kisah remaja 3

Ku langkahkan kaki ku pagi itu, meski matahari masih belum terlihat seakan enggan untuk menampakan sinarnya.

Walau jam sudah menunjukan setengah 7 pagi, tapi langit yang masih di selubungi awan putih, menandakan hari ini akan turun hujan, biarpun begitu orang - orang sudah lalu - lalang sibuk kesana-kemari, melakukan aktifitasnya masing - masing.

Dari kemarin aku merasa berat untuk pergi ke sekolah, apalagi hari ini Fatir akan masuk ke kelasku, entah apa yang akan terjadi tapi, aku merasa sesuatu yang buruk akan menerpa hari-hari ku di sekolah.

Setelah 1 tahun berpacaran dengan Fatir, aku mulai menyukainya meski belum tau apakah suka itu cinta atau hanya kekaguman belaka, namun aku merasa tidak nyaman bila harus bertemu tiap hari, takutnya perasaan suka ku berubah jadi ilfil, secara kan satu kelas pasti akan terlihat sisi baik dan buruknya juga.

Sampai di pintu gerbang langkah ku terhenti tatkala ada suara cowok yang memanggil namaku.

'"Syai... syai.., tunggu".Panggilnya.

"Aaahhh... syukurlah". Ucapku setelah menoleh padanya.

"Kenapa bilang begitu ?, emangnya kamu lagi mencari ku ?". Tanyanya lagi.

" Bu.. bukan begitu, aku kira siapa yang manggil - manggil ". Jawab ku sedikit terbata.

Ternyata dia adalah Vino, salah satu teman cowok yang selalu sekelas dengan ku, dari mulai kelas 1 sampai kelas 3 sekarang ini.

"Eh.., ada apa Vin pagi- pagi udah teriak- teriak? ". Tanya ku penasaran.

" Itu Syai, besok kan hari minggu, teman - teman di kelas kita mau ngadain acara di air terjun, kamu datang ya ?". Ajak Vino.

"Acara apaan". Tanya ku dengan kedua alis terangkat.

"Acara makan bersama sekaligus ngefress otak sebelum ujian ". Jawab Vino.

"Hhmm, besok hari minggu ya ?, sampai lupa hari tapi aku harus bilang dulu sama ibu". Ucap ku sambil berpikir.

"Iya kan pulang sekolah bisa langsung bilang, besok aku jemput ya ?". Pinta Vino lagi penuh harap bahkan menawarkan diri untuk menjemput.

"Jangan di jemput deh Vin, takutnya aku tidak bisa pergi, soalnya besok ibu mengajakku ke rumah nenek ". Jawab ku memberi alasan agar Vino tidak terus memaksa.

*Sebenarnya besok tidak ada acara apa - apa, terpaksa aku berbohong agar Vino mengurungkan niatnya, aku juga tidak mau jalan dengan cowok selain Fatir.

"Yaaaahh, kan sebentar lagi ujian, kapan coba kita bisa ngumpul bareng temen- temen Syai". Ucap Vino lagi dengan nada kecewa.

"Dduuh.. gimana ya". Jawabku dengan pura-pura bingung.

"Ayo dong Syai, aku dan yang lainya udah nyiapin tempat sama makanan yang enak - enak, ikut ya syai please...? ". Pinta Vino dengan wajah memelas.

"Hhmm...., gimana nanti ya Vin, aku masuk kelas dulu mau ngecek takutnya ada PR". Jawab ku sambil pergi meninggalkan Vino yang masih diam menatapku.

Sekilas ku lihat wajahnya tampak murung, dia langsung pergi ke kantin, biasa lah anak - anak cowok kan masuk kelasnya suka belakangan nunggu bel bunyi dulu baru masuk.

Aku pun duduk lalu mengeluarkan buku pelajaran pertama, teman-temen sekelas ku mulai berdatangan saling sapa, saling ledek, ada juga yang sibuk menanyakan PR.

Aku hanya diam melihat sekeliling ruangan, mencari sosok yang aku tunggu namun enggan juga bila harus bertemu.

Bel masuk pun berbunyi tanda pelajaran pertama akan dimulai, Guru Antropologi pak Edwin sudah masuk ruangan kelas sambil mengucapkan salam, semua murid pun menjawab salam dengan serempak, lalu ketua murid Agung namanya mulai memimpin doa, setelah itu mulai lah pak Edwin menerangkan pelajarannya.

*Uuhh, dimana dia ya ko belum muncul juga, apa mungkin ada sesuatu terjadi, tapi syukur-syukur kalo tidak jadi pindah". Batin ku.

Satu jam pun berlalu bunyi bel terdengar lagi pertanda pelajaran pertama selesai, lalu berganti dengan pelajaran ke dua yaitu Sosiologi.

Pak Edwin pun mengakhiri kegiatan mengajarnya dan pergi meninggalkan kelas, kemudian datanglah bu Ningsih selaku guru Sosiologi.

"Pagi anak - anak ". Ucap Bu Ningsih.

"Pagi juga Bu..". Jawab semua murid.

"Apakah ada PR". Tanya bu Ningsih.

"Tidaaaakk... ada bu". Suara murid cowok yang terdengar lebih bersemangat menjawab.

" Baiklah kalo begitu nanti ibu akan kasih PR ya, untuk menambah nilai kalian yang masih kurang ". Ucap bu Ningsih.

'" Yaaaahh...". Jawab salah satu murid dengan nada sedikit kecewa, dia adalah Anto murid paling bandel, males, dan suka bolos di kelasku.

"Kenapa Anto ?, mau ibu tambahin PR sekalian tugas ?". Tanya bu Ningsih sambil menatap Anto dengan senyuman.

"Eh.., eh.., enggak bu !, PR saja sudah cukup, jangan di tambah - tambahin kan kasihan hehehe....".Jawab Anto dengan ketawa yang di buat selucu mungkin.

"Baiklah, sekarang semuanya buka bab 6, ini bab terakhir sebelum kita ujian, untuk pertemuan selanjutnya kita hanya akan membahas soal -soal saja". Tutur bu Ningsih.

Tiba-tiba terdengar suara pintu kelas di ketuk, bu Ningsih pun membuka pintu dan terjadilah pembicaraan dengan seseorang di balik pintu.

Deg... deg... deg..., aku merasakan dadaku berdetak kencang dan hatiku gelisah.

*Duuuh..., jangan-jangan itu Fatir lagi". batinku.

Hanya beberapa menit bu Ningsih berbicara dengan orang yang mengetuk pintu, kemudian dia melangkah kembali ke mejanya untuk melanjutkan kegiatan mengajarnya yang tertunda.

Aku masih berpikir, siapa kira - kira yang barusan berbicara dengan bu Ningsih dibalik pintu, sedangkan Fatir masih belum terlihat batang hidungnya.

Tak terasa jam sudah menunjukan setengah 10 pagi, bel pun berbunyi agak lama tanda waktu istirahat tiba, Bu Ningsih pun mengakhiri pelajarannya dan memberikan kami beberapa PR, lalu beliau pun pergi. Sedangkan semua murid seperti biasa, langsung berhamburan ke kantin ada juga yang ke toilet.

"Syai, ayo ke kantin ajak temen gengku, aku pun bangkit dan ikut mereka ke kantin, setelah itu kami ke toilet dan diam di mushola sambil ngerumpi, pikiranku tentang Fatir sedikit terlupakan saat bercanda dengan teman- teman di mushola.

Bunyi bel terdengar tapi tidak begitu nyaring, karena posisi mushola berada di ujung bangunan sekolah.

"Waah, bel bunyi tuh, ayo buruan kita masuk kelas". Ucap Fani setengah berteriak.

Kami semua segera bergegas memakai sepatu dan berlari, namun sampai di kelas terlambat juga, karena guru BP sudah ada di dalam kelas.

Aku bersama temen-temen pun masuk, sambil meminta maaf karena sudah terlambat, guru BP hanya menganggukkan kepalanya.

Mata ku langsung terkesima tatkala melihat sosok yang berdiri di samping guru BP.

*Fatir... oh my good". batin ku berteriak.

Fatir pun tersenyum menatap ku, Fani segera menarik tanganku karena melihat diriku diam saja seperti patung, aku pun tersadar dan segera duduk di mejaku, semua mata memandang takjub ke arah Fatir yang terlihat begitu cool dan menawan.

🌸🌸🌸

Hai semuanya,

Mohon dukungan

Agar lebih semangat lagi

Untuk melanjutkan ceritanya,

Berikan komentar, like & vote.

Terimakasih 😍😍😍

Terpopuler

Comments

Inaliemitis

Inaliemitis

hai kak. aku nggak mau komen masalah tanda baca atau apa-apa yang berhubungan dengan kepenulisan. sampai bab 3 aku menikmati ceritanya. tapi aku cicil ya, kak bacanya. tolong di maaf keun.

2021-02-12

1

Mei Shin Manalu

Mei Shin Manalu

Aku juga udh kasih rate bintang 5 lho 🌟🌟🌟🌟🌟...

2021-02-05

1

D'randra_15

D'randra_15

mampir lagi nih thor, semangat💪

2021-01-22

2

lihat semua
Episodes
1 Awal kisah remaja 1
2 kisah remaja 2
3 kisah remaja 3
4 kisah remaja 4
5 kisah remaja 5
6 kisah remaja 6
7 kisah remaja 7
8 kisah remaja 8
9 kisah remaja 9
10 kisah remaja 10
11 kisah remaja 11
12 kisah remaja 12
13 kisah remaja 13
14 kisah remaja 14
15 kisah remaja 15
16 kisah remaja 16
17 kisah remaja 17
18 kisah remaja 18
19 kisah remaja 19
20 kisah remaja 20
21 ahir kisah remaja 1
22 ahir kisah remaja 2
23 ahir kisah remaja 3
24 ahir kisah remaja 4
25 Ahir kisah remaja 5
26 Ahir kisah remaja 6
27 ahir kisah remaja 7
28 ahir kisah remaja 8
29 ahir kisah remaja 9
30 ahir kisah remaja 10
31 ahir kisah remaja 11
32 Ahir kisah remaja 12
33 ahir kisah remaja 13
34 visual dari para tokoh
35 ahir kisah remaja 14
36 ahir kisah remaja 15
37 ahir kisah remaja 16
38 ahir kisah remaja 17
39 ahir kisah remaja 18
40 ahir kisah remaja 19
41 visual para tokoh
42 ahir kisah remaja 20
43 ahir kisah remaja ke 21
44 ahir kisah remaja 22
45 ahir kisah remaja 23
46 Ahir kisah remaja 24
47 Ahir kisah remaja 25
48 Ahir kisah remaja 26
49 Ahir kisah remaja 27
50 Ahir kisah remaja 28
51 Ahir kisah remaja 29
52 Ahir kisah remaja 30
53 Masa Perpisahan 1
54 Masa Perpisahan 2
55 Masa Perpisahan 3
56 Masa perpisahan 4
57 Masa Perpisahan 5
58 Masa perpisahan 6
59 Masa Perpisahan 7
60 Masa Perpisahan 8
61 Masa Perpisahan 9
62 Masa perpisahan 10
63 Masa Perpisahan 11
64 Masa Perpisahan 12
65 Masa Perpisahan 13
66 Masa Perpisahan 14
67 Masa Perpisahan 15
68 Masa Perpisahan 16
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Awal kisah remaja 1
2
kisah remaja 2
3
kisah remaja 3
4
kisah remaja 4
5
kisah remaja 5
6
kisah remaja 6
7
kisah remaja 7
8
kisah remaja 8
9
kisah remaja 9
10
kisah remaja 10
11
kisah remaja 11
12
kisah remaja 12
13
kisah remaja 13
14
kisah remaja 14
15
kisah remaja 15
16
kisah remaja 16
17
kisah remaja 17
18
kisah remaja 18
19
kisah remaja 19
20
kisah remaja 20
21
ahir kisah remaja 1
22
ahir kisah remaja 2
23
ahir kisah remaja 3
24
ahir kisah remaja 4
25
Ahir kisah remaja 5
26
Ahir kisah remaja 6
27
ahir kisah remaja 7
28
ahir kisah remaja 8
29
ahir kisah remaja 9
30
ahir kisah remaja 10
31
ahir kisah remaja 11
32
Ahir kisah remaja 12
33
ahir kisah remaja 13
34
visual dari para tokoh
35
ahir kisah remaja 14
36
ahir kisah remaja 15
37
ahir kisah remaja 16
38
ahir kisah remaja 17
39
ahir kisah remaja 18
40
ahir kisah remaja 19
41
visual para tokoh
42
ahir kisah remaja 20
43
ahir kisah remaja ke 21
44
ahir kisah remaja 22
45
ahir kisah remaja 23
46
Ahir kisah remaja 24
47
Ahir kisah remaja 25
48
Ahir kisah remaja 26
49
Ahir kisah remaja 27
50
Ahir kisah remaja 28
51
Ahir kisah remaja 29
52
Ahir kisah remaja 30
53
Masa Perpisahan 1
54
Masa Perpisahan 2
55
Masa Perpisahan 3
56
Masa perpisahan 4
57
Masa Perpisahan 5
58
Masa perpisahan 6
59
Masa Perpisahan 7
60
Masa Perpisahan 8
61
Masa Perpisahan 9
62
Masa perpisahan 10
63
Masa Perpisahan 11
64
Masa Perpisahan 12
65
Masa Perpisahan 13
66
Masa Perpisahan 14
67
Masa Perpisahan 15
68
Masa Perpisahan 16

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!