Malam Pertama (Sudah Revisi)

...Adegan skidipapap skuy skuy asolole sudah direvisi ya ...

...Jadi buat kalian yang baru baca...

...maaf...

...kalian terlambat 🤣🤣...

Setelah mengungkapkan isi hati mereka masing-masing, Ardian menarik kedua tangan Nissa kemudian mengecupnya secara bergantian.

Namun, Nissa menarik kedua tangannya secara perlahan hingga Ardian heran.

“Kenapa kau menarik tanganmu?” tanyanya. “Apa kau tidak suka diperlakukan seperti itu?” tanyanya lagi.

Dasar suami tidak peka, apa dia tidak bisa melihat betapa merahnya wajahku sekarang, batin Nissa.

Nissa hanya menunduk sembari menggelengkan kepala. “Aku suka, kok. Tapi....”

Ardian mengangkat dagu Nissa hingga gadis yang telah berubah status menjadi istrinya itu mendongak.

“Terus, kenapa?” tanya pria itu lagi.

Astaga, bagaimana aku bisa jatuh cinta pada manusia tidak peka ini sih, batin Nissa lagi.

“Aku ... malu,” lirih Nissa pelan.

Ardian tersenyum. “Masa? Coba kulihat,” godanya.

Kemudian wajahnya mendekat hingga hanya tersisa beberapa senti saja dari wajah Nissa. Bahkan Nissa bisa merasakan embusan nafas Ardian menerpa wajahnya.

“Sayang, pipimu kenapa jadi merah begini,” goda Ardian lagi.

Nissa berdecak kesal. Ia segera memalingkan wajahnya cemberutnya ke samping kiri.

“Tidak lucu!” serunya.

“Memang tidak lucu,” sahut Ardian. Kemudian ia mengarahkan bibirnya ke depan telinga Nissa. “Tapi aku suka kalau kamu tersipu seperti ini, jadi tambah gemas. Rasanya pipi semerah tomat ini ingin aku gigit saja,” bisiknya.

Tubuh Nissa meremang diperlakukan seperti itu. Ardian semakin gencar menggoda wanitanya.

“Kenapa lagi?” bisiknya.

“Geli,” sahut Nissa dengan lirih.

Ardian terkekeh geli, ia sekarang yakin jika Nissa benar-benar gadis polos. Ia menyesal, kenapa tidak dari dulu saja bertemu dengan gadis selugu ini. Tapi kalau dipikir lagi, mereka sudah saling bertemu beberapa tahun lalu, hanya saja situasi tersebut tidak memungkinkan untuk Ardian jatuh cinta pada Nissa. Mengingat betapa barbarnya sikap sang istri saat mereka berseteru di persimpangan jalan waktu itu.

“Annissa Nur Hafizah,” ucap Ardian memanggil sang istri.

Nissa kembali menatap Ardian, menatap kedua netra berwarna hitam itu dengan dalam.

“Aku mencintaimu, istriku.”

Nissa semakin tersipu, ia kembali menundukkan kepala sambil menggigit bibir bagian bawahnya.

CUP

Ardian mengecup benda kenyal berwarna merah muda itu secara tiba-tiba, membuat sang empunya refleks memukul lengan kekarnya.

“Mengapa kau terlahir secantik ini, sih?” pujinya.

“Apa aku tidak boleh terlahir cantik, tuan?” tanya Nissa dengan kesal.

Ardian mengangguk. “Jangan sampai terlihat cantik oleh orang lain, apalagi oleh pria lain,” ancamnya.

“Kenapa?” Nissa mengerutkan keningnya.

Ardian mengulurkan tangan untuk merapikan rambut Nissa yang setengah basah.

“Aku tidak mau kalah bersaing dengan pria lain,” jawab Ardian.

“Kenapa harus bersaing?” Nissa semakin heran.

Ardian mengusap pipi merona Nissa, kemudian ibu jarinya beralih ke bawah hidung, menuju benda kenyal merah muda itu.

“Kalau kamu secantik ini, akan ada banyak pria yang ingin memilikimu. Dan....”

“Dan ... apa?”

“Aku sadar tampangku pas-pasan,” jawab Ardian lirih. “Aku takut ada pria lain yang memiliki kelebihan di atasku dan berniat memilikimu, aku bisa apa kalau kau lebih memilihnya,” lirihnya lagi, kini wajahnya tenggelam dalam ceruk leher Nissa.

Nissa terkekeh. “Kenapa kau tertawa?” tanya Ardian, ia bahkan mengangkat kepalanya agar bisa melihat wajah Nissa yang kini masih tampak lucu.

“Ternyata, pria yang terkenal sombong, berkuasa, dan punya hobi tukang perintah itu bisa merasa rendah diri juga, ya,” ucap Nissa sambil menatap wajah tampan Ardian.

“Jangan membuatku marah, Nis,” sahutnya kesal.

“Tapi kak Ardi tambah ganteng kalau marah,” ucap Nissa menggoda.

“Nissa,” tegur Ardian pelan.

“Dan aku jatuh cinta pada si pemarah dan tukang perintah ini,” ucap Nissa lirih.

Raut wajah Ardian berubah senang mendengar pernyataan Nissa. Ia tidak menyangka, akhirnya Nissa menyatakan rasa cintanya.

“Kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu, kan?” tanya Ardian memastikan.

Nissa memilih diam dan tak menjawab pertanyaan Ardian. Ia malah menatap wajah tampan yang tampak sangat penasaran itu.

“Nissa, kau bersungguh-sungguh, kan?” tanyanya lagi.

Nissa tersenyum. “Menurutmu bagaimana?” goda perempuan itu lagi.

“Dengarkan aku, sayang.” Ardian mulai memasang wajah serius. “Kalau kau terus menggodaku seperti ini, maka aku akan menghukummu,” imbuhnya.

“Aku tidak pernah menggodamu,” elak Nissa dengan santai.

Ardian menghela nafasnya perlahan. “Kau yakin?” tanyanya lagi.

Nissa mengangguk. “Baiklah, kalau itu maumu.” Ardian tersenyum menyeringai pada Nissa.

Merasa ketenangannya terancam, Nissa beringsut mundur menjauhi Ardian.

“Mau ke mana, hem?” tanya Ardian, dengan suara parau.

Nissa semakin mundur dan menjauh.

“Stop!” serunya saat Ardian beringsut maju mendekatinya.

“Kenapa?”

“Malam ini ... apakah kita ...?” Nissa urung meneruskan kalimatnya.

“Apakah kita harus melakukannya?” Ardian seakan tahu arah pertanyaan Nissa.

Perlahan tapi pasti, Nissa mengangguk. Tampak semburat kemerahan pada kedua pipinya.

“Tergantung,” ucap Ardian.

“Tergantung apa, kak?” lirih Nissa.

“Tergantung, kau izinkan apa tidak.” Ardian menatap wajah ayu yang kini tampak tersipu itu. Dalam hati ia berharap Nissa mengizinkannya.

“Kenapa harus minta izin segala, sih?” lirih Nissa lagi.

“Aku tidak mau memaksamu,” jawab Ardian tegas.

Nissa mendongak hingga kedua bola mata mereka saling mengunci.

“Kalau kau menginginkannya, aku siap memberikannya,” ucap Nissa dengan tegas.

“Kau yakin? Tidak menyesal dengan keputusanmu?”

Nissa berdecak. “Seperti mau pergi berperang saja,” sahutnya.

Dengan sekali gerakan, Ardian sudah berada tepat di depan Nissa kemudian merengkuh tubuh mungil itu ke dalam pelukannya.

“Setelah ini, aku tidak akan berhenti walaupun kau berteriak meminta berhenti,” bisik Ardian bernada sensual.

Setelah itu Ardian mulai melancarkan serangan cintanya pada Nissa. Di bawah kuasanya, Nissa pasrah. Ia menyerahkan seluruh tubuhnya pada Ardian, sang suami tercinta.

Ardian menepati ucapannya, ia tidak berhenti untuk terus meraih kenikmatan dari penyatuan tubuh mereka, walau Nissa sudah mendapatkan pelepasannya beberapa kali. Ardian belum berniat untuk menyudahi permainannya.

“Nissa, aku menginginkanmu,” erang Ardian, “lagi, dan lagi,” tambahnya.

Namun, sekelebat bayangan masa lalu datang menghampiri Nissa. Apalagi saat Ardian mengucapkan kalimat ‘Nissa, aku menginginkanmu’, perempuan muda itu teringat pada sosok pemuda yang telah tega menghancurkan masa remajanya.

Tidak! Ini tidak boleh terjadi! Nissa berontak, ia berusaha melepaskan diri dari kungkungan Ardian. Namun sayangnya, sang suami salah paham.

Ardian semakin bersemangat melanjutkan kerja kerasnya saat perempuan dengan tubuh polos itu berontak, ia kira Nissa mencoba untuk bersikap nakal padanya.

Berulang kali Nissa memintanya untuk berhenti, namun Ardian tak menghiraukan.

“Aku sudah katakan padamu, kan. Aku tidak akan berhenti walau kau memohon padaku,” ucap Ardian di sela-sela acara tabur benihnya.

Setelah tubuhnya tumbang, Ardian berkali-kali mengecup kening Nissa dengan mesra. Melihat wajah Nissa yang kini sudah basah karena air mata, Ardian hanya bisa mengucapkan kata maaf karena telah membuatnya kesakitan.

Tanpa Ardian sadari, bukan karena hal itu Nissa menangis. Tapi karena ia merasa telah berkhianat pada sang suami. Nissa merasa jijik pada tubuh dan otaknya sendiri, ia juga benci pada masa lalunya. Beraninya masa lalu itu hadir dan mengganggu malam syahdunya dengan Ardian.

Terpopuler

Comments

Hany Azaria

Hany Azaria

sebetulnya apa masalah Nissa,apa mungkin dia trauma,karna dl pernah hampir di perkosa ya thoor??

2020-12-27

1

Secret Alhanan

Secret Alhanan

kayak nya yang nulis berpengalaman ni he, hehehe

2020-11-22

2

Vazela Quuen

Vazela Quuen

wah autor pinter bgt bkin adegan ranjang, boleh yg lbh hot lg kak

2020-11-15

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!