Setelah memakan waktu sekitar 30 menitan, kami pun sampai di sebuah danau yang lumayan lebar, dengan pemandangan yang menawan, burung - burung kenari berterbangan, bunga sepatu bertebaran mengelilingi danau, suasana begitu tenang mampu membuatku merasa nyaman dan damai.
Tidak jauh dari danau ada gubuk - gubuk kecil, bangku, mushola, juga warung- warung yang berjejer menyediakan berbagai macam makanan dan minuman.
Fatir pun memarkirkan motornya di tempat parkiran yang tidak jauh dari danau, setelah lebih dulu menurunkan ku.
Aku berjalan menuju tepian danau lalu duduk di bangku yang tersedia.
" Syai..". panggil Fatir.
" hemmm....". jawab ku yang lagi asyik melihat ikan - ikan yang ada di dalam danau.
"besok kamu ikut ke air terjun ? ". tanya Fatir lalu duduk di sampingku.
"belum tau Fa, kayanya sih tidak bisa ikut". jawabku masih menunduk melihat isi dalam danau.
" kenapa...". tanya Fatir lagi.
" tidak kenapa - kenapa, aku hanya males keluar dan ingin fokus belajar, karena sebentar lagi ujian". jawabku memberikan alasan.
Fatir pun terdiam, sejenak suasana menjadi hening.
" Syai apakah kamu menyukaiku ?, setelah sekian lama kita pacaran, aku belum pernah mendengar kamu bilang rindu, padahal kita jarang sekali bertemu, kamu juga tidak pernah mengirimkan surat balasan dari surat- surat yang aku titipkan lewat Ira". tanya Fatir lirih mengempaikan isi kepalanya.
Aku terdiam mendengar pernyataan Fatir yang begitu menyentuh, karena apa yang di katakan nya semua benar.
" hhmm..., jadi tujua kamu membawaku kesini untuk bertanya itu Fa ?". tanyaku malah balik bertanya, membuat Fatir melihat ke arahku dengan tajam.
"bukan begitu Syai, aku memang ingin memperlihatkan tempat ini, bagaimana menurutmu bagus tidak ? ". sergah Fatir.
" bagus, aku suka pemandangan disini begitu tenang bisa menghilangkan penat". jawabku sambil menatap sekelilingnya.
Dari awal pacaran sampai sekarang aku masih kaku, belum bisa bicara dengan nyaman sama Fatir, begitu juga Fatir jika dengan Ira sepupunya dia selalu bercanda bahkan berantem, ingin sekali rasa canggung ini hilang dan bisa ngobrol bebas, layaknya seorang pacar dan teman yang bisa berbagi cerita.
" eh..., Syai kamu lapar mau makan apa ?". tanya Fatir seakan ingin mencairkan suasana.
"apa saja". jawabku dengan wajah malu-malu.
" ya udah kamu tunggu disini ya, aku pergi dulu mencari makanan". ucap Fatir langsung pergi.
Aku hanya bisa menatap kepergiannya.
*punggung dan bahunya yang kekar, badannya yang tinggi dan berisi dengan wajah yang juga menawan, cewek mana yang tidak klepek-klepek coba". batinku.
Hampir 20 menitan Fatir pergi, tapi belum juga kembali.
" hai.. neng ! sendiri saja nih, boleh kita berdua kenalan ? ". tiba- tiba terdengar suara dari belakangku.
Deg..deg.. seketika mataku melotot melihat dua cowok yang tidak ku kenal, dengan tampang slankers sambil tersenyum - senyum menatapku dengan tatapan tak jelas.
"neng ko diam saja, kenalan dong namanya siapa ? ". tanya cowok slankers yang masih cengengesan.
"kalian mau apa jangan macam - macam saya akan teriak ?". ucap ku waspada menatap ke 2 cowok itu.
"duuuh.., si neng judes amat, kita cuma mau kenalan dan nemenin neng disini, kan kasihan neng yang cantik sendirian hehe..". ucap salah satu cowok slankers.
* bapaaakk, ibuuuuu toloooonggg". batinku berteriak memanggil kedua orang tuaku.
"hehh.., jangan ganggu pacarku ! ". terdengar suara menggelegar dari arah berlainan, ternyata Fatir yang datang dengan membawa 2 mangkok bakso.
Sontak kedua cowok itu menoleh pada Fatir dan langsung beranjak untuk pergi, tapi sebelum pergi salah seorang dari mereka berkata.
" makanya kalo punya cewek cantik itu di jagain bro". ucapnya dengan tatapan sinis pada Fatir. Lalu keduanya pun pergi.
Fatir menatap kesal kepergian cowok Slankers, sampai lupa bahwa tangannya masih memegang 2 mangkok bakso yang panas.
"aawww panas....., teriak Fatir dan langsung menaro mangkok di bangku.
"Fa.., tangan mu merah". ucapku langsung mengambil air mineral di tas lalu ku siramkan ke tangan Fatir.
"gimana Fa, masih panas ? ". tanya ku mulai khawatir.
" tidak, udah ademan ko, kamu tidak kenapa- kenapa, tadi mereka mau ngapain ?, maaf ya aku terlalu lama". ucap Fatir lagi dengan wajah yang redup.
"aku tidak apa- napa, mereka hanya ingin berkenalan ". jawab ku singkat.
"oohh....syukur lah, ayo kita makan dari tadi aku nyari-nyari makanan, tapi warung- warung itu cuma jualan mie, soto, bubur, batagor dan bakso tidak ada makanan yang spesial". ucap Fatir menjelaskan kepergiannya yang agak lama.
" hehe... makasih Fa, bakso ini juga udah spesial". jawabku sambil tersenyum.
Fatir pun ikut tersenyum dengan wajah merah, mungkin geli atau malu mendengar ucapanku.
Kami pun makan dengan hikmat tanpa ada yang bersuara. Setelah itu Fatir mengajak ku mengelilingi danau sambil berbincang - bincang.
" Syai... apakah kamu menyukaiku ? ". ucap Fatir mengulangi pertanyaannya yang tadi belum sempat ku jawab.
"kamu ragu padaku Fa ?". aku bertanya balik padanya.
Fatir mengangguk-anggukkan kepalanya, tanda jika selama ini dia merasa ragu akan perasaanku, atau mungkin dia tau jika aku terpaksa menerima cintanya karena Ira.
Ku tarik napas panjang agar rasa canggung ku hilang, lalu ku balikan badanku menghadap Fatir sambil menatap wajahnya
tatapan kami pun bertemu.
"Fa.., maaf ya jika selama ini aku tidak pernah membalas surat mu, tapi itu bukan berarti aku tidak menyukaimu". ucapku lirih sambil menunduk malu.
" lalu Syai ". tanya Fatir seolah belum puas dengan jawaban ku.
" Fa..., jika aku tidak menyukai mu tidak mungkin sekarang aku berada disini bersamamu". jawabku tegas sambil menatap Fatir kembali.
" tapi surat- surat ku sampai padamu kan ?". tanya Fatir lagi dengan mengerutkan keningnya.
" iya sampai, bahkan semua surat mu masih aku simpan, tapi aku tidak bisa membalasnya". jawab ku dengan warna wajah yang mulai merah menahan malu.
"kenapa tidak bisa". tanya Fatir yang terlihat begitu heran.
" itu karena.., karena.., aku bingung harus membalasnya gimana dan seperti apa, aku belum pernah menulis surat untuk seseorang dan itu membuatku takut salah dan mengecewakan". jawabku sambil menunduk malu.
" hahahaha.., kamu tuh lucu banget tau Syai". seketika suara tawa Fatir meledak mengagetkan ku .
Melihat Fatir tertawa aku pun kesal dan merasa di permainkan, lalu berlari ke arah parkiran.
"eh..Sya, tunggu..., Syai mau kemana". tanya Fatir sambil meraih tanganku.
"aku mau pulang cepat antarkan". jawab sambil cemberut.
" iya..iya, baiklah tapi kamu tenang dulu Syai, aku tidak bermaksud meledek mu, memang kamu benar- benar lucu bikin gemas, baru kali ini aku melihat mu begitu menggoda hingga wajahmu menjadi merah.
"iihh..., Fatir apaan sih, terus saja meledek". ucapku yang masih cemberut sambil melepaskan tangan dari genggaman Fatir.
" hehehe.. Syai teruslah seperti itu aku suka melihat wajah polos mu yang merona, itu tandanya kamu malu dan punya perasaan padaku". jawab Fatir lalu mengambil kembali tanganku yang terlepas.
Aku terdiam mendengarkan kata - kata Fatir dengan menunduk, rasanya wajahku semakin terasa panas dan merah.
" ayo Syai kita pulang". ajak Fatir terlihat senyuman bahagia memancar di wajahnya.
Ku anggukan kepala dan mencoba menatap wajah Fatir yang sedang tersenyum menatapku.
" Syai..., ku mencintaimu ". ucapnya sambil mengusap kepalaku lalu pergi mengambil motornya.
*aaaaahhh..., rasanya aku ingin tenggelam ke dalam danau itu". batinku berteriak.
Aku dan Fatir pun pulang dengan hati yang di penuhi bunga indah yang bermekaran.
🌸🌸🌸
Sampai disini dulu ya,
angan lupa like, komen dan vote ya,
Terimakasih 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Mommy Anna
Aduhhh cerita ini kerenn banget👍 sumpahh.. setting waktunya ituloh ngena sama masa2 remajaku dulu.. masih malu-malu meong caritanya🤭🤭🤭🤣
2021-02-07
1
Mei Shin Manalu
Okee deh... Jejak 5 like udh mendarat... Semangat updatenya... Nnti aku mmpir lagi untuk bca kelanjutan cerita ini... 😗
Datang dan kasih feedback juga ke novelku ya... Judulnya Drachenfutter... Terima kasih ♥️
2021-02-05
1
D'randra_15
thor, aku baca nya sampai ketawa ketawa sendiri. semangat terus ya💪
2021-01-23
2