-02-14
1