Kekuatan Cinta

Kekuatan Cinta

Hari Pernikahan

Annissa Nur Hafizah, gadis berusia 21 tahun itu menatap pantulan tubuhnya yang memakai kebaya brokat berwarna putih di depan sebuah cermin setinggi tubuhnya. Ia tersenyum melihat betapa cantik dirinya, perias wajah yang di sewa oleh Ibu Marissa, calon ibu mertuanya itu benar-benar profesional.

Nissa kembali mengingat saat ia bertemu dengan Ardian di lampu merah beberapa tahun lalu. Ia sungguh tak menyangka, perseteruan mereka berdua malah membawa mereka ke dalam sebuah ikatan yang suci.

Apakah ini yang dinamakan dengan takdir. Sejauh apa pun ia pergi, sekuat apa pun ia menolak dan menyangkal, perasaan itu justru semakin kuat.

Pria tampan dan mapan yang menjadikannya sebagai pelayan serbaguna itu ternyata menjadi pria yang mencuri hatinya. Pada pria itulah ternyata hati dan jiwanya berlabuh.

"Assalamu'alaikum putri cantik ibu." Bu Ijah masuk ke dalam kamar hotel tempat acara pernikahan itu dilangsungkan.

"Ibu." Mereka berdua segera berpelukan dengan hangat.

Ibu menatap wajah anaknya yang tampak semakin ayu dengan tatanan rambut yang apik.

"Ibu bahagia sekali, Nis. Akhirnya setelah semua kesedihan itu terlewati, kamu bisa sampai sejauh ini. Ibu harap kamu selalu bahagia dengan nak Ardian."

"Nissa pasti akan selalu bahagia, bu."

Ibu mencium kening Nissa dalam-dalam. Ia sendiri tak menyangka, putri kecilnya yang pernah mengalami masa-masa sulit beberapa tahun lalu itu ternyata bisa bertahan dan mampu meraih kebahagiaannya. Sungguh menyedihkan bila mengingat perjuangan sang anak untuk melupakan peristiwa kelam itu.

"Jangan menangis, Bu."

Nissa mengusap air mata yang mengalir di pipi ibu dengan lembut menggunakan tisu. Setelah itu ia meraih jemari tangan sang ibu dan meletakkannya di pipi.

"Nissa janji, Bu. Nissa akan selalu bahagia bersama Pak Ardian. Jadi mari kita lupakan masa-masa kelam itu."

Ibu semakin tersedu mendengarnya. Nissa benar-benar tangguh. Saat orang lain merasa miris dengan penderitaannya, ia justru dapat tersenyum dengan mudah.

Nissa kembali memeluk ibu dengan erat dan mengusap punggung wanita yang telah melahirkannya dengan lembut.

"Kamu sudah siap, Nis?" tanya ibu Marissa yang masuk kedalam kamar secara tiba-tiba.

"Loh, kenapa malah bertangisan seperti ini?" tanya ibu Marissa heran.

"Tidak apa, Bu. Saya hanya terharu, putri kecil saya sekarang akan menjadi seorang istri. Rasanya seperti baru kemarin saya hamil dan melahirkannya."

Ibu Marissa mendekat dan ikut mengusap punggung ibu dengan lembut.

"Saya pastikan, putri kecil ibu akan selalu hidup bahagia dengan putra saya. Jika putra saya menyakiti Nissa, maka saya yang akan turun langsung untuk menghukumnya," ujar ibu Marissa dengan mantap.

Hati Nissa merasa hangat mendengarnya. Beberapa bulan lalu Nissa sempat berpikir jika kedua orang tua Ardian tidak akan menerimanya sebagai bagian dari keluarga besar mereka. Namun diluar dugaan, apa yang Nissa takutkan tak terjadi. Justru Ibu Marissa yang takut jika kedua orang tua Nissa menolak putra keduanya yang suka bermain dengan para wanita itu.

"Tidak ada manusia yang sempurna, Bu."

Begitulah ucapan Pak Rahmat saat mereka bertandang ke rumah Nissa dan membicarakan rencana pernikahan putra-putri kedua keluarga berbeda kasta tersebut.

"Ayo, calon menantuku. Calon suamimu sudah gelisah dibawah, ia pikir kamu akan lari seperti yang ia lakukan dulu," ujar ibu Marissa.

Nissa dan ibunya terkekeh geli mendengar ucapan calon mertuanya. Ardian sendiri sudah menceritakan tentang kandasnya hubungan asmaranya dengan Ana, serta saat ia melarikan diri tepat saat mereka berdua sudah duduk di depan penghulu.

Mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut. Bagi Nissa dan kedua orang tuanya, apa yang terjadi di masa lalu biarlah tetap seperti itu. Lebih baik dilupakan dan mulai menata masa depan.

Namun sampai saat ini Nissa belum pernah menceritakan peristiwa kelam yang ia alami saat ia berumur 13 tahun. Peristiwa yang membuatnya berubah total. Dari seorang gadis ceria dan periang menjadi seorang gadis pendiam dan penyendiri.

Saat sudah tiba waktunya, maka aku akan menceritakannya. Batin Nissa.

***

Ardian berulang kali mengatur nafasnya. Rasa gugup yang dirasakannya kali ini lebih hebat dari saat ia melarikan diri di hari pernikahannya dengan Ana.

"Santai aja, Di. Gak usah gugup gitu. Gugupnya disimpan untuk malam pertama aja, hahaha."

Ardian mendengus kesal mendengar ledekan Roli.

"Ardian tu gak bakal gugup, dia kan pemain profesional. Yang gue takutkan kalau Nissa refleks trus matahin juniornya yang lagi tegang-tegangnya," Edi pun menimpali.

Telinga Ardian semakin panas. "Kalian berdua kalau mau ngeledek gue mendingan keluar deh, nyesel gue ngundang kalian berdua."

Mendengar ungkapan kekesalan Ardian tawa dua sahabat itu semakin nyaring. Mereka sepertinya senang sekali bisa merusak suasana hati sang mempelai pria.

"Loe gak pengen kabur lagi, Di?" tanya Roli.

"Gak, kalau gue kabur siapa yang jadi mempelai prianya?"

"Lah, kan ada gue," sahut Edi sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Dasar kalian ini teman gak ada akhlaknya sama sekali, ya," gerutu Ardian.

Dan sekali lagi, tawa kedua sejoli itu pecah. Kegugupan Ardian semakin besar saat Nissa tak kunjung masuk ke tempat ijab qabul di laksanakan. Berkali-kali ia melihat ke arah pintu utama, namun mempelai wanitanya tidak jua hadir.

Pikiran negatif mulai datang menghantuinya. Bagaimana jika hukum karma terjadi pada hari ini? Ia pernah kabur di hari pernikahannya dengan Ana, dan mungkin kali ini Nissa yang akan kabur.

Jantung Ardian semakin berpacu tak terkendali memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi. Telapak tangannya semakin dingin, keringat pun mulai bermunculan di keningnya.

CEKLEK

Pintu utama terbuka secara perlahan. Tampak seorang wanita dengan anggunnya masuk ke dalam aula. Gadis yang mengenakan kebaya putih itu berjalan dan di apit dua orang wanita paruh baya di kanan dan kirinya.

Dada Ardian berdesir menyaksikan keindahan yang diciptakan Tuhan. Dengan sigap ia berdiri untuk menyambut mempelainya, pasangan hidupnya, jiwa dan raganya.

Mereka duduk bersebelahan tepat didepan penghulu. Pak Rahmat menyerahkan kuasanya untuk menikahkan Nissa kepada hakim. Bukan ia tak mau, Pak Rahmad hanya takut tak sanggup mengucapkan kata ijab karena tak sanggup berpisah dengan putrinya.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau, ananda Ardian Sanjaya bin Hendra Sanjaya dengan Annissa Nur Hafizah binti Rahmad dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Annissa Nur Hafizah binti Rahmad dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."

Dalam satu tarikan nafas Ardian mengucapkan kakimat sakral tersebut dengan sekali ucap.

"Bagaimana saksi?"

"SAH!!"

"Alhamdulillah."

Ardian segera mengecup kening Nissa, padahal istrinya sudah mengulurkan tangan ingin menyalami sang suami. Namun Ardian sungguh tak sabaran dan lebih dulu mencium kening istrinya dengan dalam.

Nissa memitikkan air mata. Akhirnya ia bukan lagi seorang gadis. Kini ia telah menjadi seorang wanita bersuami.

"Sudah, dilanjutkan nanti malam saja. Sekarang tanda tangani berkas ini dulu," ucap pak penghulu menegur Ardian.

Ardian segera mengentikan kegiatannya mengecup kening sang istri. Wajah Nissa sudah tampak merona, malu karena sikap Ardian yang tidak tahu tempat itu.

Seorang petugas KUA menyerahkan beberapa berkas yang wajib di tanda tangani oleh kedua mempelai. Ardian mengambil giliran pertama. Setelah itu Nissa.

Setelah semua proses di lakukan. Kini tiba saatnya mereka saling memasangkan cincin. Suara ledekan kembali riuh terdengar saat Ardian dengan tak tahu malunya mengecup bibir Nissa sekilas.

Ardian tersenyum puas, sementara Nissa hanya bisa mendelik dengan sikap semaunya sendiri dari sang suami.

Dasar suami mesum!!

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Reza Armanda

Reza Armanda

aowkwowkwokwoa Ngakak Njirr

2021-05-04

0

Eti Alifa

Eti Alifa

adrian nyosor mulu🤭

2021-01-21

0

Hany Azaria

Hany Azaria

ijin nyimak thoor 🙏

2020-12-27

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!