Ku langkahkan kaki ku pagi itu, meski matahari masih belum terlihat seakan enggan untuk menampakan sinarnya.
Walau jam sudah menunjukan setengah 7 pagi, tapi langit yang masih di selubungi awan putih, menandakan hari ini akan turun hujan, biarpun begitu orang - orang sudah lalu - lalang sibuk kesana-kemari, melakukan aktifitasnya masing - masing.
Dari kemarin aku merasa berat untuk pergi ke sekolah, apalagi hari ini Fatir akan masuk ke kelasku, entah apa yang akan terjadi tapi, aku merasa sesuatu yang buruk akan menerpa hari-hari ku di sekolah.
Setelah 1 tahun berpacaran dengan Fatir, aku mulai menyukainya meski belum tau apakah suka itu cinta atau hanya kekaguman belaka, namun aku merasa tidak nyaman bila harus bertemu tiap hari, takutnya perasaan suka ku berubah jadi ilfil, secara kan satu kelas pasti akan terlihat sisi baik dan buruknya juga.
Sampai di pintu gerbang langkah ku terhenti tatkala ada suara cowok yang memanggil namaku.
'"Syai... syai.., tunggu".Panggilnya.
"Aaahhh... syukurlah". Ucapku setelah menoleh padanya.
"Kenapa bilang begitu ?, emangnya kamu lagi mencari ku ?". Tanyanya lagi.
" Bu.. bukan begitu, aku kira siapa yang manggil - manggil ". Jawab ku sedikit terbata.
Ternyata dia adalah Vino, salah satu teman cowok yang selalu sekelas dengan ku, dari mulai kelas 1 sampai kelas 3 sekarang ini.
"Eh.., ada apa Vin pagi- pagi udah teriak- teriak? ". Tanya ku penasaran.
" Itu Syai, besok kan hari minggu, teman - teman di kelas kita mau ngadain acara di air terjun, kamu datang ya ?". Ajak Vino.
"Acara apaan". Tanya ku dengan kedua alis terangkat.
"Acara makan bersama sekaligus ngefress otak sebelum ujian ". Jawab Vino.
"Hhmm, besok hari minggu ya ?, sampai lupa hari tapi aku harus bilang dulu sama ibu". Ucap ku sambil berpikir.
"Iya kan pulang sekolah bisa langsung bilang, besok aku jemput ya ?". Pinta Vino lagi penuh harap bahkan menawarkan diri untuk menjemput.
"Jangan di jemput deh Vin, takutnya aku tidak bisa pergi, soalnya besok ibu mengajakku ke rumah nenek ". Jawab ku memberi alasan agar Vino tidak terus memaksa.
*Sebenarnya besok tidak ada acara apa - apa, terpaksa aku berbohong agar Vino mengurungkan niatnya, aku juga tidak mau jalan dengan cowok selain Fatir.
"Yaaaahh, kan sebentar lagi ujian, kapan coba kita bisa ngumpul bareng temen- temen Syai". Ucap Vino lagi dengan nada kecewa.
"Dduuh.. gimana ya". Jawabku dengan pura-pura bingung.
"Ayo dong Syai, aku dan yang lainya udah nyiapin tempat sama makanan yang enak - enak, ikut ya syai please...? ". Pinta Vino dengan wajah memelas.
"Hhmm...., gimana nanti ya Vin, aku masuk kelas dulu mau ngecek takutnya ada PR". Jawab ku sambil pergi meninggalkan Vino yang masih diam menatapku.
Sekilas ku lihat wajahnya tampak murung, dia langsung pergi ke kantin, biasa lah anak - anak cowok kan masuk kelasnya suka belakangan nunggu bel bunyi dulu baru masuk.
Aku pun duduk lalu mengeluarkan buku pelajaran pertama, teman-temen sekelas ku mulai berdatangan saling sapa, saling ledek, ada juga yang sibuk menanyakan PR.
Aku hanya diam melihat sekeliling ruangan, mencari sosok yang aku tunggu namun enggan juga bila harus bertemu.
Bel masuk pun berbunyi tanda pelajaran pertama akan dimulai, Guru Antropologi pak Edwin sudah masuk ruangan kelas sambil mengucapkan salam, semua murid pun menjawab salam dengan serempak, lalu ketua murid Agung namanya mulai memimpin doa, setelah itu mulai lah pak Edwin menerangkan pelajarannya.
*Uuhh, dimana dia ya ko belum muncul juga, apa mungkin ada sesuatu terjadi, tapi syukur-syukur kalo tidak jadi pindah". Batin ku.
Satu jam pun berlalu bunyi bel terdengar lagi pertanda pelajaran pertama selesai, lalu berganti dengan pelajaran ke dua yaitu Sosiologi.
Pak Edwin pun mengakhiri kegiatan mengajarnya dan pergi meninggalkan kelas, kemudian datanglah bu Ningsih selaku guru Sosiologi.
"Pagi anak - anak ". Ucap Bu Ningsih.
"Pagi juga Bu..". Jawab semua murid.
"Apakah ada PR". Tanya bu Ningsih.
"Tidaaaakk... ada bu". Suara murid cowok yang terdengar lebih bersemangat menjawab.
" Baiklah kalo begitu nanti ibu akan kasih PR ya, untuk menambah nilai kalian yang masih kurang ". Ucap bu Ningsih.
'" Yaaaahh...". Jawab salah satu murid dengan nada sedikit kecewa, dia adalah Anto murid paling bandel, males, dan suka bolos di kelasku.
"Kenapa Anto ?, mau ibu tambahin PR sekalian tugas ?". Tanya bu Ningsih sambil menatap Anto dengan senyuman.
"Eh.., eh.., enggak bu !, PR saja sudah cukup, jangan di tambah - tambahin kan kasihan hehehe....".Jawab Anto dengan ketawa yang di buat selucu mungkin.
"Baiklah, sekarang semuanya buka bab 6, ini bab terakhir sebelum kita ujian, untuk pertemuan selanjutnya kita hanya akan membahas soal -soal saja". Tutur bu Ningsih.
Tiba-tiba terdengar suara pintu kelas di ketuk, bu Ningsih pun membuka pintu dan terjadilah pembicaraan dengan seseorang di balik pintu.
Deg... deg... deg..., aku merasakan dadaku berdetak kencang dan hatiku gelisah.
*Duuuh..., jangan-jangan itu Fatir lagi". batinku.
Hanya beberapa menit bu Ningsih berbicara dengan orang yang mengetuk pintu, kemudian dia melangkah kembali ke mejanya untuk melanjutkan kegiatan mengajarnya yang tertunda.
Aku masih berpikir, siapa kira - kira yang barusan berbicara dengan bu Ningsih dibalik pintu, sedangkan Fatir masih belum terlihat batang hidungnya.
Tak terasa jam sudah menunjukan setengah 10 pagi, bel pun berbunyi agak lama tanda waktu istirahat tiba, Bu Ningsih pun mengakhiri pelajarannya dan memberikan kami beberapa PR, lalu beliau pun pergi. Sedangkan semua murid seperti biasa, langsung berhamburan ke kantin ada juga yang ke toilet.
"Syai, ayo ke kantin ajak temen gengku, aku pun bangkit dan ikut mereka ke kantin, setelah itu kami ke toilet dan diam di mushola sambil ngerumpi, pikiranku tentang Fatir sedikit terlupakan saat bercanda dengan teman- teman di mushola.
Bunyi bel terdengar tapi tidak begitu nyaring, karena posisi mushola berada di ujung bangunan sekolah.
"Waah, bel bunyi tuh, ayo buruan kita masuk kelas". Ucap Fani setengah berteriak.
Kami semua segera bergegas memakai sepatu dan berlari, namun sampai di kelas terlambat juga, karena guru BP sudah ada di dalam kelas.
Aku bersama temen-temen pun masuk, sambil meminta maaf karena sudah terlambat, guru BP hanya menganggukkan kepalanya.
Mata ku langsung terkesima tatkala melihat sosok yang berdiri di samping guru BP.
*Fatir... oh my good". batin ku berteriak.
Fatir pun tersenyum menatap ku, Fani segera menarik tanganku karena melihat diriku diam saja seperti patung, aku pun tersadar dan segera duduk di mejaku, semua mata memandang takjub ke arah Fatir yang terlihat begitu cool dan menawan.
🌸🌸🌸
Hai semuanya,
Mohon dukungan
Agar lebih semangat lagi
Untuk melanjutkan ceritanya,
Berikan komentar, like & vote.
Terimakasih 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Inaliemitis
hai kak. aku nggak mau komen masalah tanda baca atau apa-apa yang berhubungan dengan kepenulisan. sampai bab 3 aku menikmati ceritanya. tapi aku cicil ya, kak bacanya. tolong di maaf keun.
2021-02-12
1
Mei Shin Manalu
Aku juga udh kasih rate bintang 5 lho 🌟🌟🌟🌟🌟...
2021-02-05
1
D'randra_15
mampir lagi nih thor, semangat💪
2021-01-22
2